cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
AGREGAT
ISSN : 25412884     EISSN : 25410318     DOI : -
Core Subject : Engineering,
AGREGAT is a journal of Department of Civil Engineering, University of Muhammadiyah Surabaya. The journal will be published in every May and November yearly. The journal consists of result of research, literature review, and case reports created as realization of Tridharma college.
Arjuna Subject : -
Articles 204 Documents
Jurnal Review: Metode Konstruksi Dan Perilaku Stone Column Sebagai Perkuatan Tanah Dasar Timbunan Himatul Farichah
AGREGAT Vol 6, No 1 (2021): Vol.6, No.1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v6i1.8322

Abstract

AbstractRapid increase in constructions recently have undisputedly increased the importance of ground improvement methods. Stone column is one of the most well know ground improvement method. This method is able to increase bearing capacity and reduce foundation settlement on soft cohesive soils, reduce the liquefaction potential for non-cohesive soils, and provide reinforcement for slopes and embankments. This study discusses the stone column construction methods, mechanism and behavior of stone columns as reinforcement under embankment through recent studies. Keywords: Stone column, Ground improvement method, Embankment AbstrakPesatnya perkembangan konstruksi belakangan ini telah meingkatkan pentingnya metode perbaikan tanah. Kolom batu (stone column) adalah salah satu metode perbaikan tanah yang sudah umum digunakan. Metode ini mampu menaikkan daya dukung dan mengurangi penurunan pondasi pada tanah kohesif yang lunak, mampu mengurangi potensi likuifaksi pada tanah non kohesif, dan mampu memberikan perkuatan untuk lereng dan timbunan. Studi ini membahas mengenai metode konstruksi stone column, mekanisme dan perilaku stone column sebagai perkuatan tanah dasar timbunan melalui hasil studi yang terbaru. Kata Kunci: Stone column, Metode Perbaikan Tanah, Timbunan
Teknologi Pembuatan Beton Ringan untuk Panel Dinding dengan Perkuatan Anyaman Bambu Safrin Zuraidah; Bambang Sujatmiko; Wisnu Abiarto; Nelson Xavier
AGREGAT Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v5i2.6578

Abstract

AbstractCurrently, lightweight concrete for wall panels is in high demand for building construction work because the installation is faster and neater. The use of its filling material influences its performance. Bamboo has high tensile strength, and it is therefore used as material for reinforcing concrete as a substitute for steel. This study aimed to find alternative building materials that are cheaper, easier to obtain, and environmentally friendly. The research method was carried out experimentally in the laboratory to produce lightweight concrete mixtures using coarse aggregate from 20% pumice stone since the structural load is lighter and gives reinforcement by adding bamboo woven. This reinforced structure is coated with cement paste and water in the ratio of 1: 1. The test specimens used have the size of 15 x 30 cm in the amount of 12 cylinders for the compressive and tensile strength test at 28 days and 8 x 20 x 60 cm panel size of 6 pieces for the flexural. The results showed that with the addition of woven bamboo, the unit weight tests were 1461.49 kg / m3 heavier, 11% produced 21 MPa by 35.71%. However, without the woven, it produced 2.41 MPa by 31.37%, and in the flexural strength test, it was increased to 3.63 MPa by 7.63% compared to those without bamboo. Therefore, it is recommended to use lightweight concrete with bamboo woven for wall panels. Key Words: unit weight, compressive strength, tensile strength, flexural strength. AbstrakSaat ini, Beton ringan (lightweight concrete) untuk panel dinding banyak diminati oleh masyarakat untuk pekerjaan konstruksi bangunan karena ringan, pemasangannya lebih cepat dan lebih rapi. Pemakaian material bahan pengisi beton ringan berpengaruh pada performancenya. Bambu mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan alternative tulangan beton pengganti besi tulangan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari material bangunan alternatif yang lebih murah, mudah didapat, dan ramah lingkungan. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium untuk membuat campuran beton ringan yang menggunakan agregat kasar dari batu apung (pumice stone) 20% terhadap berat agregat kasar untuk mengurangi berat volume agar beban struktur lebih ringan dan memberi perkuatan dengan menambah anyaman bamboo, yang sebelum digunakan dilapisi pasta semen dengan komposisi semen dan air 1:1 yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatannya. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder ukuran 12 x 30 cm sejumlah 18 buah silinder untuk uji Kuat Tekan dan uji Kuat Tarik belah pada umur 28 hari dan panil ukuran 8 x 20 x 60 cm sejumlah 6 buah untuk uji Kuat Lentur pada umur 28 hari. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan ditambahkan anyaman bambu, untuk uji berat volume hasilnya 1461,49 kg/m3lebih berat 11,14% dibandingkan dengan yang tanpa anyaman bambu. Sedangkan uji Kuat Tekan hasilnya 21 MPa mengalami kenaikan 35,71% dibandingkan yang tanpa anyaman bambu, untuk uji Kuat Tarik Belah hasilnya 2,41MPa mengalami kenaikan 31,37% dibandingkan yang tanpa anyaman bambu. Pada uji Kuat Lentur hasilnya 3,83MPa mengalami kenaikan 7,63% dibandingkan benda uji Panil yang tanpa anyaman bamboo. Dengan demikian, maka dapat direkomendasikan bahwa beton ringan dengan anyaman bamboo dapat digunakan untuk panil dinding. Kata Kunci: berat volume, kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur.
Analisis Waktu Dan Biaya Proyek Pemasangan Pondasi Tiang Pancang Dengan Menggunakan Metode Perancangan Jack In Pile Dan Drop Hammer (Studi Kasus: Proyek Relokasi Kantor Pier Dan Pembanggunan Masjid Pier-Pier, Pasuruan) Maulidya Octaviani Bustamin; Kusnul Yakin; Faysal Febri Andriansyah
AGREGAT Vol 6, No 1 (2021): Vol.6, No.1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v6i1.8328

