cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Arsitektur DASENG
ISSN : 23018577     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur DASENG adalah media informasi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni khususnya Artikel Ilmiah bidang Arsitektur berupa Hasil Penelitian, Hasil Perancangan, Studi Kepustakaan maupun Tulisan Ilmiah.
Arjuna Subject : -
Articles 862 Documents
TOMOHON SPORT CLUB “NEW BRUTALISM’ Kaunang, David
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Tomohon Sport Club merupakan suatu wadah olahraga rekreasi yang memiliki beberapa jenis olahraga, dimana olahraga inilah yang diminati oleh warga masyarakat kota Tomohon. Sport Club ini bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya fasilitas pendukung kebutuhan yang bersifat olahraga dan menghibur. Dengan adanya perancangan yang mengacu pada tema yaitu “New Brutalism” maka perancangan pada Sport Club akan terlihat sangat berbeda dari bangunan-bangunan lain dan dapat menjadi ikon gedung olahraga di kota Tomohon, yang akan membuat masyarakat lebih tertarik lagi dalam melakukan pola hidup sehat, dengan berolahraga. Untuk menghadirkan objek desain, perancangannya melewati proses seperti analisa hingga transformasi yang melibatkan banyak aspek perancangan. Tujuannya ialah menghadirkan Sport Club  sebagai wadah yang mewadahi berbagai kebutuhan olahraga kota Tomohon. Dengan tersusunnya laporan tugas akhir ini, diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa Fakultas Teknik pada umumnya dalam hal rancangan arsitektural, dan sebagai prediksi proyek nyata yang dapat diwujudkan guna mendukung perkembangan olahraga serta menjadi sarana hiburan yang mendidik di kota Tomohon.   Kata Kunci : Olahraga, club , New Brutalism
MANADO CONVENTION CENTRE (MEGASTRUCTURES) Anggianto, Rio M.; Rate, Johannes Van
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Proyek Manado Convention Center ini pada dasarnya merupakan wadah atau  sarana komunikasi antara dua pihak dengan  penerapkan berbagai metode komunikasi langsung tatap muka baik itu dari perorangan terhadap kelompok, kelompok terhadap kelompok atau kelompok terhadap masyarakat. Dan pada era kini hal ini menjadi suatu kebutuhan yang dianganggap penting.   Kota Manado seringkali menjadi tuan rumah suatu konverensi dengan jumlah peserta yang tergolong besar karena cakupannya sampai manca negara.hal ini mendorong laju pembangunan dalam kota termasuk rencana pembangunan Convention Center di Manado yang nantinya dirancang dengan dasar penerapan tema megastructure merupakan kebutuhan objek rancangan  sebagai konvention yang lingkupnya regional atau nasional maupun internasional. penerapan tema megasructures melalui kajian yang ada diharap dapat mengoptimalkan fungsi bangunan, memberikan kenyamanan serta meningkatkan kepariwisataan kota Manado. Kata kunci : Convention, Megastructuresi, Manado
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI LIRUNG (ECO-TECH ARCHITECTURE) Nangaro, Irenius; Makainans, Indradjaja; Poli, Hanny
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas yang keberadaannya sangat diperlukan untuk memfasilitasi perawatan, pengobatan dan  konsultasi tidak semata – mata hanya  untuk pasien yang sakit. Kehamilan adalah anugerah, untuk itu harus diselamatkan, kehamilan merupakan jalan menuju generasi berikutnya, Kehadiran rumah sakit ibu dan anak sangat diharapkan akan memberikan kontribusi bagi kemajuan kabupaten talaud lebih khususnya kota lirung lewat pelayanan kesehatan yang lebih spesifik dalam peruntukannya dengan fasilitas yang lengkap khususnya untuk penderita kaum ibu dan anak – anak, disertai tenaga medis yang handal yang akan menjawab sebagian tuntutan masyarakat untuk mendapatkan penanganan kesehatan yang lebih baik. Tema yang diambil dalam perancangan rumah sakit ibu dan anak ini adalah Eco - Tech Architecture. Eco Tech Architecture adalah pendekatan desain dimana bangunan rumah sakit ibu dan anak mengarah pada bangunan arsitektur yang mengunakan teknologi yang berwawasan lingkungan melihat faktor iklim yang ada di kabupaten kepulauan talaud  tingkat  suhu