cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Lingkungan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 18298907     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 3 (2024): May 2024" : 30 Documents clear
Pemetaan Kerentanan Ekosistem Mangrove Berdasarkan Aspek Fisik, Biologi dan Antropogenik di Kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai- Bali Berbasis SIG I GD Yudha Partama; Okti Krishna Wardhani; Sang Putu Kaler Surata; Putu Edi Yastika; I Komang Tri Wijaya Kusuma
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.648-657

Abstract

Ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai berada di Kawasan strategis pariwisata Pulau Bali, yaitu antara Nusa Dua, Sanur, dan Kuta, sehingga ekosistem ini banyak mengalami tekanan. Peningkatan aktivitas di Kawasan tersebut meningkatkan kerentanan ekosistem mangrove terhadap beberapa aspek yaitu fisik, biologi, dan antropogenik. Selain itu, beberapa faktor seperti pembangunan proyek reklamasi, jarak terhadap TPA, aktivitas Pelabuhan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim menyebabkan fenomena dieback dan kerusakan ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) ekosistem mangrove berdasarkan parameter fisik mangrove, dan 2) memetakan tingkat kerentanan ekosistem mangrove berdasarkan aspek biologi, dan antropogenik. Pada penelitian ini lokus penelitian dibagi menjadi tiga stasiun. Parameter fisik mangrove dianalisis melalui perhitungan INP yang merupakan akumulasi kerapatan relatif, frekuensi relative, dan dominansi relative. Pemetaan kerentanan dilakukan dengan menghitung Indeks Kerentanan Mangrove (MVI) yang terdiri dari Indeks Biologi Mangrove (BMI), dan Indeks Antropogenik Mangrove (AMI). Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis Rhizophora apiculata, Sonneratia alba dan Rhizophora mucronata, memiliki nilai indek tertinggi pada stasiun A, B dan C. Indek terendah pada stasiun A didominasi oleh jenis Sonneratia alba, stasiun B jenis Rhizophora stylosa dan stasiun C didominasi oleh jenis Ceriops tagal. Tingkat kerentanan mangrove bervariasi pada masing-masing stasiun, Stasiun A menunjukkan dominasi kerentanan tingkat sedang hingga sangat tinggi, stasiun B menunjukan tingkat kerentanan sedang, tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan tingkat kerentanan stasiun C didominasi kategori sedang dan tinggi. Luas hutan mangrove yang termasuk dalam kategori kerentanan sangat rendah adalah sebesar 2,52 Ha, rendah sebesar 26,81 Ha, sedang 769,80 Ha, tinggi 241,57 Ha dan sangat tinggi sebesar 31,12 Ha.
Evaluasi Mutu Air Muara Sungai Way Kuripan Berbasis Indeks Pencemaran dan Aplikasi Software Surfer 8 Rinawati Rinawati; Qudwah Mutawakkilah; Innamaa Trina; Anisa Rahmawati; Agung Abadi Kiswandono; Diky Hidayat
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.793-802

Abstract

Salah satu sungai yang mengalir melalui kota Bandar Lampung adalah Sungai Way Kuripan. Sungai tersebut banyak mendorong sisa aktivitas seperti kegiatan industri, perikanan dan domestik menuju muaranya di kawasan Teluk Lampung, sehingga akan mempengaruhi kualitas air di muara. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi mutu air muara Way Kuripan mengikuti aturan Indeks Pencemaran (IP) dan disajikan menggunakan sebaran peta kontur software Surfer 8. Hasil pengujian parameter fisika menunjukkan rentang temperatur berada pada 28,6 - 27,8°C, Dissolved Oxygen (DO) didapatkan pada rentang 2,79 – 3,79 mg/L, Total Dissolve Solid (TDS) berada pada rentang 35,5 - 1022 mg/L dan pH berada pada 7,01 - 7,57. Berdasarkan pengujian dengan parameter kimia konsentrasi Biological Oxygen Demand (BOD) yang diperoleh yaitu 0,475 - 1,35 mg/L, konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) yaitu 12,25 - 24,25 mg/L, konsentrasi fosfat pada rentang 0,001 - 0,515 mg/L dan konsentrasi nitrat yaitu di rentang 0,188 - 1 mg/L. Indeks pencemaran muara Way Kuripan berkisar antara 0 hingga 1 yang menunjukkan kondisi masih baik. Aplikasi Surfer 8 memudahkan memahami perubahan lingkungan dan menginterpretasikan data lingkungan yang diperoleh dengan peta kontur.
Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Seng (Zn) pada Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Pantai Kelurahan Mangunharjo Kota Semarang Noor Muhtaroh; Jasron Wasiq Hidayat; Fuad Muhammad
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.600-608