Abstract

AbstractPier Office Relocation is a project where the foundation used is a type of pile. In the installation process using a jack in pile. Jack in pile was chosen because it is based on field conditions and costs can be reduced due to erection which takes a long time. However, the purpose of the content of this study is to compare the cost and time of working on the foundation. As a comparison of the cost and time of foundation work using the jack in pile method carried out by the contractor, the authors compare it with the drop hammer piling method. By using time and cost analysis, it will be obtained a comparison of time and cost which is chosen from the two piling methods which is more efficient in use in the project area. After analyzing the time and costs of the two methods, the results obtained in terms of the specifications of the tool for the use of the jack in pile method chosen by the contractor can complete the erection according to the productivity analyzed for 4 working days and costs Rp. 125,000,000.00. Whereas for the drop hammer method, it is found that the erection work for 14 working days at a cost of Rp. 33,600,000.00. From the results of time and cost analysis of the two methods, the use of the jack in pile method is more efficient in terms of working time and for the drop hammer method it is more efficient in terms of cost. So from the two tools that can be used as a recommendation for use is to use the jack in pile method. Because the target of the project is very short Keywords: Jack In Pile, Drop Hammer, Productivity, Time, Cost.  AbstrakRelokasi Kantor Pier merupakan proyek Keterangan pondasi yang dipakai adalah jenis tiang pancang. Dalam proses pemacangannya memakai jack in pile. Jack in pile dipilih karena berdasarkan keadaan lapangan serta biaya yang bisa ditekan karena pemancangan yang membutuhkan waktu cukup lama. Namun adapun tujuan dari isi penelitian ini untuk membandingkan biaya dan waktu pengerjaan pondasi. Sebagai pembanding biaya dan waktu pengerjaaan pondasi menggunakan metode jack in pile yang dilaksanakan oleh kontraktor, penulis membandingkan dengan metode pemancangan drop hammer. Dengan menggunakan analisis waktu dan biaya lamanya pengerjaan akan didapat perbandingan waktu dan biaya mana yang dipilih dari dua metode pemancangan tersebut yang lebih efisien dalam penggunaan di daerah proyek. Setelah dilakukan analisis waktu dan biaya dari kedua metode tersebut didapatkan hasil yang ditinjau dari spesifikasi alat untuk penggunaan metode jack in pile yang dipilih oleh kontraktor dapat menyelesaikan pemancangan sesuai dengan produktifitas yang dianalisis selama 4 hari bekerja dan menghabiskan biaya sebesar Rp 125.000.000,00. Sedangkan untuk metode drop hammer didapatkan pekerjaan pemancangan selama 14 hari bekerja dengan biaya sebesar Rp 33.600.000,00. Dari hasil analisis waktu dan biaya dari kedua metode tersebut penggunaan metode jack in pile lebih efisien dari segi waktu pekerjaan dan untuk metode drop hammer lebih efisien dari segi biaya. Maka dari kedua alat tersebut yang dapat dijadikan rekomendasi penggunaan adalah menggunakan metode jack in pile. Dikarenakan target dari proyek sangat singkat Kata Kunci: Jack In Pile, Drop Hammer, Produktivitas, Waktu, Biaya
Smart-Design Instalasi Digester Biogas Skala Komunal Pesantren High Temperature Mahliza Nasution
AGREGAT Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v5i2.6599

