Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
It is aimed at all medical record and health information practitioners and researchers and those who manage and deliver medical record and health information services and systems. It will also be of interest to anyone involved in health information management, health information system, and health information technology.
Articles
120 Documents
TINJAUAN KEJELASAN KELENGKAPAN PENULISAN DIAGNOSIS DALAM KETEPATAN PENGODEAN BERKAS PENDING KLAIM DI RSUD M.NATSIR SOLOK 2023
yulfa yetno
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v6i2.10505
ABSTRAKThe accuracy of the diagnosis code is the suitability of the diagnosis code set by the coding officer. The purpose of this study was to review the clarity and completeness of writing diagnoses in the accuracy of coding diagnoses in pending claim files at M.Natsir Solok Hospital. This research is quantitative with a descriptive approach. With a sample of pending claim diagnosis codes in patients at M.Natsir Solok General Hospital, there were 62 medical records, which were taken by means of saturated sampling technique. The analysis used is univariate analysis. The research results obtained, the clarity and completeness of the writing of the diagnosis, and the accuracy of the coding of the diagnosis in the pending claims file, found that as many (32.3%) wrote the diagnosis that was not clear and as many as (67.7%) had clarity in writing the diagnosis, and there were (32.3%) incomplete writing diagnosis and as many as 42 (67.7%) completeness of writing a diagnosis. And there were as many as (51.6%) with an incorrect diagnosis code and as many as (48.4%) with the correct diagnosis code. Therefore the researchers suggest that there is a need for a policy on coding officers and an evaluation of the clarity of doctors and the completeness of writing patient diagnoses.Keywords : Clarity and Completeness of Writing Diagnosis, Accuracy of Code ABSTRAKKetepatan kode diagnosis ialah kesesuaian kode diagnosis yang ditetapkan petugas koding. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tinjauan kejelasan dan kelengkapan penulisan diagnosis dalam ketepatan pengodean diagnosis pada berkas pending klaim di RSUD M.Natsir Solok.Penelitian ini ialah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.Dengan sampel kode diagnosis pending klaim pada pasien di RSUD M.Natsir Solok sebanyak 62 rekam medis, yang diambil dengan cara teknik sampling jenuh. Analisa yang digunakan ialah analisa univariat.Hasil penelitian di dapatkan, kejelasan dan kelengkapan penulisan diagnosis, dan ketepatan pengodean diagnosis pada berkas pending klaim ialah ditemukan sebanyak (32.3%) penulisan diagnosis yang tidak jelas dan sebanyak (67.7%) memiliki kejelasan penulisan diagnosis, dan terdapat (32.3%) ketidaklengkapan penulisan diagnosis dan sebanyak 42 (67.7%) kelengkapan penulisan diagnosis. Serta terdapat sebanyak (51.6%) dengan kode dignosis yang tidak tepat dan sebanyak (48.4%) kode diagnosis yang tepat. Maka dari itu peneliti menyarankan diperlukan adanya kebijakan terhadap petugas coding dan adanya evaluasi terhadap kejelasan dokter dan kelengkapan penulisan diagnosis pasien.Kata Kunci :Kejelasan dan Kelengkapan Penulisan Diagnosis, Ketepatan Kode
Gambaran Metode HOT-FIT dalam Evaluasi ePuskesmas di UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan
Luh Yulia Adiningsih;
Putu Erma Pradnyani;
Putu Chrisdayanti Suada Putri;
Coelestina Astri Bhoko
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v6i2.10450
ePuskesmas merupakan aplikasi multi user dengan teknologi berbasis web yang memungkinkan untuk digunakan oleh lebih dari satu orang pengguna pada saat yang bersamaan. ePuskesmas mempermudah pencatatan dan pendataan pasien karena dilakukan secara elektronik. Puskesmas I Denpasar Selatan menyatakan bahwa masih terdapat permasalahan mengenai penerapan ePuskesmas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran metode HOT-Fit dalam evaluasi ePuskesmas di UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian dari penelitian ini adalah seluruh petugas yang menggunakan ePuskesmas yang berjumlah 32 responden. Variabel penelitian merupakan komponen HOT-FIT (Human, Organization, Technology, dan Net Benefit). Penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pada aspek Human yang menyatakan baik sebesar 62,5%, pada aspek Organisasi yang menyatakan baik 56%, pada Aspek Teknologi yang menyatakan baik dan kurang masing-masing 50%, dan pada aspek Net benefit yang menyatakan baik sebesar 68,8%. Secara keseluruhan gambaran metode HOT-FIT dalam evaluasi ePuskesmas di UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan dapat dikatakan sudah berjalan baik, namun dalam aspek teknologi masih perlu ditingkatkan lagi.
