cover
Contact Name
Yushak Soesilo
Contact Email
yushak@sttintheos.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.dunamis@sttintheos.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
ISSN : 25413937     EISSN : 25413945     DOI : -
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani dengan nomor ISSN 2541-3937 (print), ISSN 2541-3945 (online) diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta. Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk mempublikasikan hasil kajian ilmiah dan penelitian dalam bidang ilmu Teologi Kristen, terutama yang bercirikan Injili-Pentakosta, dan bidang Pendidikan Kristiani.
Arjuna Subject : -
Articles 350 Documents
Kepedulian Sosial yang Rasional dan Mendidik: Analisis Sosial dan Analisis Argumentasi 1 Timotius 5:3-16 Pelita Hati Surbakti
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.1060

Abstract

Abstract. A number of forms of social care have become church traditions throughout time. On the other hand, many have predicted that in 2023 the world, including Indonesia, will experience quite heavy economic pressure. In a situation like this, what if the church also experiences a crisis, either financially or in terms of other resources? Can the tradition of social care be annulled? To answer this question, this paper conducted argumentation analysis and social analysis in interpreting 1 Timothy 5:3-16. This study showed that Paul reminded the congregation leader (Timothy), that despite limited conditions, he must not annul this tradition, but in its implementation it must be making sense and educating. Thus, it can be concluded that the church in Indonesia needs to apply making sense and educating principles in practicing a number of social care traditions.Abstrak. Sejumlah bentuk kepedulian sosial telah menjadi tradisi gereja di sepanjang masa. Pada sisi lain, sejumlah pihak memprediksi bahwa pada 2023 dunia, termasuk Indonesia, akan mengalami tekanan ekonomi yang cukup berat. Dalam situasi seperti ini, bagaimana jika gereja ternyata juga mengalami krisis, baik krisis dalam hal keuangan maupun dalam hal sumber daya yang lain? Dapatkah tradisi kepedulian sosial itu dianulir? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tulisan ini menggunakan analisis argumentasi dan analisis sosial dalam memaknai 1 Timotius 5:3-16 ini. Kajian ini menunjukkan bahwa Paulus mengingatkan pemimpin jemaat (Timotius) meskipun kondisi keterbatasan tidak boleh menganulir tradisi tersebut, tetapi dalam pelaksanaannya haruslah rasional dan mendidik. Dengan demikian dapat disimpulkan, gereja di Indonesia perlu menerapkan prinsip rasional dan mendidik dalam mempraktikkan sejumlah tradisi kepedulian sosial.
Berkhotbah kepada Kaum Muda: Memaknai Usaha Pengkhotbah Menurut Perspektif Teologi Khotbah dari Paulus Ivan Christian
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.1013

Abstract

Abstract. Over the past three decades, youth ministry and homiletic experts have offered several strategies to help youth ministers in their efforts to preach effectively to young people. However, the attempt has the potential to become a human-centered attempt. This paper attempted to see how the effort to preach to young people does not become a human-centered effort. Using the literature study method, the author answers the subject matter based on Paul's theology of preaching. The results of this study indicate that youth ministers must try to convey the Gospel of Christ clearly and must fully believe in the power of God, both in terms of delivery and in terms of the faith response of young people after listening to a sermon.Abstrak. Sejak tiga dekade lalu, banyak ahli pelayanan kaum muda dan homiletika yang menawarkan beberapa strategi untuk dapat menolong pelayan kaum muda dalam usahanya berkhotbah secara efektif kepada kaum muda. Namun, usaha tersebut berpotensi menjadi usaha yang berpusat pada manusia. Tulisan ini berupaya untuk melihat bagaimana agar usaha berkhotbah kepada kaum muda tidak menjadi sebuah usaha yang berpusat pada manusia (men-centered). Dengan menggunakan metode studi pustaka, penulis menjawab pokok permasalahan tersebut berdasarkan perspektif teologi khotbah Paulus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pelayan kaum muda harus berusaha untuk menyampaikan Injil Kristus dengan jelas (being clear) dan harus percaya penuh pada kuasa Allah, baik dalam hal penyampaian maupun dalam hal respons iman kaum muda setelah mendengarkan sebuah khotbah.
The Role of the Holy Spirit in Pentecostal Worship in the Light of John 4:20-26 and Ephesians 5:18-20 Lee Roy Martin
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.1246