Abstract

AbstractBiogas is a flammable gas produced by the fermentation of organic materials by anaerobic bacteria (bacteria that live in airtight conditions). In general all types of organic matter can be processed to produce biogas, however only homogeneous organic matter (solid, liquid) such as feces and urine (urine) of human livestock are suitable for simple biogas systems. In areas where there are many food processing industries, such as tofu, tempeh, fish, pindang or brem, they can integrate their waste channels into the biogas system, so that industrial waste does not pollute the surrounding environment. This is possible because the industrial waste mentioned above comes from homogeneous organic materials. Smoggy biogas fuel is a superior substitute for fuel oil or natural gas. This gas, produced in a process called anaerobic digestion, is a gas mixture of methane (CH4), carbon dioxide (CO2) and small amounts of nitrogen, ammonia, sulfur dioxide, hydrogen sulfide, and hydrogen. Naturally, this gas is formed in sewerage, garbage piles, lake or swamp beds. Mammals including humans produce biogas in their digestive system, bacteria in the digestive system produce biogas for the digestion of cellulose. Biomass which contains high water content such as animal manure and food processing waste is suitable for use as raw material for making biogas. Keywords: biogas, tecnologi disester, continous feeding, smart design, ipal  AbstrakBiogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh proses Fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak manusia cocok untuk sistem biogas sederhana. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen. Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Gas ini dihasilkan dala proses yang disebut pencernaan anaerob merupakan gas campuran metan (CH4) ,karbondioksida (CO2), dan sejumlah kecil nitrogen, amonia, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan hidrogen. Secara alami, gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air,tumpukan sampah, dasar danau atau rawa. Mamalia termasuk manusia menghasilkan biogas dalam sistem pencernaannya, bakteri dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk proses mencerna selulosa. Biomassa yang mengandung kadar air yang tinggi seperti kotoran hewan dan limbah pengolahan pangan cocok digunakan untuk bahan baku pembuatan biogas. Kata Kunci: biogas, teknologi disester, continous feeding, smart design, ipal
Deagregasi Hazard Dan Rekomendasi Ground Motion Sintetik Di Provinsi Riau Elvis Saputra; Lalu Makrup
AGREGAT Vol 6, No 1 (2021): Vol.6, No.1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v6i1.8323

