cover
Contact Name
Miftahul Fikri
Contact Email
miftahulfikrisiwa@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.atthulab@uinsgd.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
ISSN : 25035282     EISSN : 25030971     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal merupakan Jurnal Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang bertujuan untuk mewadahi para dosen, para peneliti dan pendidik Agama Islam di sekolah/madrasah dalam mempublikasikan hasil penelitian mereka di bidang pembelajaran PAI.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal" : 10 Documents clear
Deradikalisasi Remaja dan Perspektif Mereka terhadap Radikalisme Cecep Anwar; Ujang Dedih
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.14770

Abstract

Radical actions can be carried out by various community groups, especially those with low religious and national understanding. The purpose of this study was to examine how the program and the results of the program of Islamic Spiritual Organizations at SMK in an effort to deradicalize, and how the results of student understanding related to radicalism. The methodology used is descriptive-qualitative method, which is trying to obtain a factual picture of the implementation of Islamic Spiritual activities at SMK and MA in Sukabumi. Subject Students are members of Rohis at SMK and MA in Sukabumi Regency. One IT Vocational High School in Sukabumi Regency and one private MA in Sukabumi were selected. The technique of collecting data through observation, interviews, and distributing questionnaires, obtained 31 respondents who filled out the questionnaire. The results showed that there were no seminars related to the theme of deradicalization, the Rohis program was only routine religious activities, such as recitations, celebrations of religious holidays and regular studies so that all respondents needed an understanding of deradicalization in order to stay away from radicalism. What is wrong regarding radicals is definitely terrorists even though that is not the case, students only know that there is intolerance, ethnicity, religion, and race issues between groups as triggers for radical actions. Tindakan radikal bisa dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat, terutama yang pemahaman keagamaan dan kebangsaannya rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana program dan hasil program organisasi Rohani Islam SMK dalam upaya deradikalisasi, dan bagaimana hasil pemahaman siswa terkait radikalisme. Metodologi yang dipergunakan adalah metode deskriptif-kualitatif, yakni berusaha memperoleh gambaran faktual tentang pelaksanaan kegiatan Rohani Islam pada SMK dan MA di Sukabumi. Subjek Siswa anggota Rohis pada SMK dan MA di Kabupaten Sukabumi. Terpilih satu SMK IT di Kabupaten Sukabumi dan satu MA swasta di Sukabumi. Teknik mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan penyebaran angket, diperoleh 31 responden yang mengisi angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ada dan belum pernah ada seminar terkait tema deradikalisasi, program Rohis hanya kegiatan keagamaan rutin, seperti pengajian, perayaan hari besar keagamaan dan kajian rutinan sehingga seluruh responden membutuhkan pemahaman tentang deradikalisasi agar terjauh dari radikalisme, menurutnya selama ini ada cara pandangan yang salah terkait orang radikal pasti teroris padahal bukan itu, siswa baru tahu bahwa adanya intoleran, masalah suku, agama, dan ras antar golongan sebagai pemicu tindakan radikal.
Kecerdasan Emosi Anak Usia Dini dapat Mempengaruhi Pendidikan Agama Islam Pada Usia Remajanya Asep Andi Rahman; Imas Masripah
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.15869