Abstract

The importance of worship for the Pentecostal church can hardly be overstated, and the worship practices of the global church have been altered significantly by the influence of the Pentecostal movement. This article will address the biblical and theological foundations of Spirit-filled worship, focusing particularly on the role of the Holy Spirit in worship, through a literary-theological interpretation of two key biblical texts—John 4:20-26 and Ephesians 5:18-20. The study finds that from the viewpoint of these texts, the Holy Spirit is an indispensable element in Christian worship and is deeply active in the practices of worship.
Eternal Livingness in Love: Refleksi Teologi Kristen terhadap Pemikiran David Benatar mengenai Kematian dan Kekekalan Jessica Novia Layantara
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.1045

Abstract

Abstract. David Benatar's philosophical views on death and immortality seem to contradict Christian theology. However, Benatar argues that if theists take a closer look at his views, there is no significant contradiction between the two. Based on this argument, this article aimed to reflect Benatar's view of death and immortality from the point of view of Christian theology. Conducted by Jürgen Moltmann's theological views on death and immortality, this article attested that there is no significant contradiction between Benatar's philosophical views and Moltmann's Christian theology on death and immortality and can even contribute to one another. This conclusion also echoes that philosophy and theology can go hand in hand without contradicting each other.Abstrak. Pandangan filosofis David Benatar tentang kematian dan kekekalan tampaknya bertentangan dengan teologi Kristen. Namun, Benatar berpendapat bahwa jika para teis melihat lebih cermat, tidak ada kontradiksi yang signifikan di antara keduanya. Berdasarkan argumen Benatar tersebut, artikel ini bertujuan untuk merefleksikan pandangan Benatar tentang kematian dan kekekalan dari sudut pandang teologi Kristen. Dengan menggunakan pandangan teologis Jürgen Moltmann tentang kematian dan kekekalan, artikel ini membuktikan bahwa tidak ada pertentangan yang berarti antara pandangan filosofis Benatar dan teologi Kristen Moltmann mengenai kematian dan kekekalan, bahkan keduanya dapat berkontribusi satu sama lain. Kesimpulan ini juga menegaskan bahwa filsafat dan teologi dapat berjalan beriringan satu sama lain.
Digital Ecclesia Sebagai Gereja Sinodal yang Mendengarkan Stepanus Angga; Antonius Denny Firmanto
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.962

Abstract

Abstract. The focus of this paper is to understand digital ecclesia as a form of pastoral care in this digital era. In this digital era, the Church also needs to revitalise itself to find new methods in its preaching. The Church should not only focus on the strict rules of liturgy but really think about contextual theology in this digital era. The Church as a community of faith has an important role in the task of preaching Christ's mission, namely salvation to all people. Preaching in this digital era certainly has its own challenges that need to be a common focus in Church life. This Study was conducted by the literature study method. This study was based on the message delivered by Pope Francis on the 56th Communication Day. The results of this study showed the need for awareness to do a new catechesis in the digital era, which is a Church that is willing to listen with the heart for the growth and development of the synodal church.Abstrak. Fokus penulisan ini adalah memahami digital ecclesia sebagai bentuk pastoral di era digital ini. Pada era digital ini, Gereja juga perlu merevitalisasi diri untuk mencari metode baru dalam pewartaanya. Gereja tidak hanya berfokus pada aturan-aturan ketat liturgi tetapi sungguh memikirkan teologi kontekstual pada era digital ini. Gereja sebagai komunitas beriman memiliki peran penting dalam tugas pewartaan misi Kristus, yakni keselamatan kepada semua orang. Pewartaan pada era digital ini tentunya memiliki tantangannya sendiri yang perlu menjadi fokus bersama dalam kehidupan menggereja. Kajian dalam tulisan ini menggunakan metode studi pustaka. Kajian ini akan difondasikan dari pesan yang disampaikan oleh Paus Fransiskus pada Hari Komunikasi ke-56. Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya kesadaran untuk melakukan katekese baru di era digital, yaitu gereja yang mau mendengarkan dengan hati untuk pertumbuhan dan perkembangan gereja yang sinodal.
Deus Absconditus: Dialektika Pemazmur dan Meister Eckhart untuk Menemukan Jalan Spiritual Mistik di Tengah Penderitaan Stefanus Christian Haryono
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.1118