Abstract

AbstractIndonesia is recorded to have experienced several large earthquakes and caused many casualties. One of the efforts that can be made to reduce the risk of earthquake disasters is to design buildings with an earthquake-resistant concept. In building planning with the concept of earthquake resistance, especially high buildings, time history data is needed in planning earthquake loads. The availability of time history data in Indonesia is still a big problem. To overcome this data limitation, an alternative can be provided by creating a synthetic ground motion. The purpose of this research is to provide time history data in Riau Province which can be used as a reference in designing earthquake loads for building planning. Determination of Uniform Hazard Spectrum (UHS) was carried out using a probabilistic method, followed by spectral matching to obtain synthetic ground motion. The results of this study indicate that the risk of earthquakes is represented in the form of acceleration values in Riau province at UHS which have an acceleration value of 0.27 g at T = 0 seconds, 0.63 g at T = 0.2 seconds, and 0.41 g at T = 1 second. The source of the earthquake that is predicted to have the largest contribution to earthquake risk is the shallow crustal earthquake source, namely the Barumun Fault with a dominance of 63.68%. The results of synthetic ground motion for Riau Province have a maximum acceleration value of 0.26 g. Keywords: Earthquake, probability method (PSHA), synthetic ground motion              AbstrakIndonesia tercatat telah mengalami beberapa kali gempa dengan kekuatan yang cukup besar dan menyebabkan banyak korban jiwa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risko bencana yang diakibatkan oleh gempa adalah mendesain bangunan dengan konsep tahan gempa. Dalam perencanaan bangunan dengan konsep tahan gempa teurtama gedung tinggi dibutuhkan data time history dalam merencanakan beban gempa. ketersediaan data tim history di Indonesia saat ini masih menjadi kendala. Untuk mengatasi keterbatasan data tersebut, maka diberikan alternatif dengan membuat ground motion sentetik. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menyediakan data time history rekaman gempa di Provinsi Riau yang dapat jadikan referensi dalam mendesain beban gempa untuk perencanaan gedung. Penentuan Uniform Hazard Spectrum (UHS) dilakukan dengan metode probabilistik, kemudian dilanjutkan dengan melakukan spectral matching untuk mendapatkan ground motion sintetik. Hasil dari penelitian ini diperoleh risiko gempa yang direpresentasikan dalam bentuk nilai percepatan di provinsi Riau pada UHS memiliki nilai percepatan 0.27 g pada T = 0 detik, 0.63 g pada T = 0.2 detik, dan 0.41 g pada T = 1 detik. Sumber gempa yang diprediksi memiliki kontribusi terbesar terhadap risiko gempa adalah sumber gempa shallow crustall yaitu Sesar Barumun dengan dominasi sebesar 63,68%. Hasil Ground motion sintetik untuk Provinsi Riau memiliki nilai percepatan maksimum sebesar 0.26 g.
Studi Analisis Daya Dukung Aksial Fondasi Tiang Berdasarkan Kurva Load-Settlement Hasil Static Loading Test (SLT) dan TZPILE Helmy Darjanto; Himatul Farichah; Rosy Lumintang
AGREGAT Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v5i2.6583

