cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 879 Documents
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA ANAK DI PUSKESMAS BAHU MANADO Motto, Stephany Y.
eBiomedik Vol 1, No 2 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.2.2013.5465

Abstract

Abstract: Diarrhea is a disease caused by an infection that a change in stool consistency from soft to liquid, and increased frequency of bowel movements is three times or more a day. Health ministry survey the incidence of diarrhea appears to have declined. Knowledge of the mother of one effect on the incidence of diarrhea in child, where as this study has not been done in the city of Manado. Objective: This study aims to know the description of the basic knowledge of mothers about diarrhea to child in Manado. This study is a descriptive study. Data collection was conducted in November-December 2012 at primary health center (PHC) Bahu in Manado. Sample of 77 respondents. Methodology: Instrument in the form of questionnaires to assess levels of knowledge and then descriptively in tabular form. Result: The results showed that maternal knowledge about diarrhea in children is good, amounting 55.8%. Conclution: this study concluded that mother’s level of knowledge of both the senior high school because most respondents gained is passed senior high school, so we suggested that the relevant agencies can provide more counseling about the importance of knowledge about diarrhea. Keywords : Knowledge, Mothers in Manado, Diarrhea.     Abstrak: Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang terjadi perubahan konsistensi tinja dari lembek menjadi cair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yaitu 3x atau lebih dalam sehari. Berdasarkan Survei Kementrian Kesehatan angka kejadian diare tampak menurun. Pengetahuan Ibu salah satu yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada anak, sedangkan penelitian seperti ini belum pernah dilakukan di Kota Manado. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu tentang diare pada anak di Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan N0vember-Desember 2012 di puskesmas Bahu Manado. Sampel 77 responden. Metodologi: Instrument berupa kuisioner untuk menilai tingkat pengetahuan dan kemudian secara deskriptif dalam bentuk tabel. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan Ibu tentang diare pada anak yaitu baik yang berjumlah 55.8%. Simpulan: penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan Ibu itu baik di tingkat SMA dikarenakan responden paling banyak adalah lulus SMA, dan disarankan agar instansi yang terkait dapat memberikan penyuluhan lebih banyak tentang pentingnya pengetahuan tentang diare. Kata Kunci : Pengetahuan, ibu di kota Manado, diare.
Pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar gula darah pada pria dewasa Herwanto, Matius E.; Lintong, Fransiska; Rumampuk, Jimmy F.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.10859

