cover
Contact Name
Prasko
Contact Email
prmik@poltekkes-smg.ac.id
Phone
+622476479188
Journal Mail Official
rmik@poltekkes-smg.ac.id
Editorial Address
Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah 50268
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
ISSN : 26221863     EISSN : 26227614     DOI : https://doi.org/10.31983/jrmik.v2i1.4391
Core Subject : Health,
It is aimed at all medical record and health information practitioners and researchers and those who manage and deliver medical record and health information services and systems. It will also be of interest to anyone involved in health information management, health information system, and health information technology.
Articles 120 Documents
Perhitungan Kebutuhan Rak Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Dan Luas Ruang Filing Di Rumah Sakit Tahun 2020-2024 Hikmawan Suryanto; Azizah Munawwarah; Barokatul Auliyatun Fitriyana
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.971 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i1.6779

Abstract

Meningkatnya kunjungan pasien mengakibatkan bertambahnya dokumen rekam medis yang harus disimpan, sehingga rak penyimpanan menjadi penuh. Tujuan peneltian ini adalah mengetahui perhitungan kebutuhan rak penyimpanan dokumen rekam medis dan luas ruang filing di rumah sakit tahun 2020-2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilakukan di rumah sakit pada November 2019-April 2020. Populasi dan sampel yang digunakan adalah dokumen rekam medis. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah kunjungan pasien pada periode tahun 2015-2019 cenderung meningkat yang menyebabkan bertambahnya dokumen rekam medis, sehingga bertmbah pula dokumen rekam medis yang harus disimpan. rumah sakit terakhir melakukan retensi pada tahun 2014. Kebutuhan rak penyimpanan tahun 2020-2024 sebanyak 20 rak, rumah sakit saat ini memiliki 18 rak. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu luas ruang filing yang dibutuhkan untuk menyimpan 20 rak dengan model roll o’pack adalah 32,24 m2. Saran dari penelitian ini adalah rumah sakit sebaiknya membuat jadwal retensi agar retensi dapat terlaksanan secara rutin untuk menyediakan tempat dokumen rekam medis yang baru. Melakukan penambahan 2 rak penyimpanan agar dapat memenuhi kebutuhan rak penyimpanan. Memisahkan rak penyimpanan inaktif di ruang yang berbeda dan memberi sekat antara ruang kerja petugas dengan ruang filing.
Tinjauan Literatur: Faktor-Faktor Penyebab Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Putu Adiz Siwayana; Ika Setya Purwanti; Putu Ayu Sri Murcittowati
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 3, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.995 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v3i2.5927

Abstract

Every health facility, whether it is primary, secondary, tertiary, is required to maintain medical records in order to achieve administrative order. Incomplete (incomplete) medical records will affect the service process provided by health workers and have an impact on the quality of service of a hospital. This study aims to determine the factors causing the incomplete filling of inpatient medical records. This study uses a literature review method. The strategy in searching literature reviews is using Google Scholar. In the search phase, articles are limited to publications from 2015-2020. The keywords used are the factors causing incomplete medical record filling. The search results obtained 10 articles and then 5 articles were taken. The results of the literature review show that the factors causing the incompleteness of filling in medical records as a whole can be seen from the lack of knowledge, motivation and awareness of medical personnel about medical records. The meeting as a means of communication between caregivers and management has not yet been implemented to discuss evaluation and monitoring as well as sanctions for officers who do not complete medical records. lack of socialization on filling out medical records. Unsystematic arrangement of medical record forms. Limited availability of funds or budget to support medical record service activities. Conclusion Hospitals need to pay attention to the factors causing the incompleteness of filling in medical records so that filling in medical records is complete according to standards. So that the quality of service, especially the quality of patient medical records.AbstrakSetiap fasilitas kesehatan baik tingkat primer, sekunder, tersier wajib menyelenggarakan rekam medis agar tercapainya tertib administrasi. Ketidaklengkapan (Incomplete) rekam medis akan berpengaruh terhadap proses pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan berdampak pada kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode literatur review. Strategi dalam pencarian literatur review menggunakan Google Scholar. Pada tahap pencarian artikel dibatasi terbitan dari tahun 2015-2020. Kata kunci yang digunakan adalah Faktor Penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis. Hasil penelusuran artikel didapatkan 10 artikel dan selanjutnya diambil 5 artikel. Hasil dari literatur review didapatkan faktor penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis secara keseluruhan, penyebabnya dapat dilihat dari kurangnya pengetahuan, motivasi dan kesadaran dari petugas rekam medis tentang rekam medis. Belum terlaksananya rapat sebagai wadah komunikasi antara pemberi asuhan dan manajemen yang membahas evaluasi dan monitoring serta sanksi bagi petugas yang tidak mengisi rekam medis dengan lengkap. kurangnya sosialisasi pengisian rekam medis. Susunan formulir rekam medis yang tidak sistematis. Terbatasnya ketersediaan dana atau anggaran untuk mendukung kegiatan pelayanan rekam medis. Kesimpulan Rumah sakit perlu memperhatikan  faktor penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis sehingga pengisian rekam medis menjadi lengkap sesuai dengan standar. Sehingga  mutu dari pelayanan terutama mutu rekam medis pasien.
Analisis Tarif Rumah Sakit dan Tarif Ina CBGs Kasus Gagal Jantung Kongestif Nina Dwi Astuti; Irmawati Irmawati; Apifah Apifah
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.243 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i1.6788

