cover
Contact Name
Rina Setiana
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.keperawatan@ui.ac.id
Editorial Address
Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 14104490     EISSN : 23549203     DOI : https://doi.org/10.7454/jki
Core Subject : Health,
Focus and Scope Jurnal Keperawatan Indonesia (JKI, or Nursing Journal of Indonesia) contributes to the dissemination of information related to nursing research and evidence-based study on urban nursing issues in low-middle income countries. The scope of this journal is broadly multi-perspective in nursing areas such as Nursing Education, Clinical Practice, Community Health Care, Management and Health System, Health Informatics, and Transcultural Nursing, with a focus on urban nursing issues in low-middle income countries. JKI is committed to communicating and being open to the discussion of ideas, facts, and issues related to health across a wide range of disciplines. The journal accepts original research articles, synthesized literature, and best practice reports or case reports that use the quantitative, qualitative, or mixed-method approach. JKI adheres to journalistic standards that require transparency of real and potential conflicts of interest that authors and editors may have. It follows publishing standards set by the International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE), the World Association of Medical Editors (WAME), and the Committee on Publication Ethics (COPE). Letters and commentaries about our published articles are welcome. All submitted contributions will undergo a blind peer-review process according to appropriate criteria.
Articles 640 Documents
Manajemen Informasi tentang Perencanaan Pemulangan Pasien (Discharge Planning) untuk anak yang dirawat dengan Bronchopneumonia Yupi Supartini
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 5 No 1 (2001): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v5i1.105

Abstract

Informasi dalam keperawatan semakin dirasakan pentingnya, baik dalam penyusunan rencana strategis, pengambilan keputusan maupun dalam menilai efektifitas dan efesiensi dari pelayanan keperawatan. Salah satu contoh manajemen informasi yang akan dikemukan adalah tentang kebutuhan anak yang dirawat dengan Bronchopneumonia pada setiap tahapan discharge planning (rencana pemulangan pasien). Tahapan yang satu meyediakan informasi penting, dan sangat menetukkan pada tahapan selanjutnya. Semua data yang didapatkan pada fase akut yang dilaksanakan di klinik anak dan atau di ruang gawat darurat, diproses oleh tim kesehatan dengan menggunakan pengetahuan dasar dan membandingkannya (comparing system) dengan data dasar keperawatan dan pengetahauan kedokteran, fisiologi, patofisiolohi, sosiologi, psikologi, dan farmakolohi. Dengan demikian akan didapat informasi tentang masalah anak tersebut dan kebutuhan pada fase berikutnya yaitu fase transisi yang dijalankan di ruang rawat. Demikian pula proses manajemen informasi dari fase transisi yang dilakukan di ruang rawat akan sangat menentukan langka selanjutnya yaitu perawatan lanjutan di rumah/di masyarakat. Mengingat kegiatan penyusunan rencana pemulangan pasien pada anak yang dirawat dengan BP melibatkan tim multidisiplin, maka penting adanya seorang coordinator yang dapat mengatur kegiatan dari setiap anggota tim, sehingga tujuan dari rencana pemulangan pasien dapat dicapai dengan optimal. Perawat adalah orang yang paling tepat sebagai coordinator penyusunan rencana pemulangan pasien, karena berada di dekta pasien selama 24 jam, memahami segala kebutuhan pasien dengan baik, dan memungkinkan untuk dapat memfasilitasi peran dari setiap anggota tim untuk mengelola informasi rencana pemulangan pasien bagian anak yang dirawat dengan BP. It has been discussed that information in nursing becomes important in making a strategic planning. Decision making or evaluating the affectivity an the efficiency of the nursing service. One of the example of Information Management that would be describe is the children’s need who are hospitalized with Bronchopneumonia in every step of Discharge Planning. Each step provides the essential information, which could determine the next step. All the data which have been gained in the acute phase at the out patient department and/ or at the emergency department are processed by using the knowledge base, compare it with the data base of nursing, medical knowledge, physiology, patophysiology, sociology, psychology and pharmacology. As the outcome from this process, the information about the child’s problems and their needs in the transitional step will be gained. It is also occur on the management information at the transitional step in the ward, it will determine the following step as the preparation for discharge planning. Discharge Planning for the child to have a coordinator, because he/she is in the ward 24 hours and understand the patients’ condition and their needs well. He/she also could facilitate the role of each member of Discharge Planning team, to manage the information about Discharge Planning for a child with Broncho Pneumonia.
Peningkatan Keselamatan Diri Perawat melalui Optimalisasi Fungsi Manajemen Mayanti Mahdarsari; Hanny Handiyani; Hening Pujasari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 19 No 3 (2016): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v19i3.472

