cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl Prof Soedarto, SH Kampus Tembalang, Semarang 50275
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 26210525     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 191 Documents
PROSPEK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE (Clarias sp) DI DESA WONOSARI, KECAMATAN BONANG, KABUPATEN DEMAK Mustajib Mustajib; Tita Elfitasari; Diana Chilmawati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 1 (2018): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i1.2476

Abstract

Budidaya pembesaran ikan lele di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak memiliki potensi yang baik karena mempunyai lokasi mendukung dan permintaan pasar yang selalu meningkat. Strategi yang tepat sangat diperlukan dalam pengembangan budidaya lele tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil dan teknik budidaya pembesaran ikan lele (Clarias sp.), menganalisis faktor internal dan eksternal budidaya pembesaran ikan lele (Clarias sp.), serta merumuskan strategi pengembangan budidaya pembesaran ikan lele (Clarias sp.). Metode penelitian adalah metode studi kasus. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analisis SWOT. Hasil menunjukkan bahwa budidaya ikan lele di Desa Wonosari adalah menggunakan sistem tradisional. Jumlah produksi ikan lele sebesar 5-10 ton/hari dengan luas lahan 43 Ha. Teknik budidaya meliputi persiapan lahan, pengapuran, pemupukan, pengelolaan air, penebaran benih, pemeliharaan dan pemanenan. Berdasarkan analisis faktor internal, kekuatan (S) terbesar yaitu kelompok pembudidaya ikan (0,42), kelemahan (W) terbesar yaitu belum ada produksi benih secara mandiri dan keterbatasan dana (0,35) dan faktor eksternal menunjukkan bahwa peluang (O) terbesar yaitu pembangunan sentra budidaya lele (0,40), ancaman (T) terbesar yaitu hama dan penyakit lele (0,29). Alternatif strategi yang tepat adalah SO (Strengths-Opportunities) dengan total skor 4,09 dan kuadran SWOT berada pada posisi I yang lebih cenderung memaksimalkan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang sebesar – besarnya. Alternatif strategi yang digunakan adalah memanfaatkan potensi lahan yang ada, meningkatkan kualitas dan kontinuitas produksi, memanfaatkan peluang pasar yang sebesar – besarnya, kemudian memperkuat hubungan dengan pemerintah untuk mengadakan pemberdayaan pembudidaya.
PENGARUH VITAMIN C PADA PAKAN KOMERSIL DAN KEPADATAN IKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN SERTA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Sarah Sekar Komalasari; Subandiyono Subandiyono; Sri Hastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2453

Abstract

Saat ini pembudidaya perlu untuk terus meningkatkan padat tebar ikan. Namun, Padat tebar yang tinggi menyebabkan ikan mudah stress. Salah satu cara untuk mengurangi stress adalah dengan penambahan vitamin Catau asam askorbat dalam pakan. Vitamin ini dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh untuk membantu mengurangi stressor dan dapat memacu pada pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh vitamin C dan kepadatan ikan terhadap kelulushdupan serta pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan uji yang digunakan adalah benih nila (O. niloticus) dengan bobot tubuh rata-rata sebesar 0,72±0,05 g/ekor. Metode yang di gunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan ordo 2x2. Faktor pertama adalah pemberian vitamin C sebesar 100 mg/kg pakan (C1) dan vitamin C 150 mg/kg pakan (C2). Sedangkan faktor kedua adalah kepadatan ikan sebanyak 1 ekor/l (K1) dan 3 ekor/l (K2), masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati meliputi laju pertumbuhan relatif (RGRw), pertumbuhan panjang relatif (RGRL), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), tingkat konsumsi pakan harian (TKP), rasio efisiensi protein (PER), glukosa darah dan kelulushidupan (SR). Berdasarkan pada hasil yang telah diperoleh diketahui bahwa penambahan vitamin C dan kepadatan yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai RGRL dan nilai PER akan tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) pada nilai SR dengan nilai tertinggi pada masing-masing variabel yaitu pada penambahan vitamin C sebesar 150 mg/kg dengan kepadatan sebanyak 1 ekor/l.  Kualitas air selama pemeliharaan masih dalam kisaran yang layak untuk budidaya ikan nila (O. niloticus). Penambahan vitamin C dan kepadatan ikan dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila serta mempengaruhi nilai RGRL, RGRW, PER, EPP, TKP dan glukosa darah akan tetapi tidak berpengaruh pada SR.
PENGARUH PENAMBAHAN “PROBIO-7” PADA PAKAN BUATAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus) Hanum Shofura; Suminto Suminto; Diana Chilmawati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2459