Abstract

Tarif rumah sakit dan tarif Ina CBGs mengalami perbedaan karena perhitungan kedua tarif tersebut menggunakan parameter yang berbeda. Namun jika perbedaan tersebut menyebabkan selisih yang besar, dapat menimbulkan dampak kerugian bagi rumah sakit. Permasalahan ini terutama pada rumah sakit swasta yang harus memperhatikan profit. Penelitian pada kasus Gagal Jantung Kongestif dengan studi cross sectional dilakukan pada salah satu rumah sakit swasta tipe C di Jawa Tengah. Sebanyak 70 kasus gagal jantung kongesif dianalisis secara univariat untuk mengetahui karakteristik sampel, perbedaan tarif rumah sakit dengan tarif Ina CBGs, dan komponen tarif rumah sakit. Analisis faktor yang dapat menyebabkan perbedaan tarif dilakukan dengan menghitung angka indeks tertimbang berdasarkan severity level, kelas rawat, lama hari rawat, jumlah tindakan dan diagnosa sekunder. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan tarif yang tinggi terdapat pada lama hari rawat 5 hari dan jumlah tindakan 1.  Lama hari rawat 5 hari menjadi faktor yang menyebabkan tarif rumah sakit lebih tinggi 102% dari pada tarif Ina CBGs, sedangkan jumlah tindakan lebih dari satu (ada tindakan selain EKG) menyebabkan tarif rumah sakit lebih tinggi 65% dari pada tarif Ina CBGs. Penerapan clinical pathway dapat dilakukan untuk efisiensi pelayanan. Penggunaan clinical pathway dapat menurunkan lama hari rawat dan tindakan yang kurang diperlukan tanpa mengurangi kualitas pelayanan.
Evaluasi Penilaian Pelaksanaan Standar Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM) di Rumah Sakit Elise Garmelia; Siswati Siswati; Sri Sugiarsi
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 3, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.077 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v3i2.6432