Abstract

AbstractOne of the methods has been used to identify the behavior of pile foundation while receiving axial load is t-z method. By using T-z method, the behavior of pile foundation while transferring the axial load (load transfer, t) and settlement (z) which is called load-settlement curve could be quantified. In this research, driven pile is used with the soil is predominantly clay. TZPILE is employed to generate load-settlement curve.  That load-settlement curve which were generated by TZPILE is then compared with that of Static Loading Test (SLT). According to that comparison, a load-settlement curve has been predicted (predicted SLT) if downdrag condition is applied. On the other hand, the methods of Davisson (1972), Van Der Veen (1953), andMazurkiewicz (1972) are utilized to calculate ultimate bearing capacity (Qult) and allowable bearing capacity (Qall) by interpreting the data of SLT and predicted SLT. Thereafter,evaluation of working load has been carried out by considering the settlement of load-settlement curve. The results of TZPILE show that the load-settlement curve is well predicted so then it can be adopted to predict load-settlement curve of SLT in downdragcondition. Three methods of interpreting of SLT and predicted SLT show that Qall are greater than working load, otherwise predicted SLT. Evaluations of Qall by considering the settlement show that Qall is greater than the results of Davisson (1972), Van Der Veen (1953), and Mazurkiewicz (1972). Surprisingly, all the results show that Qall is greater than working load. Keywords: pile foundation, t-z curve, stating loading test  AbstrakSalah satu metode yang digunakan untuk mengetahui perilaku fondasi tiang dalam menerima beban aksial (axial load) adalah t-z method atau metode t-z. Melalui metode t-z didapatkan perilaku fondasi dalam penyaluran beban aksial (load transfer, t) dan displacement (z) yang terjadi atau dikenal sebagai kurva load-settlement. Pada penelitian ini digunakan tiang pancang (driven pile) dengan data tanah yang didominasi oleh lempung. Pemodelan menggunakan program bantu TZPILE dilakukan untuk mendapatkan kurva load-settlement. Kemudian dilakukan perbandingan kurva load-settlement dari TZPILE dan Static Loading Test (SLT). Hasil perbandingan tersebut digunakan untuk memprediksi kurva load-settlement SLT (SLT prediksi) jika pada kondisi downdrag. Perhitungan daya dukung ultimit (Qult) dan daya dukung ijin (Qall) dilakukan dengan menginterpretasi data SLT dan SLT prediksi menggunakan 3 (tiga) metode yang berbeda yaitu metode Davisson (1972), Van Der Veen (1953), dan Mazurkiewicz (1972). Evaluasi working load dilakukan dengan mempertimbangkan penurunan pada kurva load-settlement. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa TZPILE bias memprediksi kurva load-setllement dengan baik sehingga bias digunakan untuk memprediksi kurva load-setllement hasil SLT jika terdapat pengaruh downdrag. Hasil interpretasi kurva load-settlement dari SLT dan SLT prediksi dengan ketiga metode menunjukkan nilai Qall diatas working load, kecuali untuk SLT prediksi. Evaluasi Qall dengan mempertimbangkan penurunan menghasilkan nilai Qall yang lebih besar dari hasil interpretasi dengan ketiga metode. Bahkan semuanya menunjukkan Qall yang lebih besar dari working load. Kata Kunci: fondasi tiang, kurva t-z, static loading test
Analisis ATP Dan WTP Pada Rencana Jalan TOL Kertosono – Kediri Provinsi Jawa Timur Muhammad Shofwan Donny Cahyono; Leonardus Setia Budi Wibowo
AGREGAT Vol 6, No 1 (2021): Vol.6, No.1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v6i1.8330