udara panas sangat tinggi sehingga tema tersebut bisa menjawab permasalahan lingkungan agar supaya aktivitas yang ada di dalam objek bisa berjalan sesuai keinginan pengguna khususnya bagi para pasien ibu dan anak tentunya di dalam ruangan mereka membutuhkan kesejukan udara. Rumah sakit ibu dan anak memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan bagi ibu sebelum dan setelah masa kehamilan, serta pelayanan kesehatan menyeluruh bagi anak – anak usia 0 – 14 tahun, dan juga menyediakan pelayanan kesehatan bagi ibu – ibu yang mengalami gangguan kesehatan. Kata Kunci : Rumah Sakit Ibu Dan Anak Di Lirung,  Eco - Tech Architecture,
REDESAIN BANDAR UDARA FRANS KAISIEPO BIAK NUMFOR - Arsitektur sebagai Landmark Siahaan, Inge; Pouluan, Roosje J.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

RE-DESAIN BANDAR UDARA FRANS KAISIEPO BIAK NUMFOR (ARSITEKTUR SEBAGAI LANDMARK) Inge Siahaan[1] Roosje J. Poluan[2]   ABSTRAK Kabupaten Biak Numfor adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Papua yang terletak di Teluk Cenderawasih. Kabupaten ini merupakan gugusan pulau yang berada disebelah utara daratan Papua dan berseberangan dengan Samudera Pasifik. Kota Biak terletak di tengah segitiga pertumbuhan ekonomi dunia yaitu Amerika, Tokyo dan Australia. Berangkat dari letaknya yang strategis menjadikan kota Biak memendam potensi besar untuk dapat dikembangkan. Keadaan terminal penumpang yang sekarang sudah sangat krusial untuk ditingkatkan kapasitas perwadahannya. Perencanaan redesain bandara Frans Kaisiepo ini merupakan solusi untuk mengatasi peningkatan permintaan akan jasa angkutan udara menuju dan dari kota Biak secara khusus serta Provinsi Papua secara umum. Redesain bandara ini merupakan penggabungan antara perancangan arsitektur, sirkulasi dan ruang luar. Selain itu berusaha untuk dapat menghadirkan sebuah penanda (landmark) sebagai kawasan yang bersangkutan dengan mengacu pada lokalitas daerah itu sendiri. Terminal bandara sebagai salah satu sarana publik yang bertujuan mewadahi kegiatan transisi antara dua moda transportasi yaitu moda transportasi darat dan moda transportasi udara, juga akan menghadirkan fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan transisi antara lain sarana pemrosesan, sarana penunjang seperti restoran, cafe dan area konsesi serta fasilitas operasional bandara. Pada perancangan ini akan ditekankan pada penyederhanaan dan efisiensi sistem sirkulasi yang diharapkan dapat membuahkan sistem yang jelas dan mudah dimengerti oleh pengguna-penggunanya. Kemudahan dalam berorientasi dapat lahir dengan menjaga kontinuitas ruang dalan dan ruang luar. Konsep-konsep sirkulasi dan efektivitas kemudian akan menjadi dasar pemilihan bentuk sistem struktur serta material yang kan digunakan pada perancangan bangunan terminal ini. Kata kunci: Bandar Udara, Landmark, Terminal [1] Mahasiswa PS 1 Arsitektur UNSRAT [2] Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT
POLITEKNIK KESEHATAN di BEO KAB. TALAUD (ECO TECH ARCHITECTURE) Niomba, Junitra; Makainas, Indrajaya
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Politeknik Kesehatan di Beo merupakan perguruan tinggi yang direncanakan didaerah bagian Nusa Utara. Dan dari segi prospek, Politeknik Kesehatan di Beo berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia khususnya masyarakat kawasan Nusa utara, yaang meliputi daerah Kabupaten, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Sangihe yang secara strategis berada pada kawasan Sulu-Sulawesi  yang memiliki prospek Sosial  di masa yang akan datang. Hadirnya perguruan tinggi ini di Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan terobosan bagi pemerintah dalam hal peningkatan sumber daya manusia. Pada saat ini fasilitas Pendidikan Tinggi Kesehatan  di Kabupaten Kepulauan Talaud belum memadai, sebagai proses yang berkesinambungan dalam pengembangan sumberdaya manusia yang bermutu, maka  perlu dipertimbangkan, juga perlu dikaji kembali akan fasilitas penunjang untuk kegiatan proses belajar mengajar tersebut.  Karena mutlaknya untuk menghasilkan suatu pencapaian yang optimal maka harus diwadahi dengan sarana prasarana yang baik pula. Eco-Tech Architecture adalah sebuah metode perancangan yang mengaitkan dan menyelaraskan Lingkungan dan Berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global dengan penekanan pada efisiensi Energi pemakaian lahan dan pengolahan sampah efektif dalam tatanan Arsitektur. Kata kunci : Politeknik Kesehatan,Beo, Eco-Tech