Analysis Of The External Cause Code Accuracy Case Of Injury In General Hospital PKU Muhammadiyah Bantul
kori puspita ningsih
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v6i2.10666
The assignment of diagnosis codes and procedures must be done correctly to ensure the quality of medical records is met. What is often forgotten when giving a diagnosis code is the secondary code or external cause. This research aims to determine the recording, implementation and level of accuracy of external cause codes. Descriptive research method with a cross sectional design. The research sample was 48 injury medical record files. The research results showed that external cause information was documented on triage forms, emergency department assessments, initial adult inpatient nursing assessments, integrated patient progress notes, and discharge summaries. External cause coding is carried out by a coder with a medical record background in accordance with the SOP for coding implementation using electronic ICD-10 contained in SIMRS. The level of accuracy of the external cause code up to the 5th character (Category A) is 0%, the 4th character (Category B) is 38%, the 3rd character (Category C) is 27%, and the 1st character (chapter) (Category D) of 35%. The reason for the inaccuracy is because SIMRS does not accommodate coding up to the fifth character and the SPO does not yet indicate the officer's activity steps to determine up to the 5th character sub-category. It can be concluded that the accuracy of external cause coding at RSU PKU Muhammadiyah Bantul falls into the Fair criteria with an accuracy range of 20-40%.
Analisis Kesesuaian Variabel dan Meta Data Rekam Medis Elektronik: Studi Kasus pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit X
Arief Azhari Ilyas;
Zefan Adiputra Golo;
Retnowati Retnowati
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v6i2.10640
Kemampuan kompatibilitas dan/atau interoperabilitas sistem elektronik harus mengacu pada pedoman variabel dan meta data rekam medis elektronik. Pada saat penerapan rekam medis elektronik di Rumah Sakit X belum terdapat pedoman yang dijadikan acuan dalam penentuan variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian variabel dan meta data dalam penyelenggaraan RME. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Subjek penelitian yaitu 4 informan terdiri dari kepala instalasi rekam medis, petugas IT, petugas pendaftaran rawat jalan dan Dokter. Objek penelitiannya adalah variabel rekam medis elektronik pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian variabel dan meta data penyelenggaraan RME di Rumah Sakit X belum sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan seperti general consent, asesmen awal kemudian pemeriksaan spesialistik. Hal ini dikarenakan selain belum ada acuan pada saat penerapan tahun 2019, kemudian adanya penambahan anggaran untuk pihak ketiga jika terdapat penambahan variabel serta tanda tangan digital yang belum diterapkan. Pihak Rumah Sakit X perlu membentuk tim IT sendiri untuk melakukan pembaharuan dan penyempurnaan dalam variabel dan meta data pada penyelenggaraan RME.
Analisis dan Perancangan Interoperabilitas Data Pemonitoran SPM (Standar Pelayanan Minimal) Bidang Kesehatan dengan Web Services
Farid Mahmudi
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v6i2.10511
System interoperability is a key factor in the transformation of the minimum service standards (SPM) reporting system in the health sector. This article presents an in-depth analysis to design an Application Programming Interface (API) model that aims to increase the effectiveness of sending and reporting SPM data from primary health facilities under the district health office. Through analytical studies, we identified system interoperability needs at the district health department level, including aspects such as electronic medical record (EMR) data formats, minimum service standards, and patient identification systems. One of the main challenges is the diversity of data formats and sources that must be integrated. Based on this analysis, we designed an API specifically designed to facilitate the exchange of important data related to reporting minimum service standards in the health sector. The resulting API follows the principles of RESTful architecture, prioritizing scalability, flexibility, and security. API specifications include nationally recognized data standards for health reporting as well as stringent authentication and authorization systems to protect sensitive data. Initial implementation and testing results show that the proposed API successfully connects diverse health reporting systems with high effectiveness. Evaluation of API performance through measuring response time and resource usage indicates adequate performance for use in a production environment. Through the design of this API, it is hoped that it can increase interoperability between minimum service standard reporting systems in the health sector, reduce data duplication, and speed up the reporting process. The conclusions of this study underscore the important role of APIs in supporting healthcare quality, data-driven decision-making, and more efficient integration of medical systems.
