cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis mewadahi kajian-kajian ilmiah dalam bidang bio-ekologi pesisir dan laut, hidro-oesanografi dan morfologi pesisir, toksikologi dan farmasitika, kajian substansi kimiawi biota dan perkembangan bioteknologi kelautan lainnya, di lingkup pesisir dan laut di daerah tropis. Kajian ilmiah dimaksud bisa berupa hasil penelitian maupun critical review. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam satu tahun (Februari, Juni, September). Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan FPIK-UNSRAT
Arjuna Subject : -
Articles 324 Documents
Identifikasi jenis alga Koralin di pulau Salawati, Waigeo Barat kepulauan Raja Ampat dan pantai Malalayang kota Manado Tampanguma, Biondi; Gerung, Grevo; Sondak, Calvyn; Wagey, Billy; Manembu, Indri; Kondoy, Khristin
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.1.2017.14986

Abstract

Alga koralin merupakan kelompok alga laut (seaweed) yang diklasifikasikan kedalam Divisi Rhodophyta, Kelas Florideophyceae, Ordo Cryptonemiales, Famili Corallinaceae. Secara morfologi (external appearance) kelompok famili ini terbagi atas 2 bagian, yaitu: alga koralin bersegmen (articulated/geniculated Coralline Algae) dan alga koralin tidak bersegmen (non-articulated/nongeniculated Coralline Algae). Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis alga koralin dan mendeskripsikan morfologi alga koralin. Pengambilan sampel dilakukan di Pulau Salawati, Waigeo Barat Kepulauan Raja Ampat dan Pantai Malalayang Kota Manado. Pengambilan sampel dilakukan dengan bantuan peralatan SCUBA dan diambil pada kedalaman 1-5 meter dengan menggunakan metode survey jelajah. Setiap alga koralin yang di ambil dimasukan ke dalam plastik sampel. Sampel alga koralin di bawah ke Laboratorium Biologi Kelautan FPIK UNSRAT. Selanjutnya, setiap alga diidentifikasi, dicatat dan didokumentasi menggunakan kamera. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi berjumlah 4 spesies alga koralin. Keempat spesies tersebut yaitu 1 Mastophora rosea dari Waigeo Barat, 2 dari Pulau Salawati Amphiroa rigida dan Galaxaura rugosa, dan 1 dari Pantai Malalayang Peyssonnelia caulifera.
Substansi anti bakteri dari jamur endofit pada mangrove Avicennia marina Ramadan, Febrian; Bara, Robert; Losung, Fitje; Mangindaan, Remy; Warouw, Veibe; Pratasik, Silvester
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.20115

Abstract

Mangrove merupakan suatu  tumbuhan yang kaya akan senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam bagian-bagian mangrove tidak selalu berasal dari tanaman mangrove itu sendiri, melainkan  dari organisme lain yang mensintesis senyawa bioaktif di dalam bagian mangrove.  Dengan demikian ada kemungkinan terdapat jamur atau bakteri endofit yang hidup atau tinggal di tumbuhan mangrove dan berperan sebagai penghasil bioaktif yang sebenarnya.  Telah diisolasi enam isolat jamur endofit asal mangrove Avicennia marina yang tumbuh di Peariran Pantai tasik Ria, kabupaten Minahasa. Pengujian aktivitas antibakteri dalam penelitian ini menggunakan metode Kirby-Bauer yang dimodifikasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini terdapat isolat jamur endofit dari mangrove Avicennia marina.  Hanya 2 isolat jamur endofit yaitu A.M.D. 1.1.1. dan 1.1.2. yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri B. megaterium dan E. coli.  Analisis mikroskopik dari kedua isolat berdasarkan bentuk miselium mengindikasikan kedua isolat  ini yaitu Aspergillus cf. flavus dan Talaromyces sp. Ekstrak kedua isolat jamur kemudian fraksinasi dan  diperoleh 3 fraksi yaitu fraksi air, etanol dan n-heksan.  Dari ketiga fraksi semuanya memiliki aktivitas antibakteri.  Hal ini menunjukkan bahwa senyawa dari isolat jamur endofit bersifat polar,semi polar dan non polar.  Hasil spektrofotometri menunjukkan bahwa senyawa antibakteri dari isolat jamur strain Aspergillus cf. flavus dan Talaromyces spmerupakan senyawa yang berbeda. Fraksi aktif dari strain Aspergillus cf. flavus dan Talaromyces spterdapat pada fraksi n-heksan, etanol dan air. Ketiga fraksi ini memiliki perbedaan pola serapan UV
PENGARUH BERBAGAI JENIS ALGA MIKRO PADA PERTUMBUHAN LARVA PLUTEUS BULU BABI Echinometra mathaei TIPE A HASIL FERTILISASI BUATAN Alamrie, Muhlis; Lalita, John A.; Kaligis, Erly
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.1.2013.1293

