cover
Contact Name
Muhammad Rizki Ashari
Contact Email
Aiiyrizki@yahoo.com
Phone
+628114444709
Journal Mail Official
herawantosamad@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 20883536     EISSN : 25283375     DOI : -
Core Subject : Health, Engineering,
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako merupakan jurnal ilmiah untuk menerbitkan hasil riset terbaru dalam bidang kesehatan masyarakat yaitu: Adminisitrasi dan Kebijakan Kesehatan, Epidemiologi, Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Kesehatan Reproduksi, Biostatistik dan Kependudukan Gizi masyarakat
Articles 68 Documents
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP AL-AZHAR PALU 2014 Hakim, Abd.; Utami, Nikmah; Maulida, Arum
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.883 KB)

Abstract

ABSTRAK   Prestasi belajar siswa sebagai ukuran untuk menentukan tingkat keberhasilan proses pendidikan di Indonesia. Hal ini menunjukkan berhasil tidaknya proses pendidikan dapat diamati berdasarkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Pada masa remaja, siswa membutuhkan asupan protein cukup karena salah satu fungsi protein yaitu pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan tubuh termasuk otak. Kekurangan zat gizi pada masa remaja akan berdampak pada aktivitas siswa di sekolah antara lain, lesu, mudah letih/lelah, hambatan pertumbuhan, kurang gizi pada masa dewasa, dan penurunan prestasi di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Asupan Protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Al-Azhar Palu”. Jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Jumlah sampel yang digunakan adalah 188 orang dengan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Hasil penelitian ini diuji secara statistik dengan uji Chi-square pada tingkat kepercayaan 95% menggunakan program software komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan asupan protein dengan prestasi belajar (ρ = 0,000) dan ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar (ρ = 0,000). Sebaiknya orang tua membiasakan anaknya untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi termasuk juga yang mengandung protein agar status gizi anak menjadi baik dan dapat meningkatkan konsentrasi anak dan perkembangan fisik, serta otak anak juga baik.   Kata Kunci : Asupan Protein, Status Gizi, Prestasi Belajar
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN SCHISTOSOMIASIS DI DESA PUROO KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI TAHUN 2014 Nurul, Rasyika; Rau, Muh. Jusman; Anggraini, Lisdayanthi
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.163 KB)

Abstract

ABSTRAK Schistosomiasis merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh infeksi cacing yang tergolong dalam kelas trematoda, genus Schistosoma. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis sehingga sumber penularan tidak hanya pada penderita manusia saja tetapi semua hewan mamalia yang terinfeksi. Sulawesi Tengah merupakan satu-satunya provinsi dari 34 provinsi di Indonesia yang endemis Schistosomiasis. Penyakit ini terdapat di 2 kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Tengah, tepatnya di Kabupaten Sigi Kecamatan Lindu dan Kabupaten Poso. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kejadian Schistosomiasis di Desa Puroo Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control study. Jumlah sampel yaitu 64 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan semua variabel tidak dapat dianalisis dengan uji OR karena terdapat sel bernilai 0 akan tetapi dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square dengan melihat nilai Fisher’s Exact. Jenis pekerjaan merupakan faktor risiko terhadap kejadian Schistosomiasis dengan nilai (ρ = 0,000), penggunaan jamban merupakan faktor risiko terhadap kejadian Schistosomiasis dengan nilai (ρ = 0,000), penggunaan air bersih merupakan faktor risiko terhadap kejadian Schistosomiasis dengan nilai (ρ = 0,000), keberadaan tempat tinggal merupakan faktor risiko terhadap kejadian Schistosomiasis dengan nilai (ρ = 0,000). Para pekerja seharusnya memiliki kesadaran diri yang tinggi agar menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja serta selalu berperilaku hidup bersih dan sehat.   Kata Kunci : Jenis Pekerjaan, Penggunaan Jamban, Peggunaan Air Bersih, Keberadaan Tempat Tinggal, Schistosomiasis.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI KELURAHAN TAIPA KOTA PALU Rahman, Nurdin; Hermiyanty, Hermiyanty; Fauziah, Lilis
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.759 KB)

