cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
KESMAS
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 961 Documents
Hubungan Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Sikap dan Tindakan Penggunaan Kondom Pria pada Wanita Pekerja Seks di Kota Manado Juliastika, Juliastika; Korompis, Grace E. C.; Ratag, Budi T.
KESMAS Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Januari 2012
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Currently HIV/AIDS is growing, including in Indonesia, until March 2011 AIDS cases had reached 24.482 cases in Indonesia (Ditjen PPM & PL, 2011). Risk factors for HIV/AIDS is a heterosexual. Prevention efforts on high risk groups, especially female sex workers is to increase knowledge about HIV/AIDS so that they eventually want to change attitudes and behavior to prevent transmission og HIV/AIDS.The purpose of this reseach was to determine there is a related of knowledge about HIV/AIDS with the attitude and actions of male condom use in female sex workers in Manado with a sample size of 71 respondents. This reseach is a cross sectional study that is analytical with the respondents were female sex workers.Results showed that most respondents had knowledge about knowledge about HIV/AIDS (53,52%), good attitude toward condom use (64,79%), and has the action did not always use condoms (66,19%). The results of bivariate analysis showed that variables significantly associated with no knowledge of the attitude variable (p = 0,092) and the variable knowledge about HIV/AIDS showed a significant association with the act of respondents in use of condoms (p = 0,022).According to the results of the reseach, the suggestions put forward in particular to the management tackling HIV/AIDS is improvement knowledge about HIV/AIDS and condom use effective and intensively so as to change the attitude and action for going better. ABSTRACTPenyakit HIV/AIDS semakin berkembang di Indonesia dan hingga Maret 2011 kasus AIDS telah mencapai 24.482 kasus (Ditjen PPM & PL, 2011). Faktor risiko HIV/AIDS terbanyak adalah heteroseksual. Upaya pencegahan pada kelompok berisiko tinggi khususnya wanita pekerja seks adalah meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS sehingga akhirnya dapat mengubah sikap dan perilaku untuk mencegah penularan HIV/AIDS.Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan sikap dan tindakan penggunaan kondom pria pada wanita pekerja seks di Manado dengan jumlah sampel 71 responden. Penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang bersifat analitik dengan responden adalah wanita pekerja seks.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS (53,52%), sikap baik terhadap penggunaan kondom (64,79%), dan mempunyai tindakan tidak selalu menggunakan kondom (66,19%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tidak berhubungan bermakna dengan variabel sikap (p = 0,092) dan variabel pengetahuan tentang HIV/AIDS menunjukkan hubungan yang bermakna dengan tindakan reponden dalam penggunaan kondom (p = 0,022).Disarankan untuk pengelola program penanggulangan HIV/AIDS agar dilakukan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS dan penggunaan kondom secara efektif dan intensif sehingga mampu mengubah sikap dan tindakan menjadi lebih baik.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN OLEH PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM GMIM PANCARAN KASIH MANADO Pusungunaung, Sriwahyuni W.; Kolibu, Febi K.; Rumayar, Adisti A.