Abstract

Every early childhood must experience various stages of development in his life, from several kinds of development, one of which is the aspect of emotional intelligence. Modern times like today have an impact on the decline in children's awareness to control their emotional intelligence. Thus, controlling children's emotional intelligence must be taught fasting from an early age. In addition, children are also directed to stimulate their emotional intelligence. This study was conducted to determine whether children who are able to increase their emotional intelligence from an early age can influence Islamic religious education in their teens. The purpose of this study was to determine how effective the implementation process of increasing emotional intelligence in early childhood affects Islamic religious education at the age of teenagers. This research uses a qualitative descriptive method with a case study approach. The data collection technique used is the method of observation, interviews and documentation. The research method uses a triangulation technique, namely an approach to the teacher and field observations. The results of this study, that in an effort to increase the emotional intelligence of early childhood physiologically, then when a teenager will be seen the level of honesty, responsibility, visionary, discipline, cooperate with teachers, parents and friends, and he has behaved fairly and cares about the call. the teacher. When he was a teenager he would diligently fast without being asked and he would easily achieve his goals. Setiap anak usia dini pasti mengalami berbagai tahapan pada perkembangan dalam hidupnya, dari beberapa macam perkembangan salah satunya adalah aspek kecerdasan emosional. Zaman modern seperti saat ini berdampak pada menurunnya kesadaran anak untuk mengendalikan kecerdasan emosionalnya. Sehingga, mengontrol kecerdasan emosional anak harus diajarkan puasa sejak dini. Selain itu anak juga diarahkan untuk menstimulus kecerdasan emosionalnya. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah anak yang mampu meningkatkan kecerdasan emosinya sejak usia dini dapat mempengaruhi Pendidikan Agama Islam pada usia remajanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif proses pelaksanaan meningkatkan kecerdasan emosi anak usia dini yang mempengaruhi Pendidikan Agama Islam pada usia remajanya. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode penelitian dengan teknik triangulasi yakni pendekatan ke guru dan pengamatan di lapangan. Hasil penelitian ini, bahwa dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosi anak usia dini secara fisiologis, maka ketika remaja akan terlihat tingkat kejujuran, tanggungjawab, visioner, disiplin, bekerjasama dengan guru, orang tua dan teman-temannya, serta ia telah berperilaku adil dan peduli terhadap seruan gurunya. Ketika remaja ia akan rajin berpuasa tanpa disuruh dan ia akan dengan mudah mencapai cita-citanya.
Pembentukan Karakter di Masa Pandemi Melalui Pendidikan Agama Islam N. Fitria Nuraeni; Amirudin Amirudin; Iqbal Amar Muzaki
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.13496

Abstract

This paper aims to examine the role of Islamic religious education during the pandemic in shaping the characteristics of students. Islamic Religious Education (PAI) is a very important pillar of character education. Character education will develop well if it begins with instilling the spirit of diversity in children, therefore Islamic Religious Education materials during the pandemic are supportive for character education. By providing Islamic Religious Education learning, students are taught the Al-Qur'an and Hadith as a guide or life guide for them, given aqidah learning as their religious basis, taught morals to guide human behavior, are in the bad or good category, taught fiqh as a number of legal signs at the time of worship, and introduce the history of Islam as an exemplary life. Therefore, the main purpose of learning Islamic Religious Education is to shape the personality of the students who are represented in their behavior and mindset in everyday life. In addition, one of the successes of PAI learning during the pandemic is also determined by the implementation of appropriate learning methods. Karya tulis ini hendak mengkaji peranan dari pendidikan agama islam di masa pandemi dalam membentuk karakteristik peserta didik. Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah sebuah pilar pendidikan karakter yang sangat utama. Pendidikan karakter akan berkembang baik bila diawali dengan ditanamkannya jiwa keberagaman kepada diri anak, maka dari itu materi-materi Pendidikan Agama Islam di masa pandemi merupakan hal yang menunjang bagi pendidikan karakter. Dengan memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa diajarkan Al-Qur’an dan Hadis selaku pedoman atau panduan hidup baginya, diberikan pembelajaran aqidah selaku dasar keagamaanya, diajarkan akhlak guna menjadi pedoman perilaku manusia, terdapat pada kategori yang buruk atau baik, diajarkan fiqh selaku sejumlah rambu-rambu hukum pada saat beribadah,  dan mengenalkan sejarah islam selaku sebuah keteladanan hidup. Karenanya, tujuan utama dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam ialah untuk membentuk kepribadian dalam diri para peserta didik yang diwakili pada perilaku serta pola pikirnya pada kehidupan keseharian. Selain itu, salah satu keberhasilan pembelajaran PAI di masa pandemi ditentukan pula oleh implementasi metode pembelajaran yang tepat.
Proses Manajemen Peserta Didik dalam Membentuk Karakter Religius Giantomi Muhammad; Aan Hasanah; Bambang Samsul Arifin
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.14772