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang digemari oleh masyarakat sebagai penyedia protein hewani. Pakan dengan kualitas rendah membuat daya cerna ikan kurang optimal, maka diperlukan peningkatan kualitas nutrisi pakan yang lebih baik. Upaya untuk meningkatkan nilai nutrisi pakan dapat dilakukan dengan menambahkan probiotik pada pakan. Bakteri dalam probiotik mampu menghasilkan beberapa enzim yang akan membantu menghidrolisis pakan menjadi molekul yang lebih sederhana sehingga akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan dalam tubuh ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik dalam pakan buatan dan dosis terbaik terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila gift (O. niloticus).Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila gift (O. niloticus) dengan panjang rata-rata 3,5±0,01 cm/ekor, bobot rata-rata 0,70±0,008 g/ekor dan padat tebar 1 ekor/l air. Metode penelitian ini dilakukan di laboratorium menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap yaitu 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (0 CFU/g pakan); B (probiotik dosis 106 CFU/g pakan); C (probiotik dosis 107 CFU/g pakan) dan D (probiotik dosis 108 CFU/g pakan). Data yang diamati meliputi efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), laju pertumbuhan relatif (RGR), rasio konversi pakan (FCR), rasio efisiensi protein (PER), kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik pada pakan buatan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap EPP, RGR, FCR, PER namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap SR. Dosis probiotik terbaik pada pakan adalah perlakuan D (108 CFU/g pakan) yang mampu menghasilkan EPP dan PER masing-masing sebesar 85,01% dan 2,83% untuk ikan nila gift (O. niloticus). Kualitas air pada media pemeliharaan berada pada kisaran yang sesuai untuk budidaya ikan nila gift (O. niloticus).
PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP LAMA PENETASAN TELUR, DAYA TETEAS TELUR, KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) STRAIN BASTAR Bangkit Aldin Pratama; Titik Susilowati; Tristiana Yuniarti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 1 (2018): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i1.2478

Abstract

Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu ikan konsumsi air tawar yang telah lama dikenal di Indonesia dan cukup banyak peminatnya. Sejalan dengan pengembangan usaha budidaya gurame yang semakin luas, maka kebutuhan induk dan benih juga semakin meningkat. Cara pembenihan yang baik dan benar dapat dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil produksi benih sehingga kebutuhan benih dapat terpenuhi. Permasalahan yang dihadapi dalam penetasan ikan gurame yaitu daya tetas telur yang masih rendah dan tingkat kelulushidupan yang masih rendah. Pada fase itu kondisinya masih rentan terhadap perubahan lingkungan. Suhu adalah hal yang perlu diperhatikan dalam penetasan telur ikan gurame, oleh karena itu perlu dilakukan manipulasi suhu dalam wadah agar suhu lebih konstan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu terhadap lama penetasan telur, daya tetas telur, kelulushidupan dan pertumbuhan benih ikan gurame (O. gouramy), dan mengetahui suhu terbaik yang memberikan pengaruh terbaik bagi lama penetasan telur, daya tetas telur, kelulushidupan dan pertumbuhan benih ikan gurame (O. gouramy). Bahan uji yang digunakan adalah telur ikan gurame (O. gouramy) strain bastar dengan total telur yang dibutuhkan sebanyak 1800 butir. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan suhu 32oC, 30oC dan 28oC. Data yang diamati meliputi lama penetasan telur, daya tetas telur, kelulushidupan dan pertumbuhan benih ikan gurame (O. gouramy). Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan suhu berpengaruh sangat nyata terhadap lama penetasan telur dan panjang mutlak. Berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan dan spesific growth rate (SGR), sedangkan tidak berpengaruh nyata terhadap daya tetas telur ikan gurame (O. gouramy). Perlakuan B 30oC adalah perlakuan terbaik yang menghasilkan lama penetasan 26,17±1,04 jam, daya tetas telur 98,17±0,58%, kelulushidupan 97,11±1,95%, pertumbuhan panjang mutlak 1,03±0,04cm dan SGR 6,87±0,29%.
PENAMBAHAN EKSOGEN ENZIM PENCERNAAN DALAM PAKAN BUATAN UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN EFESIENSI PEMANFAATAN PAKAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) Taufiq Susanto; Agung Sudaryono; Pinandoyo Pinandoyo
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2455