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan pelayanan Rumah Sakit merupakan perilaku yang timbul dari pasien sendiri oleh karena respon terhadap pemberi jasa, sehingga terdapat keinginan untuk melakukan kunjungan di tempat yang dirasa puas oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan kembali pelayanan oleh pasien rawat jalan di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien umum rawat jalan di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado pada bulan Januari-Juni 2018. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 86 pasien dengan melihat kriteria inklusi, pengambilan sampel dengan menggunakan metode quota sampling. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner dan analisis data menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa hubungan disetiap variabel yang diteliti dengan pemanfaatan kembali pelayanan yaitu faktor peran keluarga (p= 0,018<0,05), faktor kemudahan dan kecepatan pelayanan (p=0,024<0,05) dan faktor fasilitas Rumah Sakit (p=0,451>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara faktor peran keluarga, faktor kemudahan dan kecepatan pelayanan dengan pemanfaatan kembali pelayanan. Tidak terdapat hubungan antara faktor fasilitas Rumah Sakit dengan pemanfaatan kembali pelayanan. Disarankan kepada pihak Rumah Sakit agar dapat memperhatikan lagi fasilitas Rumah Sakit yang menunjang untuk kelancaran pelayanan sehingga terciptanya pelayanan yang berkualitas.Kata Kunci : Fasilitas Rumah Sakit, Kemudahan dan Kecepatan Pelayanan, Peran Keluarga, Pemanfaatan kembali ABSTRACTHospital service utilization is a behavior that arises from the patient himself because of the response to the service provider, so that there is a desire to make a visit in a place that feels satisfied by the patient.This research aims to know the factors asspciated with the utilization of common services by the patient back outpatient clinics in diseases in a public hospital GMIM Pancaran Kasih Manado. The research is descriptive research analytical type by using the method of the approach of cross sectional. The population in this study are patients in outpatient clinics are common diseases in a public hospital GMIM Pancaran Kasih Manado in January-June 2018. The sample in this research totalled 86 patients by looking at the criteria of inclusion, sampling method by using the quota sampling. Measuring instrument used in this study is a questionnaire and data analysis using chi square test. Based on the results of the statistical test show that the relationships at each of the variables examined utilization of returned service i.e a factor of family roles (0,018<0,05), factor the ease and speed of service (p=0,024<0,05) and hospital facilities (p=0,451>0,05). The conclusion of this research is the relationship between the role of the family factor, factor in the ease and speed of service with return service utilization. There is no relation between factors of Hospital facilities with the utilization of returned service. It is recommended to the hospital in order to be noticed again the Hospital facilities conducive to smooth service so that the creation of a quality service.Keywords : Hospital facilities, ease and speed of service, the role of the family, reuse
PROMOSI KESEHATAN TENTANG PENGETAHUAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PELAJAR DI SMA NEGERI 1 AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN Sumoked, Ade Diana; Engkeng, Sulaemana; Tucunan, Ardiansa
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang paling sering menjadi sorotan dewasa ini, khususnya di kalangan remaja, berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia diperkirakan 150.000 remaja di Indonesia terlibat penyalahgunaan narkoba. perilaku beresiko penyalahgunaan narkoba pada remaja di Indonesia berhubungan signifikan terhadap pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, pendidikan status ekonomi, akses terhadap media informasi, komunikasi dengan orang tua, dan adanya yang berperilaku beresiko. Jenis penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental design. Populasi penelitian ini berjumlah 300 siswa. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh promosi kesehtaan terhadap pengetahuan pelajar tentang penyalahgunaan narkoba. Kata Kunci : Pengetahuan dan Narkoba ABTRACTDrug abuses is the most highlighted issue lately, especially among teenagers, based on the data provided from the World Health Organization (WHO) it is estimated that 150.000 teenagers in Indonesia are involved in drug abuse situation. The behavior of teenagers in Indonesia that risk of becoming drug abuse is significantly related to knowledge, attitude, age, gender, economic education status, access to media information, communication with parents, and the presence of those who at risk behavior. This type of research uses a pre-experimental design method. The population of this research is 300 students. The sample using in this study is Total Sampling. The result of this study showing that there is an influence of health promotion toward the knowledge of the students about drug abuse. Keywords: Knowledge and Drugs
ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DI AREA PARKIR BASEMENT JUMBO SWALAYAN KOTA MANADO TAHUN 2018 Farikah, Tetris; Maddusa, Sri Seprianto; Sumampouw, Oksfriani Jufri
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nitrogen Dioksia (NO2) adalah salah satu komponen utama yang mempengaruhi kualitas udara, yang dihasilkan dari proses pembakran bahan bakan pada mesin kendaraan bermotor Basement merupakan tempat yang berisiko terhaap terjadinya pencemaran udara yang disebabkan emisi gas kendaraan bermotor sehingga kualitas udara di basement berpotensi tercemar oleh gas NO2.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kadar NO2 ­di area parkir basement Jumbo Swalayan Kota Manado serta membandingkan hasil pengukuran kadar NO2 di area basement dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional, lokasi penelitian dilakukan diarea parker basement yang dilaksanakan paa bulan November 2018, dengan lokasi pengukuran sampel yang diambil mewakili 3 titik. Pada setiap titik diukur kadar NO2 menggunakan alat Impinger dengan metode GriessSaltzman berdasarkan SNI. 19-7119.2.2005 kemudian pemeriksaan menggunakan spektrofotometri, alat mengukur suhu dan kelembaban yaitu thermohigrometer datalogger, serta alat mengukur kecepatan angin yaitu anemometer.Hasil kadar NO2 terendah sebesar 21,10µg/Nm3 pengukuran diambil pada minggu kedua dam kadar NO2 tertinggi 134,04µg/Nm3 diambil pada minggu pertama, sehingga kadar NO2 di area basement Jumbo Swalayan tidak melebihi baku mutu yaitu 400µg/Nm3 berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999.  Kata Kunci : Nitrogen Dioksida (NO2), Basement ABSTRACTNitrogen Dioxia (NO2) is one of the main components that affect air quality, which results from the process of combustion of fuel in the engine of a Basement motor vehicle is a risky place for air pollution caused by gas emissions of motor vehicles so that the air quality in the basement has the potential to be polluted by gas NO2. The purpose of this study was to measure the levels of NO2 in the Manado City Jumbo Supermarket Jumbo basement parking area and compare the results of the measurement of NO2 levels in the basement area with the Government Regulation of the Republic of Indonesia No. 41 of 1999. This study used an observational research design, the location of the study was conducted in a basement parking area held in November 2018, with the measurement location of the samples taken representing 3 points. At each point NO2 levels were measured using the Impinger tool using the Griess Saltzman method based on SNI. 19-7119.2.2005 then examination using spectrophotometry, a tool to measure temperature and humidity, namely thermohigrometer datalogger, and a tool to measure wind speed, namely anemometer. The results of the lowest NO2 level of 21.10µg / Nm3 measurements were taken in the second week and the highest NO2 level of 134.04µg / Nm3 was taken in the first week, so that NO2 levels in the Supermarket Jumbo basement area did not exceed the quality standard of 400µg / Nm3 based on Republic Government Regulations Indonesia No. 41 of 1999. Keywords: Nitrogen Dioxide (NO2), Basement
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA LAMA KERJA DAN POSISI KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA PENGEMUDI BUS TERMINAL KAWANGKOAN JURUSAN KAWANGKOAN-MANADO Gampu, Agrisia; Ratag, Budi; Warouw, Finny
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan pada region punggung bagian bawah yang terjadi akibat dari berbagai sebab. Tujuan penelitian ini adalah Menggambarkan apakah ada hubungan masa kerja, lama kerja dan posisi kerja duduk dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal Kawangkoan jurusan Kawangkoan – Manado. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus tahun 2017 di Terminal Kawangkoan Dengan total responden sebesar 40 orang. Penelitian ini menggunakan kuesioner Atm dan aplikasi komputer. Pengolahan data dengan uji Fisher Exact dengan α= 0,05. Hasil uji Fisher Exact nilai p sebesar 0,010. Hal ini berarti terdapat hubungan antara masa kerja dengan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal kawangkoan – manado, hasil uji Fisher Exact nilai p sebesar 0,012. Hal ini bahwa terdapat hubungan antara posisi kerja dengan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal Kawangkoan jurusan Kawangkoan-Manado. hasil uji Fisher Exact terlihat nilai p sebesar 0,010. Hal ini berarti terdapat hubungan antara lama kerja dengan nyeri punggung pada pengemudi bus terminal kawangkoan – manado. Menganjurkan kepada pengemudi angkutan memeriksakan kesehatannya secara berkala minimal 6 bulan.Kata Kunci : Masa Kerja, Lama Kerja, Posisi Kerja, Nyeri punggungABSTRACTLower back pain is a pain that is felt in the lower back region that occurs due to various reasons. The purpose of this study is to describe whether there is a relationship between work period, length of work and sitting position with back pain complaints on Kawangkoan terminal bus driver Kawangkoan – Manado. This research used analytic observational method with cross sectional approach which implemented in June - August year 2017 at Kawangkoan Terminal With a total of 40 respondents. This study used the Atm questionnaire and computer application. Data processing with Fisher Exact test with α = 0,05. Fisher Exact test result p value equal to 0,010. This means there is a relationship between length of service with back pain in the terminal bus driver kawangkoan - manado, Fisher Exact test results p value of 0.012. It is shown that there is a correlation between working position with back pain on Kawangkoan bus driver terminal Kawangkoan-Manado. Fisher Exact test results seen p value of 0.010. This means there is a relationship between the length of work with back pain in the terminal bus driver kawangkoan - manado. Encourage the driver to check his health periodically at least 6 monthsKeywords: Work Period, Duration of Work, Work Position, Back Pain
ANALISIS KANDUNGAN BORAKS PADA JAJANAN BAKSO TUSUK DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Birang, Meirani F.; Warouw, Finny; Boky, Harvani
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat dan/atau bentuk pangan. Asam borat senyawa bor yang dikenal juga dengan nama boraks. Boraks biasanya bersifat iritan berbahaya bagi susunan saraf pusat, ginjal dan hati. Bakso merupakan salah satu jajanan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan boraks dalam jajanan bakso tusuk yang dijual di Lingkungan Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado. Jenis Penelitian ini ialah deskriptif, dilaksanakan pada bulan April- September 2018 dengan tempat penelitian ini di Lingkungan Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu delapan pedagang bakso tusuk yang tersebar di Lingkungan Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado Pengambilan sampel bakso tusuk dilakukan dengan metode purposive Sampiling, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari delapan sampel bakso tusuk yang diperiksa secara kualitatif diperoleh hasil negatif dan tidak mengandung boraks. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa delapan sampel bakso tusuk yang dijual di Lingkungan Kampus Unsrat tidak mengandung boraks. Perlu adanya pemeriksaan yang lebih akurat dengan menggunakan spektrofotometriABSTRACTFood Additives (BTP) are ingredients that are added to food to influence the nature and/or form of food. Boric acid drill compounds are also known as borax. Borax usually irritants, dangerous to the central nervous system, kidneys and liver. Meatballs are one of the foods that are very popular in community. The purpose of this study was to determine the content of borax on meatball skewers that were sold at the Sam Ratulangi University Campus in Manado. This type of this research was descriptive, carried out from April to September 2018 and the research took place in the Sam Ratulangi University Campus Environment in Manado. The population and sample in this study were eight stab meatballs traders who were scattered in the Sam Ratulangi University Campus Environment, Manado. The samples of meatballs skewers were using purposive sampling method. The result of this study showed that all eight meatball samples that were qualitatively examined obtained negative result or did not contain borax. Based on the results above, it can be concluded that eight samples of meatball skewers that were sold in the campus environment of Sam Ratulangi University did not contain borax. More accurate examination using spectrophotometry are needed.Keywords: Food Additives, Meatball Skewers, borax.
HUBUNGAN ANTARA PENCAHAYAAN ALAMI DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS RAINIS KECAMATAN RAINIS KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Majampoh, Oktavia Nuryani; Akili, Rahayu H.; Joseph, Woodfrod B.S.
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkab oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2014, 58% kasus Tuberkulosis di dunia terjadi di Asia. Berdasarkan riset kesehatan dasar  tahun 2018, prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis tuberkulos paru yaitu 0.4%. prevalensi Sulawesi Utara, presentasenya sebanyak 0,2%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pencahayaan alami dan kepadatan hunian dengan kejadian tuberkulosis paru diwilayah kerja puskesmas rainis kecamatan rainis kabupaten kepulauan talaud. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan studi kasus kontrol. Populasi adalah seluruh responden yang berobat di Puskesmas Rainis pada bulan januari-desember 2018. Populasi adalah 43 responden yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 40 responden dan dilakukan pencocokan (matching) umur dan jenis kelamin. Instrumen penelitian yaitu Luxmeter dan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil Penelitian, Hasil uji statistik menunjukkan bahwa hubungan dari setiap variabel yang diteliti dengan kejadian Tuberkulosis paru yaitu pencahayaan alami (p = 0,805, OR= 1,130) dan kepadatan hunian kamar (p = 0,000 , OR= 6,152). Tidak terdapat hubungan antara pencahayaan alami dengan kejadian tuberkulosis paru dan terdapat hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian tuberkulosis paru.Kata kunci : tuberkulosis paru, pencahayaan alami, kepadatan hunian ABSTRACT Tuberculosis is an infection disease caused by bacteria Mycobaterium Tuberculosis. World Health Organisation (WHO) reported in 2014, 58% of Tuberkulosis cases in the Asian world occurred. Based on basic health risk in 2018, the prevalence of Indonesian population diagnosed with Pulmonary tuberculosis is 0,4%. The prevalence of north Sulawesi, the percentage 0,2%. The purpose of this study was to determine the relationship between natural lighting and occupancy density with the incidence of pulmonary tuberculosis in the working area of Rainis Sub-district Health Center Talaud Islands.This research is an analytic survey with a case control study design. The population is all respondents who seek treatment at the Rainis Health Center in January to December 2018. Population is 43 respondents who meet the inclusion criteria as many as 40 respondents and do matching age and sex (gender). Research instruments namely Luxmeter and guistionaire. Data analysis Chi-square test.Statistical test results show that the relationship of each variable study with the incidence of pulmonary tuberculosis is natural lighting (p = 0,805, OR= 1,130) dan kepadatan hunian kamar (p = 0,000 , OR= 6,152). There is no relationship between natural lighting with the incidence of pulmonary tuberculosis and there is a relationship between residential density with incidence of pulmonary tuberculosis.Key words : Natural Lighting, Occupancy Density, Pulmonary Tuberculosis
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA Joseph, Woodford B. S.; Warouw, Finny
KESMAS Vol 7, No 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Januari 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jamban keluarga sehat merupakan komponen penting untuk mencegah penyakit menular seperti diare. Faktor predisposisi, pemungkin dan penguat berperan penting dalam penyediaan jamban keluarga sehat. Observasi awal menunjukkan bahwa beberapa keluarga di Desa Tompaso Dua Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa belum memiliki jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Keadaan ini berpotensi menimbulkan penularan penyakit dan gangguan estetika. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang jamban keluarga sehat, status ekonomi, tingkat pendidikan keluarga dan peran petugas kesehatan dengan tersedianya jamban keluarga sehat. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan potong lintang. Populasi berjumlah 496 keluarga. Sampel sebanyak 222 keluarga yang diperoleh dengan menggunakan rumus Taro-Yamane. Sampel terdistribusi secara proporsional menurut jaga dan diambil dengan teknik acak sederhana. Data keadaan jamban keluarga diperoleh menggunakan check-list melalui pengamatan langsung. Data pengetahuan dan sikap tentang jamban keluarga sehat, status ekonomi, tingkat pendidikan keluarga dan peran petugas kesehatan diperoleh menggunakan kuesioner melalui wawancara. Hubungan antar variabel ditentukan menggunakan uji Chi-square (α=0,05 dan CI 95%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang jamban keluarga sehat dengan tersedianya tentang jamban keluarga sehat (p=0,95). Terdapat hubungan parsial antara sikap tentang jamban keluarga sehat, status ekonomi, tingkat pendidikan keluarga dan peran petugas kesehatan dengan tersedianya jamban keluarga sehat (p=0,000; p=0,000, p=0,000; p=0,005)Kata kunci : Jamban Keluarga Sehat, Sanitasi, Kesehatan LingkunganABSTRACTHealthy family latrine is an important component to prevent infectious diseases such as diarrhea. Predisposing, enabling and reinforcing factors play an important role to provide a healthy family latrine. Preliminary survey showed that some families in Tompaso Dua Village, Tompaso Barat Sub-district, Minahasa District, do not have a latrine that meets health requirements. This situation potentially caused disease transmission and aesthetic disorders. The goal of this study is to analyze the relationship between knowledge and attitudes about healthy family latrines, economic status, family education level and the role of health workers with the availability of healthy family latrines. This research is an analytic survey research with cross sectional study design. The population is 496 families. A sample of 222 families were obtained using the Taro-Yamane formula. Samples are distributed proportionally according to “jaga” and taken with a simple random technique. Family latrine data were obtained using check-list through direct observation. Data on knowledge and attitudes about healthy family latrines, economic status, family education level and the role of health personnel were obtained using questionnaires through interviews. The relationship between variables was determined using Chi-square test (α=0,05 and CI 95%). The results showed that there was no correlation between knowledge about healthy family latrine and availability of healthy family latrine (p=0.95). There is a partial relationship between attitudes about healthy family latrine, economic status, family education level and the role of health workers with the availability of healthy family latrines (p=0,000, p=0,000, p=0,000, p=0.005)Keywords : healthy family latrine, sanitation, environmental health