Abstract

Abstract: Physics in sport is important to know, how to do, limits and how should we exercise with a good way, in order to avoid disturbances in the body. A disorder that occurs normally in the form of muscle pain, joint pain, dizziness and others. Exercise techniques included in the basic lessons in physics, that must be understood by all the people, because the exercise should be a part of life. The aim of this study was to determine whether the effect of running to blood sugar. The design of this research is analytic cross sectional or it is only done once in a certain time. Field research locations located at KONI Ahmad Yani street Manado in North Sulawesi. Samples of the research is determined by simple random sampling that totaling 30 people who are young and who met the inclusion criteria, where the cardio exercise conducted and executed in turn, so the calculation is not in a hurry and with maximum results, the measurement of blood sugar is done by tools name autocheck that has proven and the data is analyzed using the wilcoxon test. The results showed that the value of p = 0.001, which means the value is < 0.05. From the results of the research can be concluded that there is a significant influence due to exercise run on blood sugar in normal men. It is recommended that should be a further studying. Conclusion: Still necessary to do further studying like insulin level to know the influence of exercise.Keywords: blood sugar, exerciseAbstrak: Ilmu Fisika dalam berolahraga sangatlah penting untuk mengetahui cara, batasan-batasan dan bagaimana seharusnya kita berolahraga yang baik, agar terhindar dari gangguan didalam tubuh. Gangguan yang terjadi biasanya berupa nyeri otot, nyeri dipersendian, pusing dan lainnya. Teknik berolahraga termasuk di dalam pelajaran dasar dalam ilmu fisika yang harus di pahami dengan baik oleh semua orang, karena berolahraga sudah seharusnya menjadi bagian dalam hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah adanya pengaruh dari berlari terhadap gula darah. Rancangan dari penelitian ini yaitu analitik secara potong lintang atau hanya dilakukan sekali dalam waktu tertentu. Lokasi penelitian bertempat di lapangan KONI jalan Ahmad Yani Manado Sulawesi Utara. Sampel dari penelitian ditentukan secara simple random sampling yang berjumlah 30 orang yang masih muda dan memenuhi kriteria inklusi, dimana olahraga berlari yang dilakukan, dilaksanakan secara bergantian agar penghitungan tidak terburu-buru dan hasilnya maksimal. Pengukuran gula darah dilakukan dengan alat autocheck yang sudah terbukti dan data dianalisis dengan wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p = 0,001 yang artinya nilai tersebut < 0,05. Dari hasil penelitain ini dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna akibat aktivitas fisik berlari terhadap gula darah pada pria normal. Simpulan: Masih diperlukan pembelajaran lanjutan seperti tingkat insulin untuk mengetahui pengaruh dari latihan fisik.Kata kunci: gula darah, latihan fisik
HUBUNGAN KADAR ALBUMIN PLASMA DAN GULA DARAH DENGAN SEPSIS NEONATORUM Wowor, Ester Elisabeth; Rompis, Johnny; Wilar, Rocky
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.1623

Abstract

Abstract. Sepsis is the most leading cause of morbidity and mortality in neonates. In sepsis, the proinflammatory cytokines realeasing leads to disruption of plasma albumin and blood glucose levels. This study aim to analyze the relationship of plasma albumin and blood sugar levels with neonatal sepsis. Prospective observational analytic studies conducted on suspected sepsis neonates at Pediatrics Department Sub Division Neonatology RSUP Prof.Kandou Manado. Diagnosis of sepsis based on clinical symptoms and laboratory tests. Subjects are grouped into two groups of neonatal sepsis and non-neonatal sepsis group (control group). Plasma albumin and blood glucose level examined, then statistically analyzed. The statistical analysis used was Pearson Chi-Square correlation and Fisher Exact. The data were processed using SPSS 21. The results of this study indicate that hypoalbuminemia was found in 12 (75%) of 16 neonatal sepsis subject, whereas in non-neonatal sepsis only found 5 (22,7%) of 22 non-sepsis subjects. Statistically there is a highly significant difference (p=0,001). For the impaired blood glucose (both hypoglycemia or hyperglycemia) there is no significant difference between the two groups (p=0,466).Conclusion: There is a highly significant relationship between hypoalbuminemia with neonatal sepsis. There was no significant correlation between abnormal blood glucose levels with neonatal sepsis. Keywords: neonatal sepsis, plasma albumin levels, blood glucose levels   Abstrak.Sepsis merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas terbanyak pada neonatus. Pada sepsis terjadi pelepasan sitokin proinflamasi yang memicu terjadinya gangguan kadar albumin plasma dan kadar glukosa darah.Menganalisis hubungan kadar albumin plasma dan kadar gula darah dengan sepsis neonatorum.Penelitian analitik observasional prospektif dilakukanpada tersangka sepsis neonatorum yang dirawat di bagian Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Neonati RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Diagnosis sepsis berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan laboratorium. Subyek penelitian dikelompokkan menjadi kelompok sepsis neonatorum dan kelompok non sepsis neonatorum (kelompok kontrol). Dilakukan pemeriksaan kadar albumin plasma dan glukosa darah, kemudian dianalasis secara statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Pearson Chi-Square dan uji Fisher Exact. Data diolah dengan menggunakan program SPSS 21.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipoalbuminemia ditemukan pada 12 (75%) dari 16 penderita sepsis neonatorum, sedangkan pada penderita non sepsis hanya ditemukan 5 (22,7%) dari 22 penderita non sepsis. Secara statistik terdapat perbedaan yang sangat bermakna (p=0,001). sedangkan gangguan glukosa darah (baik hipoglikemia maupun hiperglikemia) tidak terdapat perbedaan yang bermaknsa antara kedua kelompok (p=0,466).Simpulan:Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara hipoalbuminemia dengan sepsis neonatorum. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar gula darah abnormal dengan sepsis neonatorum. Kata Kunci:sepsis neonatorum, kadar albumin plasma, kadar glukosa darah
EFEK PEMBERIAN ANABOLIK ANDROGENIK STEROID INJEKSI DOSIS RENDAH DAN TINGGI TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI DAN OTOT RANGKA TIKUS WISTAR (Rattus Novergicus) Sari, Pamela K.; Lintong, Poppy M.; Loho, Lily L.
eBiomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.1.2015.7503

