JUSS (Jurnal Sosial Soedirman)
JuSS (Jurnal Sosial Soedirman) is published by the Faculty of Social and Political Sciences Universitas Jenderal Soedirman. The aim of this journal is to disseminate ideas on social and political issues at both national and global levels. JuSS covers a wide range of topics of social and political science, on the range of: Community Welfare, Civil society movements, Digital , society and disruption, Gender issues, family and marriages, Media, information & literacy, Tourism development, Sociocultural, anthropology, Politics & governance, International politics & security studies, radicalism and terrorism, Public policy and Citizenship & public management.
Articles
139 Documents
Pengaruh Komunikasi dan Kelekatan Orang Tua - Remaja Terhadap Self Esteem Remaja Pada Keluarga Utuh Dan Tunggal
Rachmawati Hadori;
Dwi Hastuti;
Herien Puspitawati
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 1 (2019): PENDIDIKAN, POLITIK, DAN EKONOMI DI ERA KONTEMPORER
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (365.984 KB)
|
DOI: 10.20884/juss.v3i1.1926
Adolescence is a period of transition from children to adults which self-esteem is important to be developed. Adolescence is considered as one of the main and dominant processes of social and psychological growth of personality. This study examines the influence of parents-adolescent communication and attachment on adolescents’ self-esteem in intact and single-parent families. The research was conducted in public and private high schools and vocational schools in the city of Bekasi, both those who have and do not have PIK-R. Respondents in this study were adolescents in SMA A, SMK A, SMA B and SMK B in the City of Bekasi. Taking school samples is done purposively. The population of this study was 687 people. Based on predetermined criteria, namely students of class X - XII with an age range of 14-19 years from selected schools in the city of Bekasi, then respondents selected from intact and single families then obtained the number of samples as many as 200 people who fit the criteria. Data processing is done by using descriptive analysis and inferential analysis (independent T-Test and multiple linear regression test). The results showed that family status had a significant positive effect on adolescent self esteem. Parent-teen communication has a significant positive effect on adolescent self esteem. Parent-adolescent attachment has a significant positive effect on adolescent self esteem. The implications of research, adolescents are expected to improve self esteem, especially in adolescents from a single family, for example, changing negative perceptions to positive (feeling yourself useless, worthless to be useful and valuable for others).
Relasi Kuasa Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Penguasa (Studi Kasus : Praktik Shadow State Gerakan Pemuda Ka’bah Khittah Yogyakarta dalam Pengelolaan Alun-Alun Utara)
Alrdi Samsa
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 1 (2019): PENDIDIKAN, POLITIK, DAN EKONOMI DI ERA KONTEMPORER
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1442.4 KB)
|
DOI: 10.20884/juss.v3i1.2022
Studi ini akan memaparkan tentang fenomena shadow state di Yogyakarta. Hal tersebut akan ditelaah lebih dalam dengan melihat organisasi sayap partai PPP, yakni Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) dalam pengelolaan alun-alun utara di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, informan penelitian akan membantu dalam proses pengejawantahan hasil dan diskusi. Hasil penelitian ini menunjukan, pemerintah masih absen dalam penyediaan kesejahteraan bagi masyarakat. Pemerintah pun akan selalu membutuhkan organisasi kemasyarakatan yang nota-bene memiliki basis kekerasan untuk memuluskan setiap aktivitas pembangunan.
