cover
Contact Name
Hendra
Contact Email
-
Phone
+6281375150018
Journal Mail Official
amj_fk@umsu.ac.id
Editorial Address
Gedung Kampus 1 Lantai II Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran (FK) UMSU Jl. Gedung Arca No. 53 Medan-Sumatera Utara , Kode Pos 20217
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Anatomica (Anatomica Medical Journal)
ISSN : -     EISSN : 26145219     DOI : https://doi.org/10.30596/anatomica
Core Subject : Health, Science,
Anatomica Medical Journal (AMJ) ini merupakan jenis jurnal ilmiah berskala nasional dan dipublikasi via online, memiliki e-issn yang terdaftar di PDII-LIPI. Anatomica Medical Journal ini juga terdaftar dalam jurnal Online Journal System (OJS) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Ruang Lingkup jurnal ini fokus pada bidang Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan secara umum. AMJ menerima naskah/manuscript artikel dalam meliputi/scope artikel original (original article) dalam bentuk artikel penelitian (research article), tinjauan artikel (article review), laporan kasus (case report) dan tinjauan pustaka (literature review) yang relevan dengan bidang Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan lainnya.
Arjuna Subject : Kedokteran - Anatomi
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 3 (2025)" : 6 Documents clear
Hubungan Resiliensi terhadap Kualitas Hidup akibat Low Back Pain Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMSU Angkatan 2021 Muthmainnah, Marva Marwah; Rahmi, Rahmi; Tapiheru, Luhu Avianto; Zahara, Iqrina Widya
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i3.26113

Abstract

Low back pain (LBP) adalah nyeri yang timbul disekitar area punggung bagian bawah pada L4-L5 atau L5-S1 dengan onset akut hingga kronis. LBP dapat terjadi pada siapa saja, dimana mahasiswa kedokteran memiliki risiko terkena LBP akibat banyaknya menghabiskan waktu akademis dengan posisi duduk berjam-jam, posisi kurang ergonimis, hingga kurangnya aktivitas fisik. Tingkat keparahan LBP dapat menggangu aktivitas sehari-hari yang dapat berdampak pada kualitas hidup. Kejadian LBP banyak dihubungkan dengan resiliensi, karena penerimaan terhadap nyeri membantu mengurangi kecemasan bahwa berkegiatan dapat memperparah nyeri. Dalam konteks LBP, resiliensi penting diketahui lebih lanjut karena berperan dalam mengoptimalkan kualitas hidup individu. Metode: Jenis studi ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Sumatera Utara Angkatan 2021. Data dikumpulkan melalui kuesioener yang disebarkan menggunakan G-form. Analisis data menggunakan Spearman correlation. Hasil: Mahasiswa kedokteran banyak merasakan LBP pada derajat berat sebesar (40,7%), tingkat resiliensi terbesar mahasiswa berada di sedang sebesar 74%, dan kualitas hidup mahasiwa  yang mengalami LBP memiliki kualitas hidup sedang (85,5%). Adanya hubungan signifikan antara resiliensi dan kualitas hidup dibuktikan dengan nilai r = 0,439, menunjukkan korelasi sedang. Kesimpulan: Resiliensi berkontribusi dalam peningkatan kualitas hidup dan adanya hubungan antara resiliensi dan kualitas hidup mahasiswa yang mengalami LBP.Kata Kunci: kualitas hidup, low back pain, resiliensi
Pengaturan Dan Fungsi Autophagy Penyakit Metabolik Nugraha, Ida Bagus; Widya Utama, I Putu Sista; Gotera, Wira
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i3.25164