Abstract

Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah salah satu ikan air payau yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi untuk terus dikembangkan, pada kegiatan budidaya biaya pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Pakan yang dikonsumsi ikan sebaiknya memiliki nutrisi yang mudah dicerna dan diserap dengan baik oleh ikan, sehingga pakan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh ikan. Pemanfaatan pakan dapat dicapai dengan penambahan eksogen enzim pencernaan pada pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis terbaik penambahan eksogen enzim pencernaan dengan merek dagang BioEnzyme terhadap pertumbuhan, efesiensi pemanfaatan pakan dan kelulushidupan ikan bandeng (C. chanos).Metode penelitian adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hewan uji adalah ikan bandeng (C. chanos) dengan bobot 2,68±0,24 g/ekor, dengan padat tebar 10 ekor/20 L. Pakan diberikan 3 kali sehari pada jam 08:00, 12:00 dan 16:00, secara at satiation selama 42 hari. Perlakuan adalah penambahan eksogen enzim pencernaan dengan dosis 0% (A); 0,05% (B); 0,1% (C) dan 0,15% (D). Data yang diamati meliputi: Protein Effeciency Ratio (PER), Efesiensi Pemanfaatan Pakan (EPP), Specific Growth Rate (SGR), Survival Rate (SR) dan kualitas air. Penambahan eksogen enzim pencernaan dalam pakan buatan memberikan pengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap Protein Effeciency Ratio (PER) dan Specific Growth Rate (SGR), berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap Efesiensi Pemanfaatan Pakan (EPP), tidak berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap Survival Rate (SR) dan tidak mempengaruhi kualitas air. Dosis eksogen enzim pencernaan terbaik ditemukan pada ikan bandeng (C. chanos) yang diberi pakan dengan kandungan enzim pencernaan 0,05% (B) dan mampu menghasilkan nilai PER 1,69±0,03%, EPP 68,66±1,40%, SGR 2,46±0,18%/hari dan SR 100%. Kualitas air pemeliharaan masih dalam kisaran baik untuk kehidupan ikan bandeng (C. chanos).
PENGARUH PENAMBAHAN ENZIM FITASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA PADA PAKAN BUATAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN SIDAT ( Anguilla bicolor ) Gigih Aji Winata; Suminto Suminto; Diana Chilmawati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 1 (2018): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i1.2462

Abstract

Sidat (Anguilla bicolor.) merupakan ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis penting, baik untuk pasar lokal maupun luar negeri. Kendala yang dihadapi para pembudidaya adalah pertumbuhannya yang masih sangat lambat. Penambahan enzim fitase kedalam pakan buatan diduga dapat mempercepat pertumbuhan sidat stadia elver. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim fitase dalam pakan buatan terhadap performa efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan sidat (A. bicolor). Ikan uji yang digunakan adalah ikan sidat dengan bobot rata-rata 9,54±0,13 g/ekor dan padat tebar 1 ekor/2L. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pukul 08.00 dan 16.00. Ikan uji dipelihara dalam ember plastik volume 30 liter air selama 50 hari dan diberikanan sebanyak 5% / Hari dari bobot . Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penambahan menzim fitase dalam pakan buatan yaitu: perlakuan A dengan dosis enzim fitase 0 mg/kg, dan perlakuan B, C dan D masing-masing diberikan dosisi enzim fitase sebanyak 500 mg/kg, 1000 mg/kg dan 1500 mg/kg . Data yang diamati meliputi SGR, PER, EPP, SR dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim fitase, berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap SGR, EPP, PER, namun tidak berpengaruh terhadap SR. Perlakuan terbaik terhadap SGR, EPP, PER, dan SR adalah perlakuan C dengan nilai SGR sebesar 0,81±0,03%, EPP sebesar 16,11±1,36%, PER sebesar 0.38±0,03%, dan kelulushidupan sebesar 88,83±16,67%. Sehingga perlakuan penambahan enzim fitase dengan dosis 1000 mg/kg menghasilkan efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan terbaik untuk ikan sidat (A. bicolor).
PENGARUH ENZIM PAPAIN DAN PROBIOTIK PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PEMANFAATAN PROTEIN PAKAN DAN PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) Sulasi Sulasi; Sri Hastuti; Subandiyono Subandiyono
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 1 (2018): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.146 KB) | DOI: 10.14710/sat.v2i1.2448