IMPLEMENTASI KONSEP ARSITEKTUR BIOMIMETIK PADA DESAIN GELANGGANG OLAHRAGA DI MINAHASA SELATAN Eman, Arviro; Rogi, Octavianus H. A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Pemuda adalah kelompok masyarakat yang umumnya menyukai aktivitas keolahragaan. Namun demikian, di Kabupaten Minahasa Selatan, minat terhadap olahraga ini belum terfasilitasi dengan sarana dan prasarana bidang olahraga yang memadai. Melihat pentingnya kehadiran sarana olahraga yang representatif ini, maka penulis tertarik untuk merencanakan pembangunan Gelanggang Olahraga di Minahasa Selatan, dengan Arsitektur Biomimetik sebagai tema perancangan, yang secara filosofis merupakan konsep desain arsitektural yang mentranslasikan kriteria kehidupan ke dalam kriteria arsitektural. Dalam pelaksanaan kegiatan perancangan, penulis mengunakan tiga pendekatan perancangan yaitu pendekatan tematik, tipologi objek, dan analisis tapak yang menghasilkan konsep implementasi tema, konsep programatik, konsep zonasi, bentuk, struktur, dan utilitas. Dalam prosesnya konsep-konsep rancangan ini senantiasa mengalami optimasi lewat proses transformasi konsep dengan mekanisme atau metode imajinasi-presentasi-evaluasi yang berulang secara siklikal, menurut teori yang dikemukakan John Zeisel, dan berakhir dengan konsep akhir yang optimum sesuai ketersediaan sumberdaya perancangan khususnya waktu. Hasil akhir, rancangan Gelanggang Olahraga di Minahasa Selatan ini hadir dengan kategori Gelanggang Olahraga Tipe B yang terdiri dari satu gelanggang olahraga tertutup untuk cabang olahraga tertentu, satu gelanggang tertutup untuk olahraga renang, satu gelanggang terbuka untuk sepak bola yang terintegrasi dengan ruang-ruang untuk kegiatan pengelolaan Gelanggang Olahraga serta asrama atlet. Komponen rancangan ruang luar umumnya teralokasi untuk kebutuhan sirkulasi, parkir, lapangan latihan untuk olahraga tenis dan basket,  ruang terbuka hijau dan beberapa elemen ruang luar yang menjadi focal point kawasan, sehingga hadir dengan performa yang terbilang unik dan berpotensi untuk menjadi landmark bagi Kabupaten Minahasa Selatan.   Kata Kunci : Gelanggang Olahraga, Minahasa Selatan, Biomimetik
PUSAT ANIMASI DAN DESAIN GRAFIS DI MANADO (ILUSIONISME DALAM ARSITEKTUR) Johannis, Kristin N.; Rogi, Octavianus H. A.; Rompas, Leidy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan bidang multimedia dan perekonomian yang ditunjang dengan kemajuan teknologi dan informasi menjadikan industri animasi dan desain grafis semakin berkembang, bahkan permintaan terhadap produksinya mengalami peningkatan setiap tahun, baik dari segi komersil maupun dari segi hiburan. Namun banyaknya permintaan terhadap animasi dan desain grafis tidak didukung dengan studio produksi yang kompeten. Maka Pusat Animasi dan Desain Grafis yang berfungsi sebagai rumah produksi dihadirkan untuk mampu menjawab berbagai potensi dan permasalahan tersebut, serta mampu mewadahi berbagai animo masyarakat khususnya para animator dan desainer grafis untuk dapat lebih berkarya dan mengeksplor ide serta kreatifitas mereka, agar kualitas animasi dan desain grafis yang ada di Indonesia khususnya Sulawesi Utara semakin meningkat. Untuk mendukung rancangan objek, maka tema Ilusionisme dalam Arsitektur pun dipilih untuk diimplementasikan dalam perancangan karena dianggap mampu merepresentasikan fungsi serta karakteristik objek. Pada perancangan ini, proses perancangan yang dipakai adalah proses desain generasi II sesuai dengan kategorisasi dari Horst Rittel yang terdiri dari 2 fase, yang pertama adalah fase pengembangan wawasan komprehensif, yaitu pengkajian tipologi objek, tapak dan lingkungan, serta tema Ilusionisme dalam Arsitektur, lalu dilanjutkan ke fase kedua yaitu fase