cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Proceedings Education and Language International Conference
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 110 Documents
MEMBANGUN MORALITAS GENERASI MUDA DENGAN PENDIDIKAN KEARIFAN BUDAYA MADURA DALAM PAREBASAN Hani’ah Hani’ah; Sahid Teguh Widodo; Sarwiji Suwandi; Kundharu Shaddhono
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep pendidikan kearifan budaya Madura sebagai dasar pembangunan moralitas generasi muda. Penelitian ini berusaha menggali informasi tentang nilai-nilai kearifan budaya Madura yang terdapat dalam Parebasan. Nilai-nlai kearifan budaya masyarakat Madura yang terdapat dalam Parebasan menarik untuk digali, mengingat masyarakat Madura dikenal memiliki ikatan budaya yang cukup kuat. Masyarakat Madura dalam praktik-praktik kehidupan bermasyarakat dipandang masih memegang teguh nilai-nilai kearifan budaya yang diwariskan nenek moyang mereka. Penelitian ini merupakan penelitian etnolinguistik, yaitu studi bahasa kaitannya dengan budaya tempat bahasa tersebut hidup dan berkembang. Etnolinguistik digunakan sebagai pendekatan  untuk mengidentifikasi hubungan antara kelompok masyarakat dan praktik-praktik komunikasi. Parebasan (proverb) merupakan salah satu bentuk praktik komunikasi masyarakat Madura yang digunakan secara turun temurun dengan maksud dan tujuan tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Parebasan (proverb) merupakan salah satu kearifan budaya masyarakat Madura yang dapat dijadikan konsep baru, yaitu pendidikan kearifan budaya. Dengan konsep tersebut maka akan sangat membantu masyarakat dalam membangun moralitas generasi muda seperti yang diharapkan. Kata-kata Kunci: moralitas, generasi muda, parebasan, kearifan budaya, masyarakat
ASSESSMENT OF EXAM QUESTIONS QUALITY ACCORDING TO COGNITIVE DOMAIN OF BLOOM’S TAXONOMY Merisa Kartikasari; Tri Atmojo Kusmayadi; Budi Usodo
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

2013 curriculum specially prepared students to compete in a global education. Therefore, it provided students an exam with Higher Order Thinking questions. In the learning process, the questions would play a central role. The aim of this research is to describe cognitive domain of midle school semester 1 exam questions composed by the teacher. This research is qualitative-descriptive research. The subjects were two teachers in Senior High School 1 Cawas. One teacher was a senior subject and the other was a beginner subject. The techniques of collecting data was documentation. The data were validated using triangulation method. All data were analyzed using the model of Miles and Huberman. The result on the study showed that the most common middle school semester 1 exam questions used by all subjects were application aspect whereas analysis aspect was least used. Even, in beginner subjects, analysis aspect was not used at all. The quality of both questions arranged by the two subject was different. Question arranged by senior subject could not be resolved directly. Students had to interpret the questions to other form. Even, the question arranged by beginner subject could be resolved directly without interpreting the intent question first. Questions of comprehension aspect arranged by senior subject demanded skills of students to change the question to other form. Even in beginner subject, questions could be solved simply by applying the formula. Question of analysis aspect was only used by senior subject. In this aspect, question was around of conclusion of logarithm.Keywords: Bloom’s Taxonomy, Cognitive Domain, Mathematics Teacher
PRAKTIK PERDAGANGAN PEREMPUAN BERBINGKAI KEEGALITERAN MASYARAKAT BANYUMAS DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA) Puji Rahayu; Suyitno Suyitno; Slamet Subiyanto
