cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis mewadahi kajian-kajian ilmiah dalam bidang bio-ekologi pesisir dan laut, hidro-oesanografi dan morfologi pesisir, toksikologi dan farmasitika, kajian substansi kimiawi biota dan perkembangan bioteknologi kelautan lainnya, di lingkup pesisir dan laut di daerah tropis. Kajian ilmiah dimaksud bisa berupa hasil penelitian maupun critical review. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam satu tahun (Februari, Juni, September). Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan FPIK-UNSRAT
Arjuna Subject : -
Articles 324 Documents
PENGARUH TIMBAL ASETAT (Pb (CH3COO)2) TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROALGA LAUT Nannochloropsis oculata Joshua W.T. Mailoor; Kurniati Kemer; Antonius P. Rumengan; Grevo S. Gerung; Erly Y. Kaligis; Veibe Warouw
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53340

Abstract

Microalgae are simple unicellular or multicellular microorganisms that are able to bind CO2 andcan absorb solar energy for the process of photosynthesis so that microalgae can convert inorganiccompounds into organic compounds. The organic compounds contained in microalgae arecarbohydrates, proteins, nucleic acids, and fats. The purpose of this study was to determine the growthand density of the microalgae Nannochloropsis oculata from the start of the culture to the exponentialphase and then proceed with the administration of lead acetate with 3 different concentrations. Thedensity of microalgae cells from the beginning of the culture to the exponential phase was on the 11day of observation. In the exponential phase, microalgae gave lead acetate treatment to 3 containerswith concentrations of 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm and 1 control container without treatment. The growthof Nannochloropsis oculata cell density with lead acetate administration experienced a decrease ingrowth when compared to the control container (without lead acetate treatment).Keywords: Microalgae, Nannochloropsis oculata, Lead Acetate ABSTRAKMikroalga merupakan mikroorganisme uniseluler atau multiseluler sederhana yang mampumengikat CO2 dan dapat menyerap energi matahari untuk proses fotosintesis sehingga mikroalga dapatmengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik. Senyawa organik yang terkandung dalammikroalga yaitu karbohidrat, protein, asam nukleat, dan lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pertumbuhan dan kepadatan mikroalga Nannochloropsis oculata dari awal kultur sampaipada fase eksponensial kemudian dilanjutkan dengan perlakuan pemberian timbal asetat dengan 3konsentrasi yang berbeda. Kepadatan sel mikroalga dari awal kultur sampai pada fase eksponensialyaitu pada hari ke-11 pengamatan. Pada fase eksponensial, mikroalga diberikan perlakuan timbalasetat ke dalam 3 wadah dengan konsentrasi 30 ppm, 50 ppm, 80 ppm serta 1 wadah kontrol tanpaperlakuan. Pertumbuhan kepadatan sel Nannochloropsis oculata dengan pemberian timbal asetatmengalami penurunan pertumbuhan jika dibandingkan dengan wadah kontrol (tanpa perlakuan timbalasetat). Kata kunci : Mikroalga, Nannochloropsis oculata, Timbal Asetat
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN ECHINODERMATA DI PANTAI PANCURAN PULAU LEMBEH Yudith A. Christianti; Farnis B. Boneka; Erly Y. Kaligis; Chatrien A.L. Sinjal; Billy Th. Wagey; Ridwan Lasabuda
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53344