Yang Muda Yang Berkarya
Arizal Mutahir;
Dalhar Shodiq;
Hendri Restuadhi
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 1 (2019): PENDIDIKAN, POLITIK, DAN EKONOMI DI ERA KONTEMPORER
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1180.442 KB)
|
DOI: 10.20884/juss.v3i1.2305
Industri kreatif, lebih luasnya ekonomi kreatif, dinilai sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang bisa memperkuat ekonomi bangsa. Meskipun demikian, pengembangan ekonomi kreatif hanya terpusat di kota-kota besar seperti, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Denpasar. Pengembangan ekonomi kreatif di kota kecil seperti Purwokerto dan kota-kota di sekitarnya nyaris terabaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi ekonomi kreatif yang ada di Purwokerto dan sekitarnya serta mengidentifikasi berbagai hal yang bisa menjadi pendorong maupun penghalang bagi berkembangnya potensi tersebut.Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh tim peneliti, ditemukan bahwa potensi dalam sektor ekonomi kreatif yang paling menonjol di kota Purwokerto adalah subsektor desain fashion kaos. Tim peneliti menemukan banyaknya pelaku usaha desain fashion kaos yang berusaha mengangkat nilai-nilai budaya Banyumas dalam berbagai desain kaos yang mereka hasilkan. Kreativitas desain mereka sudah terlihat nyata meskipun masih memerlukan pengembangan. Bagi sebagian pelaku, kegiatan tersebut tidak sekedar dimaknai sebagai upaya mencari penghasilan, namun juga merupakan ekspresi dari identitas komunitas mereka. Selain itu juga ada yang menjadi desain kaos sebagai medium untuk melakukan kritik sosial. Peran pemerintah, terutama Pemkab Banyumas, masih dianggap minim oleh para pelaku. Padahal peran pemerintah sebagai fasilitator sangat penting mengingat besarnya potensi ekonomi kreatif.
Adaptasi Sosial Budaya Siswa Asal Papua
Dwiana Pujiasih
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 1 (2019): PENDIDIKAN, POLITIK, DAN EKONOMI DI ERA KONTEMPORER
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (301.675 KB)
|
DOI: 10.20884/juss.v3i1.1545
ABSTRACT Senior High School 3 Purwokerto is one of high school in Purwokerto which is appointed by the government to hold ADEM program to facilitate student from Papua. The problem appears when the student from Papua has to move and leave their culture to join Javanese culture which is a huge diffrent compare to their culture. This will cost a not easy way to deal with their new culture in their new environment until their project completed. The process of adaptation is interested to be discussed. This research is aimed to find out the way how Papua’s student deal with their new environment during their project and they finish it in Senior High School 3 Purwokerto. This research is done by using qualitative method with the subject of research is Student of Senior High School 3 Purwokerto. The process of obtaining sample is done by doing observation deep interview. The result of the study show that all subject research were in trouble with social culture adaptation, however they keep overcoming those troubles by making various adaptation strategic.
Budaya Politik Warga
Krisnaldo Triguswinri
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 1 (2019): PENDIDIKAN, POLITIK, DAN EKONOMI DI ERA KONTEMPORER
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (311.124 KB)
|
DOI: 10.20884/juss.v3i1.2299
Penulis bertujuan menelusuri perubahan pola pemikiran warga Tegaldowo yang sedang berkonflik. Mengetahui bagaimana kondisi tersebut mampu mempengaruhi kesadaran warga menjadi politis atas lingkungan hidup. Kesadaran tersebut tentunya disebabkan atas timbulnya masalah ekologi sosial yang secara langsung bersentuhan dengan warga, dan kemudian mengakibatkan transformasi tipe budaya politik warga parokial menjadi partisipan. Selain itu, warga konflik cendrung menjadi militan atas keresahan dan keterancaman yang sedang mereka hadapi. Kecendrungan tersebut dibuktikan dengan beragam aktifitas politik akar rumput yang mereka lakukan untuk tetap mempertahankan ruang hidupnya, seperti: (1) rapat-rapat kecil terkait siasat penolakan (manajemen organisasi dan manajemen konflik hingga kajian strategis), (2) mempelajari taktik pengorganisasian massa untuk penyelesaian konflik, (3) membangun relasi solidaritas antar elemen, (4) memahami undang-undang atau peraturan terkait konflik, (5) sampai pada mempelajari hirarki penuntutan dan mekanisme prosedural kelembagaan.
