cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis mewadahi kajian-kajian ilmiah dalam bidang bio-ekologi pesisir dan laut, hidro-oesanografi dan morfologi pesisir, toksikologi dan farmasitika, kajian substansi kimiawi biota dan perkembangan bioteknologi kelautan lainnya, di lingkup pesisir dan laut di daerah tropis. Kajian ilmiah dimaksud bisa berupa hasil penelitian maupun critical review. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam satu tahun (Februari, Juni, September). Diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan FPIK-UNSRAT
Arjuna Subject : -
Articles 324 Documents
KESESUAIAN WISATA PANTAI UNTUK REKREASI DI PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Dannie R.S Oroh; Tommy M. Kontu; Oktavianus Lintong; Linda Sinolungan
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.52804

Abstract

The beach is an area that lies between the ocean and the terrestrial, which is strongly influenced by the tides. The beauty of the beach and the unique biota that live on the beach have long been a tourist attraction. Beaches are generally known as attractive tourist destinations, especially for mass tourism and recreation. However, the use of the beach for tourism purposes must pay attention to the sustainability of resource use, ecosystem balance, and environmental sustainability. Tourism activities carried out in nature, including in coastal areas, must be carried out with due regard to environmental conditions so that resources remain sustainable and balanced, and support the sustainable use of these resources for tourism purposes. Therefore, if a coastal area is to be developed as a destination or tourist spot, it is necessary to assess the suitability of coastal resources whether or not they are suitable for use as environmental services in the tourism sector, or whether certain strategies are required so that coastal resources remain sustainable. The purpose of this study is to assess the suitability of beach tourism for recreation at Lakban Beach, Southeast Minahasa Regency based on the calculation of the Tourism Suitability Index. Data was collected through direct measurements and observations in the field of ten parameters, which include beach type, beach width, depth, beach slope, fresh water availability, water base material, current, brightness, land cover, and dangerous biota. Data is analysed using the Tourism Suitability Index. The results showed that the Suitability of Beach Tourism for Recreation at Lakban Beach is in the Very Suitable category. However, it should be noted that there is some dangerous biota that live in the coastal waters.Keywords : Lakban Beach, Eco marine tourism, sutainaibility ABSTRAKPantai merupakan daerah yang terletak di antara lautan dan daratan yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Keindahan pantai dan keunikan biota yang hidup di pantai sudah lama menjadi daya tarik wisatawan. Pantai umumnya dikenal sebagai tujuan wisata yang menarik, terutama untuk pariwisata dan rekreasi massal. Namun pemanfaatan pantai untuk tujuan wisata harus memperhatikan kelestarian pemanfaatan sumber daya, keseimbangan ekosistem, dan kelestarian lingkungan. Kegiatan kepariwisataan yang dilakukan di alam, termasuk di kawasan pesisir, harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi lingkungan agar sumber daya tetap lestari dan seimbang, serta mendukung pemanfaatan sumber daya tersebut secara berkelanjutan untuk tujuan wisata. Oleh karena itu, jika kawasan pesisir akan dikembangkan sebagai destinasi atau tempat wisata, maka perlu dikaji kesesuaian sumber daya pesisir apakah layak atau tidak untuk dimanfaatkan sebagai jasa lingkungan di sektor pariwisata, atau diperlukan strategi tertentu untuk itu. agar sumber daya pesisir tetap lestari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kesesuaian wisata pantai untuk rekreasi di Pantai Lakban Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dan pengamatan langsung di lapangan terhadap sepuluh parameter yang meliputi tipe pantai, lebar pantai, kedalaman, kemiringan pantai, ketersediaan air tawar, material dasar perairan, arus, kecerahan, tutupan lahan, dan biota berbahaya. Data dianalisis menggunakan Indeks Kesesuaian Pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kesesuaian Wisata Pantai Untuk Rekreasi di Pantai Lakban berada pada kategori Sangat Sesuai. Namun perlu diperhatikan bahwa ada beberapa biota berbahaya yang hidup di perairan pesisir.Kata kunci: Pantai Lakban, Kesesuaian Wisata lau
TRANSPLANTASI KARANG BATU BERCABANG DI PERAIRAN TANJUNG PAPUTUNGAN Carolus Paulus Paruntu; Febrianto Mudul; Kakaskasen A. Roeroe; Medy Ompi; Sandra O. Tilaar; Adnan S. Wantasen
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.52805