Abstract

AbstractTransportation has an important role in a means that helps in the wheel of economy, an area needs another area as a support where one of the connecting infrastructure in the form of toll road development is the plan of the construction of Kertosono - Kediri Toll Road as one part of the trans Java Toll Road connecting western East Java and eastern East Java, the area forms a golden triangle in the industrial area , trade areas and tourist areas. Kertosono – Kediri Toll Road is built with a road length of 20.3 km that will be connected to the airport in Kediri and the southern causeway of Java. The object studied was the rider who passed through the Kertosono – Kediri road. By using the short method Of Ability To Pay and Willingness To Pay to determine the number of respondents conducted randomly or randomly as many as 194 respondents using a confidence level of 5%. Data collection with the dissemination of questionnaires to users of kertosono - Kediri road sections includes socioeconotic characteristics as prospective toll road users are shown in questionnaires containing karekteristik social economy namely age, gender, occupation, income per month, expenditures for transportation per month, origin and destination of travel, travel intent and frequency of travel and review of ideal fares. The method used in this study is the calculation of Ability To Pay and Willingnes To Pay. The relationship between ATP and WTP as well as the graph of the relationship between the potential and total revenue obtained ideal tariff Kertosono Toll – Kediri. The results of the analysis of ATP and WTP analysis in each group of vehicles are Group I Rp. 22.500,00, Group II Rp. 33.750,00, Group III Rp. 45.000,00, Group IV Rp. 56.250,00, Group V Rp. 67.500,00. The results of the analysis of atp value is lower than the value of WTP which means that the community has a relatively low income but the utility against the value of WTP which means the community has a relatively low income but the utility against the toll road is very high, so the desire of the public to pay tariffs tends to be more influenced by the utility to the service is relatively low, users in this condition are called choiced riders. Keywords: Toll Roads, Tariffs, ATP and WTP  AbstrakTransportasi memiliki peran penting dalam suatu sarana yang membantu dalam roda perkonomian, suatu daerah tersebut membutuhkan daerah lain sebagai pendukung dimana salah satu prasarana penghubung berupa pembangunan Jalan Tol yaitu rencana pembangunan Jalan Tol Kertosono – Kediri sebagai salah satu bagian Jalan Tol trans jawa yang menghubungkan Jawa Timur bagian barat dan Jawa Timur bagian timur, kawasan tersebut membentuk segitiga emas di kawasan industri, kawasan perdagangan dan kawasan wisata. Jalan Tol Kertosono – Kediri di bangun dengan panjang jalan 20,3 km yang akan terkoneksi dengan bandara di Kediri dan jalur lintas selatan jawa. Obyek yang diteliti yaitu pengendara yang melewati ruas jalan Kertosono – Kediri. Dengan menggunakan metode pendekat  Ability To Pay dan Willingness To Pay untuk penentuan jumlah responden dilakukan secara acak atau random sebanyak 194 responden dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5%. Pengumpulan data dengan penyebaran kuisioner ke pengguna ruas jalan Kertosono – Kediri meliputi karakteristik social ekonomi sabagai calon pengguna jalan tol di tunjukkan dalam kuisioner yang berisikan karekteristik social ekonomi yaitu usia , jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan per bulan, pengeluaran untuk transportasiper bulan, asal dan tujuan perjalanan, maksud perjalanan dan frekuensi perjalanan serta meninjau terhadap tarif ideal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini perhitungan Ability To Pay dan Willingnes To Pay. Hubungan antara ATP dan WTP serta grafik hubungan antara potensi dan total pendapatan didapatkan tariff ideal Tol Kertosono – Kediri. Hasil penelitian analisis ATP dan WTP di setiap golongan kendaraan adalah Golongan I Rp. 22.500,00, Golongan II  Rp. 33.750,00, Golongan III  Rp. 45.000,00, Golongan IV  Rp. 56.250,00, Golongan V  Rp. 67.500,00. Hasil analisis nilai ATP lebih rendah dari nilai WTP yang artinya masyarakat mempunyai penghasilan relatif rendah tetapi utilitas terhadap rendah dari nilai WTP yang artinya masyarakat mempunyai penghasilan relatif rendah tetapi utilitas terhadap jalan tol sangat tinggi, sehingga keinginan masyarakat untuk membayar tarif cenderung lebih dipengaruhi oleh utilitas terhadap jasa tersebut relatif rendah, pengguna pada kondisi ini disebut choiced riders. Kata Kunci: Jalan Tol, Tarif, ATP dan WTP
Dampak Lapisan Konstruksi Atap terhadap Suhu Ruang Nurul Fitria Marina
AGREGAT Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v5i2.6601

Abstract

AbstractThe roof is a cover on a building that protects inside of the building from various situations and weather. The roof layer affects its ability to protect the space underneath. The use of roof insulation can reduce the heat coming from the roof. This is because the roof is in direct contact with the hot sun. Not only hot, but roof insulation is also able to reduce sounds such as the sound of raindrops on the roof. There are various materials that function as roof insulation, one of which is styrofoam. Styrofoam is indeed prohibited as a container for food, but the structure contained in Styrofoam is able to reduce heat with hollow grains so that it can withstand the heat. Styrofoam is now starting to become a favorite for the public in reducing heat due to its affordable price and easy access. However, the use of Styrofoam as an insulator on the roof should be supported by other construction layers both on the walls and floors so that room temperature cooling can be optimal. Keywords: construction, roof, thermal, environment, building.  AbstrakAtap merupakan penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan dari berbagai situasi dan cuaca. Lapisan atap mempengaruhi kemampuannya dalam melindungi ruang di bawahnya. Penggunaan insulasi atap mampu meredam suhu panas yang berasal dari atap. Hal ini dikarenakan atap bersinggungan langsung dengan panas matahari. Tidak hanya panas, namun insulasi atap juga mampu meredam suara seperti suara rintik hujan pada atap. Terdapat berbagai bahan yang berfungsi sebagai insulasi atap, salah satunya styrofoam. Styrofoam memang dilarang sebagai wadah pada makanan, anmun struktur yang terdapat pada Styrofoam mampu meredam panas dengan butiran berongga sehingga mampu menahan panas. Styrofoam saat ini mulai menjadi favorit bagi khalayak dalam meredam panas dikarenakan harganya yang terjangkau dan mudah mendapatkannya. Namun, penggunaan Styrofoam sebagai insulator pada atap sebaiknya didukung oleh lapisan konstruksi lainnya baik pada dinding maupun lantai agar pendinginan suhu ruang dapat optimal. Kata Kunci: konstruksi, atap, termal, lingkungan, bangunan
Pengaruh Kedalaman Dan Bentuk Penampang Terhadap Daya Dukung Dan Pengaruh Pondasi Tiang Nurul Fauzia Ulfa; Isnaniati Isnaniati; Himatul Farichah
AGREGAT Vol 6, No 1 (2021): Vol.6, No.1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v6i1.8324