Abstract

Ikan mas (C. carpio) merupakan ikan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat karena beberapa keunggulan, diantaranya kandungan protein yang cukup tinggi dan harganya yang terjangkau. Budidaya ikan mas (C. carpio) memerlukan pakan buatan sebagai nutrisi untuk menunjang pertumbuhannya. Salah satu aspek terhambatnya pertumbuhan adalah pemanfaatan pakan yang masih rendah, hal ini terkait dengan kecernaan protein pakan yang belum optimal. Salah satu cara untuk meningkatkan daya cerna pakan adalah dengan penambahan enzim papain dan probiotik. Kedua bahan tersebut mampu menguraikan ikatan peptida dalam protein sehingga protein terurai menjadi ikatan peptida yang lebih sederhana sehingga protein pakan dapat diserap dengan optimal dan digunakan sebagai deposit untuk pertumbuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penambahan enzim papain dan probiotik pada pakan buatan terhadap pemanfaatan protein pakan dan pertumbuhan ikan mas (C. carpio).Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas dengan bobot rata-rata 2,88+0,51 g/ekor. Ikan mas dibudidayakan selama 40 hari dengan padat tebar 1 ekor/L. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan 2 faktor, yaitu enzim papain (A1 = 0,25 g; A2 = 0,50 g/kg pakan) dan probiotik (B1= 10 ml; B2 = 15 ml/kg pakan) dengan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A1B1 (enzim papain 0,25 g dan probiotik 10 ml/kg pakan), A1B2 (enzim papain 0,25 g dan probiotik 15 ml/kg pakan), A2B1 (enzim papain 0,50 g dan probiotik 10 ml/kg pakan) dan A2B2 (enzim papain 0,50 g dan probiotik 15 ml/kg pakan). Data yang diamati meliputi tingkat konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), protein efisiensi rasio (PER), laju pertumbuhan relatif (RGR), kelulushidupan (SR) dan kualitas air meliputi suhu, DO, pH dan ammonia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa enzim papain berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap EPP dan PER. Probiotik berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap EPP dan PER, serta terdapat interaksi antara kedua faktor pada variabel PER. Kualitas air pada media pemeliharaan dipertahankan pada kisaran yang layak untuk budidaya ikan mas (C. carpio).
PENGGUNAAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) SEBAGAI ANTIBAKTERI UNTUK MENGOBATI INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Latifah Apriliana Maisyaroh; Titik Susilowati; Alfabetian Herjuno Condro Haditomo; Tristiana Yuniarti; Fajar Basuki
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 2 (2018): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i2.3021

Abstract

Ikan nila (O. niloticus) merupakan salah satu ikan air tawar ekonomis penting. Salah satu kendala utama dalam kegiatan budidaya adalah adanya penyakit, diantaranya Motile Aeromonas Septicema (MAS) yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila. Sekarang ini, penanganan penyakit lebih diutamakan menggunakan obat herbal. Ekstrak kulit buah manggis diduga mengandung senyawa antibakteri yang mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan kelulushidupan ikan Nila. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman ekstrak kulit buah manggis terhadap kelulushidupan ikan nila yang diinfeksi A. hydrophila. Sebanyak 120 ekor ikan Nila dengan panjang rata-rata 8,55±0,50 cm digunakan pada penelitian ini. Ikan diinfeksi bakteri A. hydrophila sebanyak 0,1 mL secara intramuscular dengan kepadatan 108 CFU/mL. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 pengulangan yaitu perlakuan A (0 mg/L, B (500 mg/L), C (600 mg/L) dan D (700 mg/L). Setelah munculnya gejala klinis, ikan dilakukan perlakuan perendaman dengan ekstrak kulit manggis selama 4 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perendaman ekstrak kulit buah manggis berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kelulushidupan ikan nila. Perlakuan terbaik ditunjukan pada perlakuan D (700 mg/L) dengan prosentasi kelulushidupan sebesar 76,67±15,28.
PERFORMA PERTUMBUHAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) YANG DIBUDIDAYAKAN BERSAMA RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) DENGAN PADAT TEBAR YANG BERBEDA MENERAPKAN SISTEM INTEGRATED MULTI-TROPHIC AQUACULTURE (IMTA) Irma Azizah; Sri Rejeki; Restiana Wisnu Aryati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 2 (2018): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i2.2725

