cover
Contact Name
Dr. Asep Supianudin, M.Ag.
Contact Email
asepsupianudin@uinsgd.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
altsaqafa@uinsgd.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
ISSN : 02165937     EISSN : 26544598     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam" : 9 Documents clear
DELVING INTO THE DEPTHS OF HISTORY: A CODICOLOGICAL STUDY ON TWO MANUSCRIPTS OF ‘TANBIHUL MASYI AL-MANSUB ILA THORIQ AL-QUSYASYI’ BY SHEIKH ABDURRAUF AS-SINGKILI Widyasari, Rintina; Putri, Firsya Aulia; Hidayatullah, Achmad Diny
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v20i2.26254

Abstract

ABSTRACTNusantara manuscripts are one of the cultural assets in Indonesia that have high value in the history of Indonesian culture. Many of the cultural research experts and activists have researched and studied in depth the manuscripts of the archipelago. Most of the archipelago manuscripts that are hundreds of years old are in very poor physical condition. This research aims to describe the ins and outs and the physical condition of two manuscripts of copies of the book Tanbihul Masyi al-Mansub ila Thoriq al-Qusyasyi by Sheikh Abdurrauf bin Ali al-Fanshuri as-Singkili. This research uses a descriptive-qualitative method with a codicological approach based on primary reference sources, namely two manuscript copies of Tanbihul Masyi al-Mansub ila Thoriq al-Qusyasyi. The secondary data sources are articles, books, and literature related to codicology studies. Based on the results of research related to the ins and outs of manuscripts, it is revealed that the two manuscripts of the copy of Tanbihul Masyi between the Lengkong version of West Java and the Pustaka Kitab Jawi Lama Pantonlabu Aceh version have very different physical aspects. The Lengkong version of the manuscript, which is a ± 165 year old copy, is in poor physical condition, with many sheets and writings missing and illegible. The manuscript can only be seen digitally through the website. While the manuscript version of Pustaka Kitab Jawi Lama is in good physical condition and well preserved because it has been copied and reproduced for the public to enjoy.Keywords: Codicology, Manuscript Criticism, Sheikh Abdurrauf as-Singkili, Tanbihul al-Mansub Ila Thoriq al-Qusyasyi. ABSTRAKNaskah Nusantara merupakan salah satu aset budaya di Indonesia yang bernilai tinggi dalam sejarah kebudayaan Indonesia. Banyak dari para pakar peneliti budaya dan aktivis yang meneliti dan mengkaji secara mendalam naskah nusantara. Sebagian besar naskah nusantara yang berumur ratusan tahun kondisi fisik dan keadaannya sangatlah buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seluk beluk dan kondisi fisik dari dua naskah salinan kitab Tanbihul Masyi al-Mansub ila Thoriq al-Qusyasyi karya Syekh Abdurrauf bin Ali al-Fanshuri as-Singkili. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan kodikologi berdasarkan sumber acuan primer, yakni dua naskah salinan kitab Tanbihul Masyi al-Mansub ila Thoriq al-Qusyasyi. Adapun sumber data sekunder berupa artikel, buku, dan literatur yang berkaitan dengan kajian kodikologi. Berdasarkan hasil penelitian terkait seluk beluk pernaskahan terungkap bahwa dua naskah salinan kitab Tanbihul Masyi antara versi Lengkong Jawa Barat dan versi Pustaka Kitab Jawi Lama Pantonlabu Aceh mempunyai aspek fisik naskah yang sangat berbeda. Naskah versi Lengkong yang merupakan salinan berusia ±165 tahun kondisi fisiknya buruk, banyak lembaran dan tulisan yang hilang serta tidak terbaca. Naskahnya pun hanya dapat dilihat secara digital melalui laman website. Sedangkan naskah versi Pustaka Kitab Jawi Lama dalam kondisi fisik yang bagus dan terawat karena sudah di salin dan perbanyak untuk dinikmati masyarakat.Kata kunci: Kodikologi, Kritik Naskah, Syekh Abdurrauf as-Singkili, Tanbihul al-Mansub Ila Thoriq al-Qusyasyi
THE CONTRIBUTION AND DEVELOPMENT OF ROEMAH SCHOOLAH AGAMA-ISLAM KEDIRI 1959-1991 Jauhari, Muhammad Thonthowi; Afiyanto, Hendra
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v20i2.26366