Abstract

Echinodermata are found quite commonly in the tidal areas of Lembeh Island but their diversityand abundance have not been well documented. The purpose of this study was to determine the typesof Echinoderms and their abundance at Pancuran Beach, Lembeh Island, Bitung City. Samples weretaken at two stations using the Lincoln-Smith Transect method 2 x 50 m which was stretchedperpendicular to the beach with three replications. Samples were identified in situ and the number ofindividuals of each species was noted. The results showed that in Pancuran Beach there were 18species of phylum Echinodermata; with details of 7 species from the Asteroidea class, 5 species ofEchinoidea, 4 species of Ophiuroidea, 2 species of Holothuroidea. The results of the analysis using thediversity index show that the diversity of Echinodermata at both stations is in the medium category,characterized by the value of H' = 2.06 for station I and H'= 2.35 for station II. At station 1, the type ofOphiocoma erinaceus has the highest density of 15 ind/100m2 and a relative abundance of 23.68%. Atstation II Echinothrix diadema has the highest abundance of 12 ind/100m2 with a relative abundance of17.14%. Common species found in both stations are Diadema setosum, Echinometra mathaei,Echinothrix diadema, Holothuria atra, Ophiocoma erinaceus, and Ophiocoma scolopendrina.Keywords: Lembeh Island, Diversity, Abundance, Echinoderms ABSTRAKEchinodermata ditemukan cukup umum di daerah pasang surut Pulau Lembeh namunkeanekaragaman dan kelimpahannya belum sepenuhnya didokumentasikan dengan baik. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Echinodermata dan kelimpahannya di PantaiPancuran, Pulau Lembeh Kota Bitung. Sampel diambil pada dua stasiun dengan menggunakan metodeLincoln-Smith Transect 2 x 50 m yang dibentangkan tegak lurus ke arah pantai dengan tiga replikasi.Sampel diidentifikasi secara insitu dan jumlah individu tiap spesies dicatat. Hasil menunjukkan bahwadi Pantai Pancuran terdapat 18 spesies filum Echinodermata; dengan rincian 7 spesies dari kelasAsteroidea, 5 spesies Echinoidea, 4 spesies Ophiuroidea, 2 spesies Holothuroidea. Hasil analisamenggunakan indeks keanekaragaman menunjukkan bahwa diversitas Echinodermata pada keduastasiun dalam kategori sedang, ditandai dengan nilai H' = 2,06 untuk stasiun I dan H'= 2,35 untukstasiun II. Pada stasiun 1, jenis Ophiocoma erinaceus paling tinggi densitasnya yakni 15 ind/100m2dan kelimpahan relatif 23,68%, Pada stasiun II Echinothrix diadema memiliki kelimpahan tertinggi yakni12 ind/100m2 dengan kelimpahan relatif 17,14%. Jenis yang umum terdapat pada kedua stasiun adalahDiadema setosum, Echinometra mathaei, Echinothrix diadema, Holothuria atra, Ophiocoma erinaceus,dan Ophiocoma scolopendrina. Kata kunci: Pulau Lembeh, Keanekaragaman, Kelimpahan, Echinodermata
STRUKTUR KOMUNITAS ALGA DI SEKITAR PERAIRAN KELURAHAN MERAS KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO Daniel Y. Chairudin; Deislie R.H. Kumampung; Erly Y. Kaligis; Billy Th. Wagey; Joice R.T.S.L. Rimper; Kurniati Kemer
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53346

Abstract

Algae in North Sulawesi are still relatively abundant and have begun to be cultivated to be usedas food or medicinal products. However, clear information about the presence of algae species,especially information about algae community structure, has not been widely reported, so it is necessaryto do research on the algae community structure in North Sulawesi waters, more specifically aroundMeras Village waters. This study aims to determine the species of algae and the structure of the algaecommunity around the waters of the Meras Village, namely density, species diversity and dominance.The method used in this study is the line transect method. The results of the study found 9 species ofalgae, namely Dictyota mayae, Halimeda macroloba, Gracilaria edulis, Padina australis, Sargassumpolyceratium, Sargassum polycystum, Eucheuma spinosum, Bornetella oligospora and Amphiroafragilissima. The highest algae species density was G. edulis at 2.31 (ind/m2) and the lowest was E.spinosum at 0.27 (ind/m2). The species dominance index in this study was T1 0.17; T2 0.19 and T30.22. And the algae diversity index on each transect obtained T1 which was 1.76, T2 was 1.85, and T3was 1.91.Keywords: Algae, Community Structure, Meras ABSTRAKAlga di Sulawesi Utara terbilang masih melimpah dan sudah mulai dibudidayakan untukdijadikan bahan makanan ataupun produk obat-obatan. Namun informasi yang jelas tentangkeberadaan jenis-jenis alga terutama informasi tentang struktur komunitas alga belum banyakdilaporkan, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas alga di Perairan SulawesiUtara lebih khusus lagi di sekitar Perairan Kelurahan Meras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuijenis-jenis alga dan struktur komunitas alga di sekitar Perairan Kelurahan Meras yaitu kepadatan,keanekaragaman jenis dan dominansi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode linetransek. Hasil penelitian ditemukan 9 spesies alga pada lokasi penelitian, yaitu Dictyota mayae,Halimeda macroloba, Gracilaria edulis, Padina australis, Sargassum polyceratium, Sargassumpolycystum, Eucheuma spinosum, Bornetella oligospora dan Amphiroa fragilissima. Nilai kepadatanjenis alga tertinggi yakni G. edulis sebesar 2,31 (ind/m2) dan terendah adalah E. spinosum sebesar0,27 (ind/m2). Indeks dominansi jenis dalam penelitian ini T1 0,17; T2 0,19 dan T3 0,22. Dan Indekskeanekaragaman alga pada masing-masing transek diperoleh T1 yakni 1,76, T2 sebesar 1,85, dan T3sebesar 1,91. Kata kunci: Alga, Struktur Komunitas, Meras
STRUKTUR KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN DESA BAJO KECAMATAN SANANA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA Andika Umawaitina; Billy Th. Wagey; Chatrien A.L. Sinjal; Inneke F.H. Rumengan; Sandra O. Tilaar; Deislie R.H. Kumampung
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53355