Abstract

According to the Ministry of Health that accreditation is a step to ensure hospitals to prioritize the service, safety and protection of the community. Hospitals as one of the health care institutions are required to provide quality services including in the implementation of medical records and health information that are in the standard of Information Management and Medical Records ( MIRM). The purpose of the research is to want to know the value of accreditation in standard MIRM instruments 8-15 namely medical record management from hospitals in 3 (three) regions in Indonesia. Quantitative descriptive research with a sample count of 14 hospitals. Data processing through scoring elements in SNARS 1.1 edition and processing with SPSS to analyze the value value relationship scoring elements of assessment in government and non-government hospitals. Analysis with Anova, independent simple test and multiple comparison. The result is that there is a significant difference of p=0.00 (p0.05) of scores or assessment elements between the 3 hospital areas, but there is no significant difference (o.788) p0.05) standard value (8-15) between government and non-government hospitals. The conclusion is the assessment standard of KARS that the fulfillment of MIRM (8-15) standards of both facilities, infrastructure and human resources has not been evenly distributed in every hospital in the 3 regions, while the use of every element of the assessment of MIRM standard ( 8-15) is standard for government hospitals of various classes as well as for non-government hospitals.  ABSTRAKMenurut Kementerian kesehatan bahwa  akreditasi adalah langkah untuk menjamin rumah sakit agar mengutamakan pelayanan, keselamatan dan perlindungan masyarakat. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu termasuk dalam penyelenggaraan rekam medis dan informasi kesehatan yang tersebut pada standard Manajemen Informasi dan Rekam Medis ( MIRM). Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui nilai akreditasi pada instrumen MIRM standar 8-15 yakni manajemen rekam medis dari rumah sakit di 3 (tiga) wilayah di Indonesia. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 14 rumah sakit. Pengolahan data melalui Skor setiap elemen penilaian yang ada pada buku SNARS edisi 1.1 dan pengolahan dengan SPSS untuk menganalisis hubungan nilai skor elemen penilaian di rumah sakit pemerintah dan non pemerintah. Analisis dengan Anova, uji independent simple test dan multiple comparison. Dengan hasil ada perbedaan signifikan p=0,00 (p0.05) skor atau elemen penilaian diantara 3 wilayah rumah sakit, namun tidak ada perbedaan (o,788) p0,05) yang signifikan nilai standard (8-15)  antara RS pemerintah dan non pemerintah. Kesimpulan adalah adanya standar penilaian dari KARS bahwa pemenuhan standar MIRM (8-15) baik sarana, prasarana dan SDM belum merata di setiap rumah sakit di 3 wilayah tersebut, sedangkan penggunaan setiap elemen penilaian dari standard MIRM ( 8-15) adalah baku bagi rumah sakit pemerintah berbagai kelas maupun untuk rumah sakit non pemerintah.
Analisis Faktor Intrinsik Dan Ekstrinsik Motivasi Kerja Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan Di Rumah Sakit Sri Lestari; Aisya Putri Pravitasari; Sugiyanto Sugiyanto
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.426 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i1.6780

Abstract

Perekam medis dalam bekerja tidak hanya sekedar menjalankan tugas dan kewajibannya saja, namun mereka juga membutuhkan motivasi. Motivasi yang baik diharapkan mampu mendorong para perekam medis untuk menghasilkan kinerja yang baik pula dalam melaksanakan tugasnya. Survey awal di RSUD Ungaran menunujukkan bahwa penghargaan atau apresiasi terhadap prestasi pegawai masih kurang, sehingga hal ini menyebabkan para pegawai menjadi kurang termotivasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor motivasi kerja perekam medis dan informasi kesehatan di RSUD Ungaran, dilihat dari karakteristik, faktor ektrinsik dan instrinsik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan sebuah kejadian yang diteliti, dengan pendekatan kuantitatif yaitu yang diartikan sebagai metode penelitian yang bersifat positivisme. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh petugas rekam medis. Sebanyak 21 lembar kuesioner diberikan kepada seluruh responden dan tersisa satu karena responden sedang dalam masa cuti. Hasil yang didapat adalah rata-rata faktor intrinsik mencapai 76.25% dan faktor ekstrinsik sebanyak 78.13%, karakteristik umur petugas rata-rata 41-65 tahun, masa kerja 18-40 tahun, pendidikan terakhir DIII Rekam Medis sebanyak 7 orang. Indikator paling tinggi adalah Pekerjaan itu sendiri (87.5%) dan hubungan intrapersonal (97.5%). Saran dari kami agar diberikan apresiasi atau penghargaan kepada pegawai minimal dalam bentuk ucapan selamat. Dan sebaiknya dilakukan perbaikan fasilitas SIMRS dengan segera agar para petugas rekam medis menjadi lebih semangat dalam bekerja. Diperlukan juga pemberian pelatihan atau pendidikan lanjutan bagi pegawai rekam medis yang bukan merupakan lulusan dari DIII Rekam Medis.
Manajemen Data Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Sigid Nugroho Adhi; Kori Puspita Ningsih
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 3, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.141 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v3i2.6288