Abstract

Abstract: Androgenic-anabolic steroids (AAS) are synthetic derivatives of the male hormone endogenous testosterone that stimulates anabolic (protein synthesis) and androgenic effects (masculinization). Long-term usage of AAS can result in liver damage. However, physiological concentrations of testosterone can stimulate protein synthesis which lead to an increase in muscle size, body mass, and endurance. This study aimed to determine the histopathology of liver and skeletal muscles of wistar rats that were given low dose and high dose injection of AAS. Subjects were 21 wistar rats divided into 7 groups. Group A was given standard pellets for 56 days (negative control), terminated on days 29,43, and 57. Group B was treated with low-dose AAS injection and standard pellets for 28 days, terminated on day 29. Group C was treated with low-dose AAS injection and standard pellets for 42 days, terminated on day 43. Group D was treated with low-dose AAS injection and standard pellets for 56 days, terminated on day 57. Group E was treated with high-dose AAS injection and standard pellets for 28 days, terminated on day 29. Group F was treated with high-dose AAS injection and standard pellets for 42 days, terminated on day 43. Group G was treated with high-dose AAS injection and standard pellets for 56 days, terminated on day 57. The results showed that the histopathology of liver and muscles in group A was still normal. In group B, the architecture of liver was still normal with a few inflammatory cells around the Kiernan triangle while in muscle the ratio of myofibril diameter was 1.28:1. In group C and group D, there were widening of the hepatic artery, bile duct, and portal vein containing blood fibrin, and inflammatory cells around the Kiernan triangle. The ratio of myofibril diameter was 1.43:1 in group C and 2.14:1 in group D. In group E, F and G, there were micro-vesicular fatty cells in the peripheral part of the liver meanwhile the myofibril diameter ratio of the muscles in group E was 1.43:1, group F 2.1:1, and group G 2.28:1. Conclusion: Administration of AAS injection of low dose and high dose for less than 4 weeks could result in inflammation, dilation of the portal vein, hepatic artery and bile duct meanwhile administration of AAS for over 4 weeks could ressult in focal fatty liver (steatosis). The administration of AAS injection of low dose and high dose for 4,6 and 8 weeks reslutid in enlargement of skeletal muscle (muscle hypertrophy).Keywords: androgenic-anabolic steroids, liver, skeletal muscleAbstrak: Anabolik Androgenik Steroid (AAS) adalah derivat sintetis dari hormon sex testosteron endogen pria, yang merangsang efek anabolik (sintesis protein) dan androgenik (maskulinisasi). Penggunaan AAS jangka panjang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan hati namun secara fisiologi testosteron dapat menstimulasi sintesis protein sehinggaberdampak pada peningkatan ukuran otot, massa tubuh dan ketahanan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi hati dan otot rangka wistar yang diberikan AAS injeksi dosis rendah dan dosis tinggi. Subjek penelitian 21 ekor wistar yang dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok A diberi pelet standar selama 56 hari (kontrol negatif), terminasi pada hari ke-29, 43, dan 57. Kelompok B diberi perlakuan AAS injeksi dosis rendah dan pelet standar selama 28 hari, terminasi hari ke-29. Kelompok C diberi AAS injeksi dosis rendah dan pelet standar selama 42 hari, terminasi hari ke-43. Kelompok D diberi AAS injeksi dosis rendah dan pelet standar selama 56 hari, terminasi hari ke-57. Kelompok E diberi perlakuan AAS injeksi dosis tinggi dan diberi pelet standar selama 28 hari, terminasi hari ke-29. Kelompok F diberi perlakuan AAS injeksi dosis tinggi dan diberi pelet standar selama 42 hari, terminasi hari ke-43. Kelompok G diberi perlakuan AAS injeksi dosis tinggi dan diberi pelet standar selama 56 hari, terminasi hari ke-57. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok A didapatkan gambaran histopatologi hati normal sedangkan pada otot tidak terdapat perubahan. Pada kelompok B didapatkan arsitektur hati masih normal dengan sedikit sel radang disekitar segitiga Kiernan sedangkan pada otot terlihat diameter miofibril ratio 1,28:1. Pada kelompok C dan D terlihat pelebaran arteri hepatika, duktus biliaris, dan vena porta yang berisi fibrin darah, serta sel-sel radang di sekitar segitiga Kiernan. Pada kelompok C diameter miofibril ratio 1,43;1 dan pada kelompok D 2,14:1. Pada kelompok E, F dan G terdapat sel-sel perlemakan mikrovesikuler di perifer sedangkan pada otot diameter miofibril ratio kelompok E 1,43:1, kelompok F 2,1:1, dan kelompok G 2,28:1. Simpulan: Pada pemberian AAS injeksi dosis rendah dan dosis tinggi kurang dari 4 minggu terjadi peradangan hati, pelebaran vena porta, arteri hepatika dan duktus biliaris sedangkan lebih dari 4 minggu terdapat perlemakan (steatosis) fokal hati. Pemberian AAS injeksi dosis rendah dan tinggi dalam waktu 4,6 dan 8 minggu menunjukkan pembesaran otot rangka (hipertrofi otot).Kata kunci: AAS, hati, otot rangka
Gambaran kadar besi darah pada pekerja bangunan Laluyan, Rebecca E.; Assa, Youla A.; Paruntu, Michaela E.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14614