Abstract

Tiger shrimp is a commodity pond that has high economic value compared to others. Tiger shrimp culture can be done by using a monoculture system, a polyculture system or an Integrated Multi-trophic Aquaculture (IMTA) system. IMTA system is one solution to reduce the environmental impact of cultivation activities because undigested feed and metabolism results in an accumulation of feces in the pond. This study aims to determine the effect of the addition of seaweed into the system on the growth and survival rate of tiger shrimp and also to determine the best density of seaweed in controlling the water quality. The research was conducted from September 2017 to November 2017 in Tambak Bulusan Village, Demak, Central Java. The material used is seaweed. Tiger shrimp used in size PL 30 measuring 2.0-2.9 cm. In length the stocking density is 80 individuals/m. The feed used is pellets given by using a fixed feeding rate of 5%. This research used an experimental method with complete randomized design with 5 treatments and 3 replications. The treatment of seaweed stocking used is 50 g, 100 g, 150 g, and 200 g. The results showed that different stocking of seaweed had significant effect on growth of weight, relative growth rate, survival rate of tiger shrimp. The best treatment of seaweed density is treatment  A1 (50 gram), treatment A1 can increase the value of tiger shrimp growth with absolute weight of 1.67 ± 0.05 gram; the relative growth rate of 36.36 ± 1.04 %; and the survival rate of 78.75 ± 1.25 %. While the best growth value of seaweed is at treatment A1 (50 gram) with weight growth value of 73,21 ± 4,26 gram, and daily growth rate of 2,15 ± 0,08 %/day. Seaweed can balance the quality of waters with the results of nitrate water quality of 0.02 mg / L - 0.08 mg / L, nitrites of 0.00 - 0.42 mg / l, and ammonia levels of 0.02 - 0.59 mg / l. The results are quite feasible for shrimp farming activities.Keywords: growth, Penaeus monodon, Gracilaria sp., IMTA    
PERFORMA PERTUMBUHAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) YANG DIBUDIDAYAKAN BERSAMA KERANG HIJAU (Perna viridis) DENGAN SISTEM IMTA Chlara Evania; Sri Rejeki; Restiana Wisnu Aryati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 2 (2018): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i2.2984

Abstract

ABSTRACT                             Integrated Multi-Tropic Aquaculture (IMTA) is a cultivation system in which organic waste from cultivation activities can be utilized by other biota in one container so as to reduce the environmental impact of cultivation activities. Organic waste can be utilized as the growth of phytoplankton which will be used other biota as natural food. This research is focused on the species of tiger shrimp (P. monodon) as the main cultivated commodity, while the green mussels (P. viridis) is one of the biota that can utilize the phytoplankton that flourish because of organic waste in the waters. The purpose of the study is to determine the effect of green mussel stock density on the growth and survival rate of tiger shrimp with IMTA system. The tiger shrimp used were stadia postlarvae (PL30) with size 0.11 - 0.14 gram /shrimp. The stocking density is 80 tiger shrimps per container with 1m2 container size. This study used a complete randomized design study (RAL) with 5 treatments and 3 replications. The stocking density of the green mussel being used as treatment are 0, 30, 45, 60, and 70 green mussels per container. The results showed that the average growth rate of tiger shrimp in treatment A (with stocking density of 0 green mussels) was 22,06±0,18%/day, treatment B (with stocking density of 30 green mussels) was 28.89±0.20%/day, treatment C (with stocking density of 45 green mussels) was 27.09±0.20%/day, treatment D (with stocking density of 60 green mussels) was 25.32±0.21%/day and treatment E (with stocking density of 75 green mussels) was 23.92±0.12%/day. The average value of tiger shrimp survival rate on B was 80.00%, A was 78.33%, C was 77.92%, D was 74.58% and E was 61.25%. The best green mussels stocking density for tiger shrimp growth and survival rate is with stocking density of 30 green mussels (treatment B). Keyword: Growth, Survival Rate, Green Mussel, Tiger Shrimp, IMTA

Page 2 of 20 | Total Record : 191