Abstract

Indikator mutu pelayanan dinilai dari perilaku tenaga kesehatan khususnya perawat dalam menjaga keselamatan dirinya. Budaya organisasi, komunikasi antar perawat, pengendalian, dan hubungan tim serta pelatihan yang kurang  dapat memengaruhi perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri. Jika keselamatan dan kesehatan perawat tidak diperhatikan akan terjadi peningkatan absensi, ketidakpuasan bekerja, produktifitas dan konsentrasi perawat dalam bekerja menurun. Penelitian bertujuan mengidentifikasi determinan perilaku perawat dalam menjaga keselamatan dirimenggunakan metode analitik korelatif pada 105 perawat pelaksana di rumah sakit dengan metode accidental sampling. Alat ukur menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan independent t test dan uji chi-square. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam menjaga keselamatan diri:budaya organisasi (p= 0,004; CI = 1,831-38,404), komunikasi (p=0,003; CI = 1,776-14,845), pengendalian (p=0,012; CI = 1,457-14,790), hubungan tim (p=0,016; CI= 1,337- 9,035), serta pelatihan (p=0,014; CI =1,365 – 8,924). Hasil ini dapat menjadi dasar bagi rumah sakit untuk meningkatkan perilaku perawat menjaga keselamatan diri. Abstract Improving Nurses Safety through Organization Culture, Communication, Controlling Function, Team Relationships and Training. Indicators of service quality assessed from the behavior of health personnels in maintaining their safety. Organizational culture, communication between nurses, controlling function, team relationshipst hat are less and less training can influence the behavior of nurses in maintaining personal safety. If the safety and health of nurses are not considered to be an increase in attendance, unsatisfactory work, productivity and concentration of nurses in work declined. This study aimed to identify the determinants of nursing behavior in maintaining personal safety by using correlative analytic methods to 105 nurses at hospital with accidental sampling method. Data collected from questionnaires and observation sheets were analyzed using independent t test and chi-square test. Factors that influenced nurses’ behavior in maintaining personal safety were organizational culture (p = 0,004 ; CI = 1,831-38,404), communication (p= 0,003 ; CI = 1,776-14,845), controlling function (p= 0,012 ; CI = 1,457-14,790), team relationships ( p= 0,016 ; CI = 1,337-9,035), and training (p= 0,014 ; CI = 1,365-8,924). These results can be the basis for hospitals to improve the behavior of the nurses keep personal safety. Keywords: behavior, determinants, nurse, safety.
Pengalaman Klien Diabetes Melitus Tipe 2 Pasca Amputasi Mayor Ekstremitas Bawah Yeni Agustin; Elly Nurachmah; I Made Kariasa
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 16 No 2 (2013): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v16i2.9

Abstract

Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan kurangnya sekresi insulin, resistensi insulin, atau keduanya. Kondisi hiperglikemia kronis dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang salah satunya adalah kaki diabetik yang menjadi penyebab utama dilakukannya amputasi pada klien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil analisis data menghasilkan enam tema, yaitu: perubahan dalam kehidupan setelah amputasi, respon atau perasaan terkait amputasi, mekanisme koping, dukungan sosial yang diterima, makna hidup, dan pelayanan kesehatan yang diterima. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan melalui peningkatan dukungan rehabilitasi secara fisik, psikososial, dan spiritual pada klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN SEJAHTERA Enie Novieastari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 7 No 2 (2003): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v7i2.137

