cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Farmaseutik
ISSN : 1410590x     EISSN : 26140063     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Farmaseutic accepts submission concerning in particular fields such as pharmaceutics, pharmaceutical biology, pharmaceutical chemistry, pharmacology, and social pharmacy.
Arjuna Subject : -
Articles 477 Documents
RUMUSAN STRATEGI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA BERDASARKAN ANALISIS SWOT Fina Aryani; Lukman Hakim; Satibi Satibi
Majalah Farmaseutik Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1220.665 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v7i2.24049

Abstract

Instalasi farmasi sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan harus menyusun tujuan yang spesifik serta langkah yang strategis untuk dapat mencapai kepuasan pasien terutama pasien rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif yang dilakukan dengan wawancara, kemudian dilakukan juga penelitian secara kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengetahui kepuasan pasien dengan metode Servqual, kondisi skala semangat kerja dan kepuasan kerja karyawan IFRSM Dr.Yap Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal yang dilanjutkan dengan analisis SWOT.Hasil analisis digunakan sebagai dasar perumusan strategi untuk pengembangan IFRSM Dr.Yap Yogyakarta dengan dilakukan uji Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Analisis kepuasan pasien rawat jalan: Harapan pasien terhadap kinerja karyawan IFRS lebih tinggi sehingga timbul gap negatif pada tiap-tiap dimensi. Nilai gap pada dimensi pelayanan tertinggi hingga terendah berturut-turut responsiveness (-0,74), assurance (-0,62), empathy (-0,60), reliability (-0,51), dan tangibles (-0,32). Berdasarkan analisis SWOT, IFRSM Dr. Yap Yogyakarta mempunyai peluang yang lebih besar (1,54) dibandingkan ancaman (1,06) dan mempunyai kekuatan (1,77) yang lebih besar dibandingkan kelemahan (1,18) yang artinya IFRSM Dr.Yap Yogyakarta dapat memenuhi harapan-harapan pasien. Strategi alternatif yang diambil IFRSM Dr.Yap Yogyakarta adalah melaksanakan penambahan program-program IFRS yang terkait dengan kesehatan mata, pengembangan SDM baik dari segi kualitas maupun kuantitas, dan penyempurnaan kebijakan mengenai pengembangan SDM IFRS.
Pola Penggunaan Obat pada Pasien Sirosis Hati di Instalasi Rawat Inap Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Septina Virgonita; Abdul Karim Zulkarnain
Majalah Farmaseutik Vol 8, No 3 (2012)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.722 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v8i3.24078

Abstract

Sirosis hati merupakan penyakit yang sulit dikendalikan karena biasanya penderita sirosis hati mengalami malnutrisi akibat nutrisi yang tidak adekuat, dimana kemampuan pasien untuk menerima makanan berkurang serta pembatasan-pembatasan lain yang diberikan kepadanya, sehingga mempercepat memburuknya kondisi pasien sehingga timbul bermacam-macam komplikasi. Penelitian tentang Pola Penggunaan Obat pada Pasien Sirosis Hati telah dilakukan di Instalasi Rawat Inap Bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2004. Penelitian ini dikerjakan mengikuti rancangan diskriptif non analitik dengan pengumpulan data secara retrospektif. Bahan penelitian yang digunakan adalah catatan medik. Data yang diperoleh adalah jenis kelamin, umur, dan diagnosa. Dari penelusuran data diperoleh 248 kasus dengan diagnosis sirosis hati. Jumlah kasus yang diperoleh setelah dilakukan sampling adalah 69. Jumlah inilah yang kemudian didata untuk dilihat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat pada pasien sirosis hati di RS Dr. Sardjito selama tahun 2004 sebagai berikut, persentase hepatoprotektif sebesar 37,5 %, persentase suplemen sebesar 62,5 %, dan persentase diet hati sebesar 100 %
SITOTOXICITY OF COMPOUND ISOLATED FROM THE LEAVES OF TITHONIA DIVERSIFOLIA (HEMSLEY) A.GRAY) AGAINST T47D, MCF-7 AND EVSA-T CELLS Arfian Bela Mahardika; Subagus Wahyuono; Mae Sri Hartanti Wahyuningsih
Majalah Farmaseutik Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.272 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v12i2.26455