Abstract

Penelitian ini didesain untuk mengevaluasi pengaruh dari pakan alga mikro berbeda terhadap karakteristik pertumbuhan larva pluteus Echinometra mathaei. Sampel E. mathaei diambil dari perairan pantai Tongkaina. Tahap fertilisasi buatan dilakukan dengan mengambil masing-masing 1 ml sel telur dan sel sperma. Larva bulu babi diberi perlakuan 3 jenis alga mikro yakni N. oculata (3 x 106 sel/m), Tetraselmis sp. (l,2 x 106 sel/ml)., dan Prochloron sp. (1 x 106 sel/ ml) selama 70 jam. Pengamatan dilakukan setiap 10 jam dengan mengambil 5 individu dari tiap petri. Hasil uji statistik menggunakan analisis ragam satu arah, mengindikasikan bahwa perlakuan berbagai pakan alga mikro mempengaruhi pertumbuhan panjang lengan anterolateral larva. Perlakuan alga mikro N. oculata memberi pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan panjang lengan anterolateral daripada perlakuan alga mikro lain.
POTENSI ANTIBAKTERI BINTANG LAUT DARI PERAIRAN PANTAI KELURAHAN TONGKAINA MANADO Delpris Piter; Esther D Angkouw; Fitje Losung
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.3.2019.24431

Abstract

Starfish is one of the species of the asteroidean class, and is grouped into phylum echinoderms. Echinoderms consist of approximately 6000 species and all live in sea water. Starfish is one source bioactive compounds. Active compounds from starfish have been known to have activities antioxidant, antibacterial, anti-inflammatory, antifungal and immunostimulatory, there are also blue starfish that are potential as antitumor and antibacterial agents. This study aims to obtain crude extracts from several types of starfish, and testing the antibacterial activity of crude starfish extracts against bacteria Streptococcus agalactiae, Escherichia coli and  Staphylococcus aureus. Test the antibacterial activity of crude starfish extracs Protoreaster nodosus, Achaster tipycus, dan Linckia laevigata against bacteria E. coli, S. aureus, dan S. agalactiae use the agar diffusion method by means of a well.  L. l extract  can inhibit bacteria e. coli at an extract concentration of 1000 mg/ml with a diameter of inhibitory zone 11.0 mm, whereas at a concentration of 750 mg/ml the test bacteria can still grow on the bacteria S. agalactiae and S. aureus can still grow even though the extract has be given  L. l Keywords: Potential Starfish, Antibacterial Activity, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, and Streptococcus agalactiae Bintang laut merupakan salah satu spesies dari kelas Asteroidea, dan dikelompokkan kedalam filum Echinodermata. Filum Echinodermata  terdiri atas kurang lebih 6000 spesies dan semuanya hidup di air laut. Bintang laut  merupakan salah satu sumber penghasil senyawa bioaktif. Senyawa aktif dari bintang laut telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antifungi dan imunostimulator, ada juga bintang laut biru yang potensial sebagai antitumor dan agen antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan ekstrak kasar dari beberapa jenis bintang laut, dan menguji aktivitas antibakteri ekstrak kasar bintang laut terhadap bakteri Streptococcus agalactiae, Escherichia coli dan  Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar bintang laut Protoreaster nodosus, Achaster tipycus, dan Linckia laevigata terhadap bakteri E. coli, S. aureus, dan S. agalactiae mengggunakan metode difusi agar dengan cara sumur. Ekstrak L. l mampu menghambat bakteri E.coli pada konsentrasi ekstrak 1.000 mg/ml dengan diameter zona hambat 11.0 mm, sedangkan pada konsentrasi 750 mg/ml bakteri uji masih bisa bertumbuh pada bakteri S. agalactiae dan S. aureus masih dapat bertumbuh walaupun telah diberikan ekstrak L. l.Kata Kunci : Potensi Bintang Laut, Aktivitas Antibakteri, Streptococcus agalactiae, Escherichia coli and  Staphylococcus aureus
Komparasi Struktur Komunitas Lamun Di Bantayan Kota Dumaguete Filipina Dan Di Tanjung Merah Kota Bitung Indonesia Sauyai, Anas Niko Robetson; Wagey, Billy Theodorus; Gerung, Grevo Soleman
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.3.1.2015.8045

