cover
Contact Name
Christy Vidiyanti
Contact Email
christy.vidiyanti@mercubuana.ac.id
Phone
+628567535557
Journal Mail Official
arsitektur@mercubuana.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan
ISSN : 20888201     EISSN : 25982982     DOI : https://dx.doi.org/10.22441/vitruvian
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Ilmiah VITRUVIAN adalah jurnal yang mencakup artikel bidang ilmu arsitektur, bangunan, dan lingkungan. Jurnal ilmiah Vitruvian terbit secara berkala yaitu 3 (tiga) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Oktober, Februari, dan Juni. Redaksi menerima tulisan ilmiah tentang hasil penelitian yang berkaitan erat dengan bidang arsitektur, bangunan, dan lingkungan.
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 1 (2025)" : 13 Documents clear
DINAMIKA PERUBAHAN JALUR BEBETELAN: KAJIAN ARSITEKTUR PERMUKIMAN DI DESA ADAT WONGAYA BETAN DI BALI Putri, Gusti Ayu Cantika; Wangsa, I Made Liga
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i1.007

Abstract

Jalur Bebetelan di Desa Adat Wongaya Betan, Bali, merupakan komponen penting dalam arsitektur permukiman tradisional Bali. Secara historis, Bebetelan berfungsi sebagai penghubung antar pekarangan yang merepresentasikan hubungan sosial dan keharmonisan masyarakat desa. Seiring waktu, perubahan sosial budaya dan meningkatnya individualisme telah menyebabkan degradasi fisik maupun simbolik terhadap jalur ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dinamika perubahan jalur Bebetelan dalam konteks arsitektur permukiman di Desa Adat Wongaya Betan, dengan fokus pada identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor yang mendasari perubahan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara dan pemetaan spasial untuk mengkaji perubahan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan penurunan interaksi komunal dan perubahan pemanfaatan ruang sebagai faktor utama. Pelestarian Bebetelan sebagai identitas budaya menjadi penting dengan rekomendasi integrasi elemen tradisional dalam perencanaan modern.
PENGARUH MATERIAL TERHADAP SUASANA RUANG IBADAH MASJID MENURUT PERSEPSI PENGGUNA Artiningrum, Primi; Kurniasih, Sri
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i1.004

Abstract

Karya arsitektur adalah karya yang dinikmati pengguna melalui pengalaman yang melibatkan keseluruhan inderanya. Karya arsitektur dapat terbentuk melalui penggunaan material atau bahan pembentuknya. Setiap material memiliki sifat yang berbeda dan memberi pengaruh yang berbeda-beda pula. Masjid Ukhuwah Islamiyah UI, adalah Masjid yang berada di lingkungan Kampus Universitas Indonesia Depok. Masjid ini merupakan salah satu bangunan penting di area Rektorat UI, bersama dengan Rektorat dan Balairung yang dibangun pertama kali saat Kampus UI pindah ke Depok. Konsep rancangan kampus UI Depok didasarkan atas konteks ke-Indonesia-an, dengan penggunaan atap-atap tropis dan material batu bata yang diekspos dan menjadi ciri khas bangunan-bangunan di kompleks UI Depok sejak pertama dibangunnya tahun 1986. Material batu bata sangat dominan, terutama pada dinding selasar yang mengelilingi atrium/ruang terbuka Masjid Ukhuwah Islamiyah UI ini. Sedangkan pada ruang ibadah utama masjid didominasi oleh material marmer pada lantai dan pelapis dinding di area mighrab. Agar jamaah dapat beribadah dengan khusuk dan merasakan hubungan skaral antara manusia dengan Tuhannya, maka ruang ibadah masjid harus memberikan suasana tenang agar saat beribadah jamaah dapat memfokuskan pikirannya dengan baik. Suasana khusuk dan sakral dipengaruhi oleh bentuk dan skala ruangan, juga penggunaan material pada ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi pengaruh penggunaan material yang memmengaruhi kualitas fisik dan non fisik ruang ibadah di masjid tersebut. Penelitian dilakukan dengan pengamatan terhadap suasana ruang ibadah utama, dengan menggunakan human sensory atau indera manusia sebagai alat untuk mendapatkan persepsi. Metode yang digunakan adalah metode campuran kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini sekaligus mengisi celah penelitian terdahulu terkait material bangunan yang belum diangkat pada objek studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam perancangan bangunan masjid ini penggunaan material, baik finishing, struktur maupun bentuk ruangan, secara bersama-sama memberikan pengaruh pada kualitas ruang ibadah utama maupun ruang selasar bawah dan selasar atas.
PRINSIP BANGUNAN HIJAU UNTUK INTERIOR IMPLEMENTASI PADA BANGUNAN GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Pasau, Rayanda; Kindangen, Jefrey; Waani, Judy O.
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i1.008

