cover
Contact Name
Treny Hera
Contact Email
jurnalsitakaraupgripalembang@gmail.com
Phone
+6285357344704
Journal Mail Official
jurnalsitakara@univpgripalembang.ac.id
Editorial Address
Street. Jendral A. Yani Lorong Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang South Sumatera
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Sitakara
ISSN : 25026240     EISSN : 26203340     DOI : https://dx.doi.org/10.31851/sitakara
Core Subject : Education, Art,
Sitakara Journal provides a forum to publish original research-based articles related to art education dan culture. Those scientific articles are the ones which discusses culture art and philosophy of art, curriculum, methodology, teaching and learning media, learning approaches, comparison, character education, teachers/lecturers, students, evaluation in art education, and the relationship between art and culture in human.
Articles 189 Documents
PENGARUH METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN TARI BURUNG BERMAIN PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 36 PALEMBANG Ria Moulina Adriamul
Jurnal Sitakara Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v3i1.1532

Abstract

ABSTRAK   Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari adalah kurang tepatnya penggunaan metode dalam proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu dibutuhkan satu cara atau solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yaitu dengan menerapkan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran tari. Metode demonstrasi diharapkan memiliki pengaruh dan hasil yang baik bagi siswa. Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh metode Demonstrasi dalam pembelajaran tari Burung Bermain pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 36 Palembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh metode Demonstrasi dalam pembelajaran tari Burung Bermain pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 36 Palembang. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian Pre-Experimental Designs yaitu One-Group Pretest-Posttest Designs. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebagai kelas eksperimen (tanpa kelas pembanding) yaitu berjumlah 30 siswa. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas data dan uji-t. Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Tari Burung Bermain
RASE TAK SERUPE MUSIK MELAYU TRADISI DENGAN PENGEMBANGAN MUSIK MODERN DALAM RUANG PERTUNJUKAN KOMPOSISI MUSIK NUSANTARA Rio Eka Putra
Jurnal Sitakara Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v5i2.4783

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang berjudul Rase Tak Serupe musik Melayu tradisi dengan  pengembangan musik modern dalam ruang pertunjukan komposisi musik Nusantara”. Dilatarbelakangi oleh tiga tujuan adalah: 1) Untuk menciptakan dan menumbuh-kembangkan sebuah ‘genre musik baru’ yang bersumber dari musik Zapin Melayu Riau. 2) Menciptakan sebuah karya komposisi musik baru mengutamakan kekuatan perbedaan rasa dalam improvisasi laram menyangkut karakteristik pembawaan melodi. 3) Dapat menyajikan atau menampilkan sebuah karya musik vokal dengan aransemen dan instrumen dengan suasana baru. Melalui metode pendekatan Modern sebuah karya komposisi musik dapat dihadirkan dengan pengembangan garap dengan teknik-teknik terminolgi musik, dengan upaya-upaya mengembangkan yang berangkat dari musik aslinya tampa menghilangkan ciri khas musik aslinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pendekatan tradisional dapat disimpulkan bahwa musik tradisi dapat diolah ke dalam bentuk apapun tampa menghilangkan ciri khas aslinya, dengan pemilihan materi dari tradisi tersebut dapat mempertahankan sebuah tradisi tampa menghilangkan ciri khas atau bentuk aslinya. Dengan hasil sebuah pertunjukan karya yang berdurasi lebih kurang 20 menit yang terdiri dari 3 karya berdurasi 7 menit. Pertunjukan karya baru ini berlansung dengan baik karena peneliti mampu memberikan sebuah pertunjukan komposisi musik dengan hasil yang memuaskan dan mampu memotivasi dari berbagai pihak, baik dari seniman tradisi itu sendiri ataupun mahasiswa khususnya sendratasik. Kata Kunci: Musik Melayu Tradisional, Pengembangan musik Modren, Ruang pertunjukan Musik Nusantara
PEMBELAJARAN LAGU SIK-SIK SIBATUMANIKAM DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN KOLINTANG UNTUK PIKPP(PERSATUAN IBU-IBU KARYAWAN PT. PUSRI PALEMBANG) SUMATERA SELATAN Rio Eka Putra
Jurnal Sitakara Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v2i2.1193