Abstract

Abstract. This article focuses on the dialectical encounter of the cataphatic and apophatic spirituality paths which are by psalmist based on “why” and Meister Eckhart on “without why” in responding to the reality of life, especially amid suffering. For the psalmist, the where, why, and when questions arise not from doubt but from Yahweh’s steadfast love (ḥesed). Even though the psalmist and Eckhart have different perspectives, the dialectic leads to discovery of the other side of God’s face, namely Deus absconditus, the absent God. The dialectically contributed theologically to the form of discovering mystical spirituality amid the agony. At the same time, this enlightens Christians about a mystical path that the face of God can be found not only in Immanuel but also in Deus absconditus; God’s presence is through His absence.Abstrak. Artikel ini berfokus pada perjumpaan dialektik jalan spiritualitas katafatik dan apofatik oleh pemazmur yang mendasarkan pada “mengapa” dan Meister Eckhart pada “tanpa mengapa” dalam menyikapi realitas kehidupan, terkhusus di tengah penderitaan. Bagi pemazmur, pertanyaan di mana, mengapa, dan kapan, bukan muncul dari keraguan melainkan dari keyakinan pada kasih setia (ḥesed) Yahweh. Sekalipun pemazmur dan Eckhart memiliki perspektif yang berbeda, namun dialektika tersebut menuju pada penemuan sisi lain wajah Allah, yaitu Deus absconditus, Allah yang absen. Perjumpaan dialektik tersebut memberikan kontribusi secara teologis berupa penemuan spiritualitas mistik di penderitaan. Ini sekaligus memberikan pencerahan bagi orang Kristen tentang jalan mistik bahwa wajah Allah dapat ditemukan tidak hanya pada Immanuel melainkan juga pada Deus absconditus; Allah yang hadir melalui ketidakhadiranNya.
Pengintegrasian Gereja Semua dan Bagi Semua dalam Teologi Disabilitas di Pelayanan Bagi dan Bersama Penyandang Disabilitas Paulus Eko Kristianto
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.1016

Abstract

Abstract. Disability is one of Indonesia's theological contexts. Discrimination and accessibility are two keywords that circulate when discussing disability. So, what about theology when talking about disability associated with ministry? This article discusses efforts to integrate the church of all and for all in the theology of disability in ministry for and with persons with disabilities. This integration was conducted through literature research on books and journals that discuss disability theology, disability ecclesiology, and ministry. This research showed that the church of all and for all can be integrated into ministries for and with persons with disabilities. This integration allows acceptance and accommodation for people with disabilities to participate in the church.Abstrak. Disabilitas merupakan salah satu konteks pergumulan teologi di Indonesia. Diskriminasi dan aksesibilitas menjadi dua kata kunci yang beredar kala membahas disabilitas. Lantas, bagaimana dengan teologi ketika membahas disabilitas yang dikaitkan pelayanan? Tulisan ini membahas upaya pengintegrasian gereja semua dan bagi semua dalam teologi disabilitas di pelayanan bagi dan bersama penyandang disabilitas. Integrasi ini dikerjakan melalui penelitian pustaka terhadap buku dan jurnal yang membahas teologi disabilitas, eklesiologi disabilitas, dan pelayanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gereja semua dan bagi semua dapat diintegrasikan dalam pelayanan bagi dan bersama penyandang disabilitas. Integrasi ini memungkinkan adanya penerimaan dan akomodasi bagi penyandang disabilitas agar berpartisipasi dalam gereja.
[Resensi Buku] Theological Method: A Guide for the Perplexed Yudi Jatmiko
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.1037

Abstract

-
Apologetika Sebagai Dasar Pendidikan Iman Anak: Sebuah Pendekatan Praktis dalam Keluarga Kristen Esther Idayanti
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.1052