Abstract

AbstrakPelayanan kesehatan yang berorientasi pada promosi atau peningkatan status kesehatan klien harus dikembangkan untuk menuju Indonesia Sehat 2010. Hal ini juga sejalan dengan perubahan paradigma di bidang kesehatan dari paradigma sakit kepada paradigm sehat. Salah satu upaya di bidang keperawatan adalah melalui perubahan orientasi dari pemberian asuhan keperawatan yang berorientasi kepada masalah menjadi pemberian asuhan yang berorientasi pada kemampuan dan kekuatan klien. Salah satu upaya itu ditunjukkan dengan perumusan atau penegakan diagnosa keperawatan sejahtera yang merupakan salah satu bentuk diagnosa keperawatan yang perlu dikembangkan. Penulisan diagnosa sejahtera ini dapat dilakukan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan menuntut perubahan perilaku perawat dari yang berorientasi pada upaya penyembuhan kepada upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan klien. AbstractHealth care services shoud be directed to health promotion measures in order to achieve the Healthy Indonesia 2010. This is in line with the changing of our health paradigm from illness to wellness. One of the nursing action is improving the orientation of nursing care from problem-oriented nursing care to client’s strength orientation. Developing wellness nursing diagnosis is believed as one of the nursing action to be improved in the future. Writing wellness diagnosis could be conduct in every health care facilities both clinical or community settings. It demanded the nurses to change their attitude in order to change their orientation to improve the client health and wellness.
Penurunan Risiko Kambuh dan Lama Rawat Pada Klien Stroke Iskemik Melalui Rencana Pemulangan Terstruktur Uke Pemila; Ratna Sitorus; Sutanto Priyo Hastono
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 13 No 3 (2010): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v13i3.251

Abstract

AbstrakPenelitian tentang pengaruh rencana pemulangan terstruktur klien stroke iskemik dalam menurunkan faktor risiko kekambuhan, lama rawat, dan peningkatan status fungsional telah dilakukan di sebuah RS di Bukittinggi. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan sampel 43 orang (20 kelompok intervensi dan 23 kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan faktor risiko kekambuhan (p= 0,00; α= 0,05 ), lama rawat (p= 0,02; α= 0,05) antara kelompok intervensi dan kelompok control setelah diberikan rencana pemulangan, namun belum dapat mengubah status fungsional klien (penilaian Barthel Index). Rencana pemulangan terstruktur pada klien stroke iskemik dapat menurunkan faktor risiko kekambuhan dan lama rawat. Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam penatalaksanaan stroke iskemik di rumah sakit maupun di rumah (home care). Penelitian lanjut perlu dilakukan untuk mengkaji pengaruh sistem dukungan klien dalam upaya mencegah kekambuhan, komplikasi, dan meminimalkan kecacatan pada klien stroke. AbstractA research to examine the effect of structured discharge planning for the ischemic stroke patients in decreasing the recurrence risk factors and length of stay, and improving functional status has been conducted in a hospital in Bukittinggi. This quasiexperimental research included 43 subjects (20 subjects as the intervention group and 23 subjects as the control group). The findings of the study demonstrated that there is difference in recurrence risk factors (p= 0.00, α= 0,05 ) and length of stay (p= 0,02; α =0,05) but no difference in functional status (measured by Barthel Index) between two groups. This finding showed that structured discharge planning has significant effect to reduce recurrence of risk factors and length of stay of the ischemic stroke patients. This study can be an evidence to be incorporated in the ischemic stroke nursing care in the hospital as well as home care. Further, it is recommended to examine the patien’s support system on reducing stroke recurrence, complication, and disability.
REGULASI DIRI PADA PENYAKIT KRONIS - SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS : KAJIAN LITERATUR Atikah Fatmawati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v21i1.542

