cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
JURNAL WALENNAE
ISSN : 14110571     EISSN : 2580121X     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Walennae’s name was taken from the oldest river, archaeologically, which had flowed most of ancient life even today in South Sulawesi. Walennae Journal is published by Balai Arkeologi Sulawesi Selatan as a way of publication and information on research results in the archaeology and related sciences. This journal is intended for the development of science as a reference that can be accessed by researchers, students, and the general public.
Arjuna Subject : -
Articles 252 Documents
SISTEM PENGUBURAN DI GUA DAN CERUK DI KOLAKA UTARA SULAWESI TENGGARA Bernadeta AKW
WalennaE Vol 12 No 2 (2010)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4169.59 KB) | DOI: 10.24832/wln.v12i2.235

Abstract

From the Archaeological excavation along the karsts region in the northern to southern of Northern Kolaka, Southeast Sulawesi, there's many evidence of past burial activities. The findings from the test pit consist of human skeletons, teethes, glass beads, bronze bracelets, and foreign ceramics that associate with the bier. The whole findings found from the cave and shelters provide a description of burial system that used by the society communally. The remains of the burial that spread and the caves and the shelters at North Kolaka was the character of prehistoric tradition. The burial tradition is a part of Neolithic culture that is die Austronesia's culture which is the ethno-genesis of Indonesian. Dari penggalian arkeologis di sepanjang wilayah karst di utara sampai selatan Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, terdapat bukti aktivitas penguburan di masa lalu. Temuan dari lubang uji terdiri dari kerangka manusia, gigi, manik-manik kaca, gelang perunggu, dan keramik asing yang berasosiasi dengan bier. Seluruh temuan yang ditemukan dari gua dan tempat penampungan memberikan deskripsi sistem penguburan yang digunakan oleh masyarakat secara komunal. Sisa-sisa penguburan yang menyebar di gua-gua di Kolaka Utara adalah karakter tradisi prasejarah. Tradisi penguburan adalah bagian dari budaya Neolitikum yang merupakan budaya Austronesia yang merupakan etno-genesis orang Indonesia.
ANALISIS FUNGSIONAL SITUS SEWO, SOPPENG nfn Hasanuddin
WalennaE Vol 4 No 1 (2001)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3203.861 KB) | DOI: 10.24832/wln.v4i1.117

Abstract

Megalithic culture is the biggest puzzle in pre-historic age. Living monument tradition or continuous mega­lithic tradition at Sewo site, for instance, is unable to explain its character or time it represented. This paper is attempting to analyze pre-historic elements and tradition which has no strict limitations. Etnoarchaeological approach is used to exploring ideas (mental template), site functions and social organization from megalithic supported community of Sewo, Soppeng.
Info Arkeologi Tim Editor
WalennaE Vol 3 No 1 (2000)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.244 KB) | DOI: 10.24832/wln.v3i1.89

Abstract

TRANSFORMASI SENI PRA ISLAM PADA MAKAM KUNA DI SULAWESI SELATAN nfn Muhaeminah
WalennaE Vol 6 No 2 (2003)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2537.947 KB) | DOI: 10.24832/wln.v6i2.172

Abstract

Bangunan makam biasanya mendapat perlakuan khusus dari masyarakatnya, terlihat dari pahatan-pahatan atau relief yang mempunyai arti mendalam secara filosofis. Pahatan tersebut sangat indah sehingga dikeramatkan oleh masyarakat sekitarnya. Perilaku masyarakat dengan mengkeramatkan sebuah makam kuna perlu dikaji secara mendalam, makna apa yang terkandung didalamya sehingga sampai kini fenomena tersebut masih banyak dijumpai dibeberapa situs makam kuna Islam yang ada di Sulawesi Selatan. Tujuannya untuk mengetahui perkembangan keyakinan terhadap seni pra-Islam selama memiliki pendukung. Metode yang digunakan berupa pengumpulan data diantaranya studi pustaka dan pengolahan data. Hasil yang diperoleh bahwa seni hias makam mengungkapkan tingkah keseharian manusia pada masa hidupnya serta beberapa bentuk binatang pada makam merupakan unsur budaya yang masih dilatarbelakangi oleh kepercayaan pendukungnya, yang masih menganut pemujaan kepada leluhur meskipun masyarakat pada waktu itu telah memeluk agama Islam. Bangunan makam yang masih memperlihatkan arsitektur tertentu (pra-Islam), umumnya makam bangsawan yang mempunyai nilai penting bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
BEBERAPA CATATAN TENTANG DUA MERIAM NUSANTARA DARI GALESONG Moh. Ali Fadillah
WalennaE Vol 1 No 2 (1998)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5210.109 KB) | DOI: 10.24832/wln.v1i2.57