Sinergi Antar Stake Holders Dalam Pengelolaan Ekowisata Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi
Hendri Dunan Sitio;
Dwita Hadi Rahmi
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 2 (2019): PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN PENDIDIKAN
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (242.294 KB)
|
DOI: 10.20884/juss.v3i2.2301
Ekowisata merupakan salah satu cara mengintegrasikan kebijakan lingkungan dan meningkatkan perekonomian di pedesaan. Jika dikelola dengan baik, ekowisata dapat menjaga keanekaragaman hayati, menghasilkan dana untuk konservasi lingkungan, menyerap tenaga kerja lokal, meningkatkan pendapatan asli daerah dan mengurangi kemiskinan. Sebagai objek ekowisata unggulan di Provinsi Jambi, Gunung Kerinci memiliki beberapa permasalahan seperti: rendahnya tingkat kunjungan wisatawan, tingginya angka kecelakaan wisatawan dan kondisi sarana dan prasarana pendakian yang belum memadai. Pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci melibatkan banyak elemen stakeholder yang menyebabkan kendala tersendiri dalam menyelesaikan permasalahan pengelolaan tersebut. Oleh karena itu maka pengelolaan ekowisata perlu direncanakan dengan pendekatan partisipatif dan dilakukan secara bersinergi antar semua stakeholder dengan memperhatikan potensi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif kualitatif sedangkan analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini, sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci masih belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari kebijakan di tingkat pusat yang belum diterjemahkan dengan baik di tingkat daerah, kegiatan stakeholder yang masih belum terintegrasi dan hubungan komunikasi yang terjalin antar aktor yang belum efektif.
Isu Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan Desa
Sigit Sugiarto
Jurnal Sosial Soedirman Vol 4 No 1 (2020): PEMBERDAYAAN KESEHATAN DAN PEREMPUAN DI BERBAGAI DAERAH
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (281.674 KB)
|
DOI: 10.20884/juss.v4i1.3161
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap isu pemberdayaan perempuan dan juga mengetahui bagaimana isu pemberdayaan perempuan dapat diintegrasikan dalam dokumen perencanaan pembangunan desa. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan informan dengan purposive sampling, dimana peneliti memilih orang-orang yang dianggap tahu dalam permasalahan ini. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terhadap isu pemberdayaan perempuan sudah cukup baik. Namun demikian, isu Pemberdayaan perempuan yang diintegrasikan dalam dokumen perencanaan pembangunan desa, bukan merupakan hasil dari perencanaan secara bottom up namun dari program pemerintah. Dan dalam pelaksanaannya isu pemberdayaan perempuan yang masuk dalam dokumen perencanaan pembangunan masih sangat minim. Saran dari penelitian ini adalah dengan kondisi perempuan yang merasa “minder” dan malu apabila dalam satu forum musyawarah bersama laki-laki, sebaiknya Pemerintah Desa Wajasari memfasiltasi kelompok perempuan untuk membuat forum musyawarah khusus perempuan. Selain itu Pemerintah Desa Wajasari juga disarankan untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada kelompok perempuan, untuk mengatasi kendala kurangnya rasa percaya diri kaum perempuan tampil di depan umum. Dengan pelatihan dan pendampingan juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran perempuan akan pentingnya keterlibatan mereka dalam pembangunan.
Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Bagi Pembangunan Nagari di Kabupaten Solok Selatan
Ira Wahyuni Syarfi;
Melinda Noer;
Rafnel Azhari
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 2 (2019): PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN PENDIDIKAN
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (266.078 KB)
|
DOI: 10.20884/juss.v3i2.2315
Pemerintah desa memiliki peran yang strategis dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan pada masyarakat dengan adanya undang-undang tentang desa dan dukungan dana desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan dana desa dalam pembangunan desa-nagari. Penelitian dilaksanakan di nagari yang termasuk kategori berkembang dan nagari kategori tertinggal di Kabupaten Solok Selatan. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam terhadap 18 informan kunci, dengan kuesioner terhadap 60 sampel. Analisis data dilakukan dengan metoda deskriptif kualitatif untuk menjelaskan kesesuaaian perencanaan dengan pelaksanaan. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas pemanfaatan dana desa dengan memberi skor (1, 2 dan 3) terhadap 24 pernyataan pada kuestioner. Skor 24-40 termasuk kategori tidak efektif, skor 41-56 kurang efektif dan skor 57-72 termasuk kategori efektif. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat ketidak sesuaian perencanaan dan pelaksanaan dalam pemanfaatan dana desa untuk pembangunan nagari, baik pada nagari yang berada pada kategori berkembang maupun tertinggal, yaitu 66% untuk kegiatan pemberdayaan dan 33% untuk kegiatan pembangunan fisik. Pemanfaatan dana desa pada tahun 2017 dan 2018 termasuk kategori efektif dari aspek pencapaian tujuan dan integrasi namun tidak efektif dalam aspek adaptasi. Namun demikian secara keseluruhan penggunaan dana tesa termasuk kategori efektif. Dengan demikian perlu pendampingan nagari dalam penyusunan rencana dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan hasil pembangunan desa.