Abstract

ABSTRACTEducation in the Dutch East Indies has undergone significant development since the implementation of ethical politics. Nonetheless, the Dutch government's education model faced criticism from the Budi Utomo association for not meeting the needs of the indigenous community. This led to the establishment of political and Islamic schools, including the Roemah Schoolah Agama-Islam Kediri. The research aims to answer three problem formulations. Firstly, what is the history behind the establishment of Roemah Schoolah Agama-Islam Kediri? Secondly, what are the dynamics of the development of Roemah Schoolah Agama-Islam during 1959-1991? Thirdly, what contribution has Roemah Schoolah Agama-Islam made to the progress of Islamic education in Kediri? This study aims to investigate the history and evolution of Roemah Schoolah Agama-Islam and its impact on the advancement of Islamic education in Kediri. The research utilises historical methodology, including the stages of heuristics, verification, interpretation, and historiography, to achieve its objectives. Some of the findings include: first, Roemah Schoolah Agama-Islam was founded by Raden H. Alimoestoha and H. Sjakur on 18 March 1919; second, in the development of learning at Roemah Schoolah Agama-Islam Kediri there are dynamics that cause changes in the name and level of the school; third, the movement at Roemah Schoolah Agama-Islam contributed to the advancement of Islamic education in Kediri.Keywords: Islamic Education, Roemah Schoolah Agama-Islam, YBWPI. ABSTRAKPendidikan di Hindia Belanda mengalami perkembangan masif sejak diberlakukannya politik etis. Dalam pelaksanaan kebijakan politik etis pemerintah Belanda mendirikan beberapa sekolah yang diperuntukan untuk anak-anak bumiputra, namun penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah Belanda mendapatkan kritik dari perkumpulan Budi Utomo karena dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat bumiputra. Kritik Budi Utomo berdampak pada berdirinya sekolah-sekolah partikelir bercorak politik dan agama Islam, salah satunya adalah Roemah Schoolah Agama-Islam Kediri. Pada penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah, pertama, bagaimana sejarah berdirinya Roemah Schoolah Agama-Islam Kediri? kedua, bagaimana dinamika perkembangan Roemah Schoolah Agama-Islam tahun 1959-1991? ketiga, apa kontribusi Roemah Schoolah Agama-Islam terhadap kemajuan pendidikan Islam di Kediri? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Roemah Schoolah Agama-Islam dan kontribusinya bagi kemajuan pendidikan Islam di Kediri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan heuristik, verifikasi, intepretasi, dan historiografi. Beberapa hasil temuan antara lain: pertama, Roemah Schoolah Agama-Islam didirikan oleh Raden H. Alimoestoha dan H. Sjakur pada 18 Maret 1919, kedua, dalam perkembangan pembelajaran di Roemah Schoolah Agama-Islam Kediri terdapat dinamika yang menyebabkan perubahan nama dan jenjang sekolah, ketiga, pergerakan di Roemah Schoolah Agama-Islam ikut andil dalam kemajuan pendidikan Islam di Kediri.Kata Kunci: Pendidikan Islam, Roemah Schoolah Agama-Islam, YBWPI.
MANUSCRIPT DECORATIONS: ILLUMINATIONS AND ILLUSTRATIONS ON SOME EXISTING MANUSCRIPTS IN KERINCI Nurfalina, Yuliana; Hidayat, Ahmad Taufiq; Riza, Yulfira
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v20i2.27665

Abstract

ABSTRACTThis research is presented to examine the decoration contained in the manuscripts in Kerinci, because it is seen from the problem that in the development of civilization and the tradition of writing manuscripts it is common to change the form of illumination and illustration in manuscripts due to various factors which are the result of human creativity. For the method that the author uses in this research is using a qualitative method with a codicological approach, whose primary source focuses on several Kerinci manuscripts that have been digitized. Then for other sources this research is assisted by references such as books, articles, and other sources related to this study. The result of this paper is knowledge and description of the decoration on the manuscript in the form of illumination and illustration on several manuscripts found in the Kerinci region in the form of manuscript decoration and explanation of the meaning of the contents of the manuscript.Keywords: Decoration, Script, Illumination, Illustration, Kerinci. ABSTRAKPenelitian ini dihadirkan untuk menelisik hiasan yang terdapat pada naskah yang ada di Kerinci, dikarenakan dilihat dari persoalan bahwa dalam perkembangan peradaban dan tradisi penulisan naskah lumrah terjadi perubahan bentuk iluminasi maupun ilustrasi pada naskah karena disebabkan oleh berbagai faktor yang merupakan hasil dari kreativitas manusia. Untuk metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu memakai metode kualitatif dengan pendekatan kodikologi, yang sumber primernya berfokus kepada beberapa naskah-naskah Kerinci yang sudah digitalisasi. Kemudian untuk sumber-sumber lainnya penelitian ini dibantu oleh referensi seperti buku, artikel, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan kajian ini. Adapun hasil dari tulisan ini adalah pengetahuan dan deskripsi tentang hiasan pada naskah berupa iluminasi dan ilustrasi pada beberapa naskah yang terdapat di wilayah Kerinci yang berupa hiasan naskah dan penjelasan dari makna isi naskah.Kata Kunci:  Hiasan, Naskah, Iluminasi, Ilustrasi, Kerinci.
SUNAN GESENG: THE CATALYST OF ISLAMIC RENAISSANCE IN 15TH CENTURY KEDIRI Ningtiyas, Lintang Ayu; Ayundasari, Lutfiah
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v20i2.27802