Abstract

The purpose of this study was to determine the types of seagrass found in the waters of BajoVillage.determine the value of diversity, uniformity, dominance and IVI of seagrass in the waters. Thisresearch was conducted in the watersBajo Village, North Sanana District, Sula Islands Regency, NorthMaluku in October 2022. The research method used in this research is the quadratic transect method.This method consists of 2 sampling stations which are about 400 meters apart. The transect line isdrawn perpendicular from the beach to the sea for 100 m and then placed on the right side of thetransect line. The distance between one square and another is 10 m so that the total squares on eachtransect are 11. Data collection was carried out 3 times with a distance of 50 m from the first transectline to another transect line which was carried out in 2 stations. From this method the types of seagrassfound in Bajo Village Waters areT. hemprichii, C. rotundata, E. acoroides, H. pinifolia, H. minor, H.uninervis, and C. serrulata. It is known that the highest seagrass Important Value Index at Station 1 isobtained from seagrass speciesC. rotundataand the lowest in seagrass speciesH. pinifolia, and atstation 2 the highest IVI was found in seagrass speciesE.acoroidsand the lowest on seagrass speciesH.uninervis. The results of measuring the diversity index at station 1 obtained a value of 1.60, and forstation 2 a value of 0.95 was obtained. 2 for 0.17 with, and the dominance value generated at station 1is 0.30 and for station 2 is 0.70 which characterizes the absence of a dominant species.Keywords: Seagrass Community Structure, Bajo Village Waters ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui jenis jenis lamun yang ditemukan di perairanDesa Bajo. mengetahui nilai keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan INP lamun di perairan.Penelitian ini dilakukan di perairan Desa Bajo Kecamatan Sanana Utara Kabupaten Kepulauan SulaMaluku Utara pada bulan Oktober 2022. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode transek kuadrat, Dalam metode ini terdiri dari 2 stasiun pengambilan sampel yang memilikijarak sekitar 400 meter. Garis transek ditarik tegak lurus dari pantai menuju laut sepanjang 100 mkemudian diletakkan di sisi kanan garis transek. Jarak antar kuadrat satu dengan yang lainnya adalah10 m sehingga total kuadrat pada setiap transek adalah 11. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3kali pengulangan dengan jarak 50 m dari garis transek pertama menuju garis transek lainnya yangdilakukan dalam 2 stasiun. Dari metode tersebut jenis lamun yang ditemukan pada Perairan Desa Bajoyaitu T. hemprichii, C. rotundata, E. acoroides, H. pinifolia, H. minor, H. uninervis, dan C. serrulata.Diketahui bahwa Indeks Nilai Penting lamun tertinggi pada Stasiun 1 didapatkan pada jenis lamun C.rotundata dan terendah pada jenis lamun H. pinifolia, dan pada stasiun 2 INP tertinggi di temukapanpada jenis lamun E. acoroides dan terrendah pada jenis lamun H. uninervis. Hasil pengukuran indekskeanekaragaman pada stasiun 1 diperoleh nilai sebesar 1,60, dan untuk stasiun 2 di peroleh nilaisebesar 0,95 indeks keseragaman tergolong pada keseragaman yang stabil dengan di peroleh nilaiindeks keseragaman pada stasiun 1 menggambarkan hasil sebesar 0,14 dan pada sasiun 2 sebesar0.17 dengan, dan nilai dominansi yang dihasilkan pada stasiun 1 sebesar 0,30 dan untuk stasiun 2sebesar 0.70 yang mencirikan tidak adanya jenis yang dominan.Kata kunci : Struktur Komunitas Lamun, Perairan Desa Bajo
ASOSIASI ECHINODERMATA DENGAN KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PERAIRAN DESA MANGON KECAMATAN SANANA KABUPATEN KEPULAUAN SULA Syakirin Bilmona; Erly Y. Kaligis; Billy Th. Wagey; Fitje Losung; Natalie D.C. Rumampuk; Lawrence J.L. Lumingas
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53356

