cover
Contact Name
Sopyan Tsauri
Contact Email
sopyan_tsauri@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
admin@fai-umj.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat
ISSN : 08546460     EISSN : 27156931     DOI : -
Misykat Al Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat is a nationally accredited peer-reviewed scientific journal published by the Faculty of Islamic Studies University of Muhammadiyah Jakarta. The focus and scope of this journal are limited to the Islamic studies in particularly of tarbiya (Islamic education), da'wah (Islamic communication) and sharia (Islamic law and economics) that related to society in Indonesia and the Islamic world.
Arjuna Subject : -
Articles 147 Documents
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Rahmah, Siti
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 28, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.972 KB) | DOI: 10.24853/ma.28.2.%p

Abstract

Pemanfaatan media pembelajaran dalam Pendidikan Agama dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio visual yang digunakan saja, tetapi sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi pembelajar itu sendiri. Dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam, contoh dan kelakuan pengajar yang dimaksud adalah memberi uswatun hasanah kepada pembelajar. Seorang pendidik harus berusaha memberikan contoh yang baik kepada peserta didik baik ketika dalam proses pembelajaran di kelas, di luar kelas, maupun di luar lingkungan sekolah. Sebab perbuatan dan tingkah laku pendidik di dalam kelas maupun di luar kelas akan menjadi contoh bagi peserta didik.
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PEMBERDAYAAN TENAGA KEPENDIDIKAN Muhammad Arbain
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3059.54 KB) | DOI: 10.24853/ma.1.2.%p

Abstract

Leadership is an important force in the effective management of managers. The essence of leadership is essentially the followership of the willingness of others or subordinates to follow the leader's wishes, that is what causes a person to become a leader. In other words, the leader will not be formed if there are no subordinates. The success of a school or madrasah lies in the efficiency and effectiveness of the appearanceof a principal or a madrasah. Yukl categorizes the success of the principal is always emphasized on three basic skills that need to have, namely: technical skills, interpersonal skills, and conceptual skills.Efforts made by the principal in improving the quality of human resources, especially in improving the performance of educational personnelis to include teachers in upgrading activities, seminars, workshops, or trainings that can provide additional knowledge of teachers' knowledge. Likewise with the staff at the educational institutions are given various training how to plan, implement, and evaluate the activities of administration in educational institutions. With the various efforts of the principal in improving the professionalism of educational personnel performance, it is expected that the quality of educational institutions can be more excellent and always experience improvement continuously (kaizen) and can be competitive.
DAKWAH WALI SONGO DAN ISLAMISASI DI JAWA Falakhuddin, Fuad
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 28, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.728 KB) | DOI: 10.24853/ma.28.1.%p

Abstract

Islam masuk ke Jawa pada abad pertama hijriyah atau abad ke 7 M, namun proses Islamisasi secara masif terjadi setelah berdirinya kerajaan Islam di Demak Jawa Tengah pada abad 15 ( tahun 1475M ), dan didukung oleh para da‟i kharismatik yang dikenal sebagai Wali Songo. Ada dua model da‟wah wali songo, pertama dilakukan Sunan Giri di Gresik yakni dengan pendekatan struktural, karena sebagai da‟i dia juga sekaligus sebagai penguasa ( Raja Giri ) yang otomatis dapat menekan terjadinya puritanisasi atas adat istiadat / budaya yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Model kedua, yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, yakni dengan pendekatan kultural, karena dia berada diluar kekuasaan, sehingga da‟wahnya justru melalui simpul-simpul budaya yang ada pada saat itu.
PENDIDIKAN ISLAM PROFETIK MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Nata, Abuddin
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.702 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.2.%p

