cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Lingkungan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 18298907     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 3 (2023): July 2023" : 30 Documents clear
Analisis SWOT Keberlanjutan Bank Sampah Kota Padang untuk Mendukung Penggunaan Alternative Fuel and Raw Material (AFR) pada PT. Semen Padang Dean Eka Putri; Slamet Raharjo; Rizki Aziz
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.675-683

Abstract

Sampah di Kota Padang mencapai 640 ton/hari yang akan diangkut ke Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (TPA). Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2012 bahwa pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle melalui Bank Sampah. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang tahun 2018, jumlah bank sampah yang aktif di Kota Padang berjumlah 7 unit. Bank sampah ini dapat mensuplai sebanyak 3,3 ton/bulan dari 36 ton/bulan untuk total keseluruhan kebutuhan Alternatif Fuel and Rawmaterial (AFR) yang dibutuhkan oleh PT. Semen Padang (0,03 % substitusi). Sampah terpilah ini berupa kertas/kardus dan plastik dengan nilai kalor masing-masing 3.645,67 dan 9.590,72 kkal/kg. Dengan demikian diperlukan kembali 68 Bank Sampah untuk memenuhi pasokan sampah AFR PTSP. Berdasarkan analisis Strength Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) diketahui bahwa bank sampah di Kota Padang dalam posisi kuadran I (Progresif) dimana kondisi Bank Sampah kota Padang dalam keadaan prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Vegetation Structure, Biomass, and Carbon Stock of Urban Forest of Bongohulawa National Wirakarya Campground in Gorontalo Regency - Gorontalo Province Dewi Baderan; Sukirman Rahim; Endi Triyanto Manyo’e
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.636-646

Abstract

An urban forest is one type of Urban Green Open Space (RTHKP) that reflects the character of nature and/or local culture with ecological, historical, and panoramic values that are unique to the level of technology application. The urban forest of the National Wirakarya Campsite is quite attractive, has a lovely view, is close to the road, and is easily accessible by the residents. This study aims to determine the structure of vegetation, biomass, and carbon values stored in the urban forest of the National Wirakarya Campsite, Bongohulawa, Gorontalo Regency, Gorontalo Province. The method used is a survey method with a quantitative descriptive research design. The sampling method used is a purposive sampling model based on land cover in the urban forests. For the measurement of the vegetation structure, the sampling of vegetation in the observation plots is carried out by using the number of sample plots that are placed regularly by calculating the Relative Density (RD), Relative Frequency (RF), and Relative Dominance (RDo), then the data obtained are tabulated to provide IVI. To measure the carbon stocks on the surface (stems), a non-destructive sampling method is used with an Allometric equation based on the plant species. The results showed, there were 13 families, 20 species, and 824 individuals. The vegetation structure in the urban forest of Bongohulawa National Wirakarya Campsite (PWN) has an IVI above 15 percent on average. The sawlog level is dominated by the Gmelina arborea (beechwood) species with an IVI of 98.36 percent, the pole level is dominated by the Swietenia mahagagoni (mahogany) with an IVI of 165.37 percent, the sapling level was dominated by Swietenia mahagoni with an IVI of 160.99 percent and the seedling level was dominated by Lantana camara (tembelekan) with an IVI of 32.25 percent. The content of biomass stored in the standing trees is 1,190.45 tons/ha, with the largest amount of biomass is at the sawlog level of 1,135.43 tons/year or 95.43 percent, the total biomass at the pole level is 45.10 tons/year or 3.79 percent and the amount of long-term biomass is 9.32 tons/year or 0.78 percent. The carbon stock stored (C-Stock) is 559.37 tons/ha and can absorb CO2 (CO2eq) of 2,052.88 tons/ha and provides converted O2 of 1,498.60 tons/ha.
Perubahan Resapan Airtanah Pasca Gunungapi Semeru 4 Desember 2021 Faizatul Amalia; Alfi Nur Rusydi; Ferryati Masitoh
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.594-602