Abstract

Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) is one of the plants that are traditionally used to treat various diseases. The previous studies using Bioassay Guided Isolation methods has obtained the active compound (MTT, HeLa cells; IC50 9.776 g / mL). The cytotoxic effects of active compounds against breast cancer cells is unknown. This study aims to determine the cytotoxicity of theactive compound isolated from the leaves of T. diversifolia on breast cancer cells (T47D; MCF-7 and EVSA-T). The isolated compounds from T. diversifolia tested their cytotoxicity against breast cancer cells (T47D, MCF-7 and EVSA-T), using MTT method with a series of concentration of 0.39 to 50 ug/mL. Each concentration of the group performed triplicate and calculated the percentage of cell growth inhibition with probit analysis to calculate the IC50 value. The test results showed that the active compound have a cytotoxic effect on T47D, MCF-7 and EVSA-T cells with IC50 values are respectively (2.44; 4.697; 3.522) ug/mL, so this compound potential to be developed as an anticancer agent, especially breastcancer
EVALUASI PENGELOLAAN OBAT TAHUN 2005 DI DINAS KESEHATAN X Satibi Satibi; Yeti Wahyuni
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 2 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.897 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i2.24038

Abstract

Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen dinas kesehatan yang penting karena akibat pengelolaan yang buruk akan memberikan dampak negatif terhadap mutu pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan obat di Dinas Kesehatan kota X berdasarkan indikator pengelolaan yang ditetapkan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar evaluasi bagi pengelolaan obat untuk meningkatkan mutu pelayanan. Penelitian ini merupakan diskriptif-evaluatif. Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan secara retrospektif dari data indikator perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan dan penggunaan. Sampel diambil berdasarkan 10 macam penyakit terbanyak di Dinas Kesehatan Kota X dan data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan jenis obat dan jumlah obat secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengadaan obat di Dinas Kesehatan kota X baik tetapi kurang efektif dengan melihat hasil ketepatan perencanaan sangat kecil yaitu 8,96% sedangkan ketidaktepatan perencanaan yang disebabkan obat lebih 65,67%; obat kurang 25,37%, Alokasi dana pengadaan 100%, Persentase alokasi dana pengadaan 9,71%, Tingkat kecukupan obat tapi berlebih 74,63%; yang tidak cukup 25,37% dan kecocokan stok dengan jumlah obat 91,05% yang tidak cocok 8,95%; untuk ketepatan waktu pengiriman LPLPO diperoleh 50%.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI NANOPARTIKEL SEBAGAI SISTEM PENGHANTARAN OBAT Ronny Martien; Adhyatmika Adhyatmika; Iramie D. K. Irianto; Verda Farida; Dian Purwita Sari
Majalah Farmaseutik Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.189 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v8i1.24067

Abstract

Teknologi nanopartikel saat ini telah menjadi tren baru dalam pengembangan sistem penghantaran obat. Partikel atau globul pada skala nanometer memiliki sifat fisik yang khas dibandingkan dengan partikel pada ukuran yang lebih besar terutama dalam meningkatkan kualitas penghantaran senyawa obat. Kelebihan lain dari teknologi nanopartikel adalah keterbukaannya untuk dikombinasikan dengan teknologi lain, sehingga membuka peluang untuk dihasilkan sistem penghantaran yang lebih sempurna. Keterbukaan lain dari teknologi nanopartikel adalah kemampuannya untuk dikonjugasikan dengan berbagai molekul pendukung tambahan, sehingga menghasilkan sebuah sistem baru dengan spesifikasi yang lebih lengkap. Namun, sifat umum nanopartikel yang berlaku pada berbagai jaringan maupun organ di dalam tubuh adalah sifat fisik nanopartikel yang relatif lebih mudah menembus berbagai pembatas biologis, sehingga menjadi kurang spesifik jika digunakan dengan tujuan aplikasi khusus. Oleh karena itu, molekul yang dikonjugasikan pada nanopartikel secara umum dimanfaatkan sebagai molekul pentarget untuk meningkatkan selektivitas dari sistem nanopartikel secara keseluruhan. Review ini membahas perkembangan beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasikan selama kurun waktu beberapa tahun terakhir dalam usaha pengembangan nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat. Beberapa topik khusus akan dipaparkan dalam review ini yaitu penggunaan biopolimer dalam sistem nanopartikel, modifikasi sistem nanopartikel pada penerapan penghantaran obat tertarget, serta nanoliposom dan nanoemulsi.
OPTIMASI FORMULA SEDIAAN LIPSTIK EKSTRAK ETANOLIK UMBI UBI JALAR UNGU (IPOMOEA BATATAS L.) DENGAN KOMBINASI BASIS CARNAUBA WAX DAN PARAFFIN WAX MENGGUNAKAN METODE SLD (SIMPLEX LATTICE DESIGN) Yogaswara Tawang Gumbara; Mimiek Murrukmihadi; Sri Mulyani
Majalah Farmaseutik Vol 11, No 3 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.425 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v11i3.24125