Abstract

Hospitals as Regional Public Service Bodies (BLUDs) must make and submit documents as administrative requirements, one of which is the Minimum Service Standards (MSS). Therefore, the hospital is required to show its accountability by always meeting the MSS. The purpose of this study was to determine the Hospital Minimum Service Standard data management,. To describe the management of MSS data, the researchers used a descriptive type of research with a qualitative approach. They are collecting data in this study by observation and interviews with the Head of the Nursing and Quality Division and 21 quality coordinators in each unit of the Panembahan Senopati Bantul Hospital. Researchers maintain the validity of qualitative data by using triangulation techniques. The results of the study show that the regulations governing the implementation of the MSS RSUD Panembahan Senopati Bantul refer to (Bantul Regent Regulation Number 74 of 2017 concerning Guidelines for Financial Management of Regional Public Service Bodies (BLUD) at Panembahan Senopati Hospital Bantul, 2017). The flow of data collection for RSSMS went through a relatively long stage, involving 21 unit quality coordinators to be reported to the Quality Section and Clinical Audit. Furthermore, the Head of the Quality and Clinical Audit Section will present the SPM data for the unit into the RS SPM report. RS SPM data processing is still done conventionally using the Ms. program. Excel. MSS data is reported to the Top Management and then to the Regent of Bantul along with the hospital performance reports every semester and annually no later than two months after the reporting period ends. There are 32% (8 of 21 services) that reach the standard indicator. Utilization of hospital SPM data to fulfill statutory requirements, customer requirements, BLUD requirements, service quality measurements according to the SNARS PMKP chapter, and as a benchmark for hospital performance.ABSTRAKRumah sakit sebagai Badan layanan Umum Daerah (BLUD) mempunyai kewajiban membuat dan menyampaikan dokumen sebagai syarat administrasi, yang salah satu adalah Standar Pelayanan Minimal (SPM). Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk menunjukkan akuntabilitasnya dengan senantiasa memenuhi SPM RS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajemen data Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Untuk dapat mendiskripsikan manajemen data SPM RS, maka peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini dengan observasi dan wawancara kepada Kepala Bidang Keperawatan dan Mutu, dan 21 koordinator mutu di masing-masing unit RSUD Panembahan Senopati Bantul. Untuk menjaga validitas penelitian kualitatif, maka dilakukan metode triangulasi sumber, teknik dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan regulasi yang mengatur implementasi SPM RS di RSUD Panembahan Senopati Bantul mengacu pada (Peraturan Bupati Bantul Nomor 74 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di RSUD Panembahan Senopati Bantul, 2017). Alur perolehan data SPM RS melalui tahap yang cukup panjang, dengan melibatkan 21 koordinator mutu unit untuk dilaporkan kepada kepada Seksi Mutu dan Audit Klinik. Selanjutnya Kepala Seksi Mutu dan Audit klinik akan menyajikan data SPM unit tersebut menjadi laporan SPM RS. Pengolahan data SPM RS masih dilakukan secara konvensional dengan menggunakan program Ms. Excel. Data SPM RS dilaporkan kepada Top Manajemen untuk selanjutnya disampaikan ke Bupati Bantul bersamaan dengan laporan kinerja rumah sakit setiap semester dan tahunan paling lambat 2 bulan setelah periode pelaporan berakhir. Terdapat 32% (8 dari 21 pelayanan) yang mencapai satandar indikator. Pemanfaatan data SPM RS untuk memenuhi persyaratan perUndangan, persyaratan pelanggan, persayaratan BLUD, pengukuran mutu peayanan sesuai pada SNARS bab PMKP dan sebagai tolak ukur kinerja rumah sakit.
GAMBARAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP COVID 19 DI INSTALASI REKAM MEDIS RUMAH SAKIT Ira Indriyani Indriyani; Mohamad Daeroby Abi Yusya
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.153 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i2.7676

Abstract

Covid 19 merupakan virus yg melanda seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Indonesia menerapkan masa pembatasan Berskala Besar (PSBB) yang termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020. Pada masa pembatasan infasilitas layanan kesehatan pun mengurangi layanan kesehatan untuk pasien umum (pasien non COVID-19) agar fokus dalam memberikan layanan pandemi COVID-19 serta untuk mengurangi risiko penularan di fasilitas kesehatan. Rumah sakit ini merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan rujukan covid-19. Instalasi rekam medis menerapkan prosedur kerja dengan menggunakan protokol kesehatan covid-19. Salah satunya adalah pada pengembalian dokumen rekam medis rawat inap dari ruangan. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan mengenai gambaran Prosedur Pelaksanaan Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Covid 19 Di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit, yakni kualifikasi pendidikan petugas assembling yang sudah sesuai, penerapan surat edaran prosedur  Pengembalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Covid 19, dan penggunaan sarana penyimpanan dan Standar Prosedur Operasional terkait.
Faktor Risiko Burnout pada Petugas di Instalasi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Zefan Adiputra Golo; Eliyah Eliyah; Eiska Rohmania Zein
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.027 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i2.7858