Abstract

Dunia saat ini dihadapkan pada isu pemanasan global; sebagai tindakan praktis, banyak negara melakukan mitigasi terhadap masalah ini, termasuk melalui desain pasif, penghematan energi, material, dan air, terutama pada bangunan gedung. Salah satu upaya penghematan energi adalah dengan mengadopsi sistem bangunan hijau. Bangunan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penggunaan energi sebesar 40%, emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 25%, dan konsumsi air sebanyak 20%. Oleh karena itu, perhatian terhadap keberlanjutan bangunan sangatlah penting. Penghematan energi pada bangunan dapat dimulai dengan meningkatkan efisiensi energi pada sistem pencahayaan, penghawaan, proteksi kebisingan, kualitas udara dalam ruangan, sistem manajemen penggunaan air bersih, penghematan energi pada peralatan elektronik, serta pengelolaan limbah. Sebenarnya, dengan adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI tentang bangunan hijau, implementasinya sudah seharusnya menjadi kewajiban bagi setiap bangunan. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh GBCI Greenship Rating Interior Space, dilakukan evaluasi terhadap ruang dalam Kantor Dekanat Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Pemilihan objek penelitian ini didasarkan pada fakta bahwa bangunan ini baru dibangun sejak 2019 dengan bantuan dana dari Islamic Development Bank (IDB) yang menerapkan standar internasional dalam pembangunannya. Langkah-langkah evaluasi mencakup pengumpulan data dan pengukuran suhu, kelembapan udara, kebisingan, pencahayaan, serta elemen teknis lainnya. Dari hasil investigasi, ditemukan bahwa rata-rata bangunan ini belum memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi dalam penerapan prinsip bangunan hijau untuk pembangunan gedung-gedung di Universitas Sam Ratulangi.
STUDI TRANSFORMASI FUNGSI PADA BANGUNAN PECINAN SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN DI JALAN PABEAN, AMPENAN, KOTA MATARAM Puji, Lale Garjita Kusumaring; Saptaningtyas, Rini S.; Wardi, Liza Hani Saroya; Ranusman, Lalu Muhamad Gantara; Putri, Baiq Nada Adisma; Ariwijayanti, Putu Nanda; Falaqi, Andrastya Silvansa
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i1.001

Abstract

Kota Tua Ampenan merupakan pusat perniagaan sekaligus pelabuhan pada era kolonial Belanda. Sejarah yang melekat pada Kota Tua Ampenan membuatnya masuk ke dalam kawasan cagar budaya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW) Kota Mataram dan Kawasan Strategis Kota (KSK). Sebagian besar bangunan merupakan milik swasta dengan kondisi fisik yang memprihatinkan. Masyarakat sekitar memiliki perhatian dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam konservasi bangunan di lingkungan Kota Tua Ampenan, namun hanya dapat mewujudkannya sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang terbatas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif grounded theory untuk melihat bagaimana usaha pelestarian yang dilakukan pemilik dan penyewa bangunan, khususnya pada bangunan di sepanjang ruas Jalan Pabean, Kota Tua Ampenan. Ruas Jalan Pabean dahulu merupakan ruas jalan utama yang ramai dan menghubungkan Pelabuhan Ampenan, area perniagaan, dan area permukiman. Bangunan yang ada di sepanjang ruas jalannya memiliki langgam yang khas, yaitu bangunan pecinan dari era kolonial. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemilik dan penyewa berusaha melakukan usaha pelestarian dengan transformasi fungsi, dengan pendekatan preservasi, renovasi, dan tipe baru, yaitu pelestarian atmosferik, pendekatan yang menekankan pada penjagaan atmosfer bangunan terhadap kawasan Kota Tua Ampenan. Penjagaan terhadap atmosfer tersebut dilakukan dengan tujuan utama untuk mengembalikan suasana di sekitar area Kota Tua Ampenan seperti pada masa kejayaannya dahulu. 
PENGARUH ELEMEN ARSITEKTUR TERHADAP SPIRITUAL BERIBADAH DI MASJID SUNAN AMPEL Ikhraam, Dimas Muhammad; Utama, Firmansyah Setia; Kusuma, Almath Faiez; Ernawati, Rita; Widiastuti, Mega Ayunda
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i1.002