Abstract

Kegiatan antropogenik dapat menyebabkan pencemaran logam berat timbal (Pb) dan seng (Zn) di Perairan Pantai Kelurahan Mangunharjo. Logam berat timbal (Pb) dan seng (Zn) dapat merugikan lingkungan dan ekosistem perairan terutama mempengaruhi kelangsungan hidup biota yang hidup di dalamnya, termasuk kerang hijau (Perna viridis. Mengkonsumsi kerang hijau (Perna viridis) yang tercemar logam berat dapat membahayakan kesehatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-November 2022 di Perairan Pantai Kelurahan Mangunharjo Kota Semarang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kandungan logam berat timbal (Pb) dan seng (Zn) pada air, sedimen dan jaringan lunak kerang hijau (Perna viridis). Pengujian logam berat timbal (Pb) dan seng (Zn) menggunakan Atomic Absorpstion Spectrophotometer (AAS). Hasil penelitian nilai kandungan logam berat timbal (Pb) dan seng (Zn) pada air di stasiun 1 dan 3 melebihi baku mutu. Namun, nilai kandungan logam berat timbal (Pb) dan seng (Zn) pada sedimen, dan jaringan lunak kerang hijau (Perna viridis) masih dibawah baku mutu.
The Determinant Factors of Community Involvement in Becoming a Customer of the Waste Bank in Tamanjaya Village, Tamansari District, Indonesia Nissa Noor Annashr; Andy Muharry; Dadan Yogaswara; Nisa Khoerunisa
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.743-755

Abstract

Tamansari District has the 4th largest waste generation in Tasikmalaya City in 2021, namely 34.93 tons per day. The purpose of this study was to analyze the determinant factor of community involvement in becoming a customer of the Lestari Waste Bank. This research was included in the analytic observational study using a cross sectional design. The population in this study was all households living in RW 13, Tamanjaya Village, totaling 102 people. Sampling using total sampling technique. Therefore, the sample size involved in the study was 102 people. Data collection was carried out through an interview process with a questionnaire instrument. The data analysis consisted of univariate analysis, bivariate analysis using chi-square and fisher's exact tests and multivariate analysis using multiple logistic regression tests. The results showed that education level (p = 0.049; OR = 2.889), knowledge (p = 0.0001; OR = 6.333), attitude (p = 0.0001), socialization (p = 0.012; OR = 4.146), external support (p = 0.0001; OR = 14.074) were proven to be determinant factors for community involvement in becoming customers of the waste bank. The determinant factor most related to community involvement in becoming a customer of the Waste Bank was external support (OR = 8.636).
Hubungan Aerosol Optical Depth (AOD) dengan Materi Partikulat 10 Mikron (PM10): Studi Literatur Mila Dirgawati; Nabila Ayu Larasati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.704-711

Abstract

Studi ini mengkaji berbagai penelitian mengenai hubungan aerosol optical depth (AOD) yang diperoleh dari pengukuran data satelit dengan materi partikulat 10 mikron (PM10) hasil pengukuran ground-based di negara dua dan empat musim. Referensi yang digunakan adalah jurnal yang telah dipublikasikan tahun 2013-2022 yang dengan menggunakan Mendeley dan Google Scholar. Hubungan AOD dan PM10 ditinjau dari nilai koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (R2). Berdasarkan nilai r, ditemukan bahwa hubungan antara AOD dan PM10 di negara dua musim sangat kuat dengan nilai r  ≥ 0,80, sedangkan di negara empat musim nilai hubungannya sangat bervariasi, yaitu r = 0,1-0,9 tergantung musim. Hubungan AOD-PM10 di negara dua musim dipengaruhi oleh penggunaan lahan, kegiatan manusia, dan kondisi meteorologi (kelembapan relatif dan temperatur permukaan).  Hubungan AOD-PM10 di negara empat musim dapat dipengaruhi oleh kondisi topografi, kegiatan manusia (industri), dan faktor meteorologi dengan kelembapan relatif merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap hubungan AOD dan PM10. Berdasarkan nilai R2 yang dihasilkan, ditemukan bahwa nilai AOD dari data satelit mampu merepresentasikan konsentrasi PM10 lebih dari 70% di negara dua musim dan lebih dari 83% di negara empat musim sehingga nilai AOD dapat digunakan untuk estimasi konsentrasi PM10.
Strategi Pengelolaan Limbah Medis Padat pada Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten Bangli Dwie Kristina Juliastini; I Made Wahyu Wijaya; I Ketut Widnyana; Ni Putu Pandawani
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.658-666