Abstract

Autophagy atau yang dikenal dengan istilah self eating adalah suatu proses katabolik yang melibatkan proses degradasi konstituen sel oleh lisosom (termasuk mitokondria, peroksisom, dan retikulum endoplasma), protein intraseluler, dan patogen intraseluler. Beberapa studi asosiasi telah menemukan hubungan antara autophagy dan penyakit kardiovaskuler dan publikasi yang melaporkan walaupun autophagy mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan intraseluler dan menjaga kelangsungan hidup sel namun ada hubungan yang kuat antara autophagy dan faktor resiko penyakit kardiometabolik seperti obesitas, dislipidemia, inflamasi, arterosklerosis, resistensi insulin, diabetes melitus dan non alcoholic steatohepatitis. Mengurangi autophagy pada pada jaringan adiposa mungkin menjadi pendekatan untuk mengendalikan obesitas, sedangkan peningkatan autophagy dalam sel β pankreas dan lesi  artherosclerosis dapat memberikan proteksi terhadap hiperlipidemia, diabetes melitus, dan aterosklerosis.Kata kunci: autophagy, katabolik, lisosom, jaringan adiposa 
Tuberkulosis Osteoarticular di Surabaya: Tinjauan Radiologis dan Tantangan Diagnostik (2025) Ramadani, Tri Putra Rahmad
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i3.26259

Abstract

Abstrak: Latar Belakang: Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban Tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia, termasuk bentuk osteoarticular. Surabaya sebagai kota rujukan menghadapi tantangan diagnostik unik, terutama dalam menegakkan diagnosis dini. Tujuan: Mengulas temuan radiologis TB osteoarticular (radiografi, CT, MRI) serta tantangan klinis dan diagnostik di Surabaya menjelang 2025. Metode: Tinjauan pustaka naratif dari artikel peer-reviewed nasional dan internasional mengenai gambaran pencitraan TB osteoarticular, studi kasus lokal, dan data epidemiologi TB di Indonesia. Hasil: Radiografi konvensional menunjukkan keterbatasan sensitivitas pada tahap awal. CT scan lebih unggul menilai destruksi kortikal dan abses. MRI menjadi modalitas pilihan karena mampu mendeteksi dini edema sumsum tulang, sinovitis, abses, dan kerusakan kartilago. Tantangan di Surabaya meliputi keterlambatan diagnosis, kesamaan gambaran dengan neoplasma atau infeksi piogenik, serta keterbatasan akses MRI dan tes molekuler. Kesimpulan: Deteksi dini TB tulang memerlukan multimodalitas pencitraan—terutama MRI—ditambah biopsi terpandu dan kolaborasi multidisipliner untuk memperbaiki hasil klinis.
Penyakit Arteri Perifer Berdasarkan Ankle-Brachial Index pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Lempake Samarinda Siregar, Wanda Puspita Br.; Danial, Danial; Retnaningrum, Yuliana Rahmah
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i3.21922

Abstract

Penyakit arteri perifer (PAP) dan hipertensi memiliki beberapa kesamaan faktor risiko dan patofisiologi sehingga keduanya dapat terjadi bersamaan. Ankle-brachial index (ABI) dapat digunakan sebagai tes skrining PAP, dimana nilai ABI abnormal (£0,90) mengindikasikan PAP. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran ABI pada pasien hipertensi di Puskesmas Lempake Samarinda. Metode: Penelitian cross-sectional ini melibatkan 37 sampel penelitian yang merupakan pasien hipertensi di Puskesmas Lempake Samarinda. Data hipertensi diperoleh dari rekam medis. Data ABI diperoleh dari pengukuran menggunakan sfingmomanometer dan doppler vaskular. Pengelompokan usia dan ABI berdasarkan Pedoman Manajemen PAP Ekstremitas Bawah 2024 oleh ACC/AHA/AACVPR/APMA/ABC/SCAI/SVM/SVN/SVS/SIR/VESS. Hasil: Rerata nilai ABI adalah 1,03 ± SD 0,133. Sebaran kategori ABI yaitu 64,9% normal, 18,9% abnormal, dan 16,2% borderline. ABI abnormal pada laki-laki yaitu 22,2% dan perempuan yaitu 17,85%. ABI abnormal pada usia ³65 tahun yaitu 33,3%, usia 50-64 tahun yaitu 12,5%, dan usia 50 tahun yaitu 11,1%. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan 64,9% ABI normal, 18,9% ABI abnormal, dan 16,2% ABI borderline. Persentase ABI abnormal ditemukan lebih tinggi pada laki-laki. Usia ³65 tahun merupakan kelompok usia dengan ABI abnormal tertinggi.Kata kunci: ankle-brachial index, hipertensi, penyakit arteri perifer
Pengaruh Tingkat Aktivitas Fisik Terhadap Eksaserbasi Asma Bronkial Di KKPM Purwokerto Depifo, Agrevito; Kusumawinakhyu, Titik; Dewantoro, Luhur; Kusumawati, Anis
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i3.24596