Abstract

Penelitian ini menyajikan deskripsi tentang dua buah meriam kuno di  Desa Galesong Baru, kecamatan Galesong Selatan kabupaten Takalar. Peneliotian ini menggunakan data sekunder berupa gambar dan foto dokumentasi milik Balai Arkeologi. Dengan membandingkan bentuk dan gaya yang ada pada kedua meriam galesong dengan beberapa tipe meriam nusantara, disimpulkan bahwa meriam Galesong merupakan Meriam tipe Nusantara yang kemungkinan di produksi di Mataram atau di kerajaan Goa. Dengan demikian kedua meriam Galesong mempunyai alasan yang kuat untuk di masukkan ke dalam kategori benda cagar budaya, mengingat keduanya dapat menjadi sumber informasi penting bagi kajian sejarah Politik-ekonomi dan bahkan juga teknologi militer.
BEBERAPA KONSEP KEBUDAYAAN DAN APLIKASINYA DALAM ARKEOLOGI nfn Hasanuddin
WalennaE Vol 5 No 1 (2002)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2625.944 KB) | DOI: 10.24832/wln.v5i1.140

Abstract

Tulisan ini merupakan penjelasan singkat dari karya J. Ned Woodall berjudul An Introduction to Moderen Archaeology. Dalam karyanya tersebut Woodall menguraikan beberapa konsep kebudayaan dan aplikasinya dalam penelitian arkeologi seperti konsep historical particularism, structural fungsional system, cultural materialism dan cultural ekologi. Adanya keragaman konsep kebudayaan yang bisa dipergunakan dalam penelitian arkeologi disebabkan oleh sifat data arkeologi itu sendiri, yaitu sangat terbatas dalam hal jumlalah maupun kualitas dari data tersebut. Maka dari itu diperlukan sebuah konsep kebudayaan yang harus sesuai dengan data-data yang di peroleh dalam sebeuah penelitian arkeologi.
MENEMUKAN KEARIFAN LINGKUNGAN DALAM POLA PEMUKIMAN KERATON BUTON Muhammad Nur; Rustam Awat
WalennaE Vol 12 No 1 (2010)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3899.976 KB) | DOI: 10.24832/wln.v12i1.226

Abstract

Keraton Buton (the palace of Buton Kingdom) has a settlement pattern which was depicting the spatial arrangement and a function of a complex spatial. The equilibrium of settlement pattern of Keraton Buton has been charged to the Siolimbona, a local custom institution for the last 4 centuries. Since I960, the Siolimbone were removed and as the result a settlement disorder raised. Environmental wisdom of the custom institution of Siolimbona was proved have more effectiveness compared with local act of present regional government of Buton.Keraton Buton (istana Kerajaan Buton) memiliki pola pemukiman yang menggambarkan tata ruang dan fungsi tata ruang yang kompleks. Keseimbangan pola pemukiman Keraton Buton telah dibebankan ke Siolimbona, sebuah lembaga adat setempat selama 4 abad terakhir. Sejak tahun 1960, Siolimbone telah dihapus dan sebagai hasilnya gangguan pemukiman meningkat. Kearifan lingkungan lembaga adat Siolimbona terbukti lebih efektif dibandingkan dengan tindakan lokal pemerintah daerah Buton saat ini.
MATA PANAH BERGERIGI DARI SITUS PAMANGKULANG BATUA DAN BATANG MATASAPO, SULAWESI SELATAN Budianto Hakim
WalennaE Vol 3 No 1 (2000)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1453.391 KB) | DOI: 10.24832/wln.v3i1.80