Abstract

The formation of coral reefs is a long and complex process. The process of forming coral reefs begins with the attachment of various lime-producing biota on a hard substrate. Coral reefs take quite a long time to recover and are highly dependent on water conditions. Until now, pressures caused by human activities such as pollution from land and destructive fisheries practices have been considered a major threat to coral reefs. Efforts to overcome damage to coral reef ecosystems can be done by developing coral transplantation techniques. In response to this, the research wiil apply the method of artificial reefs from concrete blocks as a container for the installation of colonies of Acropora formosa spesies and Porites cylindrica spesies. A total of 75 branched coral colonies were transplanted in the waters of 75 branched coral colonies were transplanted in the waters of the Paputungan cape 39 colonies of branched growth forms of Acropora form and 36 colonies of branched grotwth forms of Porites cylindrica spesies were transplanted in artificial reef units. Data collection in the field in the form colonies that were successfully transplanted into artificial reef units totaling 6 units will be documented using cameras from each block taken perpendicular pictures and photographing colonies from earch artificial reef unit. The results of the shoot were then analyzed using software of the Image-J application. At the end of the observation process, it was found that the highest resistence of transplane colonies was 97.2 % where there were 35 surviving colonies and 1 dead colony out of a total of 36 colonies transplanted by Porites cylindrica spesies. Meanwhile, observations found that the lowest resistnce of transplant colonies that survived and 13 colonies that died out of a total of 39 colonies transplanted by acropora formosa spesies. Acropora formosa has a relatively fast increase compared to Porites cylindrica spesies. The highest accretion was dominated by the 18.05 mm fragment-size Acropora formosa spesies at the end of the sixth lunar observation.Keywords: Restoration, transplantation, Branching Coral, Tanjung Paputungan, North Minahasa ABSTRAKTerbentuknya terumbu karang merupakan suatu proses yang lama dan kompleks. Proses terbentuknya terumbu karang dimulai dengan penempelan berbagai biota penghasil kapur pada substrat yang keras. Terumbu karang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih kembali dan sangat tergantung dari kondisi perairan. Hingga kini, tekanan yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti pencemaran dari daratan dan praktek perikanan yang merusak telah dianggap sebagai ancaman utama untuk terumbu karang. Upaya penanggulangan kerusakan ekosistem terumbu karang dapat dilakukan dengan menggembangkan teknik transplantasi karang (coral transplantation). Menanggapi hal tersebut, maka dalam penelitian kali akan menerapkan metode terumbu buatan dari blok beton sebagai wadah untuk pemasangan koloni spesies Acropora formosa dan spesies Porites cylindrica. Sebanyak 75 koloni karang bercabang yang di transplantasi di perairan tanjung Paputungan 39 koloni bentuk pertumbuhan bercabang spesies Acropora formosa dan 36 koloni bentuk pertumbuhan bercabang spesies Porites cylindrica ditransplantasikan pada unit terumbu buatan. Pengambilan data dilapangan berupa Koloni yang berhasil di transplantasi ke unit terumbu buatan berjumlah 6 unit akan didokumentasikan menggunakan kamera dari tiap-tiap blok di ambil gambar tegak lurus dan memotret koloni dari masing-masing unit terumbu buatan. Hasil pemotretan tersebut selanjutnya dianalisa menggunakan sofware atau aplikasi Image-J. Akhir proses pengamatan ditemukan bahwa ketahanan koloni transplan tertinggi yaitu 97,2 % dimana terdapat 35 koloni yang bertahan hidup dan 1 koloni yang mati dari total 36 koloni yang di transplantasi spesies Porites cylindrica. Sedangkan pengamatan ditemukan bahwa ketahanan koloni transplan terendah yaitu 66,6 % dimana terdapat 26 koloni yang bertahan hidup dan 13 koloni yang mati dari total 39 koloni yang di transplantasi spesies Acropora formosa. Acropora formosa mempunyai pertambahan relatif cepat di bandingkan janis Porites cylindrica. Pertambahan paling tinggi didominasi oleh spesies Acropora formosa ukuran fragmen 18,05 mm di akhir pengamatan bulan keenam.Kata Kunci: Restorasi, Transplantasi, Karang bercabang, Tanjung Paputungan, Minahasa Utara
ESTIMASI KARBON TERSIMPAN PADA VEGETASI MANGROVE DI SEKITAR MARINE FIELD STATION UNIVERSITAS SAM RATULANGI KECAMATAN LIKUPANG KABUPATEN MINAHASA UTARA (Estimation of Stored Carbon in Mangrove Vegetation Around Marine Field Station Sam Ratulangi University Olivio E. De Jesus Soares; Joshian N. W. Schaduw; Antonius P. Rumengan; Grevo S. Gerung; Farnis B. Boneka; Calvyn F. A. Sondak
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53076