Abstract

The purpose of this study was to determine the association between the phylum Echinodermataand the seagrass community in the waters of Mangon Village. This research was conducted in thewaters of Mangon Village, Sanana District, Sula Islands Regency in October 2022. The researchmethod used was the quadratic transect method. This method consists of 2 research stations which areabout 500m apart. The transect line is drawn straight from the beach to the sea for 100m then aquadratic plot is placed in a zig-zag manner to the left and right of the transect line. There were 10 plotsthat were observed and spaced 10m each and 3 repetitions were carried out with a distance of 50m pertransect. From this method the results obtained in the waters of Mangon Village showed that at stationone, the species found at two stations in Mangon Village waters were 7 species of Echinodermata and6 species of seagrass. Based on the person product moment correlation value, there is a correlation inthe form of a positive association between seagrasses and echinoderms at the study site. Theenvironmental parameters owned by the waters of Mangon Village, Sula Islands Regency, namely,temperature has a range of 24-28˚C, salinity has a range of 28 – 340/00, and pH has a range of 7,08-8,08. The substrate obtained is sand and sand mixed with coral fragments.Keywords: Association of Echinodermata with Seagrass Community, Mangon Village Waters ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi antara filum Echinodermata denganKomunitas padang lamun di perairan Desa Mangon. Penelitian ini dilakukan di perairan Desa MangonKecamatan Sanana Kabupaten Kepulauan Sula pada bulan Oktober 2022. Metode penelitian yangdigunakan adalah metode transek kuadrat, Dalam metode ini terdiri dari 2 stasiun penelitian yangmemiliki jarak sekitar 500m. Garis transek ditarik lurus dari pantai menuju laut sepanjang 100mkemudian diletakkan plot kuadrat secara zig-zag disamping kiri-kanan pada garis transek. Terdapat 10buah plot yang diamati dan diberi jarak masing-masing 10m dan dilakukan sebanyak 3 kalipengulangan dengan jarak 50m per transek. Dari Metode tersbut hasil yang didapatkan di perairanDesa Mangon menunjukan bahwa pada stasiun satu, Spesies yang ditemukan pada dua stasiun diPerairan Desa Mangon adalah 7 spesies Echinodermata dan 6 spesies lamun. Berdasarkan nilaikorelasi person product moment, terdapat korelasi dalam bentuk asosisasi positif antara lamun danEchinodermata di lokasi penelitian. Parameter lingkungan yang dimiliki oleh perairan Desa MangonKabupaten Kepulauan Sula yaitu, suhu memiliki kisaran 24-28˚C, salinitas memiliki kisaran 28 - 340/00,dan pH memiliki kisaran 7,08-8,08. Substrat yang di dapat yaitu pasir dan pasir bercampur pecahankarang. Kata Kunci: Asosiasi Echinodermata, Komunitas Padang Lamun, Perariran Desa Mangon
DAYA TARIK Dugong dugon SEBAGAI POTENSI WISATA DI KAWASAN PERAIRAN DESA ARAKAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Fernando Jofandy Woy; Dannie R. S. Oroh; Meiske M. Sangian; Easter Ch. M. Tulung; Frans Rattu; Alma Pongtuluran
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53357