Abstract

Abstract: Micronutrients such as iron have an important roles in human body. Vigorous activity could lead to change in iron levels, whether to be high or to be low. The purpose of this study was to determine the iron levels in construction workers. The study was conducted in a descriptive cross sectional arrangement. Thirty respondents who were eligible to the inclusion criteria. Samples were taken using a total sampling methods. The results showed that 27 respondent (90%) with a normal iron levels of 30-400 ng/mL, 2 respondent (6.67%) with high iron levels, and 1 respondent (3.33%) with low iron levels.Conclusion: Most of the iron levels in construction workers are in a normal limit.Keywords: Iron levels, construction workers, vigorous activity Abstrak: Mikronutrien seperti besi sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Pada aktivitas fisik terutama dengan intensitas berat dapat menyebabkan kadar besi berubah, antara menjadi tinggi atau menjadi rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar besi pada pekerja bangunan. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional study.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang sesuai kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden. Metode pemilihan sampel menggunakan cara total sampling. Hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki kadar besi normal sesuai rujukan antara 30-400 ng/mL terdapat sebanyak 27 orang (90%), 2 orang (6.67%) dengan kadar besi yang lebih dari nilai normal, dan 1 orang (3.33%) dengan kadar besi yang kurang dari normal. Simpulan: Gambaran kadar besi pada pekerja bangunan sebagian besar dalam batas normal. Kata kunci: kadar besi, pekerja bangunan, aktivitas intensitas berat.
PENGGUNAAN LASER ARGON SEBAGAI FOTOKOAGULASI LASER DALAM TERAPI PENYAKIT PERDARAHAN RETINA DI BEBERAPA TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN MATA Kaparang, Ayu H. F.; Moningka, Maya
eBiomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.2.1.2014.4549