Abstract

This research was conducted to examine the process of student management as an effort to form the religious character for students. The importance of knowing the management of students as a concrete step in preparing the educational process that supports achievement in the formation of the character of students in schools. The number of cases of character retardation that occur today is caused by one of them not considering the student management process that is following the objectives of the implementation process in shaping the character that the school wants to achieve in the implementation of the ongoing educational process. Religious character is a character that is expected, one of which is in the educational process at school, religious character has a major impact on the progress of students. Therefore, this study aims to examine the process of student management in schools in shaping the religious character of the personality of students. This research uses a qualitative method with a case study approach, data collection techniques with interviews, and data analysis techniques are carried out. The research location will be conducted at SMA PGII 2 Bandung. The results and discussion of this research will be carried out in the form of a description of the supporting theories, an in-depth study of the management process of students informing religious characters. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji proses manajemen kemahasiswaan sebagai upaya pembentukan karakter religius bagi mahasiswa. Pentingnya mengetahui manajemen siswa sebagai langkah konkrit dalam mempersiapkan proses pendidikan yang mendukung pencapaian dalam pembentukan karakter siswa di sekolah. Banyaknya kasus keterbelakangan karakter yang terjadi saat ini salah satunya disebabkan oleh tidak memperhatikan proses pengelolaan siswa yang mengikuti tujuan dari proses implementasi dalam membentuk karakter yang ingin dicapai sekolah dalam pelaksanaan proses pendidikan yang sedang berlangsung. Karakter religius merupakan karakter yang diharapkan, salah satunya dalam proses pendidikan di sekolah, karakter religius berdampak besar terhadap kemajuan siswa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses manajemen siswa di sekolah dalam membentuk karakter religius kepribadian siswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, teknik pengumpulan data dengan wawancara, dan teknik analisis data yang dilakukan. Lokasi penelitian akan dilakukan di SMA PGII 2 Bandung. Hasil dan pembahasan penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk uraian tentang teori-teori pendukung, kajian mendalam tentang proses pengelolaan pendidikan karakter religius peserta didik.
Pendidikan Islam Era Revolusi Industri 4.0 Esensi dan Urgensinya Bahrudin Bahrudin
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.11754

Abstract

The purpose of this study is to determine the essence and urgency of Islamic education in responding to the development of the Industrial Revolution Era 4.0. The data collection method in this research is literature study method. The way it works is that the researcher collects reading material that is relevant to the subject of the discussion. The concept of Islamic education includes: Definition, basics, objectives, functions, and the scope of Islamic education itself. The essence of Islamic education includes the following points: the essence of monotheism, the essence (worship, preaching, social), the essence of morals, the essence of history, the essence of science, the essence of tazkiyatunnafs, the essence of manners. Islamic education in the revolutionary era 4.0 occupies a very urgent and strategic position, this is in line with its goal, namely to direct students to become faithful and pious servants, always under divine guidance. Islamic education facilitates humans to learn and practice actualizing all their potential, both physical potential, aqliyah, and adabiyah. As the profile described by Allah Swt. in Q.S. 3: 190. Namely as a figure of ulil albab. Humans who are faithful, knowledgeable, and always productive in pious deeds in accordance with Islamic guidance. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengtahui esensi dan urgensi pendidikan Islam dalam menyikapi perkembangan Era Revolusi Industri 4.0. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Cara kerjanya adalah peneliti mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang relevan dengan pokok pembahasan. Konsep Pendidikan Islam meliputi: Pengertian, Dasar-dasar, Tujuan, Fungsi, Ruang Lingkup pendidikan Islam itu sendiri. Esensi pendidikan Islam meliputi point: Esensi Tauhid, Esensi (Ibadah, dakwah, sosial), Esensi akhlak, Esensi Sejarah, Esensi Sains, Esensi Tazkiyatunnafs, Esensi sopan santun. Pendidikan Islam di era revolusi 4.0 ini menempati posisi yang sangat urgen dan strategis, hal ini selaras dengan tujuannya yaitu untuk mengarahkan peserta didik untuk menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa, senantiasa dalam bimbingan Iilahi. Pendidikan Islam memfasilitasi manusia untuk belajar dan berlatih mengaktualisasikan segenap potensi yang dimilikinya, baik potensi jasmaniyah, aqliyah, serta adabiyah. Sebagaimana profilnya digambarkan oleh Allah Swt. dalam Q.S. 3:190. Yaitu sebagai sosok ulil albab. Manusia yang beriman, berilmu, dan selalu produktif dalam amal shaleh sesuai dengan tuntunan Islam.
Dukungan Orang Tua dan Resiliensi Akademik Mahasiswa dalam Perspektif Islam Zuniar Risanti Pratiwi; Karimulloh Karimulloh; Dewi Kumalasari
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.14808