Abstract

Letusan gunung berapi dapat menyebabkan kerusakan ekosistem, dimana banyak vegetasi yang hilang sehingga mengurangi resapan airtanah, yang menyebabkan ketersediaan air bagi masyarakat semakin berkurang di masa yang akan datang. Oleh karena itu, sumber daya air perlu dilestarikan untuk masa depan. Kajian ini mengidentifikasi kondisi spasial imbuhan di lereng Gunungapi Semeru dan potensi airtanah sebelum dan sesudah letusan gunungapi. Selain itu, pengaruh kondisi daerah resapan dan potensi air tanah pasca erupsi di lereng Gunung Api Semeru juga dianalisis berdasarkan metode Multi Influence Factor (MIF). Penelitian ini menggunakan tujuh parameter yaitu curah hujan, geomorfologi, geologi, kemiringan lereng, tekstur tanah, kerapatan drainase dan tutupan lahan. Parameter-parameter tersebut diukur dengan menggunakan teknik Multiple Influence Factors (MIF), dimana informasi yang diperoleh dari masing-masing parameter ditimbang dan disortir untuk mengevaluasi potensi zona resapan airtanah. Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik MIF menunjukkan bahwa terjadi penurunan potensi airtanah di lereng Gunung Api Semeru pasca erupsi, sehingga tidak dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kondisi airtanah di lereng Gunung Api Semeru. Faktor tutupan lahan merupakan faktor yang paling terpengaruh oleh erupsi Gunung Semeru, sehingga berpengaruh signifikan terhadap penurunan potensi airtanah di lereng Gunung Api Semeru.
Identifikasi Intrusi Air Laut pada Akuifer Pantai Menganti, Kecamatan Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah Doni P. E. Putra; Fania An Nisaa; Raja Susatio; Rilo Restu Surya Atmaja
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.545-552

Abstract

Pantai Menganti di Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, merupakan salah satu pantai di pesisir selatan Jawa. Air tanah berada pada akuifer pasiran dengan kedalaman sangat dangkal (1-2 m) dari permukaan tanah. Tataguna lahan yang berkembang adalah pemukiman, perkebunan, persawahan, tambak, dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Penelitian bertujuan mengidentifikasi intrusi air laut pada akuifer di Pantai Menganti menurut karakteristik fisika-kimia dan kadar ion klorida serta keterkaitannya dengan tataguna lahan. Pengukuran dan pengambilan sampel air tanah dilakukan dengan metode random sampling pada tataguna lahan yang berbeda. Pengukuran karakteristik fisika dan kimia air tanah yaitu pH, daya hantar listrik (DHL), total dissolved solid (TDS)  dilakukan langsung di lapangan sedangkan analisis kadar ion klorida di laboratorium. Penelitian menunjukkan air tanah alami secara umum memiliki karakteristik pH relatif normal, DHL < 1500 µS/cm, TDS < 1000 mg/L, dan kadar ion klorida < 35 mg/L. Terdapat anomali nilai DHL, TDS, dan Kadar ion klorida yang mengindikasikan intrusi air asin khususnya di pesisir bagian timur. Area air tanah yang terpengaruh intrusi air laut diperkirakan sekitar 500 m dari garis pantai serta umumnya berasosiasi dengan pemukiman, tambak, dan PLTU
Bioreaktor Bahan Isian Vegetasi Rumput-Rumputan Sebagai Alat Uji Penyerap Polutan CO2 Taufan Ratri Harjanto; Saipul Bahri
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.693-703

Abstract

Emisi antropogenik telah menghasilkan deposisi karbon dioksida (CO2) yang terus mengalami peningkatan setiap tahun. Saat ini, Gas CO2 di biosfer berada dalam konsentrasi yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan kondisi beberapa dekade sebelumnya. Kajian mengenai emisi karbon yang dihasilkan oleh industri merupakan kajian yang layak untuk dilakukan dengan berbagai pertimbangan, baik melalui peraturan pemerintah maupun kondisi aktivitas industri yang menyebabkan terjadinya peningkatan polutan karbon (CO2) dari tahun ke tahun seiring dengan perkembangan industri di tanah air yang membutuhkan tindakan pengendalian yang dilakukan secara aktif dan dinamis. Usaha untuk mengurangi sumber pencemaran CO2 dapat dilakukan dengan menghentikan kenaikan konsentrasi CO2 yang berpengaruh secara langsung terhadap penurunan konsentrasi CO2 di udara. Masalah yang difokuskan pada penelitian ini yakni identifikasi metode ramah lingkungan untuk mereduksi emisi CO2. Metode tersebut dapat menjadi solusi alternatif untuk menyerap dan menyimpan cemaran emisi CO2 dengan mengkonversinya menjadi senyawa lain. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan bioreaktor untuk pengendalian emisi CO2 berbasis pada kemampuan tanaman dalam menyerap emisi CO2. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yakni tahapan persiapan atau identifikasi awal, tahapan desain dan perakitan bioreaktor, tahapan terakhir berupa interpretasi hasil dan simpulan. Desain bioreaktor memiliki dimensi 1m x 1,5m yang dilengkapi dengan sensor gas, suhu dan kelembaban. Keberhasilan bioreaktor  diidentifikasi dengan laju penyerapan CO2 oleh bahan isian (rumput teki (Cyperus Rotundus L), rumput paragis/rumput belulang (Eleusine Indica L) dan meniran (Phyllanthus Urinaria)). Bahan isian yang efektif adalah rumput teki dan rumput paragis. Konstanta laju penyerapan CO2 rata-rata pada rumput teki, = 0,101281/jam. Konstanta laju penyerapan CO2 rata-rata pada rumput paragis = 0,105704/jam.
Mampukah Pembangkit Listrik Tenaga Air Mendorong Green Economy untuk Indonesia? Siti Allifah; Yusman Syaukat; Pini Wijayanti
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.647-658