Abstract

Abstract: Laser has been used for treating retinal hemorrhage. Argon is still used for photocoagulation. This study aimed to determine the use of Argon laser photocoagulation in retinal hemorrhage. This was a retrospective descriptive study carried out by using secondary data from the medical record of patients. The results showed that laser photocoagulation was mostly applied to female patients with age range between 40-60 years old. The amount of laser was <500 shots, particularly for retinal hemorrhage caused by Proliferatif Diabetic Retinopathy (PDR).Keywords: Laser photocoagulation, Argon laser, retinal hemorrhageAbstrak : Sinar laser digunakan sebagai terapi pada pasien dengan penyakit perdarahan retina. Untuk fotokoagulasi masih sering digunakan laser Argon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan laser Argon sebagai fotokoagulasi pada perdarahan retina. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medik pasien sebagai data sekunder. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa fotokoagulasi laser paling banyak dilakukan pada pasien wanita. Dari segi usia terbanyak didapati pada kisaran usia 40-60 tahun. Tembakan laser yang sering diberikan yaitu dengan dosis < 500 tembakan, dan lebih khusus diterapkan pada perdarahan retina dengan penyebab Proliferatif Diabetic Retinopathy (PDR) atau retinopati diabetik proliferatif.Kata Kunci: Fotokoagulasi laser, laser argon, perdarahan retina
Gambaran Kadar Kreatinin Serum pada Vegetarian Lacto-Ovo Septiana, Anisa; Tiho, Murniati; Mewo, Yanti
e-Biomedik Vol 6, No 1 (2018): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v6i1.19113

Abstract

Abstract: Creatinine is a residual product of the metabolism in the body which is generally used to estimate active tissues. Its precursor comes from protein. In vegetarians, their eating pattern affects the body condition. Lacto-ovo vegetarians consume all kinds of vegetable but do not consume any kind of meat; however, they still consume milk, egg, and daily product. This study was aimed to describe serum creatinine levels in lacto-ovo vegetarians. This was a descriptive study with a cross-sectional design. There were 25 respondents in this study. The results showed that 23 respondents had normal creatinine serum level, and 2 respondents had low creatinine serum level. The average score of creatinine serum level was 0.8 mg/dL (SD±0.2 mg/dL). Conclusion: The majority of lacto-ovo vegetarians had normal creatinine serum level.Keywords: creatinin serum, lacto-ovo vegetarian Abstrak: Kreatinin merupakan produk sisa dari metabolisme tubuh yang biasanya digunakan untuk mengestimasi jaringan aktif tubuh. Prekursor kreatinin berasal dari protein makanan. Pola makan pada vegetarian berefek terhadap kondisi tubuh. Vegetarian lacto-ovo adalah tipe vegetarian yang mengonsumsi semua jenis sayur dan berpantang makan segala jenis daging tetapi masih mengonsumsi susu, telur, dan produk dari susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kreatinin serum pada vegetarian lacto-ovo. Jenis penelitian ialah deskpritif dengan desain potong lintang. Responden penelitian ini berjumlah 25 orang. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 23 responden memiliki kadar kreatinin serum normal dan 2 responden memiliki kadar kreatinin serum rendah. Rerata nilai kadar kreatinin serum responden yaitu 0,8 mg/dL (SD±0,2 mg/dL). Simpulan: Sebagian besar vegetarian lacto-ovo memiliki kadar kreatinin serum yang normal.Kata kunci: kreatinin serum, vegetarian lacto-ovo
GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS RANOMUUT KOTA MANADO AA, Dewik
eBiomedik Vol 1, No 2 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.2.2013.3261