Abstract

Masjid memiliki fungsi yang terus berkembang, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat hajatan, hiburan religi, dan wisata religi. Dalam konteks Islam, masjid adalah pusat spiritualitas dengan nilai historis yang signifikan. Arsitektur dan spiritualitas merupakan konsep yang saling terkait, memengaruhi kehidupan manusia, sejarah, serta budaya. Spiritualitas mencakup keyakinan individu tentang makna hidup, tujuan, dan hubungan dengan yang ilahi, yang diwujudkan melalui seni dan ilmu arsitektur. Prinsip desain arsitektur memainkan peran penting dalam menciptakan ruang yang tidak hanya fungsional, tetapi juga estetis dan bermakna. Masjid Sunan Ampel, sebagai salah satu masjid bersejarah di Indonesia, memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban Islam di tanah air. Elemen-elemen arsitektural di masjid ini dirancang untuk menciptakan suasana yang mendukung kekhusyukan beribadah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh elemen-elemen arsitektur di Masjid Sunan Ampel terhadap suasana spiritual jamaah, serta bagaimana elemen-elemen tersebut meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam mengenai hubungan antara arsitektur dan spiritualitas dalam konteks peribadatan di masjid.
PENGARUH ELEMEN SOFTSCAPE TERHADAP KENYAMANAN PENGUNJUNG DI ISLAMIC CENTER TABALONG Normaliah, Normaliah; Razak, Humairoh; Supar, Evan Elianto
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i1.003

Abstract

Elemen softscape memiliki peran penting dalam menciptakan keseimbangan lingkungan dan kenyamanan pengunjung di ruang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh elemen softscape terhadap kenyamanan pengunjung di Islamic Center Tabalong, dengan fokus pada aspek visual, termal, audial, dan emosional. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan kuesioner berbasis skala Likert, melibatkan 30 responden yang dipilih dengan metode accidental sampling. Observasi dilakukan untuk mengukur proporsi elemen softscape seperti vegetasi, tajuk pohon, dan penutup alami, sementara data kuesioner dianalisis menggunakan statistik deskriptif berupa rata-rata skor dan persentase responden.Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen softscape memiliki pengaruh positif terhadap kenyamanan pengunjung. Aspek visual memiliki tingkat kenyamanan tertinggi (66%), diikuti oleh aspek emosional (61,6%) dan termal (60%). Namun, aspek audial menunjukkan tingkat kenyamanan terendah (41,6%), mengindikasikan perlunya peningkatan elemen peredam kebisingan alami. Temuan ini sejalan dengan Attention Restoration Theory (Kaplan & Kaplan, 1989) yang menyatakan bahwa interaksi dengan elemen alami dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kenyamanan psikologis. Penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya perancangan ruang hijau dengan menerapkan elemen softscape untuk meningkatkan kenyamanan di Islamic Center Tabalong. Temuan ini dapat menjadi referensi bagi perancang dan pengelola ruang hijau dalam mengoptimalkan desain yang berbasis softscape guna untuk menciptakan lingkungan yang lebih menenagkan dan menyenangkan.
IMPLEMENTASI BIM DENGAN SOFTWARE GLODON CUBICOST DALAM ESTIMASI VOLUME PEKERJAAN ARSITEKTURAL Wibisono, Muhammad Yusuf; Satwiko, Prasasto; Suyoto, Suyoto
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i1.006