Abstract

AbstractIn general, the soil in Sidoarjo has a clay type soil. Clay soil has a low bearing capacity, large compression and lasts a long time. Pile foundation is part of the structure used to receive and transmit loads from the upper structure to the ground at a certain depth, it is necessary to analyze the bearing capacity of the foundation. By comparing the shape of square, circle and triangle cross sections to determine the bearing capacity of the foundation that is able to support the building above it using CPT and SPT data. Observed at the variation of the depth of 20 m, 25 m and 35 m, so that it can be seen the magnitude of the permit bearing capacity (Qallowed) and the amount of consolidation reduction (Sc) at each depth and each shape of the square, circle and triangle sections. The results showed that % of the permit bearing capacity (Qallowed) from the largest to the smallest at a depth of 20 m was 100% for square, 78.49% for circle, 70.55% for triangel, at a depth of 25 m was 100% for square, 78.52% for circle, 70.67% for triangle, and at a depth of 30 m it is a 100% for square, 78.50% for circle, 70.21% for triangle. The amount of settlement (Sc) on the pile at a depth of 20 m at 100% for square, 59.55% for circle, 59.55% for triangle, at 25 m depth is 100% for square, 88.48% for circle, 88.48 % for triangel, and at a depth of 30 m it is 100% for square, 43.34% for circle, 36.02% for triangel. Keywords : Pile bearing capacity, CPT, SPT, group pile, settlement AbstrakPada umumnya tanah yang terdapat di Sidoarjo memiliki jenis tanah lempung. Tanah Lempung memiliki daya dukung yang rendah, pemampatan yang besar dan berlangsung cukup lama. Pondasi tiang adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman tertentu, maka perlu dilakukan analisa daya dukung pondasi . Dengan membandingkan bentuk penampang persegi, lingkaran dan segitiga untuk menentukan besarnya daya dukung pondasi yang mampu menopang bangunan diatasnya dengan menggunakan data CPT dan SPT.  Ditinjau pada  variasi kedalaman 20 m, 25 m dan 35 m, sehingga dapat diketahui besarnya daya dukung ijin (Qijin)  dan besarnya penurunan konsolidasi (Sc) pada masing-masing kedalaman dan masing-masing bentuk penampang persegi, lingkaran dan segitiga. Hasil penelitian diperoleh bahwa % daya dukung ijin (Qijin) dari yang terbesar sd terkecil di kedalaman 20 m adalah bentuk persegi 100%, bentuk lingkaran 78.49%, bentuk segitiga 70.55%, pada  di kedalaman 25 m adalah bentuk persegi 100%, bentuk lingkaran 78.52%, bentuk segitiga 70.67%, dan di kedalaman 30 m adalah bentuk persegi 100%, bentuk lingkaran 78.50%, bentuk segitiga 70.21%. Besarnya penurunan (Sc) pada tiang di kedalaman 20 m pada bentuk persegi 100%, bentuk lingkaran 59.55%, bentuk segitiga 59.55%, di kedalaman 25 m adalah bentuk persegi 100%, bentuk lingkaran 88.48%, bentuk segitiga 88.48%, dan di kedalaman 30 m adalah bentuk persegi 100%, bentuk lingkaran 43.34%, bentuk segitiga 36.02%. Kata Kunci : Daya dukung pondasi, CPT, SPT, tiang kelompok, penurunan
Tinjauan Analisis Risiko Keselamatan Proyek Konstruksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan Hendro Sutowijoyo; Aulia Isramaulana; Sri Wiwoho Mudjanarko
AGREGAT Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v5i2.6585