Abstract

Abstract. In the era of information technology, where children can access various issues via the internet and absorb various teachings from social media, parents need to be more active in building a Christian worldview for their children, so that their Christian faith are not spoiled. Through apologetics, parents can convey rational and intellectual answers. So far, the study of apologetics was merely associated with the church's efforts to carry out its mission or maintain the faith of its congregation, but this has not come to the study of the importance of apologetics in the family. This article, written as literature research, shows that apologetics can be applied within the Christian family. Through this study it can be concluded that apologetics can be an effective approach to maintaining children's Christian faith if it is conducted by paying attention to cognitive, moral and faith development according to their age.Abstrak. Di era teknologi informasi, di mana anak-anak dapat mengakses berbagai isu melalui internet dan menyerap berbagai ajaran dari media sosial, orang tua perlu lebih aktif dalam membangun cara pandang Kristen (Christian worldview) dalam diri anak-anak, agar mereka tidak terseret oleh nilai-nilai yang bertentangan dengan iman Kristiani. Melalui apologetika, orang tua dapat menyampaikan jawaban yang bersifat rasional dan intelektual. Selama ini kajian apologetika dikaitkan dengan upaya gereja dalam melakukan misinya atau mempertahankan iman para jemaatnya, namun belum sampai pada kajian tentang pentingnya apologetika dalam keluarga. Artikel yang ditulis sebagai hasil dari riset literatur ini menunjukkan apologetika dapat diterapkan dalam lingkup keluarga Kristen. Melalui kajian ini dapat disimpulkan bahwa apologetika dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk mempertahankan iman Kristiani anak selama dilakukan dengan memperhatikan perkembangan kognitif, moral, dan iman sesuai usia mereka.
Tumpuk Adiau sebagai Bingkai Perjumpaan Konsep Eskatologis Kristen dan Dayak Maanyan Pebri Timoteus Siahaan
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 8, No 1 (2023): Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v8i1.1005

Abstract

Abstract. Contextualisation of the Gospel is needed so that the Gospel can be landed on the understanding of local communities. So far, the Gospel has often conflicted with the indigenous beliefs on the grounds that indigenous beliefs are considered as pagan religions. This has implications for the rejection of the Gospel and Christianity is often considered a colonial religion that colonises local cultures. Therefore, this research seeks to frame the encounter of Christian and Dayak Manyan concepts of eschatology. The meeting point that will be sought through this study is the concept of Tumpuk Adiau in the Kaharingan Dayak Maanyan religion with the concept of New Heaven and New Earth in Christianity. This study uses the literature study method. Through this study, it was found that there are common points in the perspective of time, place, and atmosphere in the concept of eschatological destinations of both religions. Thus, it can be concluded that contextualisation of the Gospel can be carried out by bringing the Gospel into the understanding of local communities through the intersection of Christianity's teachings with indigenous beliefs.Abstrak. Kontekstualisasi Injil dibutuhkan agar Injil dapat mendarat pada pemahaman masyarakat lokal. Selama ini seringkali Injil justru dipertentangkan dengan pemahaman keyakinan lokal dengan alasan bahwa keyakinan lokal dianggap sebagai agama kafir. Hal itu berimplikasi pada penolakan Injil dan kekristenan sering dianggap sebagai agama kolonial yang menjajah budaya lokal. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya membingkai perjumpaan konsep eskatologi Kristen dan Dayak Manyan. Titik temu yang akan diupayakan melalui kajian ini adalah konsep Tumpuk Adiau pada agama Kaharingan Dayak Maanyan dengan konsep Langit dan Bumi Baru pada kekristenan. Kajian ini menggunakan metode studi pustaka. Melalui kajian ini diperoleh hasil bahwa ada titik temu pada perspektif waktu, tempat, dan suasana dalam konsep destinasi eskatologis kedua agama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontekstualisasi Injil dapat dilakukan dengan cara membawa Injil ke dalam pemahaman masyarakat lokal melalui titik temu-titik temu antara ajaran kekristenan dengan keyakinan lokal yang sudah ada sebelumnya.