Gerakan Sosial Masyarakat
singgih bayu pamungkas
Jurnal Sosial Soedirman Vol 4 No 1 (2020): PEMBERDAYAAN KESEHATAN DAN PEREMPUAN DI BERBAGAI DAERAH
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20884/juss.v4i1.3016
This research discusses about the social community movement at Desa Sikayu and its surrounding in terms of doing resistance towards the plan construction of PT Semen Gombong. The goal of this research is to study the background of the movement against PT Semen Gombong, actors who involved in social movement and the form of social movement ignoring the establishment of PT Semen Gombong. The process of resisting then framed by repertoire theory and new social movement theory. The result of this study shows that there are social organizations: Kars Zone Community (KMKK) and Peolple’s Union of South Kars Gombong Rescuers (PERPAG) made as a forum for the community to carry out resistance towards this issue. These social organizations were established by the community based on people’s anxiety and issues about bad effects caused by the establishment of PT Semen Gombong. Various attempts have been made by KMKK and PERPAG to foil the construction of PT Semen Gombong such as demonstrating, putting up banners about refusing its construction, discussing with the government, and making petitions about this issue. The government and PT Semen Gombong have made an offer to Sikayu’s people and its surrounding but there is no good response from them. The people just want its cancelled. The existence of different opinion makes the problem has not reached the light. Keywords : social movements, form of resisting the construction of PT Semen Gombong, KMKK and PERPAG.
Model Pendidikan Kepariwisataan Dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Desa Candirenggo Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen
Supriyanto Supriyanto
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 2 (2019): PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN PENDIDIKAN
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (379.255 KB)
|
DOI: 10.20884/juss.v3i2.2333
Sejak tahun 2009 Desa Candirenggo telah ditetapkan sebagai desa wisata, namun sampai saat ini perkembangan wisatanya tidak maksimal dan jumlah pengunjung mengalami penurunan yang signifikan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlibatan masyarakat, pemerintah dan swasta dalam pendidikan kepariwisataan, serta untuk menyusun model pendidikan kepariwisataan dalam pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di Desa Candirenggo Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus (case study). Metode pengambilan data yang dilakukan adalah pengamatan secara langsung (observasi), wawancara, dan studi pustaka.Berdasarkan hasil analisis penelitian, desa ini memiliki keterbatasan pada kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku wisata. Untuk meraih berbagai peluang pada pengelolaan sektor kepariwisataan maka perlu menyiapkan sumber daya manusia yang handal dengan menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan kepariwisataan yang dilaksanakan secara nonformal Model pendidikan kepariwisataan secara nonformal sebagai pendidikan alternatif bagi komunitas masyarakat atau pelaku wisata yang ada di desa. Model pendidikan ini merupakan salah satu metode pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa wisata berbasis masyarakat. Alurnya meliputi: input-(pemerintah-swasta)-proses-output-outcome. Bentuk pendidikan yang dibutuhkan oleh komunitas masyarakat setempat berupa pelatihan manajemen pengelolaan wisata, pelatihan TIK dan pelatihan bahasa Inggris. Model pendidikan ini memerlukan dukungan dari pihak-pihak yang terkait pemerintah, masyarakat dan sektor swasta untuk bersama-sama berbagi peran dalam mendukung kualitas sumber daya manusia khususnya bidang pariwisata lokal atau desa.