Abstract

ABSTRAK                Menggangkat sebuah pembelajaran instrumen kolitang untuk persatuan ibu-ibu karyawan PT.Pusri Palembang, untuk menjelaskan bagaimana metode yang digunakan dalam pembelajaran instrumen kolintang untuk lagu-lagu daerah. Dengan menggunakan metode drill akan memudahkan dalam pembelajaran teknik-teknik, penabuhan, serta penggabungan instrumen satu dengan lainnya. Hasil akan terlihat dalam sebuah pertunjukan yang diselenggarakan nantinya.                Dewasa ini Perkembangan instrumen kolintang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, salah satunya Palembang. Kesenian ini berkembang sangat baik hingga dapat dipelajari selain masyarakat minasaha itu sendiri, Kolintang biasa disebut kulintang. Kata Kolintang sendiri sebenarnya berasal dari bunyi yang di hasilkan oleh musik tersebut yakni Tong pada saat nada rendah, Ting waktu nada tinggi dan Tang ketika nada tengah. Jadi, pengertian bermain musik Ansambel  Kolintang yaitu bermain musik secara bersama-sama menggunakan alat musik Kolintang. dalam permainan instrumen kolintang banyak lagu-lagu yang bisa dimainkan, karena memiliki wilayah nada standard. Kata kunci: Pembelajaran, Metode demonstrasi dan drill, Ansambel kolintang
KETERMARGINALAN SENI PERTUNJUKAN RABAB PIAMAN DI KECAMATAN LUBUK ALUNG PARIAMAN SUMATERA BARAT Irfan Kurniawan
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2559

Abstract

ABSTRAK                  Artikel ini adalah hasil Penelitian kajian budaya yang kritis dan emansipatoristentang ketermarginalan Seni Pertunjukan Rabab Piaman dalam masyarakat nagari Lubuk Alung. Dalam rangkamengungkap fenomena yang berkaitan dengan bentuk, faktor dan dampakKetermarginalan Seni Pertunjukan Rabab Piaman dalam masyarakat nagari Lubuk Alung maka dilakukan penelitian kualitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi wawancara dan dokumantasi, serta dianalisis secara interaktif dan berlangsung secara terus pada setiap tahap penelitian sehingga sampai tuntas. Hasil penelitian adalah pertama,teridentifikasi bentuk ketermarginalan Rabab Piaman,yaknimenurunya konteks pertunjukan, mengecilnya wilayah pertunjukan, berkurangnya seniman, dan kalah dalam berkontestasi dalam kehidupan sosial budaya. Kedua, faktor-faktor penyebab ketermarginalan Rabab Piaman yang terdiri atas faktor eksternal yang meliputi; globalisasi, kesenian populer, kesenian tradisi dinamis, dan faktor internal yang meliputi; seniman, dan penyajian Rabab Piaman.Ketiga, dampak ketermarginalan seni pertunjukan Rabab Piaman yang meliputi hilangnya identitas budaya Pariaman (kearifan lokal), menguatnya budaya pop, dan terpuruk secara sosial budaya.Untuk membahas masalah faktor dan dampak ketermarginalan tersebut digunakan teori dekonstruksi (Derida). Kata kunci: Ketermarginalan, Seni Pertunjukan , Rabab Piaman, Kecamatan Lubuk Alung, Pariaman.
ESTETIKA MOTIF NAGO BESAUNG PADA KAIN SONGKET PALEMBANG Decky Kunian
Jurnal Sitakara Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v5i1.3529