Abstract

Attention to the negative impact of economic growth on the environment has emerged in the green economy paradigm. The utilization of hydropower can achieve green energy as part of green econony. To analyze the role of hydropower in driving Indonesia's green energy, the Autoregressive Distributed Lag (ARDL) method was employed. The results show that increased electricity production from hydropower will reduce environmental damage. Meanwhile, the use of fossil fuels will harm the environment for short and long periods.  Indonesia is still in a scale of effect because environmental damage indicated by CO2 emission continuously increases due to economic activities. In addition, there is a bidirectional relationship between GDP and CO2 emissions. This means that Indonesia needs a sustainable economic growth. In addition, there is a bidirectional relationship between electricity production from hydropower and CO2 emissions. At the same time, a unidirectional causality presents from GDP to electricity production from hydropower, coal consumption to GDP, and consumption of oil and natural gas to CO2 emissions. The Indonesian government needs to establish policies which reduces consumption of fossil fuels, increases the investors’s interest in renewable energy, and expands the economic capacity to reach the expected turning point of the economic growth.
Prediksi Waktu Pemurnian Diri (Self Purification) pada Danau Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan Sinta Ramadhania Putri Maresi; Tri Edhi Budhi Soesilo; Ami Aminah Meutia
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.603-608

Abstract

Gangguan pada danau Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan disebabkan oleh masuknya limbah domestik ke perairan karena aktivitas antropogenik dan banyaknya sisa pakan yang tidak terkonsumsi dari aktivitas keramba jaring apung. Kondisi ini menyebabkan danau semakin rentan terhadap gangguan lingkungan dan diperlukan upaya pengelolaan agar danau perkotaan dapat berkelanjutan. Analisis kemampuan pemurnian diri (self purification) danau secara alami dibutuhkan karena secara alaminya suatu danau dapat memperbaiki dirinya sendiri secara alami dari unsur pencemar. Tujuan dari penelitian ini adalah memprediksi waktu yang diperlukan Situ Gintung dalam melakukan pemurnian diri. Riset ini menggunakan metode kuantitatif dengan cara mengumpulkan data kualitas air untuk menghitung lamanya waktu pemurnian diri. Waktu pemurnian diri suatu danau membutuhkan perhitungan morfometri danau, hasil kualitas air dengan parameter fisika (debit air dan kedalaman) dan kimia (BOD, COD, PO4, dan NH-3N) yang diolah menggunakan rumus Retention time (Rt), komparasi aliran masuk (inflow) dan aliran keluar (outflow), dan waktu pemurnian diri (Water Substitue Rate/WSR). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa debit air rata-rata tahunan yang keluar dari Situ Gintung tersebut adalah 92,79 m3/det, sehingga dapat diketahui bahwa waktu tinggal air danau sekitar ± 89,90 hari. Artinya air yang ada di danau akan berganti setiap 89,90 hari. Selanjutnya, waktu terlama yang dibutuhkan agar parameter-parameter kualitas air memenuhi baku mutu kelas 2 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lampiran 1) adalah selama 443 hari. Namun demikian, kondisi lama pemurnan diri tersebut akan berulang setiap tahun jika tidak ada upaya untuk mengurangi kandungan pencemar di danau tersebut. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu mengoptimalkan strategi berkelanjutan agar danau dapat memurnikan diri secara alami tanpa adanya penambahan sumber pencemar secara terus-menerus.
Efektivitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai Daerah Resapan Air dan Penyimpanan Karbon di Kota Pontianak Utin Mahdiyah; Aji Ali Akbar; Romiyanto Romiyanto
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.553-564