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Mirip, Eda; Punuh, Maureen I.; Malonda, Nancy S. H.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status gizi pada bayi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu menyangkut faktor yang ada dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai masalah makan pada anak sedangkan faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga, sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebagian besar anak kurang gizi berasal dari keluarga miskin, anak–anak yang tumbuh dalam suatu keluarga miskin merupakan kelompok yang paling rawan terhadap gizi kurang. Kemiskinan berdampak pada sumber keuangan sehingga mengurangi kesempatan untuk makan yang sehat. Sosial ekonomi merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh orang yang membawa status tersebut. Diantara 33 provinsi di Indonesia, 19 provinsi memiliki balita gizi kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu 19,7% dan Sulawesi utara termasuk dalam 19 provinsi dengan memiliki prevalensi balita gizi kurang 16,5% namun berdasarkan target MDGs tahun 2015 : 15,5% Sulawesi Utara tergolong tidak mencapai sasaran. Laporan penimbangan balita di posyandu di Kabupaten Minahasa Utara diketahui status gizi balita yang gizi baik sebanyak 11364 anak (98,0%), gizi kurang sebanyak 227 anak (19,5 %), gizi buruk sebanyak 3 anak (25,8 %). Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik, dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk melihat hubungan antara status sosial ekonomi dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Tidak terdapat hubungan antara status sosial ekonomi dengan status gizi pada bayi usia 6 – 12 bulan.Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Status Gizi Bayi ABSTRACTNutritional status in infants is affected by internal and external factors. Internal factors namely concerning factor is inside a child psychologically appears as a problem eating in children whereas external factors concerning the limitations of the family economy, so that the money available is not enough to buy food. The World Health Organization (WHO) States that most of the malnourished children coming from poor families, children who grow up in a poor family is the group most vulnerable to malnutrition. Poverty impact on financial resources so as to reduce the opportunity for healthy eating. The social economy is a position of socially organized and put someone on a certain position in society, granting that position accompanied by a set of rights and obligations that should be played by the person who brings the status such. Among the 33 provinces of Indonesia, 19 provinces have less nutritional toddler above national prevalence i.e. 19.7% and North Sulawesi included in 19 provinces having the prevalence of nutritional toddler less 16.5% but based on the MDGs 2015 year target: 15.5% of North Sulawesi pertained not to reach the target. Report on toddler posyandu weighing in the Regency of Minahasa in North of the known nutritional status a toddler nutrition both as much as 11364 (98.0%), nutrition less as much as 227 children (19.5%), malnutrition is as much as 3 children (25.8%). This research use analytic observational design, with cross sectional approach is to look at the relationship between socio-economic status with the nutritional status of infants aged 6-12 months. There is no relationship between socio-economic status with nutritional status in infants ages 6 – 12 months.Keywords: Socioeconomic, Nutritional Status Of Infants
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAHWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI Sampel, Olvin L.; Mandagi, Chreisye K. F.; Rumayar, Adisti A.
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Posyandu adalah salah satu pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan balita, serta memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan   pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu. Keaktifan kader berperan penting dalam kegiatan posyandu balita. Pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi keaktifan kader,karena pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan, dan menunjang setiap penyelenggaraan posyandu sehingga dapat terlaksananya program kerja posyandu dan sasaran keberhasilan bisa dicapai. Berdasarkan survei awal Puskesmas Tanawangko memiliki jumlah kader kesehatan adalah 57 orang, Kurangnya pengetahuan mengenai tugas dan fungsi, dan dukungan dari masing-masing kader serta keterlambatan pemberian insentif maka disebabkan ketidakaktifan kader pada saat kegiatan posyandu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keaktifan kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tanawangko  Kecamatan Tombariri. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang yang bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study atau studi potong lintang. Sampel dalam penelitian ini semua kader posyandu yang ada di Kecamatan Tombariri berjumlah 57 kader. Hasil penelitian terdapat hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keaktifan kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tanawangko Kecamatan Tombariri dengan nilai masing-masing p=0,006 dan p=0,017Kesimpulan terdapat hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keaktifan kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tanawangko Kecamatan Tombariri. Saran agar supaya kader posyandu lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan posyandu. Kata Kunci; Dukungan Keluarga, Keaktifan Kader Posyandu, Pengetahuan ABSTRACTPosyandu is one of the health services, especially for the health of mothers and toddlers, as well as getting ease to get information and health services for toddlers and mothers. The activeness of the cadres plays an important role in the activities of the under-five Posyandu. Factors that influence the activeness of cadres in the delivery of knowledge about posyandu, cadre knowledge about posyandu will have a good effect if posyandu cadres are active, participate in activities, and support any Posyandu implementation so that it will affect the implementation of Posyandu work programs and success targets can be achieved. Based on the initial survey of the Tanawangko Health Center, the number of health cadres was 57 people, the lack of knowledge about the duties and functions, and support from each cadre as well as the delay in providing incentives was caused by the inactivity of cadres during posyandu activities. The purpose of this study was to determine what factors were associated with the activeness of posyandu cadres in the Work Area Tanawangko Health Center, Tombariri District. This research method is quantitative research that is analytic survey with cross sectional study approach. The sample in this study all posyandu cadres in Tombariri District totaled 57 cadres The results of the study there is a relationship between knowledge and family support with the activeness of Posyandu cadres in the work area of Tanawangko Health Center, Tombariri District with values of p = 0.006 and p = 0.017, respectively The conclusion is that there is a relationship between knowledge and family support and the activeness of Posyandu cadres in the area of Tanawangko Health Center, Tombariri District. Suggestions for Posyandu cadres to be more active in Posyandu activities. Keywords: Active Posyandu Cadres, Family Support, Knowledge

Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 1 (2024): VOLUME 13, NOMOR 1, Januari - Maret Vol. 12 No. 2 (2023): VOLUME 12, NOMOR 2, April - Juni 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): VOLUME 12, NOMOR 1, Januari - Maret 2023 Vol. 11 No. 4 (2022): VOLUME 11, NOMOR 4, Oktober - Desember 2022 Vol. 11 No. 3 (2022): VOLUME 11, NOMOR 4, JULI 2022 Vol 11, No 2 (2022): VOLUME 11, NOMOR 2, JANUARI 2022 Vol 11, No 1 (2022): VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 2022 Vol 10, No 8 (2021): VOLUME 10, NOMOR 8, AGUSTUS 2021 Vol 10, No 7 (2021): VOLUME 10, NOMOR 7, JULI 2021 Vol 10, No 6 (2021): VOLUME 10, NOMOR 6, JUNI 2021 Vol 10, No 5 (2021): VOLUME 10, NOMOR 5, MEI 2021 Vol 10, No 4 (2021): VOLUME 10, NOMOR 4, APRIL 2021 Vol 10, No 3 (2021): VOLUME 10, NOMOR 3, MARET 2021 Vol 10, No 2 (2021): VOLUME 10, NOMOR 2, FEBRUARI 2021 Vol 10, No 1 (2021): VOLUME 10, NOMOR 1, JANUARI 2021 Vol 9, No 7 (2020): VOLUME 9, NOMOR 7, DESEMBER 2020 Vol 9, No 6 (2020): VOLUME 9, NOMOR 6, OKTOBER 2020 Vol 9, No 5 (2020): VOLUME 9, NOMOR 5, SEPTEMBER 2020 Vol 9, No 4 (2020): VOLUME 9, NOMOR 4, JULI 2020 Vol 9, No 3 (2020): VOLUME 9, NOMOR 3, MEI 2020 Vol 9, No 2 (2020): VOLUME 9, NOMOR 2, MARET 2020 Vol 9, No 1 (2020): VOLUME 9, NOMOR 1, JANUARI 2020 Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019 Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019 Vol 8, No 5 (2019): Volume 8, Nomor 5, Juli 2019 Vol 8, No 4 (2019): Volume 8, Nomor 4, Mei 2019 Vol 8, No 3 (2019): Volume 8, Nomor 3, April 2019 Vol 8, No 2 (2019): Volume 8, Nomor 2, Maret 2019 Vol 8, No 1 (2019): Volume 8, Nomor 1, Januari 2019 Vol 7, No 6 (2018): Volume 7, Nomor 6, November 2018 Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018 Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018 Vol 7, No 3 (2018): Volume 7, Nomor 3, Mei 2018 Vol 7, No 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Januari 2018 Vol 6, No 4 (2017): Volume 6, Nomor 4, Juli 2017 Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017 Vol 6, No 2 (2017): Volume 6, Nomor 2, Maret 2017 Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 Vol 4, No 2 (2015): Volume 4, Nomor 2, Maret 2015 Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No. 1 Januari 2015 Vol 3, No 1 (2014): VOLUME 3 NOMOR 1, Januari 2014 Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Januari 2012 More Issue