Abstract

AbstractIncreasing production based on a good analysis is absolutely necessary for a company that wish to increase revenue while at the same time strengthening their position in this competition era. As one of the largest palm oil processing companies in Indonesia, Sinar Mas Group has a plan to develop the production facility in Tarjun Village, South Kalimantan beside of new land for palm plantations in order to increase production yields.The development of production facilities is focused on the substructure firstly to ensure the reliability of the building that will stand on it. The method of construction is carried out by erecting the foundation onshore and offshore by a specialist contractor which appointed by the employer. The issues of safety risks that will arise became the main attention of employers and the contractor.The study aims to find out how much the safety risk of a factory construction project which includes of foundation at production facilities and factories which is carried out onshore and offshore by one of the specialist contractors in Indonesia. The risk management method starts with the identification, analysis, response and review of risks. Identification is carried out by documentation reviews and checklist analysis techniques on similar projects in the past on risk variables affecting the safety aspects that is carried out between employers and the contractor.The results of the analysis show that the potential danger variable of falling/slipping/rolling both tools/workers on the piling work at sea is the highest risk of danger followed by falling into the sea on finishing work as the next biggest potential hazard in a factory construction project in South Kalimantan.The mitigation efforts which is carried out are adjusted to the potential hazard variables, including paying serious attention to the cleanliness aspects of the project site as well as strict supervision the use of PPE by the personnel. Keywords: project safety risk management  AbstrakPeningkatan produksi berdasar atas analisis yang matang menjadi hal yang mutlak dilakukan oleh Perusahaan yang ingin meningkatkan pendapatan sekaligus memantapkan posisi di era persaingan yang ketat. Sebagai salah satu perusahaan produsen minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia, Grup Sinar Mas memiliki rencana bisnis pengembangan fasilitas produksi di Desa Tarjun, Kalimantan Selatan disamping pembukaan lahan baru kebun kelapa sawit dalam rangka meningkatkan hasil produksi.Proses pengembangan fasilitas produksi difokuskan pada pekerjaan struktur bawah lebih dahulu untuk menjamin kehandalan bangunan yang akan berdiri diatasnya. Metode pelaksanaan dilakukan dengan pemancangan pondasi di darat dan di laut oleh penyedia jasa spesialis yang ditunjuk oleh pemberi kerja. Isu risiko keselamatan yang akan muncul mendapat perhatian utama dari pemberi kerja dan penyedia jasa.Analisis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar risiko keselamatan proyek konstruksi pabrik yang meliputi pekerjaan pemancangan pondasi pada fasilitas produksi dan pabrik yang dilakukan di darat dan laut oleh salah satu kontraktor spesialis di Indonesia. Metode pengelolaan risiko dimulai dengan identifikasi, analisis, respon, dan tinjauan risiko. Identifikasi dilakukan dengan peninjauan dokumen dan teknik analisis daftar periksa pada proyek sejenis di masa lampau terhadap variabel risiko berpengaruh pada aspek keselamatan (safety) serta dilakukan bersama antara pemberi kerja dan penyedia jasa spesialis.Hasil analisis menunjukkan variabel bahaya potensial jatuh terperosot/tergelincir/tergulir baik alat/pekerja pada pekerjaan pemancangan di laut menjadi risiko bahaya paling tinggi yang diikuti dengan terjerumus ke laut pada pekerjaan finishing sebagai bahaya potensial terbesar berikutnya pada proyek konstruksi pabrik di Kalimantan Selatan.Upaya mitigasi yang dilakukan disesuaikan dengan variabel bahaya potensial terjadi antara lain memberi perhatian yang serius terhadap aspek kebersihan lokasi proyek serta pengawasan yang ketat pada penggunaan Alat Pelindung Diri oleh personil yang bekerja. Kata Kunci: manajemen risiko keselamatan proyek

Page 7 of 21 | Total Record : 204