Abstract

Abstrak  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keindahan motif Nago Besaung pada kain songket palembang. Melalui  teori Monroe Beardsley yang menjelaskan “ada 3 (tiga) ciri yang menjadi sifat-sifat membuat baik/indah dari benda-benda estetis yaitu: unity, penerapan motif nago besaung dalam penataanya menimbulkan harmonisasi ketika deretan motif pokok dan motif pengisi, serta motif isen yang berada pada satu bidang motif yang berada pada badan kain. Selain itu motip-motip pengisi yaitu motif bungo mawar dan motif bungo melati ini berfungsi sebagai penguat atau penegasan entetitas terhadap motif pokoknya yang diatur sedemikian rupa sehingga memiliki nilai estetis. Sedangkan motif isen memberikan penegasan yang kuat yang lebih mengarah kepada kompleksitas dan estetis. Complexity tampak pada tahap menenun kain dasar dengan konstruksi tenunan rata atau polos dan tahap menenun bagian ragam hias yaitu menenun motif nago besaung itu sendiri yang merupakan bagian tambahan dari benang pakan, dengan demikian kerumitannya pun sudah bisa dirasakan. Serta intensity tampak terlihat secara visual dimana bentuk motif nago besaung menampilkan tingkat kesungguhan yang tinggi yang ditunjukkan dalam tingkat kreativitasnya dengan menerapkan berbagai motif (pokok, pengisi, dan isen) yang dikomposisikan sedemikian rupa sehingga akan tampak keharmonisan di dalamnya serta kesungguhan yang dapat dirasakan dari emosional/rasa yang menampilkan sejumlah motif baik motif pokok maupun motif pengisi yang merefleksikan nilai atau makna kehidupan sosial masyarakat Palembang. Kata Kunci, Estetika, Motif Nago Besaung, Songket Palembang
Struktur Penyajian Repertoar Lagu “ TATAKU ” Pada Kesenian Talempong Gandang Oguang di Kenagarian Sialang Kec. Kapur IX Kabupaten Limo Puluh Kota Auzy Madona Adoma
Jurnal Sitakara Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v2i1.868

Abstract

AbstrakTalempong Gandang Oguang adalah sebuah kesenian asli suku Minangkabau yang tumbuh dan berkembang di daerah Kenagarian Sialang Kec. Kapur IX Kab. Lima Puluh Kota. Dalam kesenian ini banyak repertoar lagu yang dimainkan. Salah satunya adalah repertoar lagu “TATAKU”. Struktur penyajian repertoar lagu “TATAKU” tersebut terdiri dari permainan Oguang, permainan Talempong Pambaoan, permainan Talempong Malagu, permainan Gandang Palalu,dan permainan Gandang Paningkah. Setiap instrument dalam kesenian Talempong Gandang Aguang memiliki teknik dan fungsi masing-masing dalam penyajiannya. Kata Kunci       : Repertoar Lagu TATAKU, Struktur Penyajian, Teknik, Fungsi
BENTUK PENYAJIAN TARI RODAT DI JAMA’ATUL IHSAN 35 ILIR KOTA PALEMBANG Qumala Sari
Jurnal Sitakara Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v3i2.2343

Abstract

ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk penyajian tari Rodat di Jama’atul Ihsan 35 ilir kota Palembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk penyajian tari Rodat di Jama’atul Ihsan 35 ilir kota Palembang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Jama’atul Ihsan 35 Ilir kota Palembang. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kgs. Muhammad Azmi Makmur MA dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Rodat merupakan kesenian tari tradisional yang bernapaskan Islam, dimana tari ini digunakan untuk misi berdakwah dan menyebarkan agama Islam karena dalam tari ini terdapat syair-syair pujian kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Tari ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi di kalangan umat Islam di kota Palembang. Tari Rodat ditarikan dengan Leyek (menari sambil duduk). Tari ini biasanya ditarikan oleh kaum laki-laki yang berdominan anak-anak remaja. Penari tari Rodat berjumlah 12 orang atau penarinya harus berjumlah genap. Sedangkan pemusik dalam tari Rodat terdapat tiga bagian yaitu: penabuh umak, penabuh ningka, pengiring ningka. Tari Rodat ini biasanya tergabung dalam PPSA (Perkumpulan Pelajar Syarofal Anam). PPSA Jama’atul Ihsan sudah ada sebelum Indonesia mendapatkan kemerdekaannya yang didirikan oleh yang biasanya disapa dengan Anang Bintang yang merupakan orang asli dari Palembang. Tari Rodat ditampilkan pada acara memperingati Maulid Nabi, acara khitanan, acara peresmian nama dan hari-hari besar Islam.Kata Kunci : Bentuk Penyajian, Tari Rodat,Palembang
STRUKTUR KERUANGAN TARI REJANG RENTENG DALAM UPACARA PERSEMBAHYANGAN DI PURA PUSEH DESA KALIREJO KECAMATAN BELITANG II KABUPATEN OKU TIMUR I Wayan Ayunita
Jurnal Sitakara Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i2.3260

