cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkriminologi@ui.ac.id
Editorial Address
"Departemen Kriminologi Gedung Nusantara I Lantai 2, FISIP, Universitas Indonesia"
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kriminologi Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 14116332     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 98 Documents
Body Shaming Sebagai Bentuk Kekerasan Yang Dialami Anak Perempuan Bertubuh Kurus (Studi Kasus 3 Siswi SMA Di Jakarta) Tua Maratur Naibaho
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 14, No 2 (2018): November
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai kekerasan dalam bentuk body shaming yang dialami oleh anak perempuan bertubuh kurus. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan meneliti kekerasan yang dialami tiga siswi SMA di Jakarta, Ayu, Mega, dan Rani sebagai anak perempuan bertubuh kurus. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Feminis interseksionalitas dalam kajian kriminologi feminis dan konsep self objectification dalam teori objektifikasi. Penelitian ini menganalisa bagaimana kekerasan terhadap perempuan, dalam bentuk body shaming, dapat dialami oleh anak perempuan bertubuh kurus (dalam kasus ini Ayu, Mega, dan Rani). Dalam hal ini Ayu, Mega, dan Rani didapati memiliki banyak identitas yang menjadi vektor penindasan yang mempengaruhi kekerasan yang mereka alami. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kritis / feminis untuk dapat melihat permasalahan yang dialami perempuan dari sudut pandang dan dunia perempuan. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam, dan data sekunder didapat melalui proses kajian literatur.
Double Victimization Pada Masyarkat Beretnis Tionghoa Bona Ricki Siahaan
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 14, No 2 (2018): November
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap warga negara memiliki kesamaan kedudukan di dalam hukum dan berkehidupan bernegara. Selain itu, setiap warga negara juga berhak atas perlindungan terhadap setiap bentuk diskriminasi ras dan etnis. Namun bentuk-bentuk tindakan yang merugikan atau viktimisasi masih saja di alami oleh mereka yang beretnis minoritas seperti halnya etnis Tionghoa. Melalui pendekatan penelitian kualitatif dengan menambahkan proses survei terhadap mereka yang beretnis Tionghoa di Kota Jakarta menjelaskan bahwa Double victimization yang dirasakan oleh etnis Tinghoa adalah situasi atau keadaan yang membuat seseorang atau sekelompok orang etnis Tionghoa menjadi korban karena sudah diterima sebelum kejadian kejahatan terjadi. Stereotipe dan prasangka menimbulkan unsur kebencian yang dilakukan oleh kelompok lain terhadap etnis tersebut sudah tertanam di setiap benak masyarakat umum. Berdasarkan pada klasifikasi korban menurut Schafer maka etnis Tionghoa di katakan sebagai socially weak victims, yaitu kaum minoritas yang memiliki posisi sosial lemah dalam tatanan masyarakat dan memiliki tendensi yang cukup tinggi untuk menjadi korban ataupun dieksploitasi oleh elemen kejahatan. Stigma and Social Identity yang melekat pada mereka yang eretnis Tionghoa sebagai mana dijelaskan oleh Goffman menciptakan sarana untuk mengelompokkan orang dan atribut pelengkap yang dianggap wajar dan alami bagi setiap anggota kelompok yang pada dasarnya merugikan mereka yang beretnis Tionghoa.
Analisis Kriminologis Terhadap Keselamtan Penerbangan (Studi Pengendalian Sosial Kejahatan pada Air Traffic Controller) Ika Nuryantika
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 14, No 2 (2018): November
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berangkat dari bagaimana pelayanan jasa transportasi udara begitu popular di Indonesia dan bagaimana faktor keselamatan penerbangan menajadi aspek penting yang perlu diperhitungkan dilihat dari sudut pandang Air Traffic Controller. Profesionalisme seorang Air Traffic Controller menjadi bagian dalam usahanya menjaga keselamatan penerbangan namun tak dipungkiri berbagai problema mungkin saja dapat mempengaruhi menurunnya atau tidak profesionalnya seorang Air Traffic Controller dalam mengemban tugas. Hal ini dapat berasal dari dalam diri seorang Air Traffic Controller itu sendiri atau dapat juga berasal dari luar diri atau keadaan di lingkungan sekitar Air Traffic Controller baik ditempat kerja, tempat tinggalnya atau problema lain yang mungkin berpengaruh strategis dalam pengambilan keputusannya sebagai seorang Air Traffic Controller. Selanjutnya penelitian berlanjut pada faktor-faktor apa saja yang membuat seorang Air Traffic Controller tetap profesional dalam berkerja karena berkontribusi dalam keselamatan penerbangan. Dalam mengidentifikasi pengendalian sosial kejahatan oleh Air Traffic Controller perlu dikaji dan dianalisis secara mendalam kendala apa yang mereka temui dan bagaimana mereka mengendalikan situasi tetap pada standar operasional prosedur dan mendukung keselamatan penerbangan sehingga terhindar dari kelalaian dan mengakibatkan kecelakaan penerbangan.