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perdagangan perempuan atau women trafficking merupakan tindakan perekrutan, dan penindasan hak-hak perempuan untuk diperjual belikan sebagai pemuas seksualitas laki-laki. Praktik perdagangan perempuan merupakan salah satu bentuk diskriminasi gender yang dikonstruksi oleh kondisi sosial budaya. Banyumas merupakan sebuah entitas sosial dengan pilar budaya yang sangat kokoh. Karakter dan ideologi masyarakat Banyumas terpresentasi dalam dialek ngapak yang digunakan. Ngapak merupakan bahasa Banyumas yang tidak mengenal strata, dan mengedepankan keterusterangan. Hal itu membuat masyarakat Banyumas dikenal sebagai manusia yang egaliter. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara tekstual praktik perdagangan perempuan berbingkai keegaliteran masyarakat Banyumas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini yaitu kutipan teks yang menggambarkan praktik perdagangan perempuan dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Teknik pengumpulan datanya baca, catat, dan pustaka. Teknik analisis datanya meliputi reduksi, sajian data, dan verivikasi. Hasil penelitian ini berupa praktik perdagangan perempuan berbingkai keegaliteran masyarakat Banyumas dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari yang menunjukan dua pola, yaitu: (1) Ditinjau dari budaya Banyumas yang egaliter, posisi perempuan dan laki-laki Banyumas seimbang. Hal itu dikarenakan bahasa yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan Banyumas bersifat setara (sama). Perempuan dan laki-laki memiliki kesejajaran dalam berbahasa. (2) Ditinjau dari budaya yang egaliter posisi laki-laki dan perempuan Banyumas timpang. Dalam beberapa hal, perempuan objek perdagangan berupa kepentingan bisnis dan perkawinan pesanan Kata kunci: perdagangan perempuan, keegaliteran masyarakat Banyumas, antropologi sastra
Using Facebook in an EFL Business English Writing Class in a Thai University: Did It Improve Students’ Writing Skills? Jantima Simpson
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Facebook, a social media web 2.0 technology, is a popular social network in ASEAN countries currently playing an important role by being integrating and utilised in education. This study investigated whether Facebook influenced writing performances of university students enrolled in an English for Business Course in Thailand. Data results from written pretests and posttests were analysed by applying T-Test, ANOVA and Scheffe´. Results indicated that students with low, medium and high level of wring proficiency significantly improved their writing performances after interacting via Facebook. However, when comparing the three groups, there is a significant difference in the level of improvement between the three groups. Based on this particular aspect, it is evident that further research investigating the factors affecting the high, medium and low achievers would be beneficial as a means of enhancing students writing ability.Keywords: Facebook, writing skills, Business English
POPULARIZING INDONESIAN NEW TERMS OVER COMPETITIVE ACS POPULARISASI ISTILAH BARU DALAM BAHASA INDONESIA DALAM TANTANGAN MEA Bunga Astya Syafitri; Dian Nurlaili
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MEA surely give us a broader space, especially in international communication system, yet challenge to deal with. Globally, English is our main connectors and have become real necessity to make an effective communication. It also become more familiar to Indonesian in latest few years and being used by huge number of commercials. In the other side, the popularity of English term goes beyond Bahasa Indonesia, especially for the new terms appeared as the result of development of culture and technology. At the same time, the Indonesian version of terms is not so popular as the English ones. This paper focuses on researching and describing the fact in our surroundings about the unpopular new terms of Indonesian. Also, we will describe the importance of enhancing the using of our own terms, yet suggest to popularize it in many aspect. Keywords: Indonesian language, Indonesian new terms, technology, culture, language sustainability.