konseptualisasi, dengan mekanisme siklus image-present-test menurut John Zeisel, yang diawali dengan pemikiran konsep (imaging), dilanjutkan dengan penyajian konsep ke dalam bentuk gambar (presenting), lalu mengevaluasi konsep berdasarkan kriteria pengujian tertentu (testing). Proses tersebut dilakukan secara berulang dengan memperbaiki setiap hasil evaluasi, hingga perancang memutuskan untuk mengakhiri proses pada siklus tertentu. Gubahan bentuk Pusat Animasi dan Desain Grafis di Manado ini mengambil konsep bentuk “The Ebbinghaus Illusion” yang merupakan contoh dari salah satu jenis tema Ilusionisme dalam Arsitektur, yaitu ilusi skala. Selain ilusi skala, beberapa jenis ilusi lain yang diimplementasikan pada objek perancangan adalah ilusi fisiologis, ilusi distorsi, ilusi ambigu, ilusi Shakkei, ilusi Trompe L’oeil, dan ilusi anamorfosis. Jenis-jenis ilusi tersebut diimplementasikan pada beberapa kriteria perancangan arsitektur seperti gubahan massa, ruang dalam (interior), selubung bangunan, dan ruang luar (eksterior). Implementasi jenis-jenis ilusi tersebut umumnya diimplementasikan pada elemen arsitektural yang dapat dilihat secara langsung, karena tema Ilusionisme dalam Arsitektur mengandalkan teknik visualisasi untuk dapat dinikmati / dirasakan.   Kata kunci : Animasi, Desain Grafis, Ilusionisme
OPTIMALISASI SISTEM SIRKULASI DAN PENZONINGAN DALAM PERANCANGAN PASAR TRADISIONAL AIRMADIDI Oley, Jessie; Warouw, Fela
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

OPTIMALISASI SISTEM SIRKULASI DAN PENZONINGAN DALAM PERANCANGAN PASAR TRADISIONAL AIRMADIDI 1. Jessie Lia Oley[1]2. Fela Warouw[2] ABSTRACT Traditional Market Airmadidi located at strategic locations in the capital of the North Minahasa district. Bargaining system which is the natural advantages of the traditional market are still occured in this market. But the image of traditional markets are identical with chaotic, dirty and smelly lead an uncomfortable situation for buyers and traders. This is caused by the space and circulation paths within, has not been well-organized. Therefore, theme "Optimizing Circulation System and Zoning" has been chosen in this Airmadidi Traditional Markets design. The concept of optimizing the arrangement of space (zoning) and the circulation path is applied at the macro (site) and the micro (building mass), that produced a new design with support facilities that more well-equipped and fulfill the user’s needs. Through the optimization of the circulatory system, the traditional market conditions will become more organized and comfortable, either from the circulation of vehicles, people, goods, and even between the traders and buyers. Meanwhile the optimizing of zoning system, considering the type of activity, trading medias and  merchandise trade. Keywords: traditional market, airmadidi, optimization [1] Mahasiswa PS S1 Arsitektur Universitas Sam Ratulangi [2] Dosen Pengajar Arsitektur Universitas Sam Ratulangi
REDESAIN PASAR TRADISIONAL BERSEHATI DI MANADO (Simplicity in Architecture) Genah, Triska F; Kindangen, Jefrey I
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Pasar Tradisional seringkali dianggap sebagai salah satu prasarana yang membawa citra buruk bagi estetika kota. Begitu pula kondisi Pasar Tradisional Bersehati di mata masyarakat kota Manado saat ini.Pengelolaan pasar yang buruk, sarana dan prasarana yang sangat minim serta jumlah pedagang yang semakin menjamur sehingga menyebabkan menambah sesak pergerakan dalam pasar, menjadi permasalahan klasik yang menyebabkan ketidaknyamanan berbelanja. Walaupun demikian, minat masyarakat untuk berbelanja di pasar ini tidak berkurang meskipun saat ini pembangunan pasar modern di kota Manado sedang berkembang begitu pesat. Harga barang yang murah dan bersaing yang ditawarkan dalam lingkup pasar tradisional menjadi pilihan solusi berbelanja dari sebagian masyarakat. Banyak pedagangl dari dalam dan luar kota Manado bergantung dari hasil dagangannya dipasar ini. Oleh karena keberadaan Pasar Tradisional Bersehati yang sangat penting dalam perkembangan perekonomian kota, maka perlu dilakukan Redesain Pasar Tradisional Bersehati di Manado. Dengan tidak menghilangkan bagian-bagian yang menjadi ciri khas dari objek, tema Simplicity in Architecture diharapkan dapat mengatasi hal-hal yang menjadi permasalahan pada objek dan dapat mengangkat kembali citra pasar tradisional menjadi positif, serta memberikan kemajuan perekonomian di Kota Manado. Kata kunci: redesain, pasar tradisional bersehati, simplicity