Abstract

Model pendidikan Islam yang berbasis rahmatan lil alamin merupakan salah satu model pendidikan yang paling tepat dalam memasuki masyarakat Asean (Asean Community), karena dengan model pendidikan yang demikian, selain pendidikan Islam dapat menjawabberbagai tantangan yang ditimbulkan oleh masyarakat Asean dan merubahnya menjadi peluang, juga tidak akan kehilangan identitasnya sebagai pendidikan yang berdasarkan akidah, ibadah dan akhlakul karimah. Sepuluh macam gagasan yang ditawarkan dalam tulisan ini, yaitu pendidikan Islam damai, pendidikan kewirausahaan, pengembangan ilmu sosial profetik atau Islamisasi ilmu, pengembangan sikap toleransi beragama, pengembangan Islam moderat, pelaksanaan penguatan pada keseimbangan pendidikan akal:penguasaan sains dan teknologi (head), hati nurani:mental spiritual, moral dan religiousitas (heart), dan penguatan pada hadr skill berupa keterampilan vokasional (hand), pencetakan ulama yang intelek dan intelek yang ulama, mengatasi problema klasik pendidikan Islam, peningkatan mutu pendidikan dan penguatan bahasa asing. Kalau sepuluh gagasan tersebut dilaksanakan secara konsisten dan merata, maka pendidikan Islam akan siap menghadapi masyarakat Asean.
KOMPETENSI GURU AGAMA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Siti Rohmah
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.21 KB) | DOI: 10.24853/ma.1.1.%p

Abstract

Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotorik. Konsep pendidikan agama Islam tidak hanya sekedar mengambil kognitif (kecerdasan) anak didik dengan menekankan kepada penguasaan materi belaka. Tetapi lebih dari itu bagaimana memberikan pendekatan pada afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) anak didik. Sehingga dalam diri anak didik akan tumbuh sebuah kepribadian yang utuh sesuai dengan ajaran Islam dan meningkatkan ketaqwaan dan keimanannya kepada Allah Swt. Oleh karena itu peran guru sangat penting dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam, tentunya dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru agama tersebut.
PESANTREN, TRANSFORMASI SOSIAL DAN KEBANGKITAN INTELEKTUALISME ISLAM Sudin, Mahmuddin
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.424 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.1.%p

Abstract

Pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional dalam arti bahwa ia dalam menyelenggarakan pengajaran dan pendidikannya masih terikat secara kuat kepada pemahaman; ide, gagasan, pemikiran-pemikiran ulama fiqih, tafsir, tauhid dan tasawuf pada Abad Pertengahan. Pesantren bukan sekedar merupakan fenomena local ke-Jawaan, akan tetapi merupakan fenomena yang juga terdapat di seluruh Nusantara. Artinya pesantren dapat di jumpai di luar jawa. Pesantren dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangannya ternyata tidak dapat dipisahkan dari berkembangnya proses pemahaman keagamaan yang mendahului Islam (Agama Hindu) maupun Islam itu sendiri yakni pengajaran tarekat dan sorogan oleh para wali songo. Lembaga pesantren dapat dikatakan sebagai lembaga Islam tertua yang dalam sejarah Islam Indonesia lembaga ini mempunyai peran dalam proses berkelanjutan pendidikan nasional. Para kiai dan ulama berperan pula dalam memobilisasi masyarakat Muslim lapisan bawah untuk berpartisipasi dalam program-program yang dilakukan pemerintah. Fatwa-fatwa agama yang mereka keluarkan telah ikut meligitimasi kebijakan pemerintah dalam melaksanakan bebrbagai kebijakan pembangunan, yang atas dasar itu masyarakat Muslim akan menerima kebijakan dan program pembangunan yang diagendakan oleh pemerintah. Hal ini memperjelas peran kiai dan ulama dalam proses transformasi social ditengah-tengah kehidupan masyarakat, terutama di daerah-daerah pedesaan. Peran pesantren di era global seperti sekarang ini sebagai “garda terdepan” pengamal dan pengawal ajaran dan akhlak Islam tetap di efektifkan. Era globalisasi dengan segala aspek positif dan negatifnya telah di antisipasi oleh pesantren dengan melakukan transformasi di berbagai bidang dan tidak kalah ketinggalannya dengan sekolah-sekolah umum lainnya melakukan penyesuaian belajar dengan teknologi canggih.
TOWARDS QUALITY PESANTREN AND MADRASAH IN GLOBAL ERA Busahdiar, Busahdiar
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 28, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.156 KB) | DOI: 10.24853/ma.28.2.%p