Abstract

Mangroves are plants that are able to survive in coastal areas under environmental conditionsthat are influenced by tides and muddy seawater. Mangrove forests have an ecological function, whichis to play a role in efforts to mitigate global warming because mangrove forests absorb and store carbondioxide (CO2) which is carried out through the process of photosynthesis and storing it in biomass stock.There are 2 objectives of this study, namely: (1) to estimate the carbon stored in mangrove vegetationin Likupang District, North Minahasa Regency (2) to find out how much potential carbon stock is storedin mangrove vegetation and absorption of carbon dioxide (CO2) on mangrove stands. The method usedin this study was a sample plot transect line (Dharmawan and Pramudji, 2001). Based on the resultsobtained from the calculation of the biomass and carbon stock stored in mangrove vegetation inLikupang District, North Minahasa Regency, it can be seen that the average value is 452.42 tons/hawith a carbon content or the amount of carbon stored is 212.64 tons C/ ha or equivalent to 780.38 tonsof CO2/ha.Keywords: Mangrove Vegetation, Carbon, North Minahasa ABSTRAKMangrove merupakan tumbuhan yang mampu bertahan hidup di daerah pesisir pantai dengandi bawah kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan berlumpur. Hutanmangrove memiliki salah satu fungsi ekologis yaitu berperan dalam upaya mitigasi pemanasan globalkarena hutan mangrove sebagai penyerap dan penyimpan karbon dioksida (CO2) yang dilakukanmelalui proses fotosintesis dan menyimpannya dalam stok biomassa. Tujuan dari penelitian ini ada 2yaitu: (1) mengestimasi karbon tersimpan pada vegetasi mangrove di Kecamatan Likupang, KabupatenMinahasa Utara, dan (2) mengetahui berapa besar potensi stok karbon tersimpan pada vegetasimangrove dan serapan karbondioksida (CO2) atas tegakan mangrove. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah garis transek petak contoh (Dharmawan dan Pramudji, 2001). Berdasarkan hasilyang diperoleh dari perhitungan biomassa dan stok karbon yang tersimpan pada vegetasi mangrove diKecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, dapat nilai rata-rata sebesar 452,42 ton/ha dengankandungan karbon atau jumlah karbon tersimpan sebesar 212,64 ton C/ha atau setara 780,38 tonCO2/ha.Kata Kunci: Vegetasi Mangrove, Karbon, Minahasa Utara
STRUKTUR KOMUNITAS EKOSISTEM PADANG LAMUN DI PERAIRAN DESA BORGO KECAMATAN BELANG KABUPATEN MINAHASA TENGGARA (Community Structure of Ecosystem Seagrass Beds in Water of Borgo Village, Belang District, Southeast Minahasa Regency) Agung J. Losung; Carolus P. Paruntu; Billy Th. Wagey; Kakaskasen A. Roeroe; Fitje Losung; Hariyani Sambali
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53078