Abstract

The virtue of people who study, including college students, in Islam is so great that the fishes in the ocean beg for forgiveness for them. However, the many academic demands faced by students can make them experience stress, anxiety and depression, so they need to be academically resilient. Parents are responsible people and will be held accountable by Allah SWT in educating their children. Parents play an important role in building children’s academic resilience as well. This study aimed to determine how parental support and academic resilience according to Islamic view. The method used in this research is a literature review by analyzing the verses of the Qur'an, hadith and relevant references. The results showed that parental support is essential in making students survive amid academic difficulties they face by providing examples, guidance, advice and Islamic education to their children. Keutamaan penuntut ilmu, termasuk mahasiswa sangat besar di dalam Islam sehingga ikan-ikan di lautan memintakan ampun baginya, tidak terkecuali mahasiswa. Namun banyaknya tuntutan akademik yang dihadapi mahasiswa, berpotensi membuat mereka mengalami stress, kecemasan hingga depresi sehingga memerlukan resiliensi akademik. Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dan akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Allah SWT dalam mendidik anaknya. Orang tua juga memainkan peranan penting dalam membentuk resiliensi akademik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dukungan orang tua dan resiliensi akademik menurut perspektif Islam. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan studi pustaka dengan menganalisis dari ayat-ayat Al-Qur’an, hadits dan referensi yang relevan. Hasil yang didapatkan bahwa kehadiran dukungan orang tua sangat penting dalam membuat mahasiswa tetap bertahan di tengah kesulitan akademik yang dihadapinya dengan cara memberikan contoh teladan, bimbingan, nasehat dan pendidikan Islam kepada anak-anaknya.
Paradigma Pendidikan Karakter Menurut Pemikiran Imam Al-Ghazali dalam Kitab Bidāyatul Hidāyah Siti Maemunah Rohmah; Tajudin Noor; Undang Ruslan W
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.12917

Abstract

Education as a forum for the development of human potential has a noble goal, namely to form a generation with character and decorated with noble morals. The current condition is attracting attention regarding moral decadence in the midst of public life. Therefore, the assessment and implementation of character education is needed in order to alleviate increasingly crucial educational problems. This study aims to determine how the paradigm of character education according to Imam Al-Ghazali in the Bidayatul Hidayah book. The research method used is the library research method, the opinion of experts about the paradigm of the character education of Imam Al-Ghazali in the book Bidayatul Hidayah. In his efforts to overcome moral problems, Imam Al-Gahzali focused on moral formation. This can be seen from his various works, one of which is the book Bidayatul Hidayah. In this book, the paradigm of character education according to Imam Al-Ghazali includes straight intentions in studying, carrying out obedience as best as possible. As well as displaying good ethics in socializing. This shows that Imam Al-Ghazali is very concerned in alleviating the problem of moral decadence. There for it is very appropriate if his work is used as a reference in the development of character education. Pendidikan sebagai wadah pengembangan potensi manusia memiliki tujuan mulia yakni membentuk generasi yang berkarakter dan di hiasi akhlak mulia. Kondisi saat ini menyita perhatian seputar dekadensi moral ditengah kehidupan masayrakat. Maka dari itu pengkajian dan pelaksanakan pendidikan karakter sangat diperlukan guna mengentaskan masalah pendidikan yanng semakin krusial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana paradigma pendidikan karakter menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode library research, pendapat para ahli tentang paradigma pendididkan karakter Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah. Dalam upayanya mengatasi permasalahan moral Imam Al-Gahzali memfokuskan pada pembentukan akhlak. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai karyanya salah satunya adalah kitab Bidayatul Hidayah. Dalam kitab ini dijelasakan paradigma pendidikan karakter menurut Imam Al-Ghazali yang meliputi niat lurus dalam menuntut ilmu, melaksanakan ketaatan dengan sebaik mungkin. Serta menampilakn etika yang baik dalam bergaul. Hal ini menunjukan bahwa Imam Al-Ghazali sangat konsen dalam mengentaskan permasalahan dekadensi moral. maka dari itu sangat tepat jika karyanya dijadikan rujukan dalam pengembangan pendidikan karakter.
Konsep Pembelajaran Humanistik dan Relevansinya dalam Pendidikan Agama Islam Maula, Atika Rofiqatul
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.14809

