cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Kandai
ISSN : 1907204X     EISSN : 25275968     DOI : -
Kandai was first published in 2005. The name of Kandai had undergone the following changes: Kandai Majalah Illmiah Bahasa dan Sastra (2005) and Kandai Jurnal Bahasa dan Sastra (2010). Since the name of journal should refer to the name that was registered on official document SK ISSN, in 2016 Kandai started publish issues with the name of Kandai (refer to SK ISSN No. 0004.091/JI.3.02/SK.ISSN/2006 dated February 7th, 2006, stating that ISSN 1907-204X printed version uses the (only) name of KANDAI). In 2017, Kandai has started to publish in electronic version under the name of Kandai, e-ISSN 2527-5968.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 2 (2021): KANDAI" : 10 Documents clear
INTERLANGUAGE PRODUCED BY JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN RECOUNT TEXT (Interlanguage (Bahasa Antara) yang Dihasilkan oleh Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam Teks Rekon) Ni Luh Putu Sri Adnyani; Putu Pande Novita Sari; Ni Komang Arie Suwastini; Putu Kerti Nitiasih
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v17i2.2719

Abstract

Karangan yang ditulis oleh siswa sekolah menengah pertama mengandung kalimat-kalimat salah yang  menggambarkan bahasa mereka.  Bahasa yang dihasilkan oleh siswa-siswa ini biasa dirujuk sebagai interlanguage (bahasa antara). Apakah bahasa pertama atau bahasa sasaran memengaruhi kesalahan-kesalahan tersebut?  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interlanguage  yang digunakan oleh siswa-siswa yang mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa asing dalam teks rekon.  Subjek penelitian ini terdiri atas 20 orang siswa sekolah menengah pertama di Buleleng.   Data dikumpulkan melalui latihan menulis terbimbing dalam bentuk teks rekon.  Empat langkah ditempuh dalam menganalisis data, yaitu mengidentifikasi, mengklasifikasikan, mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk linguistik dalam tulisan siswa. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengaruh bahasa ibu terhadap bahasa antara siswa antara lain adalah penggunaan tata bahasa Indonesia, penggunaan kata-kata Indonesia, penghilangan  pemarkah jamak -s, penghilangan TO BE dan aspek kala dari verba.  Pengaruh bahasa sasaran antara lain adalah  padanan yang salah,  penambahan kata sandang, kesalahan dalam memilih pronomina  dan overgeneralisasi bentuk lampau -ed. English text written by junior high school students consists of erroneous sentences which describe learners' language. Either the native language or target language influences the errors. This term is called interlanguage. The study aimed at describing the interlanguage produced by EFL students in recount text. The subjects of the study were 20 students of junior high school in Buleleng Regency.  The data was collected through a guided writing exercise in the form of recount text. There were four steps in analyzing the data, namely identifying errors, classification, description, and explanation. The result shows that native language influence includes Indonesian grammar patterns, Indonesian words, wrong selection of word form, the omission of plural marker -s,  TO BE deletion, and verb tense.  Target language influence includes false friend, the addition of articles, wrong choice of pronoun, and overgeneralization of past form -ed.
THE ANALYSIS OF DEIXIS ON ARDHITO PRAMONO’S SONGS (Analisis Deiksis pada Lagu Ardhito Pramono) Khoirun Nisaa Arnoi; NFN Ashadi
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berfokus pada analisis deiksis sebagai kajian pragmatis dalam lagu-lagu Ardhito Pramono. Peneliti ingin menganalisis lima jenis deiksis, mencari jenis deiksis yang paling dominan yang terdapat pada lirik lagu, dan mencoba mengorelasikan hasilnya dengan fenomena sosial yang terjadi saat ini. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data menunjukkan bahwa semua deiksis ditemukan di dalam semua lagu Ardhito Pramono dengan jumlah sebanyak 81 kata. Deiksis waktu paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 31 kata deiktik atau 38%, seperti penggunaan waktu dan kata kerja tertentu. Ditemukan juga bahwa setiap lagu Ardhito Pramono cenderung memiliki korelasi dengan fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini.This study focuses on analyzing the deixis as the study of pragmatics in Ardhito Pramono’s songs. The researchers seek to analyze five types of deixis, find out the most dominant type of deixis found in the song lyrics, and correlate the results with the social phenomenon that happens nowadays. This study used a well-established qualitative case approach. The data have revealed that all deixis types were found in all Ardhito Pramono’s songs with a total of 81 deictic words. Temporal deixis was the most being found with 31 deictic words or 38%, such as the use of specific time and verb tense. It was also found that each Ardhito Pramono’s song tends to correlate with the current phenomenon happening in society.
NARASI NASIONALISME SENTRIPETAL DALAM NOVEL PEMENANG SAYEMBARA “SEBERAPA INDONESIAKAH DIRIMU?” (Centripetal Nationalism In Contest Winners Novel Winners of Seberapa Indonesiakah Dirimu?) Candra Rahma Wijaya Putra; Purwati Anggraini; Joko Widodo
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v17i2.2760