Abstract

Praktik konstruksi di Indonesia masih menghadapi banyak kendala dalam pelaksanaan peraturan bangunan, antara lain seringnya terjadi perubahan gambar akibat adanya clash design.  Hal tersebut mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak efisien. Perkembangan dan inovasi dunia konstruksi saat ini memperkenalkan Building Information Modeling (BIM) sebagai solusi untuk mengatasi berbagai masalah di bidang konstruksi. Dengan ditetapkannya Permen PUPRRI Nomor 22/PRT/M/2018 tentang pembangunan gedung negara yang mana pada salah satu poinnya menjelaskan bahwa penggunaan Building Information Modeling (BIM) wajib diterapkan pada bangunan milik negara tidak sederhana dengan kriteria luas di atas 2000 m2 (dua ribu meter persegi) dan diatas 2 (dua) lantai. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan Building Information Modeling (BIM) dalam estimasi volume pekerjaan arsitektural pada Proyek Pembangunan Gedung Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Metode penelitian secara mixed methods kualitatif dan kuantitatif, dengan teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara, studi dokumen, studi literatur, dan pemodelan. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah total volume pekerjaan arsitektural 7886,410 m2, penghitungan volume pekerjaan dengan metode konvensional sebesar 8586,676 m2 dan penghitungan volume pekerjaan dengan BIM sebesar 8438,024 m2. Adapun selisih volume pekerjaan arsitektural dengan metode konvensional terhadap perencanaan adalah 700,26 m2 atau sekitar 8,88 % dari perencanaan. Selisih volume pekerjaan arsitektural dengan BIM terhadap perencanaan lebih sedikit dari metode konvensional yaitu 551,61 m2 atau sekitar 6,99 % dari perencanaan.
DEFINING TERRITORIAL BEHAVIOUR AT KAMPUNG’S TRANSITIONAL SPACE Fitria, Tika Ainunnisa; Firdaus, Rohana
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i1.005

Abstract

Yogyakarta’s urban neighborhood, called kampung, encompasses the neighbouring life, shown in its transitional space. Territoriality in the context of kampung cannot be separated from the social ties between its residents, which builds familiarity. The leeway of transitional space use shows the specific behavior of Kampung’s residents towards territorial. Residents have their concepts in interpreting transitional space. There are different interpretations of territory and its significance. However, previous studies have not defined territorial behavior in the kampung context. This study was conducted qualitatively, located in two kampungs, Notoyudan and Prawirotaman. They have significant differences in terms of environmental typology and community background. This study focuses on defining territorial behavior in kampung through 1) a review of literature relating to territorial behavior by Altman (1976); 2) observing territorial phenomena; and 3) resuming the results toward the theory of territorial behavior. This research concludes that territorial behavior can be defined as a territorial transaction as a form of a resident’s social existence in the neighborhood. Territorial behavior becomes a spatial setting, reducing social disparities among Kampung’s residents. This behavior will continue, providing that transitional space still exist. This finding enriches the definition of territorial behavior and contributes to the theory of architecture behavior.
Cover Vol 15 No 1 Vidiyanti, Christy
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cover Vol 15 No 1
KETERLIBATAN KOMUNITAS INTI PADA PELESTARIAN KAMPUNG KETANDAN YOGYAKARTA Safitri, Ristya Arinta; Winandari, MI Ririk; Wijayanto, Punto
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i1.010

Abstract

Pusaka bukan hanya dimaknai sebagai benda dan tak benda tetapi meluas pada kehidupan manusia didalamnya, terutama pada kawasan pusaka yang merupakan kawasan hunian yang dihuni secara turun temurun. Gerakan pelestarian berbasis masyarakat/komunitas menjadikan komunitas sebagai inti dari pelestarian berdampingan dengan site pusaka. Kampung Ketandan Yogyakarta merupakan salah satu kawasan pusaka di tengah kota Yogyakarta yang memiliki kekayaan asset benda, tak benda dan kehidupan. Kampung ketandan dikenal sebagai kampung Tionghoa pertama di Yogyakarta yang masih memiliki komunitas inti dan tinggal dalam kawasan secara turun temurun. Artikel ini bertujuan mengidentifikasi keterlibatan komunitas inti pada pelestarian Kampung Ketandan. Pengumpulan data dilakukan melalui eksplorasi lapangan melalui observasi, wawancara, dan penelusuran dokumen. Hasil data kemudian dianalisis berdasar 8 tangga tingkatan keterlibatan komunitas dalam pelestarian pusaka berdasarkan teori Arnstein (1969). Dari analisis yang dilakukan didapati bahwa peran komunitas inti masih pada tingkatan tokenisme sehingga masih perlu peningkatan untuk mencapai pelestarian yang berkelanjutan.

Page 1 of 2 | Total Record : 13