Abstract

Limbah medis merupakan salah satu limbah yang belum ditangani secara optimal oleh pengelola pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengelolaan limbah medis padat, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan limbah medis padat dan menentukan rencana strategis pengelolaan limbah medis padat pada Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten Bangli. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan pendekatan kualitatif melalui metode survey dan analisis SWOT. Penelitian ini dilakukan bulan Januari-Maret 2023 dengan responden berjumlah 50 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa 4 unit Puskesmas Rawat Inap memiliki kinerja cukup yaitu Puskesmas Kintamani III (90,00%), Puskesmas Tembuku II (84,40%), Puskesmas Kintamani I (86,00%), Puskesmas Kintamani V (86,40%) dan 1 unit Puskesmas memiliki kinerja kurang yaitu Puskesmas Susut I (63,20%). Faktor internal dan eksternal yang paling berpengaruh masing-masing adalah: threat: kepercayaan masyarakat terhadap mutu layanan (4,58), strength: pelaksanaan akreditasi Puskesmas (4,52), opportunity: kerjasama pihak ketiga (4,42) dan weakness: pelatihan SDM Puskesmas (3,80). Strategi dalam pengelolaan limbah medis padat yaitu (1) membuat perencanaan yang tepat, (2) melaksanakan pengelolaan limbah medis padat Puskesmas berdasarkan kebijakan dan SOP, (3) peningkatan mutu pelayanan puskesmas melalui akreditasi Puskesmas, (4) monitoring dan evaluasi terhadap pihak ketiga/penyedia dan (5) peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan.
Mobilitas Merkuri pada Limbah Bekas Tambang Pengolahan Emas: Studi Kasus di Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah Wawan Budianta; Arifudin Idrus; Winarto Kurniawan; Johan Syafri Mahathir Ahmad
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.803-807

Abstract

Di Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah, terdapat banyak kegiatan tambanh emas tradisional yang masih menggunakan merkuri sebagai proses amalgamasi dalam pengolahan emas. Mobilitas merkuri merupakan faktor penting untuk memahami resiko pencemaran dan remediasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis mobilitas merkuri pada limbah tambang atau tailing yang ada di lokasi penelitian. Sepuluh sampel tailing diambil dari kolam penampungan limbang tambang, kemudian konsentrasi total merkuri diukur dengan AAS. Fraksinasi merkuri diulakukan untuk mengetahui mobilitas merkuri dan pengukuran merkuri juga dilakukan dengan AAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi total merkuri pada kolam tailing sangat tinggi, lebih tinggi daripada konsentrasi nornal di alam. Fraksinasl merkuri yang dilakukan untuk mengetahui mobilitas merkuri mennjukkan hampir semua sampel dominan pada fraksi pertama dan kedua yang mempunyai efek negatif terhadap lingkungan.
Analisis Suhu Permukaan Lahan sebagai Indikator Pulau Panas Perkotaan di Wilayah Kota Jayapura Noper Tulak; Zakaria Victor Kareth; Sonia Kornelia Kwano
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.609-619