Abstract

Sifat fisik lipstik ditentukan dari basis waxes. Waxes yang sering digunakan pada pembuatan lipstik yaitu paraffin wax dan carnauba wax. Paraffin wax harus dikombinasikan dengan wax lain agar tidak menjadikan lipstik rapuh. Ekstrak etanolik umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) mengandung antosianin yang berpotensi sebagai zat warna alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi komposisi paraffin wax dan carnauba wax yang memberikan formula optimum dan mengetahui sifat fisiknya. Serbuk kering umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) diekstraksi dengan etanol 96% dalam suasana asam, dikentalkan, kemudian diidentifikasi senyawa antosianin. Delapan formula lipstik menggunakan 15% ekstrak dengan variasi basis paraffin wax dan carnauba wax diuji sifat fisisnya meliputi daya kekerasan, daya lekat, titik leleh, uji pH, dan hedonik. Formula optimum didapatkan dengan metode Simplex Lattice Design. Hasil dianalisis dengan software Design Expert 9.0.3.1. Verifikasi formula optimum dilakukan dengan menguji sifat fisik yang kemudian dianalisis menggunakan one-sample t-test. Formula optimum sediaan lipstik ekstrak etanolik umbi ubi jalar ungu mengandung carnauba wax sebesar 13,51 % dan paraffin wax sebesar 11,49 % dengan sifat fisisnya yaitu, daya kekerasan sebesar 1466,67 ± 163,299 gram, titik leleh sebesar 67,67 ± 0,516oC, daya lekat sebesar 82,83 ± 7,223 detik, dan memiliki tingkat kesukaan sebesar 70,83 ± 3,764%.
MIKROKAPSULASI NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN MATERIAL PENYALUT METHOCEL E6 PREMIUM LVEP® T.N Saifullah Sulaiman; Asfiratna Asfiratna; Siti Zahliyatul M
Majalah Farmaseutik Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1581.252 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v7i1.24025

Abstract

Mikrokapsulasi merupakan suatu proses pembuatan mikrokapsul dengan menggunakan penyalut yang relatif tipis pada partikel-partikel kecil zat padat, tetesan cairan atau dispersi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pelepasan sediaan mikrokapsul lepas lambat dengan penyalut methocel E6 premium LV EP® dengan berbagai konsentrasi pada pH 7,4. Methocel E6 Premium LV EP® dapat digunakan sebagai penyalut pada proses mikrokapsulasi karena kemampuannya untuk memberikan lapisan tipis yang kohesif dengan inti. Mikrokapsul dibuat dengan cara natrium diklofenak didispersikan ke dalam larutan penyalut dengan perbandingan 1:0,7; 1:0,85 dan 1:1,. Proses mikrokapsulasi dilakukan dengan menggunakan metode spray drying. Mikrokapsul yang diperoleh di uji disolusi dan evaluasi ukuran partikel. Data disolusi dibuat plot kadar obat terdisolusi versus waktu dan akar waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya penambahan penyalut methocel E6 premium LV EP® dengan variasi konsentrasi pada masing-masing formula mempengaruhi kecepatan pelepasan obat. Semakin besar konsentrasi penyalut yang ditambahkan maka kecepatan pelepasan obat akan semakin kecil.
UJI SPF IN VITRO DAN SIFAT FISIK BEBERAPA PRODUK TABIR SURYA YANG BEREDAR DI PASARAN Wiweka Adi Pratama; Abdul Karim Zulkarnain
Majalah Farmaseutik Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.375 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v11i1.24116

