Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

SEBARAN LOKASI PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MANADO Poli, Tiara Putri Ananta; Egam, Pingkan Pegy; Tilaar, Sonny
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan kawasan perkotaan di Indonesia terjadi dengan sngat pesat dalam kurun waktu empat dasawarsa terakhir yang diindikasikan oleh semakin besarnya jumlah penduduk yang tinggal dan beraktivitas di kawasan perkotaan. Kota Manado merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia. Namun perkembangan kota Manado tidak hanya memberikan keuntungan bagi pemerintah, tetapi juga memberikan dampak lain yaitu munculnya permukiman kumuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat kekumuhan pada permukiman kumuh di kota Manado dan menganalisis sebaran lokasi permukiman kumuh di kota Manado. Penelitian ini menggunakan dua metode analisis, yaitu analisis tingkat derajat permukiman kumuh dan analisis tetangga terdekat.Variabel-variabel yang digunakan adalah kerapatan bangunan, tata letak bangunan, kondisi rumah/bangunan, kepadatan penduduk dan kualitas prasarana lingkungan.Kemudian variable-variabel ini dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa klasifikasi  permukiman kumuh yang paling banyak terdapat di kota Manado adalah permukiman kumuh sedang, yang tersebar di daerah Bahu, Titiwungen Utara, Pakowa, Ketang Baru, Karame, Dendengan Dalam, Tikala Ares dan Bailang. Sedangkan untuk pola sebaran permukiman kumuh pada lokasi menunjukkan nilai lebih dari 1.1 pada analisis tetangga terdekat, yang berarti bahwa pola sebaran permukiman adalah pola tersebar (scattern pattern). Namun jika dilihat secara mneyeluruh, pola sebaran permukiman kumuh di kota Manado memiliki nilai kurang dari 0.9 yang mengindikasikan pola sebaran permukiman adalah pola bergerombol.   Kata Kunci :Pola Sebaran, Permukiman Kumuh.
EKSISTENSI JALAN LINGKUNGAN BAGI MASYARAKAT DI KORIDOR PENGHUBUNG JALAN SAM RATULANGI DAN PIERE TENDEAN Pilok, Calfin Daniel; Egam, Pingkan P; Rengkung, Michael M
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya tingkat kepadatan penduduk tanpa di imbangi dengan penyebaran penduduk yang merata akan menyebabkan terjadinya ledakan penduduk didaerah-daerah tertentu, sehingga mempengaruhi kebutuhan sarana dan prasarana kota. Salah satu masalah tersebut yaitu kebutuhan akan jaringan jalan. Kondisi jalan lingkungan yang ada pada saat ini masih belum memadai dari kondisi eksisting dan juga aspek-aspek yang di pertimbangkan dalam persyaratan jalan lingkungan menjadi tujuan penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini . Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan metode analisis deskriptif. Analisis ini  untuk mengatur, mengurutkan atau mengelompokan, memberi kode atau tanda dan mengkategorikannya sehingga memperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin di jawab. Hasil Penelitian ini menunjukan kondisi eksisting dan aspek-aspek dalam persyaratan jalan lingkungan dari zona I sampai zona IV belum tertatah dengan baik diantaranya: Kios/warung yang memakai badan jalan, dan kendaraan yang parkir liar di badan jalan, aktivitas masyarakat yang menggunakan jalan sebagai ruang komunal mereka. Kata Kunci : Eksistensi, Jalan Lingkungan, Jalan Sam Ratulangi dan Piere Tendean
EVALUASI PERKEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN SANGKUB KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Nani, Sry Devita; Sela, Rieneke L; Egam, Pingkan P