Abstract

Perubahan tutupan lahan dan alih fungsi lahan dari lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun di wilayah Kota Jayapura ditengarai menjadi faktor utama meningkatnya suhu permukaan lahan. Kombinasi antara suhu permukaan lahan dengan suhu udara yang ada di atasnya akan menjadi pemicu munculnya pulau panas perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan distribusi spasial dan temporal suhu permukaan lahan serta menentukan wilayah yang berpotensi mengalami fenomena pulau panas perkotaan di Kota Jayapura. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif yang disajikan dalam bentuk peta, grafik dan tabel menggunakan data sekunder citra satelit lansat 8 tahun 2014 dan 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu permukaan lahan di Kota Jayapura semakin meningkat dalam kurun waktu delapan tahun seiring dengan bertambahnya lahan terbangun. Peningkatan suhu permukaan lahan terdistribusi secara spasial pada lima Distrik dengan suhu permukaan rata-rata >= 27 0C. Berdasarkan peningkatan suhu permukaan lahan tersebut, maka ada lima titik wilayah yang berpotensi dan berpeluang besar menjadi sumber pulau panas perkotaan di Kota Jayapura yaitu Distrik Jayapura utara bagian timur, Distrik Jayapura selatan bagian timur, Distrik Abepura bagian utara, Distrik Heram bagian utara dan distrik Muaratami bagian barat. Secara spasial, kelima wilayah tersebut saling berdekatan atau terhubung satu dengan yang lain.
Municipal Waste Characterization and Reduction Potential in Singaraja City Anak Agung Mas Untari; I Made Wahyu Wijaya; I GD Yudha Partama; Kailas Deoram Ahire
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.756-765

Abstract

The Bengkala Landfill serves as the sole waste disposal site in the Buleleng Regency, and its current waste accumulation has exceeded the landfill's capacity. The local government has endeavoured to reduce the influx of waste to the landfill by establishing a Recycling Centre (RC) for waste processing. This research aims to analyse the generation and characteristics of waste in Singaraja City, as well as its recycling potential, to support RC planning. The study's method is to look at how much waste is made and what kinds of things are made from it by using measurements made by the local government of Buleleng Regency in line with the Indonesian National Standard (SNI) 19-3964-1994. The analysis reveals that Singaraja City produces approximately 606.23 kg/day of waste, with a density of 0.244 kg/L. Organic waste dominates, constituting 66.31% of the total waste composition. Food waste and foliage are the highest components of organic waste, underscoring the significance of food waste reduction, including composting. Paper, wood, and plastic contribute 8.23%, 1.41%, and 14.57% of the waste, respectively. The study of waste composition in Singaraja City reveals both opportunities and challenges in waste management and sustainability. Singaraja City can benefit from initiatives such as plastic reduction programmes, glass recycling, and hazardous waste management to achieve sustainable waste practices. Achieving these goals necessitates public education, policy interventions, recycling infrastructure development, and stakeholder collaboration.
Analisis Laju Deforestasi Hutan Manggrove Menggunakan GIS di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Elfayetti Elfayetti; Rosni Rosni; Novida Yenny; M Taufik Rahmadi; Herdi Herdi
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.565-570

Abstract

Hutan mangrove memiliki peran penting dalam ekologi dan sosial ekonomi. Namun ekosistem mangrove terus mengalami deforestasi. Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kecamatan yang juga mengalami deforestasi akibat konversi lahan mangrove. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi laju deforestasi mangrove secara spasial dan menganalisis factor penyebabnya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, interpretasi citra multi-temporal Landsat 8, wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis data menggunakan analisis spasial dengan SIG dan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan deforestasi terjadi pada Desa Percut dan Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan. Laju deforestasi mangrove tertinggi terdapat pada Desa Percut. Faktor antropogenik atau aktivitas manusia menjadi penyebab utama deforestasi mangrove di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang meliputi aktivitas perikanan khususnya tambak. Kelompok nelayan memiliki perizinan untuk membuka lahan mangrove untuk dijadikan pertambakan. Bahkan ada kepemilikan lahan mangrove secara pribadi di Desa Percut dan Desa Tanjung Rejo. Sedangkan faktor alam tidak terlalu berpengaruh pada kerusakan ekosistem mangrove di Kecamatan Percut Sei Tuan. Usaha konservasi dan rehabilitasi mangrove di Kecamatan Percut Sei Tuan sudah dilaksanakan. Namun tingginya angka konservasi lahan tidak mampu mengimbangi program konservasi, sehingga luasan hutan mangrove terus mengalami penurunan sepanjang tahun.

Page 1 of 3 | Total Record : 30


Filter by Year

2024 2024