Abstract

Produk kosmetik yang dipasarkan seharusnya memiliki efikasi sesuai persyaratan kualitas yang telah ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu, penentuan efikasi sediaan tabir surya sangat penting untuk melihat kepatuhan produsen kosmetik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian SPF dari lima produk tabir surya yang beredar di pasaran dan mengetahui sifat fisik (daya lekat dan daya sebar) dari lima produk tabir surya yang didapatkan di pasaran. Sampel diuji dengan metode in vitro dengan spektrofotometer UV-Vis, tiap 5 nm dari panjang gelombang 290 nm - 320 nm diukur absorbansinya dan dilakukan tiga kali penentuan, selanjutnya dianalisis dengan persamaan Mansur. Berdasarkan uji daya lekat, maka sediaan lotion dari yang memiliki daya lekat paling lama adalah produk A, diikuti oleh produk E. Urutan sediaan krim yang memiliki daya lekat paling lama yaitu produk B, diikuti oleh produk C dan D. Hasil uji daya sebar, sediaan lotion yang memiliki daya sebar paling besar yaitu produk E, diikuti oleh A. Sediaan krim yang memiliki daya sebar paling besar adalah produk B, diikuti oleh produk C dan D. Produk B, produk C dan produk E memiliki nilai SPF yang mendekati nilai SPF labelnya. Produk A dan D menghasilkan nilai SPF di atas nilai SPF labelnya.
EVALUASI RESPON PENGOBATAN MALARIA DI RSUD SUMBAWA PERIODE JANUARI-APRIL 2011 Tri Widiastuti; Mustofa Mustofa; A.M. Wara Kusharwanti
Majalah Farmaseutik Vol 7, No 3 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.464 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v7i3.24057

Abstract

Depkes RI telah menerbitkan Standard Pengobatan Malaria yang dapat digunakan sebagai acuan pengobatan malaria di Puskesmas ataupun RS di Indonesia. Perlu dilakukan pengamatan di RSUD Sumbawa apakah pengobatan yang telah diberikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan serta hasil pengobatan malaria umumnya belum dilakukan evaluasi secara berkala. Penelitian observasional yang dilakukan dengan rancangan studi deskriptif evaluatif melalui penelusuran data secara prospektif terhadap rekam medik serta mengikuti perkembangan pasien malaria sampai hari ke-28. Respon pengobatan dari 60 pasien telah sesuai dengan standar Depkes RI. Sebanyak 50 pasien malaria vivax diterapi (klorokuin + primakuin) menghasilkan respon klinis ACPR 47 pasien (94%), ETF 1 pasien (3,33%) dan LPF 2 pasien (4%). Ada 1 pasien malaria vivax diterapi dengan kinin + primakuin menghasilkan respon ACPR. Penderita yang mengalami malaria falciparum sebanyak 7 pasien. Ada 5 pasien malaria falciparum diterapi dengan (sulfadoksin-pirimetamin) + primakuin menghasilkan respon klinik ACPR 4 pasien (80%), LPF 1 pasien (20%). Ada 2 pasien malaria falciparum yang diterapi kina + primakuin menghasilkan respon ACPR. Terdapat 2 pasien malaria mix diterapi dengan ACT (artesunat + amodiakuin) + primakuin menghasilkan respon klinik ACPR. Penggunaan antimalaria di RSUD Sumbawa periode Januari-Maret 2011 sesuai standar dari Depkes. Evaluasi respon pengobatan klorokuin, kina, sulfadoksin-pirimetamin, arsuamoon (artesunat-amodiakuin) kombinasi primakuin menghasilkan ACPR : 93,33%, LPF : 5%, dan ETF : 1,67%.
UJI DISOLUSI TERBANDING TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA GENERIK BERLOGO DAN BERMEREK Devia Permata Sari; T.N. Saifullah Sulaiman; Okti Ratna Mafruhah
Majalah Farmaseutik Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.702 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v9i1.24106

Abstract

Metformin hidroklorida adalah obat antidiabetes yang digunakan untuk pengelolaan diabetes mellitus tidak tergantung insulin. Metformin hidroklorida mempunyai sifat kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi mempunyai permeabilitas yang rendah (BCS kelas III) sehingga perlu dilakukan uji ekivalensi in vitro (uji disolusi terbanding) dan in vivo. Perbedaan bahan tambahan dan proses produksi masing-masing pabrik dapat menyebabkan perbedaan kualitas tablet metformin hidroklorida yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan profil disolusi berbagai tablet metformin hidroklorida generik berlogo dan bermerek. Uji disolusi dilakukan sesuai USP 35-NF 30 yaitu dengan media buffer phospat pH 6,8 pada suhu 37 ± 0,5ºC, menggunakan alat uji tipe 2 dengan kecepatan putar 50 rpm. Penentuan kadar terdisolusi tablet metformin hidroklorida menggunakan alat spektrofotometer UV pada panjang gelombang 233 nm. Parameter yang diamati adalah nilai Q30, DE dan similarity factor (f2). Hasil analisis secara statistik menunjukkan tidak adanya kemiripan profil disolusi antar produk generik berlogo dan bermerek dengan inovator dan antar produk generik berlogo dengan produk generik bermerek, namun terdapat kemiripan profil disolusi antar produk generik berlogo dengan generik bermerek yang berasal dari pabrik yang sama.

Page 3 of 48 | Total Record : 477