Abstract

Lamun adalah tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas Angiospermae.Tumbuhan ini telah menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Lamun terdiri dari rhizome atau rhizoma (batang terbenam atau akar rimpang), daun  dan akar. Perairan Bantayan, Kota Dumaguete dan perairan Tanjung Merah berbeda letak geografis, tetapi sama-sama memiliki padang lamun, sehingga perlu dilakukan penelitian dalam rangka menyediakan informasi ilmiah mengenai padang lamun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas lamun di kedua perairan tersebut. Pengambilan data dilakukan di daerah padang lamun kedua lokasi penelitian dengan luas masing-masing area 50 x 100 atau 5000 m2 (0,5 Ha) dengan menggunakan kuadran 50 x 50 cm pada 3 line transek.Hasil penelitian diperoleh sebanyak 8 spesies lamun di perairan Bantayan sedangkan di perairan Tanjung Merah diperoleh 7 spesies. Nilai kepadatan lamun di perairan Bantayan yaitu 0,4448 sedangkan di perairan Tanjung Merah adalah 0,3464 (kepadatan tertinggi di perairan Bantayan). Luas tutupan lamun di perairan Bantayan 0,00378 % sedangkan di perairan Tanjung Merah 0,00372 %. Indeks keanekaragaman (H’) lamun di perairan Bantayan yaitu 0,8574 sedangkan di Tanjung Merah 0,7074, dari hasil ini menujukkan bahwa keanekaragaman lamun di perairan Bantayan lebih tinggi dari perairan Tanjung Merah.
Struktur Komunitas Mangroce di Kelurahan Tongkaina Manado Sasauw, Juwinda; Kusen, Janny; Schaduw, Joshian
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.4.2.2016.13929

Abstract

Mangrove merupakan tumbuhan yang unik dan khas karena mampu bertahan hidup pada daerah yang ekstrim dengan kadar salinitas yang tinggi. Mangrove juga sering disebut dengan tumbuhan pasang-surut karena pertumbuhanya dipengaruhi oleh pasang-surut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode line transek kuadran dengan menentukan tiga titik pengamatan (stasiun) pengambilan sampel, dan untuk mengetahui kondisi mangrove maka dilakukan perhitungan kerapatan jenis, frekuensi jenis, penutupan jenis, dominasi, indeks nilai penting dan keanekaragaman. Untuk fariabel lingkungan dilakukan beberapa pengukuran yaitu pengukuran suhu, salinitas dan juga melihat tipe substrat yang ada di Kampung Bahowo. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa jenis mangrove yang memiliki nilai kerapatan tertinggi yaitu Rhizophora apiculata, dan untuk nilai frekuensi tertinggi juga yaitu jenis Rhizophora apiculata, sedangkan untuk nilai dominasi tertinggi dimiliki oleh jenis Sonneratia alba. Dan untuk keanekaragaman yang ada di Kampung Bahowo masih menunjukan nilai yang rendah. Kisaran suhu di Kampung Bahowo yaitu sekitar 29-30°C, sama halnya dengan kisaran salinitas yaitu 29-30 ppt dan untuk substrat yang mendominasi yaitu berlumpur, ini yang menyebabkan jenis Rhizophora apiculata banyak ditemukan dibandingkan dengan jenis lain.
Analisis logam timbal (pb) dan konsentrasi klorofil pada alga Padina australis Hauck dari perairan teluk Totok dan perairan Blongko, provinsi Sulawesi Utara Batar Siahaan; Desy Mantiri; Joice Rimper
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.3.2017.16937