Abstract

Arakan village has great potential and opportunities in the field of tourism and as a touristattraction, so it is necessary to follow up with the management of the Dugong tourist attraction in thewaters of Arakan village. The problem formulated in this study is how to develop dugong tourismpotential inthe watersof Arakanvillage. This studyuseddescriptivemethod. Dataretrieval carriedoutinthis study was to directly visit the research site in Arakanvillage and in Arakan waters to makeobservations about the attraction of Dugong as tourism potential in Arakan village. Dugong orcommonly known by the locals as duyung is one of 35 species of marine mammals found in Indonesianwaters, especially in seagrass habitats. In this study, it was found that the attraction of Dugong as atourism potential in the waters of the Arakan village, the South Minahasa regency, North Sulawesiprovince, although it is only of particular interest to Dugong lovers. From observations made throughthis study, twodugongs were found in the Kolam Dugong area in the waters of Arakan village in aseagrasshabitat of 176.25 ha.Keywords: Dugong, Arakan Village ABSTRAKDesa Arakan memiliki potensi dan peluang yang besar dalam bidang pariwisata dan sebagaisalah satudayatarik wisata makaperluditindaklanjutidenganpengelolaan dayatarikwisata Dugong dikawasan perairan desa Arakan dan masalah yang dirumuskan dalam penelitianini adalahbagaimanamengembangkan potensi wisata dugong di kawasan perairandesa Arakan. dengan menggunakanmetode deskriptif. Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengunjungilangsung tempat penelitian di desa Arakandan di perairan Arakan serta melakukan pengamatantentang daya tarik Dugong sebagai potensi wisata di desa Arakan. Dugong atau biasa dikenal dengannama duyung merupakan satu dari 35 jenis mamalia laut yang dijumpai yang tersebar di perairanindonesia, khususnyadi habitat padang lamun. Pada peneltian ini didapati daya tarik Dugong sebagaipotensi wisata di peraiaran desa Arakan kecamatan Tatapan kabupaten minahasa selatan provinsisulawesi utara, walaupun hanya diminati secara khusus oleh pencinta Dugong. Dari pengamatan yangdilakukan malalui penelitian ini di jumpai 2 hewan Dugong di area kolamDugong perairan desa Arakanpada habitat lamun seluas 176,25 ha. Kata Kunci: Dugong, Desa Arakan
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA KARAGENAN YANG DIEKSTRAKSI DARI RUMPUT LAUT Eucheuma spinosum DAN Kappaphycus alvarezii SEBAGAI BAHAN BAKU MASKER WAJAH Adinda N. Dunggio; Billy Th. Wagey; Inneke F.H. Rumengan; Deiske A. Sumilat; Agung B. Windarto; Esther Angkouw
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53359