Abstract

This study aims to describe the direction of nationalism narrated in the three winning novels of the contest “How Indonesia Are You?”. This type of research is descriptive qualitative using a post-colonial perspective. The data sources used are the novel Because I'm Not Blind by Redy Ugeng Kuswanto, Kaki Langit Talumae by Wishnu Mahendra, and the novel How to Love Indonesia by Dumamilanta S. Brahmana. The research data are in the form of words, phrases, sentences, or paragraphs that narrate the concept of the nation and the form of nationalism. The results of this study indicate that 1) the three novels describe the construction of the nation as a community with a collective consciousness in the form of history, customs, and natural resources; 2) nation construction contains problematization. The nation is vaguely divided into traditional and modern spaces resulting in social inequality; and 3) Overall the three novels want the integration of locality in nationalism. Thus, the direction of nationalism narrated in the three novels is centripetal nationalism. The direction of centripetal nationalism is believed to be a solution in overcoming the problem of nationalism.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan arah nasionalisme yang dinarasikan dalam tiga novel pemenang Sayembara “Seberapa Indonesiakah Dirimu?”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan perspektif pascakolonialisme. Sumber data yang digunakan adalah novel Karena Aku Tak Buta karya Redy Ugeng Kuswanto, Kaki Langit Talumae karya Wishnu Mahendra, dan novel How to Love Indonesia karya Dumamilanta S. Brahmana. Data penelitian berupa kata, frasa, kalimat, atau paragaraf yang menarasikan konsep bangsa dan bentuk nasionalisme. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) ketiga novel menggambarkan konstruksi bangsa sebagai komunitas dengan kesadaran kolektif berupa sejarah, adat istiadat, dan sumber alam; 2) konstruksi bangsa mengandung problematisasi. Bangsa secara samar terpecah dalam ruang tradisional dan modern yang mengakibatkan ketimpangan sosial; dan 3) Secara keseluruhan ketiga novel menginginkan intregasi lokalitas dalam nasionalisme. Dengan demikian, arah nasionalisme yang dinarasikan di dalam ketiga novel adalah nasionalisme sentripetal. Arah nasionalisme sentripetal diyakini menjadi solusi dalam mengatasi problematisasi kebangsaan.
CINTA, HARGA DIRI, DAN SIKAP TOKOH: SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA (Love, Self-Esteem, and Attitude of Characters: A Study of Literature Psychology) Purwati Anggraini; Bawon Wiji Dia Prasasti; Haris Supratno
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v17i2.3250