Abstract

ABSTRAKMasalah dalam penelitian ini terkhusus ruang pentasnya adalah dimana tari Rejang Renteng hanya ditarikan diacara puja wali atau piodalan, jadi peneliti harus menunggu waktu yang tepat untuk menanti datangnya hari Purnama yang  jatuhnya hanya setiap satu bulan sekali, dan tidak tentu juga setiap hari persembahyangan Purnama di tampilkannya tari Rejang Renteng ini,  karena  tujuan di pentaskannya  tari Rejang Renteng ini adalah untuk  menyambut dewa/dewi atau para leluhur  agar ikut menyaksikan upacara persembahyangan di pura tersebut. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam memecahkan masalah dan mengumpulkan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan teknik analisis data dengan cara observasi, pengumpulan laporan (pengolahan data) dan kesimpulan. Sedangkan pengumpulan datanya menggunakan teknik  observasi, wawancara  dan  perekaman.Hasil  penelitian menunjukan bahwa tari Rejang Renteng ditemukan berbagai aspek-aspek yang terdapat dalam setiap ragam geraknya yaitu mulai dari aspek ruang positif-negatif, level, pola lantai, arah, dan dimensi. Sedangkan pada aspek ruang pentas untuk pertunjukan tari Rejang Renteng biasa ditarikan pada acara persembahyangan, panggung yang digunakan adalah [anggung non konvensional yaitu panggung yang tidak ada aturan baku pengukurannya, dalam hal ini yaitu pada halaman utama didalam pura (utama mandala).Kata kunci : Tari Rejang Renteng, Struktur Keruangan Tari
PERTUNJUKAN SENDRATARI RAMAYANA: ANTARA TONTONAN DAN TUNTUNAN Efita Elvandari
Jurnal Sitakara Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v1i1.706

Abstract

ABSTRAKSendratari Ramayana merupakan bentuk pertunjukan drama tari Jawa yang tidak menggunakan dialog. Dialog dalam pertunjukan sendratari diganti dengan gerak-gerak gestikulasi atau gerak maknawi, terutama dengan sikap-sikap, gerak tangan, dan kepala. Gerak gestikulasi atau gerak maknawi adalah gerak-gerak yang secara visual memiliki makna atau maksud tertentu yang bisa dimengerti dan dipahami oleh orang yang melihatnya. Kajian ini bertujuan untuk memahami  pertunjukan  sendratari Ramayana yang dipandang sebagai tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat penikmatnya (penonton), dalam kajian ini akan mengambil objek pertunjukan sendratari Ramayana di Candi Prambanan Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan kultural, yaitu bertujuan untuk memahami  pertunjukan sendratari Ramayana yang dipandang sebagai tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat penikmatnya (penonton). Dalam pembahasannya akan dipergunakan teori-teori dan pernyataan-pernyataan dari para ahli yang dapat memperkuat pembahasan kajian ini berkaitan dengan pertunjukan sendratari Ramayana sebagai tontonan dan tuntunan bagi masyarakat penikmatnya (penonton).Kata kunci: Sendratari Ramayana, tontonan dan tuntunan
KONSEP KREATIFITAS WALLAS DALAM PROSES PENCIPTAAN TARI TEPAK KERATON Nurdin Nurdin
Jurnal Sitakara Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v3i1.1537

Abstract

ABSTRAK Tari Tepak Keraton merupakan salah satu tari sambut yang terdapat di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Keberadaan tari ini tidak terlepas dari peran Anna Kumari sebagai penciptanya. Sebagai seorang penata tari beliau tentunya memiliki ide kreatif yang menunjang hingga mampu menciptakan sebuah karya tari yang bernilai klasik. Penelitian ini akan mengungkap persoalan latar belakang yang mendorong Anna Kumari menciptakan karya tari ini dan hubungan sebuah konsep kreativitas terhadap proses penciptaannya. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tari ini diciptakan pada tahun 1967, hal ini dilatarbelakangi pada tahun tersebut, tari Gending Sriwijaya yang pada saat itu dilarang dipertunjukkan karena disinyalir ada hubungan dengan G30S/PKI. Maka dimintalah Anna Kumari sebagai penata tari muda pada saat itu untuk menciptakan sebuah tari sambut baru untuk menyambut kedatangan Pangdam II Sriwijaya yang akan datang ke Kota Palembang untuk bertugas. Proses penciptaannya memiliki beberapa tahapan yang dilakukan yaitu persiapan, inkubasi, pencerahan, dan pelaksanaan yang sesuai dengan konsep Wallas. Kata Kunci : Tari Tepak Keraton, Kreativitas.

Page 9 of 19 | Total Record : 189