Abstract

The aim of this study was to compare the physicochemical characteristics of carrageenanextraction from seaweeds E. spinosum and K. alvarezii, and the facial mask preparations produced.This study was conducted from February to May 2023, starting from sampling in Nain Village, WoriDistrict, North Minahasa Regency and continued at the Marine Biotechnology and PharmaceuticalLaboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Sam Ratulangi University. This study was carriedout in several stages, namely extraction with NaOH at three different temperatures, and carrageenancharacterization by measuring yield, moisture content and gel strength, as well as mask preparationfrom carrageenan raw material using a mask maker machine and waterbath. Furthermore, irritation testwas performed by applying the mask preparation on human skin. The results of this study showed thatthe yield of carrageenan extracted from seaweeds K. alvarezii and E. spinosum were 22.36% and13.86%, respectively. The moisture content of carrageenan K. alvarezii (16.25%) was lower than E.spinosum (19.00%). Similarly, the gel strength of carrageenan K. alvarezii was 69.12 g/cm2 lower thanE. spinosum (80.20 g/cm2). Mask made from carrageenan from E. spinosum using a machine took 29hours and resulted in a film-like shape that was slightly flexible, while mask processing fromcarrageenan from K. alvarezii only took 10 minutes resulting in a compact jelly-like texture. Withwaterbath for 30 minutes, mask made from carrageenan from E. spinosum formed a solid gel, whilemask from carrageenan from K. alvarezii formed a thinner gel. It can be concluded that differentphysicochemical characteristics of carrageenan extracts cause different textures of the masksproduced. Irritation test of mask made from carrageenan from both types of seaweed did not causeirritation on the skin.Keywords: Seaweed, Eucheuma spinosum, Kappapychus alvarezii, Carrageenan, Facial Mask ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan karakteristik fisika kimia ekstraksikaragenan dari rumput laut E. spinosum dan K. alvarezii, dan sediaan masker wajah yang dihasilkan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2023 yang dimulai dari pengambilan sampel diDesa Nain, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara dan dilanjutkan di Laboratorium Bioteknologidan Farmaseutika Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Sam Ratulangi.Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu ekstraksi dengan NaOH pada tiga suhu yangberbeda, dan karakterisasi karagenan dengan mengukur rendemen, kadar air dan kekuatan gel, sertapreparasi masker berbahan baku karagenandengan mesin pembuat masker dan waterbath.Selanjutnya uji iritasi dilakukan dengan mengoleskan sediaan masker pada kulit manusia. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa rendemen karagenan yang diekstraksi dari rumput laut K. alvareziidan E. spinosum, masing-masing 22,36% dan 13,86%. Kadar air dari karagenan K. alvarezii (16,25%),lebih rendah dari E. spinosum (19,00%). Demikian pula, kekuatan gel karagenan K. alvarezii sebesar69,12 g/cm2lebih rendah dari E. spinosum (80,20 g/cm2). Masker berbahan baku karagenan dari E.spinosum dengan menggunakan mesin membutuhkan waktu 29 jam dan hasilnya berbentuk film yangagak lentur, sedangkan pemrosesan masker dari karagenan dari K. alvarezii hanya butuh waktu 10menit menghasilkan bertekstur jeli yang kompak. Dengan waterbath selama 30 menit, maskerberbahan baku karagenan dari E. spinosum berbentuk gel yang padat, sedangkan masker darikaragenan dari K. alvarezii berbentuk gel yang lebih encer. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik fisikakimia ekstrak karagenan yang berbeda menyebabkan tekstur dari masker yang dihasilkan jugaberbeda. Uji iritasi masker berbahan baku karagenan dari kedua jenis rumput laut tersebut, tidakmenimbulkan iritasi pada kulit. Kata kunci: Rumput Laut, Eucheuma spinosum, Kappapychus alvarezii, Karagenan, Masker Wajah
TOKSISITAS EKSTRAK FUNGI YANG BERASOSIASI DENGAN SPONGE Acanthostrongylophora ingens ASAL PERAIRAN PULAU BANTONG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti Maya J. Sanger; Robert A. Bara; Fitje Losung; Frans Lumuindong; Rosita A.J. Lintang; Kurniati Kemer
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53363