Abstract

Love and self-esteem are part of human needs as a form of self-existence. Attempts to reach and maintain love and self-esteem are reflected in the character's attitude. This study aims to describe the love needs and self-esteem needs of characters and how the characters behave in making it happen. The needs and behavior of characters in making it happen are closely related to literary psychology, so this study chooses literary psychology as its approach. This research used qualitative methods and was based on Abraham Maslow's theory. The data source was in the form of the novel Lengking Burung Kasuari by Nunuk Y. Kusmiana published by PT Gramedia Pustaka Utama in 2017. The data of this research were quotations from story units. The data collection techniques of this research were (a) reading the object of study, (b) identifying the data according to the research objectives, and (c) classifying the data. While the data analysis techniques were as follows, (a) rechecking the data in accordance with the problem formulation, (b) describing the data, (c) interpreting the data, (d) drawing conclusions. The results of the research can be stated as follows. First, the need for love includes feelings of longing for, playing, and caring for friends. Second, forms of need for self-esteem include broad insight, promotion, and responsibility. Third, the character tries to realize the need for love, the need for price self as a form of self-existence.Cinta dan harga diri merupakan bagian dari kebutuhan manusia sebagai salah satu wujud eksistensi diri. Upaya untuk menggapai dan mempertahankan cinta dan harga diri tecermin dalam sikap tokoh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebutuhan rasa cinta dan kebutuhan harga diri tokoh serta bagaimana perilaku tokoh dalam mewujudkannya. Kebutuhan dan perilaku tokoh dalam mewujudkannya terkait erat dengan psikologi sastra sehingga kajian ini memilih psikologi sastra sebagai pendekatannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dilandaskan pada teori Abraham Maslow. Sumber data berupa novel Lengking Burung Kasuari Karya Nunuk Y. Kusmiana yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2017. Data penelitian ini adalah kutipan satuan cerita. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah (a) membaca objek kajian, (b) mengidentifikasi data sesuai tujuan penelitian, dan (c) mengelompokan data. Di samping itu, teknik analisis data sebagai berikut: (a) mengecek kembali data yang sesuai dengan rumusan masalah; (b) mendeskripsikan data; (c) menginterpretasikan data; dan (d) menarik simpulan. Hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, kebutuhan rasa cinta meliputi perasaan rindu, bermain, dan peduli pada teman. Kedua, bentuk kebutuhan harga diri meliputi wawasan luas, naik pangkat, dan tanggung jawab. Ketiga, tokoh berupaya mewujudkan kebutuhan rasa cinta, kebutuhan harga diri sebagai wujud eksistensi diri.
HARGA DIRI DAN STATUS SOSIAL: MOTIF MERANTAU ORANG MINANGKABAU DALAM FILM (Pride and Social Status: The Migrating Motive Minangkabau People in Cinema) Herry Nur Hidayat; Bani Sudardi; Sahid Teguh Widodo; Sri Kusumo Habsari
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v17i2.2805

Abstract

Merantau has known as the Minangkabau ethnic identity. As a social behavior, merantau shows a change in concepts and motives. Technological developments, especially in transportation, are slowly shifting the concept of merantau to broaden its reach, followed by changes in motives. Merantau is no longer seen as a learning behavior and process, but is more economical, looking for a better life. This article explores and describes the merantau in the film with merantau from the Minangkabau community through a semiotic study. As a result, the change in the concept and motive for merantau in the film represents the merantau Minangkabau society. Through the movie characters, the motive for merantau, who seems to have an educational background in the film driveby personal motivation, namely self-esteem and social status, which in directly indicates economic motives.Merantau telah dikenal sebagai identitas etnik Minangkabau. Sebagai sebuah perilaku sosial, merantau menunjukkan perubahan konsep dan motifnya. Perkembangan teknologi, terutama transportasi, secara perlahan menggeser konsep merantau menjadi meluas jangkauannya yang diiringi pula dengan perubahan motifnya. Merantau tidak lagi dipandang sebagai perilaku dan proses pembelajaran melainkan lebih bersifat ekonomis, yaitu mencari kehidupan yang lebih baik. Melalui kajian tekstual, artikel ini menggali dan menguraikan perilaku merantau yang ditampilkan dalam film dalam hubungannya dengan perilaku merantau masyarakat Minangkabau. Hasilnya, perubahan konsep dan motif merantau dalam film adalah bentuk representasi merantau masyarakat Minangkabau. Melalui tokoh-tokohnya, motif merantau yang tampaknya berlatar belakang pendidikan dalam film didorong oleh motivasi personal, yaitu harga diri dan status sosial yang secara tidak langsung menunjukkan motif ekonomis.
INTERNET SLANG CONTAINING CODE-MIXING OF ENGLISH AND INDONESIAN USED BY MILLENNIALS ON TWITTER (Slang Internet Mengandung Campur-Kode Bahasa Inggris dan Indonesia yang Digunakan oleh Milenial di Twitter) Adani Nur Sabrina
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v17i2.3422