Abstract

This research was conducted in the coastal waters of Borgo Village, Belang District, SoutheastMinahasa Regency using the line transect method adopted by the Seagrass Watch method. This studyaims to determine the community structure and physical-chemical environmental factors of seagrassbeds in the waters of Borgo Village, Belang District, Southeast Minahasa Regency. The results of thisstudy obtained 3 types of seagrass identified in the waters of Borgo Village, namely: Enhalus acoroides,Thalassia hemprichii, and Syringodium isoetifolium, with an average value of species density belongingto scale 2 with a density level of 25-75 ind/m2 which is included in sparse density conditions (11.99individuals/m2); the average value of relative concealment is classified as less rich/less healthy(33.34%); the species index is included in the low category, namely H'<1 (0.68); the uniformity index isincluded in the large/high category (0.33) the dominance index is included in the medium category(0.75). The parameter value of pH 8.00 is in the range of quality standard values while the temperatureof 32.00° C, brightness of 0.29 m, and salinity of 29.98 o/oo are not in the range of quality standardvalues.Keywords: Seagrass Community Structure, Species Composition, Borgo Village Waters ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan di wilayah pesisir perairan Desa Borgo, Kecamatan Belang,Kabupaten Minahasa Tenggara dengan menggunakan metode metode line transect yang diadopsidengan metode SeagrassWatch. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas danfaktor lingkungan fisika-kimia padang lamun di perairan Desa Borgo, Kecamatan Belang, KabupatenMinahasa Tenggara. Hasil penelitian ini memperoleh 3 jenis lamun yang terindentifikasi di perairanDesa Borgo yaitu: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Syringodium isoetifolium, dengan nilairata-rata kerapatan jenis tergolong dalam skala 2 dengan tingkat kerapatan 25-75 ind/m2 yangtermasuk dalam kondisi kerapatan jarang (11,99 individu/m2); nilai rata-rata penutupan relatif jenistergolong kurang kaya/kurang sehat (33,34%); indeks keanekaragaman jenis termasuk dalam kategorirendah yaitu H’<1 (0,68); indeks keseragaman termasuk dalam kategori besar/tinggi (0,33) indeksdominansi termasuk dalam kategori sedang (0,75). Nilai parameter pH 8,00 berada pada kisaran nilaibaku mutu sedangkan suhu 32,00° C, kecerahan 0,29 m dan salinitas 29,98 o/oo tidak berada padakisaran nilai baku mutu.Kata kunci: Struktur Komunitas Lamun, Komposisi Jenis, Perairan Desa Borgo
KONDISI KESEHATAN PADANG LAMUN DI PERAIRAN LANTUNG KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Soniya Br Sipayung; Calvyn F.A. Sondak; Veibe Warouw; Joice R. Rimper; Kurniati Kemer; Jane M. Mamuaja; Ferdinand F. Tilaar
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53098

Abstract

Seagrasses are flowering plants (angiosperms) that live on a substrate of sand, muddy sand, and sand mixed with coral fragments. Seagrass beds have an important role both for supports the life of various types of marine biota as well as protein source for the coastal community. The purposes of this study were to find out the types of seagrasses and to assess seagrass bed conditions around Lantung village waters. The line transect quadrat method was using for data collection. Four transects were laid perpendicular from the sea to the shoreline. A 50 x 50 cm frame was used to asstimet seagrass percent cover and laid every ten meters along the transect line. This study found 7 species of seagrass namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila decipiens, and Halophila ovalis. The average value of seagrass percent cover at the location was 66.44% and it was categorized as ‘healthy’. The environmental parameters values were 29.86°C, 29.05‰ and 8.45 for temperature, salinity and pH respectively.Keywords: Lantung, seagrass, health condition, percent coverABSTRAK Lamun adalah tumbuh-tumbuhan berbunga (angiospermae) yang hidup pada substrat pasir, pasir berlumpur, dan pasir bercampur pecahan karang. Padang lamun memiliki peran penting dalam suatu ekosistem perairan dangkal yang menunjang kehidupan beragam jenis biota laut dan lumbung protein bagi masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui jenis-jenis lamun yang ada di lokasi penelitian dan mengkaji kondisi kesehatan padang lamun dengan teknik pengumpulan data mengunakan metode transek kuadran yang ditarik tegak lurus garis pantai, dengan ukuran frame 50x 50 cm. Hasil penelitian di Perairan Lantung, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara ditemukan 7 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Halodule pinifolia, Halophila decipiens, dan Halophila ovalis. Nilai rata- rata penutupan lamun pada lokasi penelitian sebesar 66,44% dan di kategorikan sehat. Parameter di Perairan Lantung yaitu suhu, salinitas, pH, dan substrat tergolong baik dengan nilai rata- rata parameter tergolong optimun dan berada pada kisaran baku mutu air laut dan dapat di toleransi lamun dengan nilai suhu 29,86°C, nilai salinitas 29,05‰ dan nilai pH 8,45.Kata kunci: Lantung, lamun, kondisi kesehatan, penutupan
KOMPOSISI FORAMINIFERA BENTIK BESAR PADA SEDIMEN MANGROVE Gabriel F. Tulung; Jane M. Mamuaja; Royke M. Rampengan; Hermanto W. K. Manengkey; Rignolda Djamaluddin; Rene C. Kepel
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53332