Abstract

The aim of this study is to isolate fungal symbionts from the sponge Acanthostrongylophoraingens that grow in Bantong Island Waters to test their larvicidal activity towards A. aegypti larvae. Apiece of sponge A. ingens were cut and then planted on PDA media until the fungal mycelium starts togrow. The pure isolates are inoculated into a rise medium in the Erlenmeyer flasks for static incubationin room temperature for 14 days. Furthermore, the isolates were soaked with ethyl acetate 3 times,followed by evaporation using a Rotary Vacuum evaporator. The extracts of each fungal isolates weretested on A. aegypti larvae. The results showed that the five fungal isolate extracts have anti-larvalactivity with LC50 values in isolates ranging from 1 to 6 ppm, namely, 1.2 (5.094 ppm), isolates 1.3(3.388 ppm), isolates 2.2 (1.614 ppm), isolates 2.1B (5.918 ppm), isolates 1.1.2 (6.220 ppm). From theLC50 results of this study, the extracts of the five isolates of the associated mushroom with the spongeA. ingens from the waters of Bantong Island, East Bolaang Mongondow Regency were categorized asvery toxic according to the Tanamayat and Clarkson categories, so that they could be developed asanti-larval towards A. aegypti mosquito.Keywords: Toxicity, Larvicidal, sponge Acanthostrongylophora ingens, fungal symbionts ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur simbion dari spons Acanthostrongylophoraingens yang tumbuh di Perairan Pulau Bantong dan selanjutnya menguji aktivitas larvasida terhadaplarva A. aegypti. Spons A. ingens dipotong dan kemudian ditanam pada media PDA hingga miseliumjamur mulai tumbuh. Isolat murni diinokulasikan ke dalam media agar dalam labu Erlenmeyer dandiinkubasi secara statis pada suhu ruang selama 14 hari. Selanjutnya isolat direndam dengan etilasetat sebanyak 3 kali, kemudian diuapkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator. Ekstrakmasing-masing isolat jamur diujikan pada larva A. aegypti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimaekstrak isolat jamur tersebut memiliki aktivitas anti larva dengan nilai LC50 pada isolat berkisar antara1 hingga 6 ppm yaitu, 1.2 (5,094 ppm), isolat 1.3 (3,388 ppm), isolat 2.2 (1,614 ppm), isolat 2.1B (5,918ppm), isolat 1.1.2 (6,220 ppm). Dari hasil LC50 penelitian ini, ekstrak kelima isolat jamur berasosiasidengan spons A. ingens dari perairan Pulau Bantong, Kabupaten Bolaang Mongondow Timurdikategorikan sangat toksik menurut kategori Tanamayat dan Clarkson, sehingga dapat dikembangkansebagai anti nyamuk A. aegypti. Kata Kunci: Toksisitas, Larvasida, spons Acanthostrongylophora ingens, simbion jamur
IDENTIFIKASI JENIS KEPITING DI PERAIRAN MOLAS, KECAMATAN BUNAKEN, KOTA MANADO (Identification Of Crab Species in Molas Waters, Bunaken District, Manado City) Reygina B.S Roring; Erly Y. Kaligis; Robert A. Bara; Nickson J. Kawung; Winda M. Mingkid
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53364

Abstract

Crustaceans are an important part of the bentic fauna and one of the groups is infra theorderbrachyura. Brachyura crabs cover about 700 genera and about 5000 to 10000 species. Thepurpose of this study is first to identfy the types of crabs, secondly to calculate abundance, thirdly tofind out the environmetal conditions of the surrounding waters both pH, temperature, salinity occupiedby the types of crabs in Molas waters, Bunaken District, Manado Cit. Identification technique based onthe color and shape of the carapace. The data collection location consists of 2 different places (station)which are 150 m between stations. To compelte the data in the field, supporting water quality data wasalso collected such as: temperature, pH, and salinity at each station. Identification results in Molaswaters, Bunaken District, Manado City found 7 types of crabs with the number recorded namely,Austruca annulipes 155 individuals, followed by Ocypode sp 55 individuals, Ocyopde palidula 53individuals, Leptograpsus variegatus 30 individuals, Gelasimus vocans 20 individuals, Aratus pisonii 15individuals and Portunus pelagicus 10 individuals. Based on the analysis of abudance data with thehighest value, namely Crab Austruca annulipes that is1,55 ind/m2. The quality parameters in Molaswaters are temperature 29-30 oC, Salinity ppt 29-30 ppt, pH 6-8.Keywords: Molas, Crabs, Abudance ABSTRAKKrustasea adalah bagian penting dari fauna bentik dan salah satu kelompok adalah infra ordobrachyura. Kepiting brachyura mencakup sekitar 700 genera dan sekitar 5000 hingga 10.000 spesies.Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama mengidentifikasi jenis-jenis kepiting, kedua yaitumenghitung kelimpahan, ketiga yaitu mengetahui keadaan lingkungan perairan sekitar baik pH, suhu,salinitas yang di tempati oleh jenis-jenis kepiting di perairan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado.Penelitian ini menggunakan metode jelajah. Teknik identifikasi berdasarkan warna serta bentukkarapas. Lokasi pengambilan data terdiri 2 tempat (stasion) berbeda yang berjarak 150 m antar stasion.ntuk melengkapi data di lapangan diambil juga data pendukung kualitas air, seperti: suhu, pH, dansalinitas pada masing-masing stasiun. Hasil identifikasi di Perairan Molas, Kecamatan Bunaken, KotaManado ditemukan 7 jenis kepiting dengan jumlah yang terdata yaitu, Austruca Annulipes yaitu 155individu, kemudian diikuti jenis kepiting Ocypode sp yaitu 55 individu, Ocypode palidula yaitu 53individu, Leptograpsus variegatus yaitu 30 individu, Gelasimus vocans yaitu 20 individu, Aratus pisonii15 individu dan Portunus pelagicus 10 individu. Berdasarkan analisis data kelimpahan dengan nilaitertinggi yakni Kepiting Austruca annulipes yaitu 1,55 ind/m2. Parameter kualitas di perairan Molas yaitusuhu 29-30 oC, salinitas 29-30 ppt, pH 6-8.Kata kunci: Molas, Kepiting, Kelimpahan
UJI TOKSISITAS ANTI KANKER EKSTRAK ALGA COKLAT Padina sp. TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina LEACH., DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Nickson J. Kawung; Adolfina Sumangando; Natalie D. Rumampuk; Billy. Th. Wagey
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.2.2023.53366