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sektor pertanian adalah sektor yang memiliki konstribusi terbesar dalam struktur ekonomi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, sejak tahun 2006. Untuk mendukung potensi yang telah dimiliki, maka melalui RTRW Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) tahun 2011-2031, pemerintah menetapkan Kawasan Agropolitan sebagai Kawasan Strategis Ekonomi di Kecamatan Sangkub dan Pinogaluman dimana Kecamatan Sangkub sebagai pusat pengembangan kawasan agropolitan. RTRW tersebut menyebutkan bahwa strategi pengembangan kawasan agropolitan yaitu meningkatkan kualitas dan produktifitas kawasan pertanian, meningkatkan mekanisasi pertanian, meningkatkan jaringan irigasi dan meningkatkan teknologi pertanian secara tepat guna. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Sangkub maka diperlukan evaluasi kawasan. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik kawasan agropolitan di Kecamatan Sangkub dan mengevaluasi perkembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Sangkub khusus pertanian padi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif, analisis evaluatif dan analisis pertumbuhan penduduk alami dengan teknik pengumpulan data primer (observasi lapangan dan wawancara langsung) dan sekunder (studi literatur, mengunjungi instansi pemerintah/ organisasi terkait dan searching data/ informasi di media internet). Jika dilihat dari hasil penelitian karakteristik kawasan agropolitan di Kecamatan Sangkub memiliki kondisi letak geografis, topografi, iklim, dan hidrologi yang sesuai untuk pertanian. Memiliki prasarana dan sarana umum yang cukup memadai untuk menunjang kehidupan para petani. Memiliki ±12 (dua belas) jenis pertanian. Memiliki lahan yang memadai untuk pengembangan kawasan. Adapun hasil evaluasi perkembagan kawasan terhadap kawasan agropolitan di Kecamatan Sangkub menunjukan bahwa kawasan ini telah memasuki tahap pengembangan atau disebut juga sebagai kawasan yang cukup berkembang.Kata Kunci: Evaluasi, Perkembangan Kawasan, Agropolitan
KAJIAN KORIDOR KANTOR WALIKOTA DAN KANTOR GUBERNUR SEBAGAI LINKAGE KOTA MANADO Pauwah, Yusran; Waani, Judy O.; Egam, Pingkan P.
Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1, Maret Tahun 2018
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu aspek yang mempengaruhi pembentukan kota, yaitu elemen linkage yang berfungsi sebagai penghubung antar kawasan. Elemen linkage yang terdapat di koridor Jl. Lumimuut sampai pada Jl. 17 Agustus belum dapat diindentifikasi secara struktur. Hal tersebut dapat mempengaruhi objek pembentuk kota, salah satunya adalah elemen linkage yang masih belum terkoneksi menjadi satu kesatuan yang lebih besar. Terlihat pada koridor Jl. Lumimuut sampai pada Jl. 17 Agustus yang merupakan koridor antara Perkantoran Walikota Manado dan Perkantoran Gubernur Sulawesi Utara. Tujuan penelitian, untuk mengetahui elemen linkage pada koridor dari kedua kawasan serta menentukan elemen yang mendominasi pada koridor tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Teknik analisis terbagi dalam empat tahapan yaitu, segmentasi, observasi eksisting, figure ground dan analisa elemen linkage. Hasil penelitian menunjukan bahwa: elemen linkage yang terdapat dilokasi penelitian adalah linlage visual, struktural dan kolektif. Sedangkan elemen linkage yang mendominasi adalah linkage visual dan struktural. Kata-kunci : Elemen Linkage, Koridor, Kota Manado 
PENERAPAN KONSEP URBAN TOURISM PADA PERANCANGAN PERMUKIMAN SINDULANG SATU DI MANADO Muntiaha, Grety I. J.; Egam, Pingkan P.; Waani, Judy O.
Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1, Maret Tahun 2018
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Urban tourism merupakan sumber daya wisata yang berada di perkotaan, memiliki elemen daya tarik yang ditunjang dengan elemen penunjang lainnya untuk memikat pengunjung. Salah satu urban tourism yang lagi trend di kota-kota yang ada di Indonesia yaitu kampung pelangi. Kampung pelangi merupakan usaha untuk menata kampung kumuh yang diimbangi dengan peningkatan fasilitas infrastruktur sehingga berubah menjadi kawasan urban tourism. Adapun kampung pelangi yang ada di kota Manado terletak di permukiman Sindulang Satu yang berada diperbukitan pesisir pantai dan pesisir sungai kota Manado, memiliki potensi untuk dijadikan sebagai kawasan urban tourism. Tujuan penelitian dan perancangan, untuk menentukan strategi desain dan penerapan urban tourism pada perancangan permukiman Sindulang Satu. Menggunakan metode perancangan rasional (glass box). Strategi perancangan dihasilkan melalui kolaborasi konsep urban tourism dan urban design. Konsep urban tourism terdapat elemen pergerakan wisatawan meliputi pintu gerbang, simpul, jalan, wilayah, batas dan landmark. Kelima elemen ini dikolaborasikan dengan konsep urban design yang memiliki elemen tata guna lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, area pedestrian, penanda, pendukung kegiatan dan preservasi. Berdasarkan hasil kolaborasi tersebut maka diperoleh startegi perancangan yaitu permainan kontur, adanya penanda, bentuk dan warna, ruang luar, sirkulasi dan pergerakan. Kata-kunci : Elemen Pergerakan, Urban Tourism, Urban Design, Permukiman 
RUANG TERBUKA PUBLIK ORGANIK DI KAWASAN PESISIR KOTA MANADO Tombokan, Eunike L.; Egam, Pingkan P.; Warouw, Fela
Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains Vol 2, No 2 (2017): Volume 2 Nomor 2, November Tahun 2017
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan kota pesisir yang memiliki garis pantai kurang lebih 18,7 kilometer. Fenomena yang banyak terjadi saat ini di kawasan pesisir Kota Manado yaitu banyak sekali kegiatan-kegiatan sosial dan rekreasi masyarakat yang dilakukan di ruang-ruang yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Ramainya pembangunan di kawasan pesisir Kota Manado menyebabkan ketersediaan ruang terbuka publik semakin terbatas, pada akhirnya masyarakat membentuk ruang-ruang terbuka publik secara organik. Namun tidak diketahui secara pasti alasan masyarakat memilih menggunakan ruang-ruang tersebut. Fenomena ini sangat menarik, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis karakteristik dari ruang terbuka publik organik yang ada dan faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi pembentukannya. Dari analisis yang dilakukan dihasilkan beberapa karakteristik ruang terbuka publik organik di kawasan pesisir Kota Manado yang terlihat dari bentuk fisik, pola aktivitas dan aksesibilitas, serta terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan ruang terbuka publik organik tersebut yaitu faktor pencapaian, faktor kemenarikan dan faktor kelengkapan.Kata Kunci : Ruang terbuka publik, Ruang organik, Karakteristik, Faktor
ESTETIKA SKYLINE KOTA MANADO Kalude, Desty R. R.; Tondobala, Linda; Egam, Pingkan P.
Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1, Maret Tahun 2018
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak dari perkembangan kota adalah perubahan wajah kota, dengan beragam fungsi bangunan dan ketinggian bangunan sehingga menciptakan skylinenya sendiri. Kota Manado menunjukan adanya pertumbuhan kota secara fisik maupun nonfisik sehingga tanpa disadari Kota Manado mengalami perubahan wajah kota terutama pada daerah pesisir pantai. Perubahan wajah kota Manado pada daerah pesisir antara lain perubahan skyline yang awalnya datar menjadi lebih ekspresif apabila dibandingkan dengan daerah lain di kota Manado. Skyline kota dapat menjadi gambaran hal apa yang paling dihargai di dalam sebuah kota, selain itu keindahan skyline hanya dapat dinikmati dari jarak jauh. Keindahan skyline tergantung pada presepsi pengamat dan bentuk fisik kota. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis kualitias estetika skyline area waterfront kota Manado dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang membentuknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Pendekatan analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan tahapan pembagian segmen, analisis hasil rekaman, ground check dan analisis variabel elemen visual. Hasil penelitian menunjukan bahwa: dari tujuh variabel fisik estetika skyline, hanya terdapat lima variabel yang terdapat pada lokasi penelitian. Kata-kunci : Estetika, Perkembangan Kota, Skyline 
PERENCANAAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT PADA KAWASAN KHUSUS KONSERVASI PENYU DI DESA LAMANGGO KABUPATEN SITARO (STUDI KASUS : DESA LAMANGGO) Buangsampuhi, Ria; Egam, Pingkan P; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencaanaan Pariwisata berbasis masyarakat pada kawasan khusus konservasi penyu merupakan program Pelestarian sekaligus menjadi wadah pendidikan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari suatu pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi Potensi sumber daya lain serta mengetahui peran masyarakat terhadapat pariwisata yg ada. (2) Startegi perencanaan wisata kawasan penyu berbasis masyarakat di desa Lamanggo. Pariwisata di Kecamatan Biaro desa Lamanggo ini tergolong masih baru dan belum terekspos oleh wisatawan, karna pemerintahan daerah setempat masih dalam usaha Perencanaan pariwisata. Kecamatan Biaro menjadi salah satu destinasi pariwisata Kabupaten Sitaro. Desa Lamanggo khususnya Pantai Bira Menjadi lokasi Kawasan khusus Konservasi penyu. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis SWOT . Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu : Empat (4) Potensi Pariwisata selain Kawasan Konsrvasi yaitu: (a).Pemandangan jalan Lamanggo, (b).Batu Kuda, (c).Spot Diving,  (d).Gugusan Pulau-pulau. Strategi perencanaan dilakukan pengembangan Program yaitu : (A) Partisipasi masyarakat melalui pariwisata, (B) Peningkatan kesadaran peran masyarakat, (C) Upaya pengelolaan wisata, (D) Pengembangan Kelembagaan. Kata Kunci : Pariwisata, pariwisata berbasis masyarakat, konservasi, Konservasi penyu, desa Lamanggo
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DI KECAMATAN LANGOWAN SELATAN Pangau, Debora Sara; Egam, Pingkan P; Kumurur, Veronica A
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Langowan Selatan memiliki empat jenis objek wisata yang menjadi daya tarik yaitu wisata alam Pantai Rumbia, Pantai Walensorit, wisata budaya Waruga Toar Lumimuut, dan wisata buatan  Gua Maria Kawatak. Berdasarkan Laporan Akhir Rencana Induk Perencanaan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Minahasa objek wisata yang ada di Kecamatan Langowan Selatan masih belum terpenuhi secara maksimal untuk ketersediaan prasarana dan sarana dalam menunjang suatu objek wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketersediaan prasarana sarana di objek wisata di Kecamatan Langowan Selatan serta mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di objek wisata di Kecamatan Langowan Selatan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif . Teknik pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi secara langsung kelokasi wisata, selanjutnya data diolah menggunakan data primer dan sekunder, dan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persentase tertinggi dari ketersediaan prasarana dan sarana terdapat pada objek wisata Gua Maria dengan hasil 79%, kedua Waruga Toar Tumimuut 63%, ketiga Pantai Rumbia 54%, keempat Pantai Walensorit 24%.Kata Kunci           : Pengembangan, Kawasan Wisata
Investigasi Kenyamanan Termal Pada Bangunan Sekolah di Kabupaten Minahasa Selatan Moniaga, Virgino S.; Kindangen, Jefrey I.; Egam, Pingkan P.
Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains Vol 3, No 2 (2018): Volume 3 Nomor 1, November Tahun 2018
Publisher : Fraktal : Jurnal Arsitektur, Kota dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan pendidikan yang baik diperlukan untuk menjaga kesinambungan pembangunan di Kabupaten Minahasa Selatan sehingga bangunan sekolah yang nyaman menjadi suatu keharusan. Namun, berdasarkan survey awal lapangan didapati murid-murid merasa kondisi ruang kelas mereka tidak nyaman.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan termal pengguna ruang kelas dan mengevaluasi kinerja termal ruang kelas. Lokasi penilitian adalah di bangunan sekolah SMA Negeri 1 Amurang dan SMK Negeri Amurang di kecamatan Amurang. Dalam penelitian ini diambil dua kelas dari tiap sekolah sebagai sampel penelitian.Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif. Data yang diukur di lapangan adalah suhu udara, kelembaban relatif, suhu radiasi rata-rata dan kecepatan angin. Suhu radiasi rata-rata ditentukkan lewat pengukuran suhu permukaan bangunan dan perhitungan angle factor. Data preferensi dan persepsi murid-murid terhadap kenyamanan termal diperoleh melalui kuesioner.Hasil perhitungan PMV menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan termal di ruang kelas berada pada kondisi agak panas, panas dan sangat panas di rentang waktu 07.15-15.45 WITA.Kesimpulan dari penelitian ini adalah ruang kelas berada pada kondisi tidak nyaman selama rentang waktu 07.15- 15.45 WITA. Pendekatan analisis arsitektur yang mendalam pada bangunan sekolah disarankan untuk memperbaiki tingkat kenyamanan termal ruang kelas. Kata-kunci: Kenyamanan Termal, PMV, Ruang Kelas