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kandungan logam timbal (Pb) pada air, sedimen, dan  thallus alga serta mengetahui konsentrasi pigmen klorofil pada alga Padina australis Hauck yang terdapat di Perairan Teluk Totok dan Perairan Blongko. Perairan Teluk Totok merupakan perairan tempat buangan limbah pertambangan, sedangkan Perairan Blongko adalah perairan yang relatif bersih dan termasuk dalam Daerah Perlindungan Laut. Analisis logam timbal (Pb) pada air, sedimen, dan thallus alga berdasarkan metode standar American Public Health Association (APHA) dan analisis pigmen klorofil total yaitu dalam aseton 95% dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis konsentrasi logam timbal (Pb) telah terdeteksi pada dua perairan, di sedimen Perairan Blongko sebesar 4,4 ppm dan Perairan Teluk Totok keberadaan logam timbal lima kali lebih banyak yaitu sebesar 22,6 ppm. Analisis logam pada Thallus alga P.australis  Hauck di Perairan Teluk Totok sebesar 3,8 ppm, lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi timbal (Pb) dalam thallus P. australis Hauck dari Perairan Blongko yaitu sebesar 1,1 ppm. Nilai rata-rata konsentrasi pigmen klorofil a dan c di Perairan Teluk Totok adalah 19.073 g/ml klorofil a dan 1.275 g/ml klorofil c lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pigmen klorofil di Perairan Blongko yaitu 7.296 g/ml klorofil a dan 0.975 klorofil c. Perairan yang telah terkontaminasi logam, alga yang hidup didalamnya mampu melakukan proses fotosintesis untuk mempertahankan hidup.
INVENTARISASI JENIS DEKAPODA DI PERAIRAN PANTAI KELURAHAN TONGKAINA, KOTA MANADO Rachmat S. Waisaley; Erly Y. Kaligis; Medy Ompi; Dieslie R.H. Kumampung; Chatrien A. Sinjal; Jetty K. Rangan
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.7.2.2019.24129

Abstract

Decapod is one of the subphylum of Arthropod which is the most dominant animal group in the waters. Various types of decapoda commonly known such as crabs, shrimp, and crabs. This research was conducted with the aim of determining the type of decapod in coastal waters of Tongkaina Village, Manado City, determining the abundance of decapods in these waters and measuring data on water quality (temperature, salinity, pH) at several observation stations. The results of the study obtained the type of decapod in the coastal waters of Tongkaina Village, Manado City. A total of 15 species were distributed in 9 different families namely Ocypodidae, Grapsidae, Portunidae, Sesarmidae, Pilumnidae, Xanthidae, Calappidae, Majidae, and Penaeidae. Of the types of crabs and shrimp found in each type of living habitat. the highest numbers were 97 individual indicated Uca lacteal, then followed by Thalamita crenata with 32 individuals, and the lowest was Penaeus kerathuruswith 2 individuals Keywords: Tongkaina, Decapoda, identification, abundance Inventory Decapoda in The Marine Waters of Tongkaina Village, Manado CityDekapoda merupakan salah satu subfilum dari Arthropoda yang merupakan kelompok hewan paling dominan di perairan. Berbagai jenis decapoda yang umum dikenal seperti kepiting, udang, dan rajungan.. Penelitian ini berujuan menentukan jenis dekapoda di perairan pantai Kelurahan Tongkaian, Kota Manado, menentukan kelimpahan dekapoda yang ada di perairan tersebut dan mengukur data tentang kualitas air (suhu, salinitas, pH) pada beberapa stasiun pengamatan. Hasil penelitian yang didapatkan jenis dekapoda di perairan pantai Kelurahan Tongkaina, Kota Manado. Sebanyak 15 spesies yang terdistribusi pada 9 famili berbeda yaitu Ocypodidae, Grapsidae, Portunidae, Sesarmidae, Pilumnidae, Xanthidae, Calappidae, Majidae, dan Penaeidae. Dari jenis kepiting dan udang yang ditemukan pada masing-masing tipe habitat hidup. spesies tertinggi yaitu 97 ditunjukkan Uca lacteal, kemudian diikuti oleh Thalamita crenata dengan 32 individu, dan spesies yang paling terendah yaitu Penaeus kerathurus dengan 2 jumlah individu.Kata kunci : Tongkaina, Dekapoda, identifikasi, kelimpahan
Variasi Morfometrik Beberapa Jenis Lamun Di Perairan Kelurahan Tongkeina Kecamatan Bunaken Wagey, Billy T; Sake, Webi
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.3.2013.4354