Abstract

Eksaserbasi asma merupakan perburukan progresif, yang memiliki ciri seperti sesak napas, batuk, mengi, dan rasa tertekan. Penyakit asma ini masih menjadi suatu permasalahan kesehatan dari anak anak, dewasa, maupun lansia. Tingkat intensitas eksaserbasi asma tersebut dari ringan hingga berat. Eksaserbasi asma dapat timbul melakukan aktivitas fisik yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan bronkokontriksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tingkat aktivitas fisik terhadap eksaserbasi asma. Metode yang digunakan dengan pendekatan cross sectional dengan teknik consecutive sampling, jumlah sampel sebanyak 108 pasien penderita asma . analisis data univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian sebagian besar melakukan aktivitas sedang sebanyak 43,5% dan mengalami ekaserbasi asma sebanyak 68,5%. Setelah dilakukan uji chi square didapatkan p sebesar 0.005 (p0.05). Kesimpulan:   terdapat pengaruh aktivitas fisik terhadap eksaserbasi asma bronkial.Kata Kunci: aktivitas fisik, eksaserbasi, asma bronkial
Hubungan Gender, Stres, dan Personal Hygiene dengan Kejadian Akne Vulgaris pada Mahasiswa Kedokteran Zahra, Sofia Ulayya; Indrastiti, Retno; Widianingrum, Rifka
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i3.23411

Abstract

Akne vulgaris merupakan gangguan kulit dengan prevalensi 80–100% di Indonesia. Akne vulgaris dipengaruhi berbagai faktor seperti gender, stres, dan personal hygiene. Perbedaan gender mempengaruhi pola perawatan diri, dimana perempuan umumnya akan lebih memperhatikan kebersihan dibandingkan dengan laki – laki. Sementara, stres akademik berpengaruh terhadap perubahan hormonal sehingga produksi sebum menigkat. Mahasiswa kedokteran sering mengalami stres berlebih sehingga meningkatkan resiko kejadian akne vulgaris. Selain itu, personal hygiene yang kurang optimal juga akan berkontribusi dalam terjadinya akne vulgaris.  Tujuan: membuktikan apakah terdapat hubungan antara gender, stres, dan personal hygiene dengan kejadian akne vulgaris. Metode penelitian yang digunakan merupakan studi analitik kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Depresion Anxiety Scale (DASS) 42 dan kuesioner Perilaku Personal Hygiene. Hasil: berdasarkan analisis bivariat, gender memiliki nilai p – value = 0,029, stress = 0,030, personal hygiene = 0,008. Namun, analisis multivariat gender (OR = 2,013 ;95% CI:0,838 – 4,836) adalah variabel paling dominan dibandingkan variabel lainnya. Hal tersebut membuktikan, meskipun terdapat hubungan bivariat namun tidak terdapat hubungan multivariat yang terjadi. Temuan ini mengindikasi adanya hubungan yang signifikan antara gender, stres, dan personal hygiene dengan akne vulgaris. Namun, tidak terdapat hubungan yang simultan.Kata kunci: akne vulgaris, gender, stres, personal hygiene

Page 1 of 1 | Total Record : 6