Analisis Etika dalam Pengungkapan Sebuah Kasus: Gambaran dalam Film Erlita Chairanda
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 15, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Etika merupakan studi filsafat yang dapat memiliki keterkaitan erat dengan berbagai bidang, salah satunya dalam sistem peradilan pidana. Kepolisian sebagai salah satu praktisi peradilan seharusnya memiliki karakter moral yang lebih tinggi dari masyarakat. Namun, seorang petugas polisi dapat dihadapkan pada dilema etis tertentu yang dapat membawa mereka pada tindakan yang tidak bermoral dan ilegal, seperti yang ditampilkan dalam film “2014: Siapa di atas Presiden”. Dalam tulisan ini, penulis melakukan analisis pada subkultur dalam kepolisian yang tergambar dalam film tersebut. Adanya solidaritas dan loyalitas yang terbentuk di dalam anggota kepolisian dapat menjadi bagian dari subkultur polisi yang akan menyebabkan perilaku tidak etis petugas polisi, mempengaruhi kinerja polisi, mengurangi kredibilitas kinerja polisi dalam mengungkap suatu kasus kejahatan, dan pada akhirnya menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada kinerja polisi.
Etika dan Peran Kepolisian dalam investigasi Kasus Pembunuhan: Gambaran dalam Film Alif Ramadhan
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 15, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tindakan pembunuhan dalam film “2014” yang dilakukan oleh karakter Bagas Notolegowo yang merupakan tindakan vigilantisme dan ditinjau melalui perspektif etika dalam filsafat kriminologi untuk melihat kesesuaian tindakan dalam film dan etika kepolisian sesungguhnya.
Konstruksi Citra Kepolisian: Gambaran dalam Film Indra Cipta Putra Samosir
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 15, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai keberadaan suatu wacana yang merupakan bagian dari narasi film berjudul 2014. Wacana spesifik dalam film menjadi suatu hal krusial yang patut untuk diidentifikasi karena menurut paradigma postmodern, wacana dan interaksi sosial merupakan sarana manusia dalam membentuk realita sosial. Melalui penokohan, alur cerita, dan logika dunia dalam film tersebut, penulis mengidentifikasi bahwa wacana yang ingin disampaikan oleh film ini adalah propaganda polisi yang bertujuan untuk membentuk citra polisi yang baik. Propaganda tersebut disampaikan karena apabila direspons secara positif akan membentuk perputaran wacana kepercayaan terhadap polisi oleh masyarakat, media, dan polisi itu sendiri.
Etika Vigilantisme: Gambaran dalam Film Kylabelle Gerbera Pertiwi
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 15, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tindakan vigilantisme yang dilakukan oleh salah satu tokoh dalam film “2014” sehingga menempatkan dirinya pada posisi yang dilematis. Tindakan vigilantisme tersebut selanjutnya dilihat melalui perspektif etika dalam filsafat kriminologi.
Crime as Culture dalam Novel Pulang Karya Tere Liye: Kekerasan oleh Keluarga Tong sebagai Organized Crime Group Athiya Ramadhian Khairunnisa
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 16, No 1 (2020): Mei
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Novel Pulang karya Tere Liye menceritakan tentang Keluarga Tong sebagai salah satu organized crime group di suatu negara. Keluarga Tong dengan para anggotanya menghadapi berbagai tantangan dalam kelangsungan dan usaha pengembangan organisasi mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan kesesuaian penggunaan kekerasan yang dilakukan oleh Keluarga Tong dengan penggunaan kekerasan yang dilakukan oleh organized crime groups di dunia nyata dengan mengacu pada konsep crime as culture. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis isi novel. Hasil penelitian menunjukkan dua hal. Pertama, penggunaan kekerasan oleh Keluarga Tong memiliki sebagian besar kesesuaian dengan penggunaan kekerasan yang dilakukan oleh organized crime groups pada umumnya. Kedua, penggunaan kekerasan oleh Keluarga Tong merupakan bentuk dari crime as culture.
Maternal Horror: Representasi Tokoh Ibu dalam Film Rumah Dara (2009) Fiorentika Lasty
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 16, No 1 (2020): Mei
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evil mothers have long played a central role in horror films, branching into a genre of its own—maternal horror. Using Arnold’s conception of the genre and Dillaway & Paré’s house-bound motherhood, this paper aims to explore the symbols and narratives surrounding monstrous motherhood featured in Mo Brother’s “Rumah Dara” (2009) that makes it distinct from its precedent, “Dara” (2007), in which the titular character is not a mother. Findings show that while the change is determinant, the film lacks depth in portrayal of motherhood as it was directed by men.
Penggambaran Kejahatan di Area Urban dalam Docuseries “Asumsi Distrik” Hanifah Nur Fadhila
Jurnal Kriminologi Indonesia Vol 16, No 1 (2020): Mei
Publisher : Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In a time where mass-mediated culture is prominently consumed in our society, the right portrayals of crime becomes primary. This goes without saying that media in popular culture often featured highly visible crimes to be portrayed as exaggerating and exhilarating phenomenon. Thus, this paper is set to acknowledge the ever-growing portrayals of the dynamic of crime in urban area presented in docuseries “Asumsi Distrik”. Using Jeff Ferrell’s cultural criminology framework, this study also viewed the depiction of the inhabitants in urban area to be categorized as “crime as culture”. Moreover, Asumsi Distrik hereby posed as a medium to bring the visibility of crime of the powerful that often overlooked by the media.

Page 9 of 10 | Total Record : 98