Abstract

Large benthic foraminifera are unicellular organisms that live at the surface of the sediments and have the ability to form shells of calcium carbonate (CaCO3). This research was conducted with the aim of describing and analyzing the composition of the large benthic foraminifera found in the coastal mangrove areas of Tasik Ria and Tongkeina. Sampling activities were carried out by taking sediment samples from mangrove areasTasik Ria and Tongkeina. The large benthic foraminifera identified were 3,680 specimens. Foraminifera species and genera obtained were 28 species from 15 genera in the mangrove sediments of Tasik Ria Beach and 23 species from 11 genera in the mangrove sediments of Tongkeina Beach. The dominant foraminifera genera with a proportion of more than 5% at both study sites were Ammonia, Amphistegina, Calcarina, Elphidium and Neorotalia. Based on the type of shells, foraminifera with light shells were more commonly found in the mangrove area of Tasik Ria than in Tongkeina. In contrast, more sandy-shelled foraminifera were found in the mangrove area of Tongkeina than in Tasik Ria. Furthermore, the Diversity Index for large benthic foraminifera obtained at both locations was in the medium category with values indicating the diversity of foraminifera species obtained in the mangrove area of the Tasik Ria coast was higher than the foraminifera obtained in the mangrove area of the Tongkeina coast. Keywords: Large Benthic Foraminifera, Mangrove Area, Tasik Ria Beach, Tongkeina BeachABSTRAKForaminifera bentik besar merupakan organisme uniseluler yang hidup di dasar perairan dan memiliki kemampuan membentuk cangkang dari zat kapur kalsium karbonat (CaCO3). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis komposisi foraminifera bentik besar yang terdapat pada area mangrove pantai Tasik Ria dan Tongkeina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan pengambilan sampel hingga tahap identifikasi foraminifera bentik berukuran besar yang ditemukan pada sedimen mangrove pantai Tasik Ria dan pantai Tongkeina. Foraminifera bentik berukuran besar yang teridentifikasi adalah sebanyak 3.680 spesimen. Sejumlah 28 spesies dari 15 genus ditemukan pada sedimen mangrove Pantai Tasik Ria dan 23 spesies dari 11 genus pada sedimen mangrove Pantai Tongkeina. Genus foraminifera yang dominan dengan proporsi lebih dari 5% yang diperoleh pada lokasi penelitian adalahAmmonia, Amphistegina, Calcarina, Elphidium dan Neorotalia. Berdasarkan tipe cangkang, foraminifera bercangkang gampingan lebih banyak ditemukan di kawasan mangrove pantai Tasik Ria daripada di Tongkeina. Sebaliknya, foraminifera bercangkang pasiran lebih banyak ditemukan di kawasan mangrove pantai Tongkeina daripada Tasik Ria. Selanjutnya Indeks Keanekaragaman foraminifera bentik berukuran besar yang diperoleh pada kedua lokasi dikategorikan sedang dengan nilai yang diperoleh pada kawasan mangrove pantai Tasik Ria lebih tinggi dibandingkan kawasan mangrove pantai Tongkeina.Kata Kunci: Foraminifera Bentik Besar, Kawasan Mangrove, Pantai Tasik Ria, Pantai Tongkeina
ANALISIS BIOMASSA MANGROVE DAN INDEKS NILAI PENTING DI DESA RATATOTOK TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PROVINSI SULAWESI UTARA Cosme B. De C. Da Costa; Antonius P. Rumengan; Ping A. Angmalisang; Indri S. Manembu; Frans Lumuindong; Fitje Losung
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53333