Determinan Pengembalian Berkas Klaim Berdasarkan Akurasi Kode Diagnosis Pasien Rawat Inap BPJS Kesehatan di RSI Sultan Agung Semarang)
Rizkiyatul Amalia;
Sri Lestari;
Angga Ferdianto;
Prima Soultoni Akbar;
Nabila Fardilan
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v6i2.10633
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang dibentuk pemerintah bertujuan memberikan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat melalui program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). BPJS akan membayarkan kepada Rumah Sakit melalui software INA-CBG’s. Jika terjadi ketidaksesuaian, maka berkas klaim dikembalikan oleh BPJS. Kunci utama hasil grouper dalam INA-CBG’s yaitu, pengkodean diagnosis dan tindakan. Dari 111 berkas klaim yang kembali, berkas yang kembali disebabkan ketidaksesuaian kode sebanyak 50 berkas dengan presentase 45%. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui determinan pengembalian berkas klaim berdasarkan akurasi kode pasien rawat inap BPJS Kesehatan di RSI Sultan Agung Semarang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan retrospektif dengan jenis penelitian survey dekriptif. Sampel yang digunakan yaitu pengembalian berkas klaim pada bulan Oktober tahun 2022. Menggunakan simple random sampling dalam teknik pengambilan sampel, didapatkan 53 sampel. Instrumen penelitian ini menggunakan 2 lembar checklist, serta lembar observasi. Dalam penentuan pada lembar checklist dibantu oleh analisis pakar atau validasi pakar. Hasil penelitian menunjukkan pengembalian berkas klaim berdasarkan akurasi kode diagnosis yaitu sebesar 19% akurat, 81% tidak akurat. Penyebab yang paling berpengaruh terjadi ketidaksesuaian kode diagnosis yaitu, tidak adanya hasil pemeriksaan penunjang yang kuat, serta ketidaksesuaian dalam penentuan jenis tindakan ataupun deskripsi dalam laporan operasi atau laporan anestesi.
Ketepatan Pengkodean Diagnosis Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Klinis di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama
Ari Sukawan
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 7, No 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v7i1.10837
One of the supporting units in the hospital, namely medical records, is a manual / electronic record carried out by health care providers such as diagnosis. One of the medical record activities is to code the disease. Coding is the provision of alphanumeric symbols carried out by the coder. The diagnosis coding provided must be correct in accordance with the codes listed in ICD-10, the correct coding will affect hospital health financing. The research was conducted at Medika Citra Utama Hospital. This study aims to describe the coding procedures and accuracy of disease diagnosis using a cross sectional design. The population of cases in this study were medical records of dengue haemorrhagic fever patients from January to December 2022. The number of samples was 98 medical records. The sampling technique used was simple random sampling. The results of the study of diagnosis coding procedures carried out by the coder have not been in accordance with the steps that have been determined by ICD-10 volume 2 due to the busyness of officers in carrying out other activities and there are 78.6% of medical records that are appropriate and in accordance with the results of clinical examinations, 21.4% of medical records that are not appropriate and do not match the results of clinical examinations resulting in pending claims at the hospital. The conclusion of this study is that coder officers are expected to do coding referring to ICD-Volume 2 and pay attention to clinical examination in order to get accurate coding so that hospital claims are claimed on time.