Abstract

Gizi kurang merupakan penyebab kematian 3,5 juta anak di bawah usia lima tahun (balita) di dunia. Kelurahan Taipa merupakan salah salah satu kelurahan di Kota Palu yang mempunyai kasus gizi kurang tertinggi dengan prevalensi sebanyak 13,5%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian gizi kurang pada balita usia 24-59 bulan di Kelurahan Taipa Kota Palu. Jenis penelitian ini adalah case-control study. Sampel dalam penelitian ini yaitu balita yang berada di Kelurahan Taipa Kota Palu yang berjumlah 99 balita yang terdiri dari 33 kasus dan 66 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan FFQ semikuantitatif serta pengukuran berat badan. Analisa data dilakukan dengan uji statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita yang konsumsi energinya memiliki risiko tinggi berisiko 8,413 kali menderita gizi kurang dibandingkan dengan balita yang konsumsi energinya memiliki risiko rendah (CI: 3,036-23,014), balita yang konsumsi proteinnya memiliki risiko tinggi berisiko 6,091 kali menderita gizi kurang dibandingkan dengan balita yang konsumsi proteinnya memiliki risiko rendah (CI: 2,306-16,094) dan balita dengan pola asuh makan yang memiliki risiko tinggi berisiko 3,200 kali menderita gizi kurang dibandingkan balita dengan pola asuh makan yang berisiko rendah (CI: 1,293-7,922), sedangkan balita yang pernah menderita penyakit infeksi berisiko 2,250 kali menderita gizi kurang dibandingkan balita yang tidak pernah mengalami penyakit infeksi dan tidak bermakna signifikan (CI: 0,810-6,252). Sebaiknya para orangtua lebih memperhatikan asupan makanan balita dan kesehatannya agar zat gizi dapat terpenuhi untuk menunjang aktivitas sehari-hari mereka sehingga dapat terhindar dari gizi kurang.Kata Kunci: Gizi Kurang, Balita, Konsumsi Energi, Konsumsi Protein, Penyakit Infeksi, Pola Asuh  Makan
FAKTOR RISIKO KEJADIAN APENDISITIS DI BAGIAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU Arifuddin, Adhar; Salmawati, Lusia; Prasetyo, Andi
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.378 KB)

Abstract

Apendisitis merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya, antara lain sumbatan lumen apendiks, hyperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, cacing askaris, erosi mukosa apendiks, pola makan serat rendah mengakibatkan konstipasi serta timbulnya apendisitis. World Health Organization (WHO) menyatakan angka kematian akibat apendisitis di dunia adalah 0,2-0,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko usia, jenis kelamin, dan pola makan dengan Kejadian Apendisitis di Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik dengan pendekatan  case control study. Jumlah sampel sebesar 54 pasien apendisitis dan  108  pasien non apendisitis, diambil dengan  menggunakan teknik accidental sampling. Data dianalisis secara analisis univariat serta analisis bivariat   dengan menggunakan uji Odd Ratio (OR), pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitianmenunjukkan usia (OR = 4,717 padaCI 95% 2,331 - 9,545) dan  pola makan (OR = 3,455 padaCI 95% 1,717 – 6,949) merupakan faktor risiko terhadap apendisitis dan jenis kelamin (OR = 0,657 pada CI 95% 0,337 – 1,284) bukan merupakan risiko apendisitis. Disarankan kepada masyarakat untuk menjaga pola makan serat mengingat apendisitis lebih berisiko  pada usia produktif. Sebagai pencegahan yang sangat efektif  untuk mengurangi kasus apendisitis.Kata Kunci:  Apendisitis, Risiko, Pola Makan
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU Nur, Rosmala; Arifuddin, Adhar; Novila, Redita
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.26 KB)