Abstract

Burnout merupakan kondisi  kelelahan baik secara fisik, mental maupun emosional yang dapat dialami oleh tenaga kesehatan. Studi pendahuluan yang dilakukan di Instalasi Rekam Medis dan informasi kesehatan RSUD K.R.MT Wongsonegoro menemukan gejala burnout pada petugas yang ditandai dengan adanya keluhan pegawai merasakan kelelahan fisik, mental dan emosional dalam pekerjaan selama satu tahun terakhir. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor risiko burnout pada petugas di Instalasi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan dilihat dari faktor demografik. Metode penelitian meenggunakan survey analitik dengan desain cross-sectional. Instrument penelitian diadopsi dari Maslach Burnout Inventory (MBI). Sampel penelitian sebanyak 57 petugas rekam medis. Analisis data menggunakan uji Kendall’s tau dan uji Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menemukan tingkat burnout pada petugas rekam medis dan informasi kesehatan berada pada kategori tinggi sebesar 52,6%. Hasil uji korelasi menunjukkan dari ke enam faktor demografik, hanya faktor umur dan masa kerja yang memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat burnout pada petugas rekam medis (p 0.05). Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan nilai signifikansi faktor umur 0.029 dan nilai signifikansi faktor masa kerja 0.049, sehingga dapat disimpulkan kedua faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap burnout. Disarankan perlunya penyusunan data profil kepribadian setiap pegawai agar dapat digunakan untuk memonitoring kondisi pegawai dan merencanakan program pelatihan dan pengembangan yang sesuai kondisi dan kebutuhan pegawai.
Prosedur Kerja Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Luthfiana Cahya Safitri; Arief Nabhan; Fatmawati Fatmawati; Tatu Siti Husnul Khotimah
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.428 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i2.7677

Abstract

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Petugas Perekam Medis dan Informasi Kesehatan mempunyai resiko terhadap terpaparnya virus Covid-19. Petugas pendaftaran yang sering kontak langsung dengan pasien saat melaksanakan pendaftaran, serta virus Covid-19 yang dapat bertahan hidup di benda mati secara tidak langsung juga berpotensi menularkan kepada petugas Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Prosedur Kerja Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit berdasarkan Surat edaran PORMIKI No.HM.01.01/002/III/2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh petugas Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di RS.Hasil penelitian menunjukan prosedur Kerja Perekam Medis dan Informasi Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit dari mulai Alat Pelindung Diri(APD) bagi petugas perekam medis dan Informasi Kesehatan hingga prosedur pemeliharaan berkam rekam medis pasien Covid-19 secara keseluruhan telah sesuai dengan prosedur kerja yang telah dianjurkan oleh PORMIKI dalam surat edaran.
Analisis Perbandingan Jumlah Pasien Sebelum dan Setelah Pandemi Covid-19 UPT Puskesmas Tahun 2019-2020 Aflahul Tsaqif
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.229 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i2.7679

Abstract

Rekam medis adalah rekaman mengenai siapa, apa, mengapa bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan, yang memuat pengetahuan mengenai  pasien dan pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya. Informasi didalam rekam medis juga memuat jumlah kunjungan pasien. Penelitian ini dimaksud untuk membandingkan jumlah kunjungan pasien sebelum  dan setelah adanya Pandemi Covid-19. Sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan menggambarkan dan menjelaskan berapa jumlah pasien, dan pedekatan dalam penelitian penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menunjukan perbandingan jumlah pasien. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder di UPT Puskesmas Data primer dalam penelitian ini adalah peneliti mewawancarai secara langsung pasien yang pernah berkunjungan sebelum dan setelah adanya Pandemi Covid-19 sedangkan data sekundernya adalah peneliti menggunakan data dari Unit Rekam Medis berupa jumlah kunjungan pasien dari bulan Maret – Desember 2019 dan Maret – Desember 2020. Hasil analisis dari penelitian ini adalah terdapat penurunan jumlah pasien sebanyak 1401 pasien. Dan faktor yang mempengaruhi kunjungan pasien adalah tingkat kepercayaan pasien terhadap Pandemi Covid-19, pasien merasa khawatir apabila berkunjung ke Puskesmas maka akan tertular Covid-19.

Page 6 of 12 | Total Record : 120