Abstract

Humanistic learning is an approach that accommodates the student’s human right. Understanding of humanistic concepts gives freedom for students to get independent learning experiences based on their potential. This article purpose is to find out how the concept of humanistic learning from Abraham Maslow and Carl Rogers, and the relevance in Islamic education. The method used in this study is qualitative research using a library research approach. This article explains that Maslow in his humanistic perspective proposes five hierarchies of human needs that are passed in stages. Then Carl Rogers’s concept of humanistic learning is using experiential learning theory and understanding of self. The humanistic concept in Islamic education is the existence of harmony between theocentric humanistic attitudes (monotheism). Pembelajaran humanistik merupakan suatu pendekatan yang mengakomodasi hak asasi kemanusiaan para peserta didik. Pemahaman atas konsep humanistik memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajarnya secara mandiri berdasarkan potensi yang dimikinya. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini ialah untuk mengetahui bagaimana konsep pembelajaran humanistik dari Abraham Maslow dan Carl Rogers, kemudian bagaimana relevansinya dalam pendidikan Islam. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan library research. Hasil dari penelitian ini ialah Maslow dalam teori humanistiknya mengemukakan dengan lima hierarki kebutuhan manusia yang dilalui secara bertahap. Kemudian Carl Rogers memahami konsep pembelajaran humanistik menggunakan teori experiental learning dan pemahaman atas self. Adapun konsep humanistik dari pendidikan Islam ialah adanya keharmonisan antara sikap humanistik yang teosentris (ketauhidan).
Implementasi Metode ACQ (Aku Cinta Al-Qur’an) dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Panca Selly Inariska; Taufik Saleh; Risma Samrotunnajah; Wahyudin Wahyudin; Resa Aprilia
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.4780

Abstract

This research is motivated by the problem of students who look lazy and not enthusiastic when asked to memorize the Qur'an. The purpose of this study was to determine the effect of applying the ACQ method on students' ability to memorize the Qur'an. This research departs from the idea that the method is a way of presenting subject matter carried out by educators so that the learning process occurs in students in an effort to achieve goals. With the ACQ method, students feel like they are playing, not pressured, enjoyable in every learning session, making them love listening to the Qur'an and far from feeling compelled. The method used in this study is a quasi-experimental form of nonequivalent control group design. The sample used in this study amounted to 31 experimental class students and 33 control class students at UPI Laboratory Junior High School, Cibiru Campus. Data collection techniques used are tests, observations, and documentation studies. Quantitative data were analyzed using a statistical test approach and qualitative data were analyzed using logic. From the research results obtained that: 1). The process of implementing the ACQ method begins with reading the QS. An-Naba, providing information related to learning steps, students sit in groups of 6 people, the teacher gives examples of memorizing the Qur'an and directs students to repeat each gesture, the teacher gives 10 minutes for students to memorize, students go forward to demonstrate their memorization . 2). Increased students' ability to memorize the Qur'an after using the ACQ method by 3%. 3). The application of the ACQ method has a significant effect on students' ability to memorize the Qur'an. Shown by the results of hypothesis testing with a significance level of 5% obtained Tcount 3.30 > Ttable 1.67022, then the proposed hypothesis is accepted.. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah pada siswa yang terlihat malas dan tidak bersemangat jika disuruh menghafalkan Al-Qur’an. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan metode ACQ terhadap kemampuan hafalan Al-Qur’an siswa. Penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa metode adalah cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Dengan metode ACQ siswa merasa seperti sedang bermain, tidak tertekan, menyenangkan dalam setiap sesi pembelajaran membuat mereka cinta dalam mendengarkan Al-Qur’an dan jauh dari rasa keterpaksaan.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment bentuk nonequivalent control group design.  Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 31 siswa kelas eksperimen dan 33 siswa kelas kontrol di SMP Laboratorium-Percontohan UPI Kampus Cibiru. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan studi dokumentasi. Data kuantitatif dianalisis menggunakan pendekatan uji statistik dan data kualitatif dianalisis menggunakan logika. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa: 1). Proses penerapan metode ACQ terlaksana diawali dengan membacakan QS. An-Naba, pemberian informasi terkait langkah-langkah pembelajaran, siswa duduk berkelompok beranggotakan 6 orang, guru memberi contoh menghafal Al-Qur'an dan mengarahkan siswa untuk mengulangi setiap gerakan isyarat, guru memberi waktu 10 menit untuk siswa menghafal, siswa maju mendemonstrasikan hafalannya. 2). Peningkatan kemampuan hafalan Al-Qur’an siswa setelah menggunakan  metode ACQ sebanyak 3%. 3). Penerapan metode ACQ berpengaruh signifikan terhadap kemampuan hafalan Al-Qur’an siswa. Ditunjukkan dengan hasil uji hipotesis dengan taraf signifikansi 5% diperoleh Thitung 3,30 > Ttabel 1,67022, maka hipotesis yang diajukan diterima.
Komunikasi Efektif dan Monitoring, Model Evaluasi Pendidikan Berkarakter Melalui Pembiasaan Ibadah Sehari-hari di Masa Pandemi Sitti Chadidjah; Iwan Hermawan
Jurnal al-Thullab Vol 6, No 2 (2021): Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal
Publisher : Laboratory of Islamic Religious Education Faculty of Tarbiyah and Teacher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ath.v6i2.14773