Abstract

Pesantren (Islamic Boarding School, henceforth pesantren) and madrasah (Islamic Regular School, henceforth madrasah) have produced thousands and even millions of alumni scattered across the country and even from different foreign countries. In the development of these Islamic schools, they have experienced ups and downs reforms in various sectors such as management, curriculum and so on. In this globalization era, IBS and IRS are more attractive to parents because both are able to produce competent graduates in the field of religion also skilled in other scientific fields (Sciences). In addition, the generation born from the womb of Islamic schools generally have higher character or values of noble character. For example; courteous, polite, obedient to parents and teachers, independent, solidarity, sincerity, tawadhu', simple, egalitarian, and able to work with all parties. The educational values are somewhat hard to come out of school or formal educational institutions.
WACANA KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM SISTEM HUKUM WARIS ISLAM Nurhadi, Nurhadi
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 28, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.405 KB) | DOI: 10.24853/ma.28.1.%p

Abstract

Kesetaraan kedudukan dan hak perempuan dengan laki-laki sebagai ahli waris merupakan nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Perilaku anggota masyarakat Muslim dalam segenap lapisan yang banyak menempuh medium hibah dan wasiat dalam pengalihan hak atas harta yang akan ditinggalkan orang tua kepada anak menunjukkan inner voice mereka yang tidak ingin membeda-bedakan antara anak laki-laki dan perempuan dalam pembagian waris. Meskipun demikian, penggunaan medium ini menyisakan celah untuk dibatalkan oleh pengadilan, karena para ulama fiqh berpandangan bahwa menghindari faraidh dengan melakukan hibah atau wasiat merupakan bentuk hilah atau hiyal al-syar'iyah yang secara hukum terlarang.Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan upaya pembaharuan hukum waris nasional yang memberikan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dengan menerapkan asas “kesetaraan terbuka”. Penggunaan asas “kesetaraan terbuka” terhadap kedudukan dan hak perempuan dengan laki-laki sebagai ahli waris ini sudah pada tempatnya dalam upaya membangun hukum kewarisan nasional dalam bentuk undang-undang, dengan catatan masyarakat Muslim tetap diberikan peluang melakukan penyimpangan atas asas tersebut jika telah terdapat kesepakatan dari seluruh ahli waris.
STRATEGI PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF (Studi BAZ Kabupaten Sukabumi Jawa Barat) Jajuli, Sulaiman
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 27, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.014 KB) | DOI: 10.24853/ma.27.1.%p

Abstract

Pendayagunaan zakat dapat dilaksanakan dengan pengembangan terhadap delapan asnaf, misalnya zakat untuk fakir miskin dapat dimanfaatkan untuk fasilitas umum bagi mereka, seperti balai pengobatan cuma-cuma, klinik bersalin gratis, pembuatan pabrik yang mempekerjakan merka dan lain-lain.Selain pendistribusian zakat secara konsumtif dapat juga digunakan model pendistribusian secara produktif yaitu memberikan uang zakat kepada fakir miskin dalam bentuk modal usaha, atau berbentuk alat-alat untuk usaha yang dapat mereka gunakan sebagai sumber mata pencaharian mereka.
FORMULASI FIQH MUHAMMADIYAH DALAM PARADIGMA ISLAM BERKEMAJUAN Nurhadi Nurhadi
Misykat al-Anwar Jurnal Kajian Islam dan Masyarakat Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Islamic Studies, University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.695 KB) | DOI: 10.24853/ma.1.1.%p

Abstract

Fiqh yang tersedia saat ini mempunyai sejumlah problematika, antara lain mapannya paradigma klasik dan lambannya upaya pembaharuan sehingga dengan mudah didapatkan adanya pengulangan-pengulangan yang tidak perlu, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya kesenjangan antara fiqh dengan realitas. Problematika itu perlu diatasi agar fiqh sebagai proses ijtihadi dan dialektika antara doktrin dan realitas dapat bersuara kembali atas zaman yang secara kontekstual berbeda dengan zaman di mana fiqh dikodifikasikan. Di sinilah letak urgensinya dimunculkan perspektif baru terhadap fiqh yang mengamodasikan arus perubahan dan berbagai realitas sosial yang muncul di era modern. Realitas sosial perlu diakomodasikan oleh fiqh, sesuai dengan saran Ibn Taimiyyah bahwa masalah-masalah riil yang berhubungan dengan umat Islam sehari-hari itulah yang diperhatikan, bukan masalah skolastik yang bersifat formalistis. Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan atau gerakan Islam yang menganut doktrin al-ruju’ dan prinsip non-mazhab pada dasarnya lebih cenderung pada teologi rasional Muhammad Abduh daripada teologi puritan Muhammad ibn Abdul Wahab.

Page 2 of 15 | Total Record : 147