Abstract

Abstract: Antenatal care is an examination conducted to prevent complications during pregnancy. Antenatal examination is very important during pregnancy, so that health professionals should have knowledge of antenatal care to improve maternal and child health. The aim of this descriptive study is to determine the knowledge of health workers about antenatal care at Ranomuut Health Centers in Manado City. Population in this research that all health professionals who work in the health center Ranomuut totaling 38 people. The number of respondents that health workers who know about antenatal care as many as 25 people. Data were collected through questionnaires. The results showed 25 respondents, all health care workers have had knowledge of antenatal care.Keywords: health workers, antenatal care, knowledge.Abstrak: Antenatal care merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mencegah adanya komplikasi selama kehamilan. Pemeriksaan Antenatal sangat penting dilakukan selama masa kehamilan sehingga diharapkan tenaga kesehatan harus memiliki pengetahuan terhadap antenatal care sebagai upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan tenaga kesehatan terhadap antenatal care di Puskesmas Ranomuut Kota Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Ranomuut yang berjumlah 38 orang. Jumlah responden yaitu tenaga kesehatan yang mengerti tentang antenatal care sebanyak 25 orang. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan dari 25 responden, semua petugas kesehatan telah memiliki pengetahuan tentang antenatal care.Kata kunci : tenaga kesehatan, antenatal care, pengetahuan.
Perbandingan deteksi Plasmodium falciparum dengan metode pemeriksaan mikroskopik dan teknik real-time polymerase chain reaction Langi, Elril T.; Bernadus, Janno B. B.; Wahongan, Greta J. P.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.11058

Abstract

Abstract: Plasmodium falciparum is one of the species of parasites causing tropical malaria disease. Plasmodium falciparum was reported as often being the major source of pain and even death in most cases. The data released by WHO shows that, globally, 198 millions of malaria cases occurred in 2013 with 548 thousands as cause of death. Microscopic examination is a gold standard for detecting Plasmodium falciparum. Although this method has certain limitations in diagnosing complication infection, phases of parasitemia, and also the capability of laboratory's medical staff factor. Nowadays, there has been innovation in biomolecular department, that is examination using PCR which can accurately detect the plasmodium, due to the DNA amplification. This method however, has not often used by doctors in diagnose malaria disease. The aim of this research is to determine the comparison of malaria detection using microscopic verification of plasmodium falciparum with real-time PCR verification. The method used in this research is diagnostic with 35 blood samples of patient suffering malaria disease. The blood samples from patient's vena were then divided into thick and thin microscopic sample, and some were putted into EDTA tube for DNA extraction in the laboratory using real-time PCR verification. The result of this research shown that sensitivity and specificity rate of PCR is 100% accurate. Conclusion: detection result of plasmodium falciparum using real-time PCR verification produced equal result as microscopic verification.Keywords: Plasmodium falciparum, Microscopic method, Real-time Polymerase Chain Reaction (PCR)Abstrak: Plasmodium falciparum adalah salah satu spesies parasit penyebab penyakit malaria, yaitu malaria tropika. Plasmodium falciparum dilaporkan sebagai spesies yang paling banyak menyebabkan angka kesakitan dan kematian pada manusia akibat penyakit malaria. World Health Organization (WHO) melaporkan secara global, diperkirakan 198 juta kasus malaria terjadi secara keseluruhan pada tahun 2013 dan menyebabkan 584 ribu kematian. Pemeriksaan mikroskopik adalah pemeriksaan gold standard untuk mendeteksi Plasmodium falciparum. Namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan dalam hal mendiagnosis infeksi campuran, infeksi dengan keadaan parasitemia, dan tidak terlatihnya tenaga kesehatan laboratorium. Saat ini dalam bidang biomolekuler telah dikembangkan pemeriksaan real-time polymerase chain reaction (PCR) yang akurat untuk mendeteksi plasmodium, karena didasarkan pada amplifikasi DNA plasmodium, namun pemeriksaan ini belum rutin digunakan untuk mendiagnosis malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan deteksi Plasmodium falciparum dengan pemeriksaan mikroskopik dan pemeriksaan real-time PCR. Metode penelitian ini ialah uji diagnostik. Sampel pada penelitian ini yaitu 35 sampel darah pasien suspek malaria. Sampel darah vena yang diambil langsung dibuat sedian darah tipis dan sediaan darah tebal untuk diperiksa di mikroskop, sedangkan darah yang tersisa dimasukkan dalam tabung EDTA, dan dibawa ke Laboratorium untuk dibuat ekstraksi DNA dan dilanjutkan dengan pemeriksaan real-time PCR. Hasil penelitian menunjukkan tingkatsensitivitas dan spesifisitas real-time PCR sebesar 100%. Simpulan: Hasil deteksi Plasmodium falciparum dengan pemeriksaan real-time PCR memiliki efektivitas yang setara dengan metode pemeriksaan mikroskopik sebagai gold standart.Kata kunci: Plasmodium falciparum, Pemeriksaan Mikroskopik, Real-time Polymerase Chain Reaction (PCR)
PENGARUH KEBISINGAN MESIN LAS DISEL LISTRIK TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Koagouw, Ivana Angelia; Supit, Wenny; Rumampuk, Jimmy F.
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.3679