Abstract

Brown Algae Padina sp are marine biota that have secondary metabolites that are useful in the pharmaceutical field, especially raw materials for anti-cancer drugs. Bioactive compounds suspected of having anti-cancer activity were tested for activity by means of a toxicity test. Brine Shrimp Lethality Test Method. The purpose of this study was to test the anticancer activity of the crude extracts of Padina sp against Artemia salina L shrimp larvae using the Brine Shrimp Lethality Test method. Algae samples were taken in the waters of Makupa Village. The activity test was carried out at the Laboratory of Marine Biotechnology and Pharmacy, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Unsrat. The test concentrations used of 10, 50, 100, 250 and 500 ppm, by first making 1000 ppm mother liquor. Data analysis used probit analysis to determine the toxicity value of LC50. The results obtained showed that the increase in concentration was followed by an increase in the number of mortality of the test animals where Padina sp 65%. The results of probit analysis obtained LC50 Padina sp 12.45 mg/l. Based on these data, bioactive compounds from Padina are more toxic, so it can be concluded that the content of bioactive compounds from Padina sp has the potential to be developed as raw materials for anticancer drugs. Keywords: Anticancer, Padina, Lethtality Test ABSTRAK Alga Coklat Padina sp merupakan biota laut yang memiliki metabolit sekunder yang bermanfaat dalam bidang farmasi terutama bahan baku obat anti kanker. Senyawa bioaktif yang diduga memiliki aktivitas anti kanker terlebih dahulu dilakukan pengujian aktivitas dengan cara uji toksisitas. Metode Brine Shrimp Lethality Test. Tujuan penelitian ini yaitu uji aktivitas antikanker dari ekstrak Padina sp terhadap larva udang Artemia salina L dengan menggunakan metode Metode Brine Shrimp Lethality Test. Sampel alga di ambil di Perairan Desa Makupa. Uji aktivitas dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Farmasetika Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat. Konsentrasi uji menggunakan 10, 50, 100, 250 dan 500, ppm, dengan terlebih dahulu membuat larutan induk 1000 ppm. Analisis data menggunakan analisis probit untuk menentukan nilai toksisitas LC50. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kenaikan konsentrasi diikuti dengan kenaikan jumlah mortalitas hewan uji dimana Padina sp 65%. Hasil analisis probit diperoleh nilai Lethal consentrasi adalah 12.45 mg/l. Berdasarkan data tersebut senyawa bioaktif dari Padina lebih toksik dibandingkan dengan Halimeda sp, sehingga dapat disimpulkan kandungan senyawa bioaktif dari Padina sp berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku obat antikanker. Kata kunci: Antikanker, Padina, Lethality Test

Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 1 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 3 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 2 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 1 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 3 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS More Issue