Abstract

ABSTRAK Berat badan lahir rendah sangat menentukan kesehatan di masa dewasa bayi yang dilahirkan dengan Berat badan kurang dari 2500 gram berkorelasi erat dengan penyakit degeneratif di usia dewasa. Provinsi sulawesi tengah menjadi provinsi yang paling tinggi kejadian BBLR pada tahun 2013. Prevalensi BBLR di Sulawesi Tengah tertinggi terjadi di Kota Palu Sebesar 231 Kasus (3,2%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian BBLR Di RSU Anutapura Palu. Metode penelitian yang digunakan adalah  observasional dengan pendekatan case control. Sampel kasus adalah ibu yang melahirkan BBLR dan sampel kontrol adalah ibu yang  melahirkan normal dengan perbandingan 1 : 2 dengan macthing umur. Data dianalisis dengan uji OR pada batas kemaknaan (alfa 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas (OR = 1,703 pada 95%, CI 0,862-3,363), jarak kehamilan (OR = 3,231pada 95% CI 1,633-6,391) cakupan penimbangan berat badan (OR = 2,519 pada 95% CI 1,261-5,031), cakupan pemeriksaan tekanan darah (OR = 2,692 pada 95% CI 1,397-5,184), dan cakupan pemeriksaan kadar Hb (OR = 3,154 pada 95% CI 1,451-6,855), merupakan faktor risiko terhadap BBLR. Disarankan kepada ibu hamil agar lebih memerhatikan kondisi kesehatan janinnya, dan rutin melakukan kunjungan antenatal care sehingga bayi yang dilahirkan tidak mengalami BBLR. Kata Kunci    : BBLR, Risiko BBLR, Antenatal Care
KEKERASAN PADA MASA KEHAMILAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN Nur, Rosmala
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk  mengkaji asosiasi gangguan kesehatan reproduksi dengan prevalensi kekerasan yang dialami perempuan pada masa kehamilan dan menyusui serta apakah karakteristik sosial demografi istri mempengaruhi kedua hubungan tersebut. Penelitian dilakukan pada dua desa di Donggala dengan sasaran utamanya seluruh wanita kawin usia subur yang sedang hamil, masa nifas,  wanita yang pernah mengalami masa hamil dan melahirkan maksimun 2 tahun serta wanita yang pernah mengalami kekerasan pada masa tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur, wawancara mendalam, observasi, serta FGD. Hasil penelitian menunjukkan, secara akumulasi tidak terdapat asosiasi positif antara gangguan kesehatan reproduksi (pendarahan, tidak memakai alat kontrasepsi, kehamilan tak diinginkan, prilaku aborsi) dengan prevalensi kekerasan kecuali kelahiran premature/BBR. Faktor sosial demografi mempengaruhi hubungan antara gangguan kesehatan reproduksi dengan prevalensi kekerasan, sehingga meskipun prevalensinya sama namun berbeda dampaknya berdasarkan karakteristik sosial demografi tersebut. Kata Kunci : kekerasan masa hamil, Kesehatan Reproduksi
TREND AND PREVALENCE OF STUNTING IN CHILDREN UNDER TWO YEARS FROM 2007-2016 IN CENTRAL SULAWESI Nasrul, Nasrul; Maudu, Rusli; Hafid, Fahmi
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.219 KB)

Abstract

Background & Objective: Trend and prevalence of stunting are required to see the success of community health nutrition outcomes over time. The purpose of this research is to know the trend and stunting prevalence in baduta year 2007, 2011 and year 2016 in Central Sulawesi. Material and Method : This research used a retrospective cohort design. This research is conducted on June 7, 2017 until October 3, 2017 in Palu City and Donggala Regency Central Sulawesi. The population in this study was the data sets of PSG in 2007, 2011 and 2016 as much as 16,105. Samples were 6391 sets of data baduta. Results: Prevalence of stunting in 2007, 2011 and 2016 was 32.3%, 31.5% and 26.0%, respectively. In the last 9 years there was a 6.2% decline or an average of 0.6% per year.  Conclusion: The prevalence of Baduta in 2007, 2011 and 2016 consecutively was 32.3%, 31.5% and 26.0%. Prior programs that have been undertaken by the health department are continued by improving cross-sectoral cooperation in sensitive programs the first 1000 days of life. The highest stunting problem in the 12-23 month age group means stunting prevention focuses on strengthening the complementary feeding program
THE STUDY OF WHO’S THEORY TO NUMBER OF POSYANDU TARAP VISITS TO INCREASE D/S OF INFANT–TODDLERS COVERAGE Ifroh, Riza Hayati; Susanti, Rahmi; Winanda, Wenny
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 1 (2018): Juni (2018)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.441 KB)