Abstract

Abstrac: Noise is unwanted sound such  as noise that comes from. Noise at high intensity that long exposes to people  can cause interference both on auditory and also on non-auditory functions. The purpose of this study is to determine the effect of noise diesel electric welding machine to the auditory function, both subjective and objective.This research is an analytic survey with a cross-sectional design. The Population samples are from 30 people that wasobtained through questionnaire. Then performedin the examinationofauditory function using audiometer in Prof. dr.R. DKandou General Hospital Manado. Previous measurement of  noise levels welding workshop conducted by measuring the Sound Level Meter. Data were analyzed using the Statistical Product and Service Solution Program (SPSS) and using Fisher's Exact test.The results show that workers with exposure noise  > 90 dB, a total of  27 workers with a percentage (90%) have hearing loss and 3 workers with the percentage (10%) do not hearing loss. Analytical results obtained by Fisher’s Exact show that there is a significant relationship between the effect of noise on hearing function (p = 0,002). Conclusion: Based on these results it can be concluded, that there is a significant relationship between the effect of noise on significan hearing function. Key Words: Noise, Hearing Function   Abstrak: Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki seperti  suara yang bersumber dari bising mesin las disel listrik. Kebisingan pada intensitas tinggi dan dipaparkan dengan jangka waktu yang lama pada orang  dapat menimbulkan gangguan fungsi pendengaran dan juga pada fungsi non pendengaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kebisingan mesin las disel listrik terhadap fungsi pendengaran, baik subjektif dan objektif.Penelitian ini bersifat survey analitik dengan desain potong lintang.Populasi sebanyak 30 orang yang di peroleh melalui kuesioner.Kemudian dilakukan fungsi pendengaran di RSUP. Prof. dr. R. D. Kandou Manado yaitu pemeriksaan audiometer. Sebelumnya pengukuran tingkat kebisingan bengkel las dilakukan dengan pengukuran Sound Level Meter. Data dianalisis dengan menggunakan Statistical  Program Product and Service Solution (SPSS) dan menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 pekerja mengalami paparan kebisingan  90 dB, dengan presentrase (90%) mengalami gangguan pendengaran dan 3 pekerja (10%) tidak mengalami gangguan pendengaran. Hasil analisis Fisher Exact menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh kebisingan terhadap fungsi pendengaran (p = 0,002). Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengaruh kebisingan terhadap fungsi pendengaran. Kata Kunci : Kebisingan, Fungsi Pendengaran