PERMUKIMAN SUKU BAJO DI DESA TUMBAK KECAMATAN POSUMAEN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Poedjowibowo, Djajeng
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suku Bajo adalah nelayan tradisononal yang trampil dengan masalah kelautan dan hidupnya sepenuhnya tergantung pada laut, mereka sering disebut sebagai sea nomad atau “orang laut”. Persebaran Suku Bajo relative luas; di pesisir Indonesia, Malaysia, Brunei, Philipina, Vietnam, dan Thailand. Suku Bajo yang menetap  akan mencari sebuah labuhan yang berdekatan dengan sumber air tawar, terhindar dari tiupan angin kencang, kedalaman air yang dangkal, kawasan karang, hutan bakau sehingga terdapat banyak sumber hasil laut. Rumah Suku Bajo memiliki ciri khas, dibangun di atas perairan, sederhana dan mampu beradaptasi di lingkungan yang ekstrem, seperti ombak, arus laut, dan angin, yang menjadi denyut kehidupan mereka sehari-hari. Desa Tumbak berada di Teluk Sompini yang teduh dan dikelilingi hutan bakau, terumbu karang dan P. Bentenan. Fasilitas penting di desa Tumbak adalah dermaga perahu nelayan yang dapat disandari pajeko ukuran sedang tanpa mengenal musim. Selain itu desa ini berkembang menjadi desa wisata dengan obyek terumbu karang, P. Baling-baling, P. Punten serta tersedia dua cottage yang berada di atas perairan. Permukiman yang ada sebagian berada diatas tanah dan sebagian lagi berada diatas perairan yang kesemuanya memiliki pola yang teratur berderet ke belakang tegak lurus pantai. Pada dasarnya lahan/ kawasan yang belum dipakai adalah kawasan bebas yang dapat dimanfaatkan penduduk desa Tumbak yang semuanya saling bersaudara.Pemanfaatan perairan untuk mendirikan rumah atau menempatkan karamba cukup dengan meminta ijin pemilik rumah paling luar (arah laut) dan pemberitahuan ke Kepala Desa. Pada awalnya sebagai orang Bajo mereka hanya mengenal ruang hunian secara terbatas, yakni: a) tingga, b) bundaang, c) dapurang, d) tatambe , dan e) buliang. Area diaruma tidak memiliki batas yang jelas, tergantung dari aktifitas pemilik rumah. Budaya laut mempengaruhi penentuan luas diaruma, yang dilakuka dengan menentukan besarnya ruang  untuk menambatkan perahu. . Kata kunci: orang laut, budaya laut.

Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 4, November 2024 Vol. 13 No. 3 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 3, Agustus 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 2, Mei 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): DASENG Volume 13 Nomor 1, Februari 2024 Vol. 12 No. 4 (2023): DASENG Volume 12 Nomor 4, Oktober 2023 Vol. 12 No. 3 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 2, April 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022 Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 1, Mei 2021 Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020 Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019 Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018 Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017 Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017 Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016 Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016 Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015 Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015 Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014 Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014 Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013 Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013 Vol 2, No 1 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.1 Mei 2013. Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 1 (2012): EDISI PERDANA Volume 1 No.1 Mei 2012 More Issue