Abstract

Mangrove forest is an ecosystem that lives in coastal areas and has muddy substrates and river mouths influenced by seawater and it is able to live in areas with high salinity ranges. Mangroves absorb CO2 during photosynthesis, then convert it into carbohydrates by storing it in biomass in, roots, and leaves. This study aimed to identify mangrove species, examine the structure of the mangrove community, analyze the importance value index, and determine the value of mangrove biomass in East Ratatotok Village, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi Province. The method used in this study is the quadrant line transect method which examines the importance value index and the amount of biomass in mangroves using a mangrove biomass determination algorithm. Based on the results of this study, four types of mangroves were found, namely Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculate, Ceriops tagal, and Sonneratia alba. The type of R. mucronata dominates the mangrove species in East Ratatotok, Southeast Minahasa Regency. The analysis results of East Ratatotok mangrove biomass values are quite high, ranging from 113.15 to 239.03 tons/ha.Keywords: Mangrove, IVI, Biomass, East RatatotokABSTRAKHutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang hidup di daerah pesisir pantai dan memiliki substrat berlumpur, muara sungai yang dipengaruhi oleh air laut serta dapat hidup di daerah dengan rentang salinitas yang tinggi. Mangrove menyerap CO2 pada saat proses fotosintesis, kemudian mengubahnya menjadi karbohidrat dengan menyimpannya dalam bentuk biomassa pada akar, batang, ranting, dan daun Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengidentifikasi jenis mangrove, mengkaji struktur komunitas mangrove dan menganalisis indeks nilai penting serta mengetahui nilai biomassa mangrove di Desa Ratatotok Timur, Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode garis transek kuadrat yang meneliti indeks nilai penting dan jumlah biomassa pada mangrove menggunakan algoritma penentuan biomassa mangrove. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan 4 jenis mangrove yaitu Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Ceriops tagal, dan Sonneratia alba. Jenis R. mucronata mendominasi jenis-jenis mangrove yang di Ratatotok Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Hasil analisis nilai biomassa mangrove Ratatotok Timur cukup tinggi berkisar antara 113.15 hingga 239.03 ton/ha.Kata kunci: Mangrove, INP, Biomassa, Ratatotok Timur
KEANEKARAGAMAN SPONS DI KAWASAN PANTAI KINAMANG KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Putra Musak; Deiske A. Sumilat; Joshian N. W. Schaduw; Antonius P. Rumengan; Esther D. Angkouw; Suzanne L. Undap
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53334