Abstract

Penelitian bersifat deskriptif  yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang Mata Panah bergerigi dari Situs Pammangkulang Batua dan Batang Matasapo. Melalui survei lapangan yang dilakukan ditemukan beberapa mata panah bergerigi dan tinggalan arkeologis lainnya. Berdasarkan data-data yang diperoleh, disimpulkan bahwa budaya Toala yang menghasilkan mata panah bergerigi tidak hanya didukung oleh manusia yang bermukim di gua-gua, tapi juga manusia yang bermukim di situs terbuka seperti yang terjadi di Situs Pammangkulang Batua dan Batang Matasapo.
INTERPRETASI AWAL TEMUAN GIGI MANUSIA DI SITUS BALA METTI, BONE DAN SITUS LEANG JARIE, MAROS, SULAWESI SELATAN Budianto Hakim
WalennaE Vol 15 No 1 (2017)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.06 KB) | DOI: 10.24832/wln.v15i1.10

Abstract

Hasil-hasil penelitian arkeologi selama ini, baik dari sejak zaman penjajahan hingga sekarang belum ada laporan tentang temuan rangka manusia dari pendukung budaya masa plestosen di Sulawesi Selatan. Laporan yang ada, hanya terbatas pada temuan sisa-sisa manusia masa holosen yang berciri Mongoloid. Oleh sebab itu, dalam tulisan ini akan disajikan beberapa data baru hasil penelitian untuk dapat memberi interpretasi awal tentang siapa manusia pendukung dari budaya batu di Sulawesi. Gigi manusia yang ditemukan dalam penggalian berasosiasi dengan alat-alat batu, khususnya mata panah bergerigi dan mikrolit di situs Bala Metti. Jika gigi manusia tersebut adalah dari ras Mongoloid, maka dapat dikatakan bahwa mata panah bergerigi juga telah diproduksi pada masa bercocok tanam. Metode analisis yang diterapkan dalam penulisan ini adalah metode ekskavasi dan metode komparasi atau perbandingan.
DARI HAND STENCIL KE HAND PRINT, BUKTI KONTAK BUDAYA TOALA DENGAN LELUHUR ORANG BUGIS Muhammad Nur
WalennaE Vol 13 No 1 (2011)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2733.359 KB) | DOI: 10.24832/wln.v13i1.249

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan transformasi budaya dari penduduk asli (Toala) dengan leluhur orang Bugis yang berbahasa Austronesia di Sulawesi Selatan. Data yang diajukan adalah tradisi cap tangan yang masih lestari sampai sekarang dalam ritus orang Bugis. Berdasarkan absolut dating, proses pertemuan dua komunitas tersebut berlangsung 2500 BC. Walaupun Tradisi cap tangan orang Bugis diadopsi dari budaya orang Toala, tradisi tersebut telah menjadi bagian terintegrasi dengan budaya Bugis dalam segala aspek termasuk kepercayaan. Tradisi ini telah dimodifikasi dan menjadi salah satu identitas budaya Bugis. This paper discusses about the transformation of indigenous cultures (Toala) with the ancestors of Bugineese with Austronesian-speaking in South Sulawesi. The data presented is hand-print tradition that still preserved until today in the rites of the Bugineese. Based on the absolute dating, the meeting of the two communities took place in 2500 BC. Although the Bugineese tradition of hand-stamp was adopted from Toala culture, the tradition has become an integrated part of the Bugineese culture in all aspects, including belief. This tradition has been modified and become one of the Bugineese cultural identities

Page 6 of 26 | Total Record : 252