BERBAHASA, BERPIKIR, DAN PERAN PENDIDIKAN BAHASA Enjang T. Suhendi
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasa sebagai satu-satunya alat untuk berinteraksi antara manusia satu dengan yang lainnya ternyata memiliki peran yang sangat penting selain untuk bertukar informasi yaitu bahasa berperan sebagai sarana untuk berpikir.  Berpikir selalu melibatkan bahasa sebagai alat berpikirnya. Sebaliknya, melalui bahasa pula seseorang dapat mengetahui pemikiran orang lain. Terutama di era globalisasi seperti sekarang ini peran bahasa menjadi suatu hal yang sangat vital. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan setiap orang untuk cakap berbahasa secara lisan maupun tulis serta mampu berpikir secara kritis dalam menyikapi derasnya arus informasi yang cepat setiap hari. Ketidakmampuan berbahasa dengan baik serta penggunaan ilmu pengetahuan teknologi yang tidak bijak bisa menimbulkan permasalahan untuk penggunanya dan orang lain. Di sini, peran pendidikan sebagai salah satu institusi yang berupaya dalam menciptakan para peserta didik pemilik masa depan dituntut untuk mampu melaksanakan proses pendidikan yang berorientasi kepada hasil didikan yang mampu berpikir dengan baik, cakap dalam keseharian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan nasional. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bersama untuk senantiasa mengaktualisasi diri agar tidak menjadi pribadi yang pasif di tengah kemajuan zaman serta mampu membantu menciptakan para generasi bangsa yang siap untuk kehidupan di masa yang akan datang. Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan, terdapat hubungan timbal balik dari kegiatan berbahasa dan berpikir. Selain itu, hal tersebut secara tidak langsung berimplikasi terhadap penyelenggaraan proses  pendidikan, terutama pendidikan bahasa. Kata kunci: berbahasa, berpikir, peran pendidikan bahasa. 
PENGENALAN BUDAYA INDONESIA MELALUI NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA A. FUADI UNTUK PEMBELAJAR BIPA Izzatu Khoirina; Suyitno Suyitno; Retno Winarni
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

mengenai ragam budaya Indonesia dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi yang dapat dikenalkan kepada pembelajar BIPA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang besifat deskriptif. Langkah kerja yang dilakukan adalah melakukan studi pustaka terkait buku-buku sumber dan penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. Langkah selanjutnya, membaca, menganalisis, dan menandai bagian-bagian novel yang menunjukkan unsur-unsur budaya Indonesia dan melakukan analisis dari berbagai sumber. Langkah kerja terakhir adalah menulis hasil penelitian. Penelitian ini menghasilkan suatu konsep mengenai ragam unsur budaya Indonesia yang ada dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Fuadi, yangmana ragam unsur budaya dalam novel tersebut dapat digunakan oleh pengajar BIPA sebagai media sekaligus upaya pengenalan macam-macam budaya Indonesia secara tidak langsung. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi pengajar BIPA dalam mengajar dan media belajar pembelajar BIPA. Selain itu dapat pula digunakan sebagai referensi peneliti lain yang hendak mengangkat penelitian dengan tema yang sama. Kata kunci: pembelajar BIPA, novel Ranah 3 Warna, pengenalan budaya Indonesia
MAKNA TARI BEDHAYA KETAWANG SEBAGAI UPAYA PENGENALAN BUDAYA JAWA DALAM PEMBELAJARAN BIPA Nurul Hidayah Fitriyani; Andayani Andayani; Sumarlam Sumarlam