Abstract

Spons are primitive living settled animals that are filter feeder. These animals are commonly found in tropical and sub-tropical waters, ranging from the intertidal zone to the subtidal. The aim of this study is to know the diversity of species and the content of bioactive sponges. Sponge data collection: ecological index, species composition and density of sponge as well as knowledge of the study of bioactive sponge using the library study of the research carried out and using the scientific articles of the last 10 years, from 2013 to 2023. The study used the transec belt method that has been modified. From the use of the method, 17 Families were obtained, 48 individuals at a depth of 7 m and 118 individuals at 14 m. Based on the results of this study showed that the index of diversity obtained from the analysis results belonged to the average in 7 m and 14 m. Distribution patterns obtained from data analysis results obtain the distribution pattern at a depth of 7 m grouping 5 families, uniform 5 families and random 1 family. At a depth of 14 m, the most spread pattern is the uniform spread of 10 families, and the spread model groups 4 families. The index of diversity obtained from the results of data analysis is high (stable). The composition of the species obtained from the results of the analysis showed the highest species of the clionaidae family and the lowest sponge species composition is 7 m depth is 0%, the lower species in 14m depths is 11.86%. The highest value of spongy density at a depth of 7 meters is 2.44 ind/m² and the lowest is 0.15 ind/m², whereas at depths of 14 meters with the highest values are 3.16 ind/m² and lower is 0.08 ind/m² and a library study of the bioactive content received 27 articles related to the family obtaining at the research site and in teluk manado.Keywords: Diversity, Sponge, Kinamang Beach, Bioactive ContentABSTRAKSpons merupakan hewan primitif yang hidup menetap yang bersifat filter feeder (menyaring). Hewan ini sangat umum dijumpai di perairan tropis dan sub tropis, sebarannya mulai dari zona intertidal hingga zona subtidal. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman jenis dan kandungan bioaktif spons. Pengambilan data spons : indeks ekologi, komposisi jenis dan kepadatan spons serta mengetahui kajian mengenai bioaktif spons dengan menggunakan studi pustaka dari penelitian yang telah dilakukan dan menggunakan artikel ilmiah 10 tahun terakhir tahun 2013 sampai 2023. Penelitian ini menggunakan metode belt transek yang telah dimodifikasi. Dari pengunaan metode tersebut diperoleh 17 Famili, 48 individu pada kedalaman 7 m dan 118 individu pada kedalaman 14 m. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman yang diperoleh dari hasil analisis tergolong sedang pada kedalam 7 m dan 14 m. Pola Sebaran yang diperoleh dari hasil analisis data didapatkan pola sebaran pada kedalaman 7 m pola sebaran mengelompok 5 famili, pola sebaran seragam 5 famili,dan pola sebaran acak 1 famili. Sedangkan pada kedalaman 14 m pola sebaran terbanyak yaitu, pola sebaran seragam 10 famili, dan pola sebaran mengelompok 4 famili. Indeks keseragaman yang diperoleh dari hasil analisis data yaitu tergolong tinggi (stabil). Komposisi jenis yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan jenis spons tertinggi yaitu dari famili clionaidae dan komposisi jenis spons terendah kedalaman 7 m yaitu 0%, jenis spons terendah pada kedalaman 14 m yaitu 11,86 %. Nilai kepadatan spons tertinggi pada kedalaman 7 m yaitu 2,44 ind/m² dan terendah yaitu 0,15 ind/m², sedangkan pada kedalaman 14 meter dengan nilai tertinggi yaitu 3,16 ind/m² dan terendah yaitu 0,08 ind/m² dan studi pustaka mengenai kandungan bioaktif yang didapatkan 27 artikel yang berkaitan dengan famili yang didapatkan di lokasi penelitian dan di teluk manado.Kata Kunci: Keanekaragaman, Spons, Pantai Kinamang, Kandungan Bioaktif
KEANEKARAGAMAN JENIS, KEPADATAN, DOMINANSI, DAN POLA PENYEBARAN ALGA MERAH DI PERAIRAN KALASEY MINAHASA SULAWESI UTARA Try Falen D. Gampu; Deislie R. H. Kumampung; Veibe Warouw; Grevo S. Gerung; Chatrien A. L. Sinjal; Febry I. S. Menajang
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53336