Abstract

Penelitian ini membahas kreasi slang internet yang mengandung campur-kode bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang dilakukan oleh pengguna milenial Twitter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi kreasi slang internet yang menerapkan campur-kode bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta alasan yang memotivasi penggunanya untuk melakukan itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang berarti data yang terkumpul dianalisis dengan penjelasan menggunakan kata-kata. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sepuluh kreasi campur-kode yang ditemukan pada tingkatan morfem, tujuh pada tingkatan frasa, dan enam lainnya dalam bentuk singkatan. Penelitian ini juga menemukan bahwa pengguna milenial membuat kreasi slang internet hanya untuk bersenang-senang dan agar percakapan antar sesama pengguna tidak terlalu canggung, kaku, dan formal.This research discusses the creation of internet slang which contains the code-mixing of English and Indonesian made by Twitter millennial users. The purposes of this research are to explore those creations of internet slang that implement the Indonesian-English code-mixing, as well as the reasons that motivate the users to do so. The method used in this research is a qualitative method which means the collected data are analyzed with explanation in words. The result of the research shows there are ten creations of code-mixing found on morpheme level, seven on phrase level, and six other in the form of abbreviation. This research also finds that millennial users create internet slang merely for fun and to make the conversations between fellow users less awkward, stiff, and formal.
IDENTITAS BUDAYA DAN PRADOKSAL KULINER TRADISIONAL DALAM CERPEN KETIKA SAATNYA DAN KISAH-KISAH LAINNYA (Cultural Identity and Traditional Culinary Paradoxal in the Short Story Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah Lainnya) Puji Retno Hardiningtyas; Ni Nyoman Tanjung Turaeni
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v17i2.2811

Abstract

The formulation of the research problem is how literature combines culture, especially Bugis food and culinary delights; local culinary image is juxtaposed with modern food from abroad in a collection of short stories Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah by Darmawati Majid. The data of this research are food and culinary-themed texts, namely six short stories entitled “Tentang Hal yang Membawamu ke Sebuah Warung Coto di Pinggiran Kota pada Hari Sekitar Pukul 10 Pagi”, "Ningai", “Kiriman dari Inggris”, "Passampo Siri", "Nasu Likku", and “Kak Sulaeman”. The research data collection used the literature study method with the note-reading technique, which is to create a direct and indirect conversation corpus. Data analysis used an analytical descriptive method with critical interpretative techniques. The theory used in this research is Tobin's gastronomy. The results and discussion of this study indicate that first, literature and gastronomic aspects, namely the art of cooking and serving food, are cultural elements of the Bugis ethnic community. Second, there is an element of paradox and ambiguity when juxtaposing the image of traditional Bugis culinary delights and foreign culinary delights — foreign drinks — which can be felt by the characters in the short story. The two research results reinforce the presence of the image of Bugis traditional culinary and the image of foreign food which has a more practical and cleaner way of serving — as a form of discourse and the struggle for the power of the post-colonial nation's existence. Thus, through culinary literature, it can be a space for the presence of subaltern groups in the context of the regional culture of the Nusantara.Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana sastra meramu budaya, khususnya makanan dan kuliner khas Bugis; citra kuliner lokal disandingkan dengan makanan modern dari luar negeri dalam kumpulan cerpen Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah Lainnya karya Darmawati Majid. Data penelitian ini adalah teks cerita bertema makanan dan kuliner, yaitu enam cerpen berjudul “Tentang Hal yang Membawamu ke Sebuah Warung Coto di Pinggiran Kota pada Hari Sekitar Pukul 10 Pagi”, “Ningai”, “Kiriman dari Inggris”, “Passampo Siri”, “Nasu Likku”, dan “Kak Sulaeman”. Pengumpulan data penelitian digunakan metode studi pustaka dengan teknik baca catat, yaitu mencatat korpus percakapan langsung dan tidak langsung. Analisis data digunakan metode deskriptif analitik dengan teknik interpretatif kritis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah gastronomi Tobin. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, sastra dan aspek gastronomi, yaitu seni memasak dan menyajikan makanan merupakan unsur budaya masyarakat suku Bugis. Kedua, adanya unsur paradoksal dan ambiguitas ketika menyandingkan citra kuliner tradisional Bugis dan kuliner luar negeri—minuman luar negeri—yang dapat dirasakan para tokoh dalam cerpen tersebut. Kedua hasil penelitian memperkuat kehadiran citra kuliner tradisional Bugis dan citra makanan luar negeri yang memiliki cara penyajian lebih praktis dan lebih bersih—berbanding terbalik sebagai bentuk wacana dan pertarungan kuasa keberadaan bangsa pascakolonial. Dengan demikian, melalui sastra kuliner dapat menjadi ruang hadirnya kelompok subaltern dalam konteks kebudayaan daerah Nusantara.
THE USE OF INDONESIAN LOAN WORDS IN MUNA LANGUAGE (Penggunaan Kata-Kata Serapan Bahasa Indonesia dalam Bahasa Muna) La Aso; La Yani Konisi
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v17i2.3481