Abstract

Penggunaan Lahan Kota Pontianak yang cendurung menjadi kawasan permukiman seiring dengan kemajuan perekonomian menyebabakan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi menurun. Kurangnya RTH pada kawasan perkotaan akan menimbulkan berbagai permasalahan seperti hilangnya resapan air dan kuranganya kawasan yang menyimpan karbon penyebab Gas Rumah Kaca (GRK). Upaya pencegahan berbagai permasalahan tersebut perlu dilakukan untuk keberlanjutan Kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luasan maupun sebaran RTH yang tersedia di Kota Pontianak dan efektivitas RTH sebagai daerah resapan air serta menyimpan karbon sesuai dengan fungsi RTH. Metode penelitian ini memakai empat metode, yaitu metode yang pertama menggunakan thiessen polygon untuk memperoleh peta curah hujan. Metode kedua menggunakan overlay dan skoring untuk mengetahui potensi resapan air secara alami, potensi resapan air pada RTH, dan potensi resapan air secara aktual. Metode ketiga menghitung simpanan karbon pada RTH menggunakan total luasan potensi RTH, sedangkan metode keempat yang digunakan ialah analisis tetangga terdekat untuk mengetahui persebaran RTH. Hasil dari penelitian ini diperoleh luasan RTH Kota Pontianak seluas 5.714,82 Ha atau 48,29% dengan pola sebaran mengelompok. Efektivitas RTH sebagai resapan air dalam kondisi baik dan normal alami seluas 277,37 Ha atau 2,34% dari total luas Kota Pontianak, dan simpanan karbon di Kota Pontianak sebesar 5.034.877,83 Ton/Th atau 5.034,88 GG/Th. Adaptasi mitigasi perubahan iklim perlu dilakukan untuk mencegah meningkatnya GRK di Kota Pontianak terutama pada kawasan permukiman dengan menerapkan sistem zore run off dan mempertahankan kawasan hortikultura
Optimalisasi Sistem Pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (3R) (Studi Kasus: TPST 3R Pasar Kebayoran, Jakarta) Nova Ulhasanah; Chiquita Priscillia; Nurulbaiti Listyendah Zahra
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.704-711

Abstract

Banyaknya total timbulan sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang memaksa pemerintah daerah DKI Jakarta untuk merancang suatu pengolahan sampah di sumber agar dapat mereduksi timbulan sampah yang masuk ke TPST tersebut. Salah Salah satu program tersebut adalah pendirian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Reduce, Reuse, Recycle (3R) pada setiap kelurahan di DKI Jakarta. Namun tidak sedikit diantara TPST 3R tersebut yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. TPST 3R kelurahan Grogol Selatan merupakan salah satunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengelolaan sampah di TPST Grogol Selatan dengan menilai aspek teknis disetiap langkahnya. Hasil dari evaluasi tersebut kemudian dirancang alternatif sistem pengelolaan untuk mengoptimalkan kinerja TPST Grogol Selatan sehingga tercapai keberlanjutan ditahun-tahun mendatang. Pemilihan alternatif sistem pengelolaan dilakukan dengan metode mass balance untuk menilai dan mendapatkan rancangan sistem terbaik yang akan direkomendasikan pengaplikasiannya pada TPST 3R Grogol Selatan. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa skenario 2 dapat mengolah sampah hingga14 kali sampah terolah pada skenario 1. Jika dilihat dari aspek alur material, maka skenario 2 merupakan skenario terpilih karena bisa mereduksi sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang jauh lebih banyak dibandingkan skenario 1. Selain mereduksi sampah di sumber, skenario 2 juga dapat meningkatkan pendapatan penduduk jika dilihat dari total penjualan olahan sampah berupa kompos dan botol plastik. Penelitian ini dapat dilanjutkan pada penilaian aspek ekonomi dan lingkungannya untuk mendapatkan rancangan sistem yang sustainable. 
The Effect of Cone Area Variations on the Continuous Discharges Flow (CDF) Method Sedimentation Unit as a New Method for Raw Water Turbidity Removal Ridwan Ridwan; Reri Afrianita; Aulia Massyaf Putri; Reski Anggika
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.659-666

Abstract

The Sedimentation Unit Continuous Discharges Flow (CDF) method is a modification by adding a continuous and controlled discharge flow as a net force acting on the particles to increase the efficiency of turbidity removal by applying the principle of a leaky tank at the bottom of the settling zone. The production capacity of the sedimentation unit using the CDF method is reduced due to the CDF flow of 6% of the flow rate so it needs to be recirculated. This study aims to maintain the production flow rate of the system and increase the efficiency of turbidity removal by recirculating the CDF flow. The research reactor consisted of a coagulation unit, flocculation unit, and sedimentation method using 6% CDF with a flow rate of 240 L/hour and 360 L/hour, and variations in the recirculation flow of 6% CDF to the flocculation unit were 0%, 25%, 50%, 75%, and 100 %. The sedimentation detention time at a flow rate of 240 L/hour and 360 L/hour was 90 minutes and 60 minutes, respectively. Research on a laboratory scale with raw water turbidity of 25,536 NTU. The results showed that the greater the CDF flow recirculation value, the higher the turbidity removal efficiency. Rank Spearman analysis, the correlation value of the CDF flow recirculation value to the efficiency of removal of turbidity is 0.980 and the significance value is 0.00 which means strong and significant. The highest turbidity removal efficiency was achieved at the 100% CDF flow recirculation value, ie at 240 L/hour flow rate was 87.21% with final turbidity 3.267 NTU, while at 360 L/hour flow rate was 82.50% with final turbidity 4,528 NTU. Uprating the flow rate in the experiment was able to produce a final turbidity value that met the drinking water quality standard, which was 5 NTU

Page 2 of 3 | Total Record : 30


Filter by Year

2023 2023