Abstract

AbstrakPenyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah salah satu penyakit yang terkait dengan sistem imun. Penyakit SLE masih tergolong penyakit yang awam di Indonesia. Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya kasus SLE di Indonesia, antara lain belum terpenuhinya kebutuhan pasien dan keluarganya tentang informasi, pendidikan, dan dukungan yang terkait dengan SLE. Hal ini diperlukan agar pasien mudah dalam penanganan penyakit terkait. Artikel dikumpulkan melalui database elektronik CINAHL, ScienceDirect, dan Proquest menggunakan kata kunci manajemen diri, sistemik lupus erythemathosus, kelelahan, dan depresi. Kriteria inklusi adalah penelitian terhadap jurnal yang diterbitkan pada periode antara tahun 2008-2017. Upaya mengurangi efek negatif penyakit kronis mutlak diperlukan. Salah satunya adalah penerapan program manajemen diri pada pasien SLE. Telah terbukti bahwa penerapan manajemen diri memiliki efek dalam mengurangi kelelahan dan depresi, dan meningkatkan keterampilan mengatasi dan efikasi diri. Pengetahuan dan pemahaman tentang program keperawatan yang relevan dalam pengelolaan penyakit kronis harus dikembangkan dalam lingkup praktik dan penelitian. Oleh karena itu, partisipasi aktif pasien dan keluarga merupakan komponen penting dalam keberhasilan program pengobatan. Kata kunci : depresi, kelelahan, manajemen diri, regulasi diri, dan sistemik lupus erythemathosus Abstract  Self Regulation in Chronic Illness - Systemic Lupus Erythematosus: Literature Review. Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is one of the diseases that associated with immune system. SLE is still classified as a disease that lay in Indonesia. Many factors that cause this disease are not detected, one of which has not fulfilled the needs of patients and family of information, education, and support that is associated with SLE. This is necessary to enable the patient in self-management related illness. Articles were collected through electronic databases CINAHL, Science Direct, and ProQuest using keywords self-management, systemic lupus erythematosus, fatigue, and depression. The inclusion criteria were studies to journals published in the period between the years 2008-2017. Efforts to reduce the negative effects of chronic disease is absolutely necessary. One is the application of self-management program in patients with SLE. It has been proven that the application has an effect in reducing fatigue and depression, and increasing coping skills and self-efficacy. Knowledge and understanding of relevant nursing programs in chronic disease self-management should be developed within the scope of practice and research. So that the active participation of the patient and family is an important component in the success of a treatment program. Keywords : depression,  fatigue, self management, self regulation, and systemic lupus erythemathos
Efektifitas Metode NIHSS dan ESS Dalam Membuat Diagnosa Keperawatan Aktual Pada Pasien Stroke Berat Fase Akut Dedi Damhudi; Dewi Irawaty; Rr. Tutik Sri Hariyati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v15i1.41

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektifitas pengkajian metode NIHSS dan ESS dalam membuat diagnosa keperawatanaktual pada pasien stroke berat fase akut di RSUP X Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen post-test onlydesign (the one shot case study) dengan purposive sampling melibatkan 18 responden. Hasil menunjukkan hubungan sangatkuat berpola positif (r= 0,904) pada nilai NIHSS dan berpola negatif (r= -0,912) pada nilai ESS (p= 1,000; α= 0,05). Tidak adaperbedaan efektifitas penggunaan metode NIHSS dan ESS terhadap pembuatan diagnosa keperawatan yang aktual pada pasienstroke berat fase akut. Sebagai seorang perawat di ruang unit stroke sangatlah penting untuk menguasai pengkajian metode inidalam rangka meningkatkan mutu asuhan keperawatan sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien.
VALIDASI RUMUS TAKSIRAN BERAT JANIN (TBJ) UNTUK PREDIKSI BERAT BADAN LAHIR BERDASARKAN TINGGI FUNDUS UTERUS IBU HAMIL Dewi Gayatri; Yati Afiyanti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 10 No 1 (2006): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v10i1.169