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas penggunaaan kata-kata serapan bahasa Indonesia dalam bahasa Muna. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui pengamatan, partisipasi, rekaman, catat, dan interpretasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan mengklasifikasi data yang dikumpul, menentukan kata-kata serapan, memformulasikan dan menjelaskan kata-kata serapan dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata-kata serapan bahasa Indonesia dalam bahasa Muna selalu dipengaruhi oleh aspek fonologis atau perubahan bunyi. Karakteristik bahasa Muna sebagai bahasa vokalis menyebabkan semua silabel atau kata-kata pinjaman dari bahasa Indonesia ke bahasa Muna senantiasa menjadi silabel terbuka. Hal itu dapat terjadi melalui berbagai perubahan, seperti penambahan dan penghilangan konsonan, penambahan vokal, dan pemecahan kluster atau gugus konsonan.This article aims at discussing the use of Indonesian loan words in the Muna language. The data were collected through observation, participation, recording, noting, and interpretation. The data were then analyzed descriptively by classifying the gathered data, indicating the word classes, formulating and describing loan words, and making a conclusion. The result of this study showed that Indonesian loan words in the Muna language are mostly affected by phonological aspects or sound changes. Muna language's characteristics as vocalist language bring all loan words from Indonesian into Muna language always become open syllable. It occurs both by adding or deleting one of the consonants, adding or inserting vocals, and breaking cluster or consonant cluster.
PENGAPLIKASIAN ANTCONC PADA KORPUS BAHASA MELAYU AMBON (The Application of AntConc on Ambon Malay Language Corpus) Nita Handayani Hasan
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v17i2.2605

Abstract

Development of local language corpus is one way to documenting a local language. Corpus application is one solution to develop a local language corpus. In this paper, researcher using AntConc application to develop Ambon Malay language. In order to develop corpus of Ambon Malay language, this study aims to find out how to use AntConc application in corpus of Ambon Malay language, and to find out the vocabularies that appears on the corpus that has been made. This is aqualitative research which using result of AntConc application. The method in this research is descriptive statistics. The data in this study were sourced from Fuli magazines which containing Ambon Malay language articles. The study found that AntConc application is easy to use. AntConc application starting from enterinf corpus data in txt form; checking words list; checking word position in the sentence; checking the spread eords; checking word use location; checking couples word; and checking the word use combination. The menus in the application can facilitate researcher to analyse corpus source and use it as a dictionary source. The result of the analysis found 1,399 word types and 7.005 word tokens.Pengembangan korpus bahasa daerah merupakan salah satu cara pendokumentasian bahasa daerah. Salah satu cara untuk mengembangkan korpus bahasa daerah yaitu dengan pemanfaatan aplikasi korpus. Aplikasi korpus yang akan digunakan dalam pengembangan korpus bahasa Melayu Ambon pada penelitian ini yaitu AntConc. Agar dapat mengembangkan korpus bahasa Melayu Ambon, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penggunaan aplikasi AntConc dalam korpus bahasa Melayu Ambon, dan kosakata-kosakata apa saja yang muncul pada korpus yang telah dibuat. Penelitian ini merupkan penelitian kualitatif yang memanfaatkan hasil analisis aplikasi AntCont terhadap korpus bahasa Melayu Ambon. Metode yang digunakan untuk membaca hasil analisis aplikasi AntConc ialah statistik deskriptif. Data pada penelitian ini bersumber dari majalah-majalah Fuli yang berisi artikel berbahasa Melayu Ambon. Hasil yang diperoleh yaitu aplikasi AntConc merupakan aplikasi yang dapat membantu peneliti untuk menemukan kosakata-kosakata bahasa Melayu Ambon dalam majalah Fuli, serta cara penggunaanya. Cara menggunakan aplikasi AntConc dimulai dari memasukkan data korpus dalam bentuk txt.; mengecek jumlah tipe kata yang terdaftar dalam korpus; mengecek posisi kata dalam kalimat; mengecek penyebaran kata dalam teks; mengecek letak penggunaan kata; mengecek pasangan-pasangan kata; dan mengecek kombinasi penggunaan kata. Menu-menu yang terdapat dalam aplikasi AntConc mempermudah peneliti untuk menganalisis sumber korpus dan memanfaatkannya sebagai sumber penyusunan kamus. Hasil analisis lainnya yaitu ditemukan 1.399 tipe kata, dan 7.005 karakter kata.
AKTIVITAS SASTRA DI UNIVERSITAS HALU OLEO (Literature Activity in Halu Oleo University) NFN Rahmawati; Heksa Biopsi Puji Hastuti; NFN Syaifuddin; NFN Mulyadi
Kandai Vol 17, No 2 (2021): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v17i2.2978