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberlakuan MEA pada Desember 2015 memberi peluang untuk internasionalisasi bahasa Indonesia. Bahasa dan sastra Indonesia berkembang cukup pesat. Sebagai bahasa dengan jumlah penutur paling banyak di kawasan ASEAN, bahasa Indonesia berpeluang menjadi bahasa ASEAN. Dengan demikian, diperlukan upaya pengembangan bahasa Indonesia, salah satunya melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). BIPA merupakan pilar penting dalam kerjasama pembangunan bagi kepentingan Indonesia, seperti mendukung investasi, pembangunan kapasitas, dan kerjasama internasiaonal. Pengajaran BIPA harus memberikan muatan-muatan sosial budaya masyarakat Indonesia. Mengenalkan budaya Jawa dalam bahan ajar BIPA merupakan salah satu upaya yang dirasa tepat mengingat banyak penutur asing yang belajar bahasa Indonesia di Jawa. Jawa memiliki beragam tarian daerah, salah satunya adalah Tari Bedhaya Ketawang. Tari ini merupakan tarian tradisional keraton yang sarat makna dan erat hubungannya dengan upacara adat, sakral, religi, dan pusaka warisan leluhur yang dimiliki raja. Tari Bedhaya Ketawang dapat digunakan sebagai upaya pengenalan budaya Jawa pada pemelajar BIPA. Pengetahuan penutur asing terkait budaya-budaya Indonesia merupakan bekal dalam hidupnya di Indonesia. Dengan demikian, mereka tidak hanya mengetahui bahasa Indonesia, tetapi juga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan nyata sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia.  Kata Kunci: tari Bedhaya Ketawang, budaya Jawa, BIPA
EKSKURSI SEBAGAI STRATEGI BELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Ria Dwi Pusita Sari; Sarwiji Suwandi; St. Y. Slamet
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak globalisasi antara lain  adalah terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Arus globalisasi ini senantiasa menuntut kesiapan dan  kedinamisan dalam segala aspek kehidupan. BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) ikut andil dalam pergulatan MEA tersebut. Dibutuhkan strategi khusus untuk mengajar BIPA agar efektif dan bermakna. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah strategi ekskursi, yaitu belajar di luar kelas dengan mengunjungi beberapa objek. Jenis ekskursi terdiri dari ekskursi akademika, ekskursi budaya, ekskursi wisata dan  ekskursi sosial. Metode penelitian ini adalah studi pustaka (library research) . Sumber data berupa buku dan jurnal baik nasional maupun internasional. Teknik pengumpulan data dengan cara memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang strategi ekskursi. Teknik analisis data menggunakan komparasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil dari kajian pustaka dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya ekskursi sebagai strategi belajar BIPA dapat  memberikan tambahan wawasan bagi pemelajar baik secara kebahasaan, budaya, wisata dan lingkungan sosial, sekaligus melihat langsung bahasa Indonesia di masyarakat Indonesia. Hal ini mendukung  kesiapan bangsa dan bahasa Indonesia dalam berkiprah di MEA.Kata kunci: Ekskursi, Strategi belajar, BIPA, MEA
PEMANFAATAN SASTRA SEBAGAI BAHAN AJAR PENGAJARAN BIPA Teguh Alif Nurhuda; Herman J. Waluyo; Suyitno Suyitno
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini berkaitan dengan pemilihan bahan ajar dalam pembelajaran BIPA. Pemilihan bahan ajar yang sesuai dapat memengaruhi minat pelajar BIPA. Sastra jelas dapat digunakan sebgai bahan ajar atau materi dalam pembelajaran BIPA. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi literatur dan kualitatif deskritif yaitu mencari referensi teori yang relefan dan selanjutnya menjelaskan temuan dari penelitian. Studi literatur didapat dari pelbagai sumber seperti jurnal, buku dan, pustaka. Hasil dari penelitian ini berkaitan dengan tujuan, materi, dan bahan ajar dalam pembelajaran BIPA. Tujuan pelajar asing belajar BIPA adalah untuk memperlancar berbahasa Indonesia dan mengenal budaya Indonesia dari dekat. Muatan budaya dapat dikaitkan dengan sastra sebagai materi pembelajaran. Materi yang dikembangkan harus dikaitkan  dengan konteks agar bermakna. Pengajaran sastra pada peserta didik BIPA dapat dikaitkan dengan program pengetahuan budaya. Pada pembelajaran sastra di dalam pengajaran BIPA usahakan peserta didik untuk mencoba membuat sebuah karya sastra sendiri dengan kreativitas mereka masing-masing dengan mengambil tema dari Indonesia dan selanjutnya melakukan kegiatan apresiasi pada karya mereka.Kata kunci: sastra, bahan ajar, dan pembelajaran BIPA

Page 11 of 11 | Total Record : 110