Abstract

Background & Objective: Maternal participation is one of the supporting factors and indispensable in monitoring the growth of infants and babies. This is reflected in the comparison of the number of children weighed with all children in the region or called the concept of D/S and involvement of parents visiting posyandu. The purpose of this study is to analyze the factors that influence the visits of mothers who have infants or toddlers to Posyandu Tarap in order to increase the number D / S through the WHO theory approach. This research is an analytic observation research with cross sectional approach. Materials and Methods: The sample that entered as the respondent in this research is the mother who recorded in data posyandu Year 2017-2018. Results: The number of visit to Posyandu Tarap on average 2 times during last 4 months. The average of respondents knowledge is 14.95 and the average of respondents attitude is 43.45. As many as 90% of respondents have family support to Posyandu Tarap. In addition, 90% of respondents were motivated  to visit Posyandu Tarap to get information about infant and toddlers health, 95% of respondents considered  that distance of building  with Posyandu Tarap is very close. Conclusion: There is 1 causal factor from 7 research variables that influence mother visit to posyandu to weigh her baby that is mother motivation in doing visit to Posyandu Tarap.
STUDY DETERMINATION OF AREA DESIGN OF DOMESTIC WASTE WATER IN THE REGIONAL SQUARE AREA OF KOTO TANGAH PADANG CITY Riyanto, Sugeng; Razak, Abdul; Dewata, Indang
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 8, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.572 KB)

Abstract

Background & Objective: Management of domestic wastewater to improve access of domestic wastewater services that are environmentally friendly, so as to achieve improved quality of life of society and a better and healthier environment. This study aims to assess the risky areas of residential areas to improve access and management of domestic waste water in districts Koto Tangah Padang City. Material and Method: This research use cross sectional design. Population and sample of 520 families. Analysis of data used univariate and bivariate. Results: The results of this study indicate that 8.74% of the non-accessed latrines are categorized as having single defecation, 20% have no septic tanks, access to the lowest stool treatment system in Kelurahan Koto Pulai, Batipuh Panjang and Padang Sarai at 37, 5%. 76.95% safe access to latrines and no secure access in Kelurahan Balai Gadang.Penentuan wastewater area of domestic wastewater sanitation of domestic wastewater components in Kecamatan Koto Tangah Kota Padangyang included in the level of very high risk (risk 4) consists of Kelurahan Balai Gadang. Correlation test (p = 0.001) indicate a significant relationship between education and community income with the support of Jamban and SPALD ownership in districts Koto Tangah Padang City. Conclusion: It is necessary to increase the welfare of the program that touches directly to the rising public which has implications for the improvement of domestic sewage treatment system facilities
THE QUALITY OF BAKTERIOLOGIS STUDY AND USE OF WATER OR DUG WELLS WITH AN OCCURRENCE WATER BORNE DISEASES IN THE VILLAGE WEST PASAYANGAN Agustina, Norsita; Hayati, Ridha; Irianty, Hilda
Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 9, No 1 (2018): Juni (2018)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.304 KB)

Abstract

Background & Objective : Clean water which could cause bakteriologis water quality ineligible .This study attempts to know the quality of water bakteriologis a well (the bacteria MPN coliformm and e.coli ) consumed villagers west Pasayangan Kabupaten Banjar in the water borne disease and relations the behavior of the people in the water borne disease. Materials and method: This research methods used the cross sectional. The study analyzed by the quality of bakteriologis (MPN coliform and E. Coli ) as many as 30 a well. Data obtained through observation, interview using a questionnaire and results laboratory.Results bakteriologis water quality a well suggests that the whole water a well ineligible clean water developed by the minister of health no. 416 / menkes / per / ix / 1990. Result: The results showed that source of drinking water and management of drinking water had links scene water borne disease. Conclusion: The quality of bakteriologis well water dig they did not qualified drinking water and there was a correlation between the clean and healthy living (PHBS) in a household with a water borne diseases .Was recommended to the community to need to do and healthy patterns of living water management well with the way of chlorine in and cook water with the right way before use