Scoping Review: Intervensi Penyakit Tidak Menular Menggunakan Media Digital Promosi Kesehatan dalam Proses Pencegahan Primer
Irto Titus;
Mohammad Zen Rafiludin;
Cahya Tri Purnami
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 7, No 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v7i1.11270
Every year, 17 million people die from NCDs before the age of 70; 86% of these premature deaths occur in low- and middle-income countries. Changes in digital media are taking place so fast that health education in health counseling must need to be updated by doing a new innovation so that it can create a health promotion media product that can be consumed by the public easily. Objective: to map the literature on a particular topic or research and provide an opportunity to identify key concepts, gaps in research, and for policy making. Methods: the process of finding relevant reviews we used literature sources obtained through searches using PubMed, Scopus, Sciencedirect and Google Scholar databases and Global Health. Results: We reviewed 1165 studies from 10 databases, the results of the review we got 780 studies after that we filtered and got 491 full text articles, and the end of the full text filter we got 13 research articles in the inclusion category and will then be reviewed for the scoping review.
Perancangan Prototipe Sistem Informasi Manajemen Terintegrasi (SIM-KLINIK Terintegrasi) Studi Kasus di Klinik Utama Dipta Tegal
Sylvia Anjani;
Oki Setiono;
Faik Agiwahyuanto;
Setya Wijayanta
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 7, No 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v7i1.10862
PMK 24 Tahun 2022 menyatakan bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan rekam medis elektronik sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri paling lambat tanggal 31 Desember 2023. Berdasarkan survei awal, sistem informasi saat ini sering mengalami kendala seperti munculnya duplikasi. Dalam hal data pasien (redundansi), ketidakefisienan ditunjukkan dengan banyaknya pasien yang mengeluhkan antrian panjang akibat sistem pengelolaan klinik yang masih manual dan belum terintegrasi. Hal lain yang dikeluhkan dokter adalah sulitnya menelusuri riwayat kesehatan pasien. Tujuan penelitian ini adalah merancang Sistem Informasi Manajemen Klinik Terpadu, jenis penelitian kualitatif, dengan sumber data primer berupa wawancara terhadap 1 orang informan kunci yang merupakan pemilik klinik induk. Berdasarkan hasil penelitian maka dirancanglah sistem informasi manajemen terpadu dengan 4 komponen yang terintegrasi yaitu pasien, petugas klinik, dokter klinik dan apotek dengan beberapa fasilitas login, registrasi pasien, biaya pemeriksaan, hasil pemeriksaan dan stok obat.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Petugas Rekam Medis Tentang Bantuan Hidup Dasar di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Tharika Nur Ishfahani;
Fery Fadly
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 7, No 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31983/jrmik.v7i1.11293
Pelatihan Bantuan Hidup dasar seharusnya tidak hanya diwajibkan untuk professional perawatan kesehatan saja, tenaga kesehatan lainya setidaknya mendapatkan pelatihan satu kali dalam setahun untuk meningkatkan profesional tenaga kesehatan. Survei pendahuluan menujukan 50% responden memiliki pengetahuan kurang dan 38.9% responden memiliki sikap yang baik tentang Bantuan Hidup Dasar. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap sikap petugas rekam medis tentang Bantuan Hidup Dasar. Penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pendekatan crossectional, yang dilaksanakan di RSUD dr. Soekardjo pada bulan Februari 2023 dengan sampel 52 petugas rekam medis. Kuesioner digunakan sebagai Pengumpulan data serta menggunakan uji Fisher Exact Test untuk analisis data. Hasil Penelitian ini di dapatkan petugas rekam medis yang mempunyai pengetahuan yang baik lalu memiliki sikap yang baik sebanyak 31,6% responden, sedangkan yang memiliki sikap yang kurang baik sebanyak 68,4% responden, dengan p value 1,0000,05 artinya H0 diterima atau tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap sikap petugas rekam medis tentang Bantuan Hidup Dasar di RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2023. Tidak adanya hubungan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh tugas pokok rekam medis dan pada saat bekerja dikarenakan petugas tidak sering bersinggungan dengan pasien. Sementara yang memberikan Bantuan Hidup Dasar itu adalah tenaga kesehatan yang sering bersinggungan dengan pasien.