Abstract

The purpose of this study was to determine the species of red algae in Kalasey waters and also to determine their diversity, density, dominance, and distribution patterns. The research was conducted in November in the Kalasey Minahasa waters of North Sulawesi.This study used the quadrant transect method, in taking the sample the transect was drawn along 100m from the coastline towards the sea 3 times then the quadrants were placed on the side of the transect, each quadrant 10m apart was placed 10 times. From the use of this method, 5 species of red algae were obtained. Based on the results of data analysis, it showed that the diversity index was moderate with a value of 1.57 for the entire transect. The density index obtained from the results of data analysis with an overall transect value of 10.43. The distribution pattern index has a random distribution pattern with an overall transect value of 0.01. The overall dominance index of the transect is 1.21. The dominating species with the highest number of individuals was found in Gracilaria arcuata and the lowest number of individuals was found in Galaxaura fastigiata. The Kalasey waters area has a temperature of 33°C, a salinity of 30%o, and the degree of pH similarity obtained is 7. Based on the results of these parameters, the Kalasey waters are classified as good for the life of various types of algae.Keywords: Types of Red Algae, Kalasey WatersABSTRAKTujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui spesies alga merah yang ada di perairan Kalasey dan juga untuk mengetahui Keanekaragaman, Kepadatan, Dominansi, dan Pola Penyebarannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan November di Perairan Kalasey Minahasa Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan metode transek kuadran, pada pengambilan sampel transek ditarik sepanjang 100m dari garis pantai mengarah ke laut sebanyak 3 kali lalu kuadran diletakkan disisi Transek, setiap kuadran berjarak 10m diletakkan sebanyak 10 kali. Dari penggunaan metode tersebut diperoleh 5 spesies alga merah berdasarkan hasil dari analisis data menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman sedang dengan nilai dari keseluruhan transek sebesar 1,57. Indeks kepadatan yang diperoleh dari hasil analisis data dengan nilai keseluruhan transek sebesar 10,43. Indeks pola penyebaran terdapat pola penyebaran acak dengan nilai keseluruhan transek sebesar 0,01. Indeks dominansi keseluruhan transek sebesar 1,21. Spesies yang mendominansi dengan jumlah individu tertinggi terdapat pada Gracilaria arcuata dan jumlah individu terendah terdapat pada Galaxaura fastigiata. Wilayah perairan Kalasey memiliki suhu 33°C, salinitas 30%o, dan derajat kesamaan pH yang diperoleh yaitu 7. Berdasarkan hasil parameter tersebut perairan Kalasey tergolong baik untuk kehidupan berbagai jenis alga.Kata kunci : Jenis Alga Merah, Perairan Kalasey
STUDI MORFOMETRIK Thalassia hemprichii DAN Enhalus acoroides PERAIRAN SEKITAR DI DESA WORI KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Christofel B. S. Harum; Calvyn F.A. Sondak; Erly Y. Kaligis; Sandra O. Tilaar; Grevo S. Gerung; Unstain N.W.J. Rembet
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.1.2023.53337

Abstract

Seagrass has roots, rhizomes, stems, and leaves like land plants (grasses) in general. Seagrass ecosystems are complex ecosystems and have important functions and benefits for coastal waters. Study aimed to describe the morphological characteristics of seagrass Thalassia hemprichiiand Enhalus acoroides and to compare the size of seagrass Thalassia hemprichii and Enhalus acoroides that lived in muddy-sand and sand-rubble substrates. Sampling was carried out using the cruising survey method and morphometric measurements using a digital caliper. The average length of the leaves in the muddy sand substrate was 9.1 cm and 9.3 cm in the crushed coral sand substrate.Independent T-test for Thalassia hemprichii and Enhalus acoroides showed no significant difference in their morphometrics, except for the length of the rhizome which showed a significant difference.Keywords: Seagrass, morphometric, Village WoriABSTRAKLamun memiliki akar, rhizoma, batang, dan daun seperti tumbuhan (rerumputan) darat pada umumnya. Ekosistem padang lamun adalah ekosistem yang kompleks dan mempunyai fungsi serta manfaat penting untuk wilayah perairan pesisir. Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana deskripsi karakteristik morfologi lamun Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides dan bagaimana membandingkan rata – rata ukuran lamun Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan karakteristik morfologi lamun Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides dan mengetahui membandingkan rata -rata ukuran lamun Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode survey jelajah dan pengukuran morfometrik menggunakan caliper. Hasil rata – rata ukuran panjang daun di substrat pasir berlumpur 9,1 cm dan di substrat pasir pecahan karang 9,3 cm. Uji T independen Thalassia hemprichii tidak menunjukkan ada perbedaan nyata dan Enhalus acoroides tidak menunjukkan ada perbedaan nyata, kecuali terhadap panjang rhizoma yang menunjukkan perbedaan nyata.Kata Kunci: Lamun, Morfometrik, Desa Wori

Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 3 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 12 No. 1 (2024): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 2 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 3 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 2 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 9 No. 1 (2021): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 3 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 2 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 8 No. 1 (2020): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 1 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 1 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 1 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 2, No 1 (2014): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 3 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 2 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS More Issue