Abstract

To break the deadlock in the character education process in schools during the COVID-19 pandemic, several schools are trying to implement a learning model that leads to this goal. One of the models applied at SMP Negeri 44 Bandung is an effective communication evaluation model through the habit of students' daily worship with collages. in the form of photos of activities that are being carried out and effective communication between teachers and students, students and students. The homeroom teacher and picket students monitor the implementation of this habituation activity. Every day students collect collages of activities for students on duty or picket through whats up media. After tidying up the collage, the students are handed over to the homeroom teacher and PAI teacher to be assessed. PAI teachers will assess two core competencies, namely social attitudes, and spiritual attitudes. Through a descriptive qualitative approach, researchers try to uncover these phenomena through triangulation techniques. The results achieved by using this model can grow students' daily worship habits and reduce less useful activities. Moreover, students felt cared for by the PAI teacher and his friends who were on picket at the time so that even though students were learning online, they felt the presence of a teacher and friend in their activities. In addition, it can be a break for students in carrying out every action taken. Untuk memecah kebuntuan proses pendidikan karakter di sekolah pada masa pandemi covid 19, beberapa sekolah berupaya menerapkan model pembelajaran yang mengarah pada maksud tersebut.Salah satu model yang diterapkan di SMP Negeri 44 Bandung adalah model evaluasi komunikasi efektif melalui pembiasaan ibadah sehari-hari siswa dengan kolase berupa foto-foto aktivitas yang sedang dijalankan dan komunikasi efektif antara guru dan siswa, siswa dan siswa.  Walikelas dan siswa piket memonitor terlaksananya aktivitas pembiasaan ini Setiap hari siswa mengumpulkan kolase kegiatan kepada siswa yang bertugas atau piket melalui media whats up. Setelah rapih kolase siswa diserahkan kepada wali kelas dan guru PAI untuk dinilai. Guru PAI akan menilai dua kompetensi inti yaitu sikap social dan sikap spiritual. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif peneliti berusaha mengungkap fenomena tersebut melalui teknik triangulasi. Hasil yang dicapai dengan menggunakan model ini, mampu menumbuhkan kebiasaan ibadah harian siswa serta mengurangi aktifitas yang kurang bermanfaat. Terlebih siswa merasa diperhatikan oleh guru PAI dan temannya yang sedang piket saat itu sehingga siswa meski pembelajaran daring, merasakan hadirnya seorang guru dan teman dalam aktivitasnya. Selain itu dapat menjadi rem bagi siswa dalam melakukan setiap tindakan yang dilakukan.

Page 1 of 1 | Total Record : 10