Abstract

Penelitian mengenai variasi morfometrik komunitas padang lamun di perairan kelurahan Tongkeina kecamatan Bunaken tanggal 10-18 Desember 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai variasi morfometrik komunitas padang lamun. Pengamatan lamun di lapangan meliputi identifikasi jenis-jenis lamun, menghitung variasi morfometrik masing masing jenis dengan menggunakan image-J dan mengukur oparameter lingkungan terutama intensitas cahaya dan temperatur. Keadaan Ekosistem Padang Lamun di Perairan Kelurahan Tongkeina kecamatan Bunaken tergolong pada tipe campuran (multispesific bed), dengan ditemukannya 4 spesies lamun antara lain Halophila ovalis, Thallasia hemprichii, Enhalus acoroides dan Syringodium isoetifolium. Setiap species memiliki variasi morfometrik yang masih kisaran umum species yang bersangkutan.
FORAMINIFERA BENTIK PADA TERUMBU KARANG PULAU BUNAKEN Renaldi Kalalo; Jane Mamuaya; Hermanto W.K Manengkey; Janny D Kusen; Rignolda Djamaludin; Rose Mantiri
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.8.1.2020.27464

Abstract

Study of benthic foraminifera on the coral reefs of Bunaken Island, North Sulawesi Province, was carried out with the aim of providing information regarding the description, distribution and FoRAM Index values on the coral reef environment of Bunaken Island. Sediment sampling in the field was carried out at 5 stations around the island, each area has been plotted on the map, with 3 repetitions and using a SCUBA tool at a depth of 3-8 meters. From observations of sediment surface samples at 15 points in 5 stations spread over Bunaken Island, 5,770 benthic foraminifera specimens have been identified. 81 species from 26 genera of foraminifera were identified and they were then grouped into functional groups to obtain the FoRAM Index. The Index were ranged from 7.18 to 10.5. This indicates that the environment of the coral reef waters around the island is still in good condition. Keywords : Benthic Foraminifera, Coral Reef Ecosystem, Bunaken Island. ABSTRAK            Studi foraminifera bentik pada terumbu karang Pulau Bunaken Provinsi Sulawesi Utara dilakukan dengan tujuan untuk menyediakan informasi menyangkut deskripsi, peta sebaran dan nilai FoRAM Index pada lingkungan terumbu karang Pulau Bunaken. Kegiatan pengambilan sampel sedimen di lapangan dilakukan pada 5 stasiun di perairan Pulau Bunaken yang masing-masing areanya telah diplot dalam peta, dengan 3 kali pengulangan dan menggunakan alat SCUBA pada kedalaman 3-8 meter. Dari hasil pengamatan terhadap sampel sedimen permukaan dasar perairan pada 15 titik dalam 5 stasiun tersebar di Pulau Bunaken telah teridentifikasi sebanyak 5.770 spesimen foraminifera bentik. Hasil identifikasi foraminifera tersebut diperoleh 81 spesies foraminifera bentik yang termasuk dalam 26 genus. Spesies-spesies ini kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok fungsional untuk mendapatkan FoRAM Index, dan diperoleh kisaran 7,18-10,5. Nilai ini mengindikasikan bahwa lingkungan perairan terumbu karang di sekitar pulau tersebut ada dalam keadaan masih baik dan sehat. Kata Kunci : Foraminifera Bentik, Ekosistem Terumbu Karang, Pulau Bunaken.

Page 9 of 33 | Total Record : 324


Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 1 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 3 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 2 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 1 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 3 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS More Issue