Abstract

AbstrakKetersediaan fasilitas dan sarana pelayanan pemeriksaan ultrasonografi di rumah sakit masih terbatas. Hal ini berarti diperlukan suatu cara alternatif untuk memantau pertumbuhan berat janin jika fasilitas USG tidak tersedia. Salah satu cara yang mudah dan sederhana untuk memperkirakan berat janin adalah mengukur Tinggi Fundus Uteri (TFU). Studi ini menguji validitas penggunaan rumus TBJ Gayanti dalam memprediksi berat badan lahir berdasarkan tinggi fundus uteri ibu hamil. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah potong lintang dimana pengambilan data dilakukan satu kali pengukuran yang dilakukan sesaat sebelum melahirkan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa rumus TBJ dapat dipakai untuk memprediksi berat badan lahir. Setelah dianalisis lebih lanjut, diketahui bahwa korelasi antara rumus TBJ dengan berat lahir aktual sebesar 0,793, hasil yang sama ditemukan antara rumus Modifikasi Niswander dengan berat lahir aktual. Hasil korelasi ini bermakna pada alpha 5%. Ditemukan bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara hasil prediksi dengan memakai rumus baik TBJ maupun Modifikasi Niswander dengan berat lahir aktual namun bila ditinjau dari kemudahan penggunaan rumus maka rumus TBJ lebih mudah diingat dibandingkan dengan rumus Modifikasi Niswander. Rekomendasi untuk penelitian berikutnya perlu dilakukan validasi terhadap rumus TBJ dengan menggunakan desain, jumlah sampel dan teknik penarikan yang lebih baik untuk meningkatkan validitas dan reliabitas hasil penelitian sehingga hasil yang diperoleh dapat digeneralisir untuk populasi Indonesia. AbstractAvailability of USG facility is still limited at hospital. It is necessary the alternative way on monitoring fetal birth weight, however, the USG is not available. Measurement height of the fundus is the simple way in estimating the fetal birth weight. This study was to examine the validity of using estimated fetal birth weight in predicting fetal birth weight that based on height of fundus. The design of this study was a cross-sectional. The collection of data was carry out in one way measurement while before the birth of baby. Generally, it can be concluded that TBJ rule can be used to predict the fetal birth weight. The result of the study revealed that there is the significant correlation between the prediction using TBJ and the Niswander’s modified rules (p = 0.793, = 0.05). However, TBJ rule is easier to be reminded than the Niswander’s rule. For further study, it is recommended to validate TBJ rule using better design, number of sample, and data collection. It is important to increase validity and reliability of the result study so that this result study can be generalized for all Indonesian population
Perbedaan Kejadian Stres Pasca Trauma pada Ibu Post Partum dengan Seksio Sesaria Emergenci, Partus Pervagina dengan Vakum, dan Partus Spontan Dina Yusdiana
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 14 No 3 (2011): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v14i3.311

Abstract

AbstrakStres pasca trauma merupakan gangguan psikologis pada ibu pasca melahirkan yang disebabkan oleh stressor selama prapersalinan maupun proses persalinan baik partus dengan seksio sesaria, per vagina dengan alat vakum, dan spontan. Penelitianini adalah penelitian survei observasional dengan pendekatan cross sectional study untuk mengetahui perbedaan kejadian strespasca trauma pada ibu post partum dengan seksio sesaria, partus pervagina dengan alat vakum, dan partus spontan di RS XMedan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post partum berjumlah 1.317 ibu dan sampel 90 ibu. Hasil penelitian denganuji T - Independent Test menunjukkan terdapat perbedaan stres pasca persalinan pada masing-masing cara partus (p= 0,018;α= 0,05). Disarankan perlu dilakukan konseling terhadap ibu sebelum persalinan, peningkatan pendidikan kesehatan, dankonseling pasca persalinan.Kata Kunci: stres pasca trauma, seksio sesaria, vakum, spontanAbstractPost-trauma stress is psychological problem on post-partum mother caused by stressor during pre excess labor and laborprocess whether partus with secsio caesaria, pervagina with vacuum, and spontaneous. This study is an observational surveyresearch with cross sectional study to find out the differences between post trauma stress incident on post-partum mothers withsecsio caesaria, partus pervagina with vacuum, and spontaneous partus in X General Hospital Medan. Population in thisresearch is 1317 post partum mothers and the sample is 90 mothers. Results of research used T Independent test showed thedifferences post-labor stress among three kinds of childbirth (p= 0.018; α= 0.05). It is recommended to give counseling tomother before labor, increased health education, and psychological counseling
Analisis Fenomenologi Tantang Pengalaman Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Avian Influenza Sri Yona; Astuti Yuni Nursasi
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 1 (2008): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i1.192