Abstract

ABSTRACTThe process of Islamization in Nusantara, especially in Java, cannot be separated from the role of Wali Songo. This role found momentum in the form of Islamic institutionalization through the Demak Sultanate, which was the first Islamic sultanate in Java. This sultanate could dominate almost all Java regions, including Kediri. Islam in Kediri was spread by Sunan Geseng, a student of Sunan Kalijaga who was given the task of spreading Islam to the southern part of Java. Researchers found that Sunan Geseng played a role in the spread of Islam in Kediri around the 15th century. In this research, researchers used historical methods with research stages, namely, heuristics, criticism, interpretation, and historiography. This research aims to determine Sunan Geseng's role in spreading Islam in Kediri around the 15th century. Researchers found that Sunan Geseng traveled around the 15th century to spread Islam, including Kediri, after the Demak sultanate's founding. In Kediri, he used the Bil-hikmah da'wah method in preaching, founded a hermitage to teach Islamic teachings, and gave advice related to Islam.Keywords: Islamization, Kediri, the Role of Sunan Geseng ABSTRAKProses Islamisasi di Nusantara khususnya di Jawa tidak terlepas dari peran Wali Songo. Peran ini menemukan momentum dalam bentuk institusionalisasi Islam melalui Kesultanan Demak yang merupakan kesultanan Islam pertama di Jawa. Kesultanan ini mampu menghegemoni nyaris seluruh wilayah di Jawa termasuk Kediri. Islam di Kediri salah satunya disebarkan oleh Sunan Geseng yang merupakan murid Sunan Kalijaga yang mendapatkan tugas untuk menyebarkan agama Islam ke Pulau Jawa bagian selatan. Peneliti menemukan bahwa Sunan Geseng berperan terhadap penyebaran agama Islam di Kediri sekitar abad ke-15. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode historis dengan tahapan penelitian yaitu, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Sunan Geseng dalam penyebaran agama Islam di Kediri sekitar abad ke-15. Dari penelitian tersebut, peneliti mendapatkan hasil bahwa Sunan Geseng sekitar abad ke 15 melakukan perjalanan menyebarkan agama Islam termasuk ke Kediri setelah berdirinya kesultanan Demak. Di Kediri, beliau menggunakan metode dakwah Bil-hikmah dalam berdakwah, mendirikan padepokan untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, serta memberikan nasihat-nasihat yang berhubungan dengan keislaman.Kata kunci: Islamisasi, Kediri, Peranan Sunan Geseng
FROM RIVERSIDE HUB TO URBAN CENTER: UNDERSTANDING THE METAMORPHOSIS OF THE SULTANATE OF DELI'S CAPITAL LANDSCAPE Affan, Muhammad
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v20i2.28083

Abstract

ABSTRACTThe Sultanate of Deli is a sultanate located on the east coast of Sumatra that has been colonized by the Dutch since 1862. Before colonization by the Dutch, the capital of the Sultanate of Deli was located in a riverside town called Labuhan. A few decades after colonization, the Sultan of Deli moved his capital to Sultangrond in Medan Putri. The move has led to significant changes in the role of the capital of the Sultanate of Deli. The following study aims to explain the changing role played by the capital of the Sultanate of Deli before and after the move. The results of the study are expected to contribute positively to knowledge about the history of sultanates in the archipelago. The method used in this study is the literature research method. The results of the study show that the sultanate capital in Labuhan played a more complex role than the capital in Sultandgrond. Labuhan not only served as the center of the Deli Sultanate's government but also as an economic center where the Deli export and import ports were also located. Meanwhile, after the move of the capital to Sultangrond in Medan, the capital of the Sultanate of Deli no longer played the role of an economic center as before.Keywords: Deli Sultanate, history of Islam, Labuhan, Sultangrond, East Coast of Sumatra ABSTRAKKesultanan Deli adalah sebuah kesultanan yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera yang dikolonisasi oleh Belanda sejak Tahun 1862. Sebelum di kolonisasi oleh Belanda, ibukota Kesultanan Deli berlokasi di sebuah kota tepian sungai yang bernama Labuhan. Beberapa dekade setelah kolonisasi, Sultan Deli memindahkan ibukotanya ke Sultangrond di Medan Putri. Pemindahan tersebut telah menyebabkan perubahan yang signifikan pada peran ibukota Kesultanan Deli. Kajian berikut ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan peranan yang dimainkan oleh ibukota Kesultanan Deli sebelum dan sesudah perpindahan. Hasil kajian sendiri diharapkan dapat berkontribusi positif dalam menyumbang pengetahuan mengenai sejarah kesultanan-kesultanan di Nusantara. Adapun metode yang dipergunakan dalam kajian ini adalah metode penelitian literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa ibukota Kesultanan di Labuhan memainkan peran yang lebih kompleks daripada ibukota yang berada di Sultandgrond. Labuhan bukan hanya berperan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Deli melainkan juga pusat ekonomi dimana pelabuhan ekspor dan impor Deli juga berada disana. Sementara itu, setelah perpindahan ibukota ke Sultangrond di Medan, ibukota Kesultanan Deli tidak lagi memainkan peran sebagai pusat ekonomi seperti sebelumnya. Kata kunci: Kesultanan Deli, sejarah Islam, Labuhan, Sultangrond, Pantai Timur Sumatera
IMMERSED IN TRADITION: THE INTRICATE WEAVE OF THE SAPARAN TRADITION IN LODOSEWU VILLAGE AND ITS VIBRANT IMPACT ON COMMUNITY LIFE Dilla, Chuna Kafia
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v20i2.28933