Abstract

This study aimed to describe the literary activities carried out at Halu Oleo University (UHO) Kendari in the perspective of the sociology of literature by Pierre Bourdieu. This research is a qualitative descriptive study. Research data were information about literary activities at UHO obtained through questionnaires, interviews, note-taking, and literature studies. The informants' answers from the interviews in the research instrument were recorded. Literature study was used to obtain as much data as possible from relevant books or writings. Data from interviews, recordings, and literature studies were described and then classified according to the research problem. The results showed that literary activities that are often held at UHO include various literary activities that were packaged in an activity. In it, various literary activities were carried out, such as the Gerbang Lastra (Lastra Gate), Pentas Arena (Arena Performances), Pekan Sastra (Literature Week), Hibah Sastra (Literature Grants), Lomba Seni dan Pameran Karya (Lensa) (Art Competitions and Work Exhibitions), and so on. Student organizations that often hold literary activities included the Studio Drama, FKIP UHO, Bengkel Sastra Indonesia (BSI, Indonesian Literature Workshop), Pekerja Puisi Sulawesi Tenggara (Eksis) (Southeast Sulawesi Poetry Worker), Laskar Sastra (Lastra), UK-Seni, Sanggar Katalis, Fista, Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia HMJJPBI (Indonesian Language Education Department Student Association), and Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia (HMSSI) (Indonesian Literature Student Association). Literary activities that were built were born from the correlation between habitus, arena, capital capital, social capital, cultural capital, and symbolic capital. In carrying out literary activities, event organizers are still often constrained by funding, training venues, and secretariat rooms. Funding constraints are overcome by using membership fees, charging competition participants, sponsors, or holding fundraising activities through bazaar activities.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan aktivitas sastra yang dilaksanakan di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dalam perspektif sosiologi sastra Pierre Bourdieu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian merupakan informasi mengenai aktivitas sastra di UHO yang diperoleh melalui teknik kuisioner, wawancara, pencatatan, dan studi pustaka. Jawaban informan dari hasil wawancara dalam instrumen penelitian dicatat. Studi pustaka digunakan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya dari buku-buku atau tulisan yang relevan. Data hasil wawancara, pencatatan, dan studi pustaka dideskripsikan kemudian diklasifikasi sesuai dengan permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas sastra yang sering diadakan di UHO meliputi berbagai kegiatan sastra yang dikemas dalam suatu kegiatan. Di dalamnya dilaksanakan berbagai aktivitas sastra, seperti Gerbang Lastra, Pentas Arena, Pekan Sastra, Hibah Sastra, Lomba Seni dan Pameran Karya (Lensa), dan sebagainya. Organisasi kemahasiswaan yang kerap menggelar kegiatan sastra antara lain Studio Drama FKIP UHO, Bengkel Sastra Indonesia (BSI), Pekerja Puisi Sulawesi Tenggara (Eksis), Laskar Sastra (Lastra), UK-Seni, Sanggar Katalis, Fista, Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia HMJJPBI), dan Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia (HMSSI). Aktivitas sastra yang dibangun lahir dari adanya korelasi antara habitus, arena, modal kapital, modal sosial, modal budaya, dan modal simbolik. Dalam menjalankan aktivitas sastra, penyelenggara kegiatan masih sering terkendala dengan pendanaan, tempat latihan, dan ruang sekertariat. Kendala dana diatasi dengan menggunakan iuran anggota, mengenakan biaya pada peserta lomba, sponsor, atau mengadakan kegiatan pencarian dana melalui kegiatan bazar.

Page 1 of 1 | Total Record : 10