Abstract

AbstrakPerawat adalah tenaga kesehatan yang paling sering kontak dengan pasien. Ketakutan akan tertular penyakit dalam merawat pasien dengan penyakit yang mudah menular, dapat melahirkan sikap dan perilaku perawat yang tidak profesional dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Penelitian fenomenologi ini bertujuan mengidentifikasi pengalaman perawat selama merawat pasien dengan Avian Influenza. Data kualitatif yang diperoleh melalui wawancara mendalam pada tujuh perawat di sebuah rumah sakit di Jakarta. Hasil penelitian menemukan empat tema utama yaitu pengetahuan tentang AI yang minimal, profesionalisme yang tinggi, perasaan merawat pasien, serta upaya mencegah penularan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perlunya pelatihan mengenai Avian Influenza dengan menggunakan pendekatan keperawatan. AbstractNurse is the only health team member in the hospital who always contact intensively with the patient. Fear of getting infection from patient can create negative perception and attitude which will influence the way nurse perform nursing care to the patient. This is important to assess what nurse perception in caring for infectious patiens, such as Avian Influenza (AI) patients. A Phenomenology study was carried out to identify the experience of nurses in taking care patient with Avian Influenza. The purpose of the study was to identify the experience of nurses in taking care patients with Avian Influenza. The participants were seven nurses who work at a hospital in Jakarta. Data was collected by the in-depth interview. The major themes revealed in this study were: inadequate knowledge about Avian Influeza, highly prefessional nurses, feeling when caring for patient, way in preventing AI transmission. In conclusion, there is a need to conduct additional training about Avian Influenza in the context of nursing care approach.

Page 10 of 64 | Total Record : 640


Filter by Year

1997 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No 3 (2025): November Vol 28 No 2 (2025): July Vol 28 No 1 (2025): March Vol 27 No 3 (2024): November Vol 27 No 2 (2024): July Vol 27 No 1 (2024): March Vol 26 No 3 (2023): November Vol 26 No 2 (2023): July Vol 26 No 1 (2023): March Vol 25 No 3 (2022): November Vol 25 No 2 (2022): July Vol 25, No 1 (2022): March Vol 25 No 1 (2022): March Vol 24, No 3 (2021): November Vol 24 No 3 (2021): November Vol 24, No 2 (2021): July Vol 24 No 2 (2021): July Vol 24 No 1 (2021): March Vol 24, No 1 (2021): March Vol 23 No 3 (2020): November Vol 23, No 3 (2020): November Vol 23 No 2 (2020): July Vol 23, No 2 (2020): July Vol 23, No 1 (2020): March Vol 23 No 1 (2020): March Vol 22 No 3 (2019): November Vol 22, No 3 (2019): November Vol 22 No 2 (2019): July Vol 22, No 2 (2019): July Vol 22, No 1 (2019): March Vol 22 No 1 (2019): March Vol 21 No 3 (2018): November 2018 Vol 21 No 2 (2018): Juli Vol 21 No 1 (2018): Maret Vol 20 No 3 (2017): November Vol 20 No 2 (2017): Juli Vol 20 No 1 (2017): Maret Vol 19 No 3 (2016): November Vol 19 No 2 (2016): Juli Vol 19 No 1 (2016): Maret Vol 18 No 3 (2015): November Vol 18 No 2 (2015): Juli Vol 18 No 1 (2015): Maret Vol 17 No 3 (2014): November Vol 17 No 2 (2014): Juli Vol 17 No 1 (2014): Maret Vol 16 No 3 (2013): November Vol 16 No 2 (2013): Juli Vol 16 No 1 (2013): Maret Vol 15 No 3 (2012): November Vol 15 No 2 (2012): Juli Vol 15 No 1 (2012): Maret Vol 14 No 3 (2011): November Vol 14 No 2 (2011): Juli Vol 14 No 1 (2011): Maret Vol 13 No 3 (2010): November Vol 13 No 2 (2010): Juli Vol 13 No 1 (2010): Maret Vol 12 No 3 (2008): November Vol 12 No 2 (2008): Juli Vol 12 No 1 (2008): Maret Vol 11 No 2 (2007): September Vol 11 No 1 (2007): Maret Vol 10 No 2 (2006): September Vol 10 No 1 (2006): Maret Vol 9 No 2 (2005): September Vol 9 No 1 (2005): Maret Vol 8 No 2 (2004): September Vol 8 No 1 (2004): Maret Vol 7 No 2 (2003): September Vol 7 No 1 (2003): Maret Vol 6 No 2 (2002): September Vol 6 No 1 (2002): Maret Vol 5 No 2 (2001): September Vol 5 No 1 (2001): Maret Vol 2 No 8 (1999): Desember Vol 2 No 7 (1999): September Vol 2 No 6 (1999): Mei Vol 2 No 5 (1998): Oktober Vol 1 No 4 (1998): Juli Vol 1 No 3 (1997): Desember Vol 1 No 2 (1997): Juli Vol 1 No 1 (1997): Januari More Issue