Abstract

ABSTRACTThe Saparan Tradition for the Muslim community in Java, especially in Magelang is always eagerly awaited every year. Saparan can be referred to as Merti Desa, a term used by community to express gratitude to Allah who has given an abundance of blessings to the farmers for the harvest of the fields given. Saparan program invites relatives and friends from other areas. The Saparan Tradition in Lodosewu village has a different form of event from other areas, namely a tumpeng carnival and an arts carnival from the District Office to Lodosewu village. The carnival shows more meaning as the people’s gratitude to Allah. The existence of Saparan in Lodosewu village has survived to this day because it has various functions for community. In this paper the author is interested in studying the Saparan Tradition and its function for the people of Lodosewu village. This research uses the theory of anthropology and symbolic interactionism to understand the meaning and the function of saparan tradition. This research is a field research using qualitative approach and the descriptive research is used to collect and analyze data. From the result of the analysis, it can be concluded that the result of the research is about the social cultural existence of the Lodosewu village people and the unique meaning from each process of Saparan.Keywords: Meaning, function, Saparan Tradition, Lodosewu village. ABSTRAKTradisi Saparan bagi masyarakat Muslim di Jawa, khususnya di Magelang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Saparan ini bisa disebut sebagai Merti Desa, istilah yang dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah. yang telah memberikan kelimpahan keberkahan kepada para petani atas panen ladang yang diberikan. Acara Saparan mengundang sanak saudara dan kerabat dari daerah lain. Tradisi Saparan di Dusun Lodosewu memiliki bentuk acara yang berbeda dari daerah lainnya, yaitu terdapat kirab tumpeng dan karnaval kesenian dari Kantor Kecamatan sampai Dusun Lodosewu. Kirab tersebut menunjukkan arti lebih sebagai rasa syukur masyarakat kepada Allah. Keberadaan Saparan di Dusun Lodosewu tetap bertahan hingga saat ini karena mempunyai fungsi yang beragam bagi masyarakat sehingga dalam tulisan ini penulis tertarik untuk mengkaji Tradisi Saparan serta fungsinya bagi masyarakat Dusun Lodosewu. Penelitian ini merupakan penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Tradisi Saparan dapat bertahan hingga saat ini karena masyarakat lebih menitikberatkan akar dari perayaan Saparan, yaitu syukuran bersama. Dalam hal tersebut makan bersama dan bersilaturahmi merupakan inti dari perayaan Saparan. Keberadaan Saparan memiliki makna di setiap pelaksanaannya.Kata kunci: Makna, Fungsi, Tradisi Saparan, Dusun Lodosewu.
THE HARMONIOUS BLEND OF CULTURAL ACCULTURATION AND ISLAMIC PRINCIPLES WITHIN THE RICH TAPESTRY OF JAMBI’S RELIGIOUS TRADITIONS Zulgafrin, Zulgafrin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v20i2.29386

Abstract

ABSTRACTThis research was carried out to determine Islamic contact with the Malay community in Jambi, through Arab traders and Sufis who entered the area across Jambi City. Apart from that, we also know the process of interaction between Islam and community culture which ultimately gave birth to acculturation to Malay culture and Islamic values. The method used in the research is the historical research method to reveal the history of the entry of Islam into the people of Seberang Jambi City. Research stages include heuristics, criticism, interpretation and historiography. The research results show that the interaction of Islam and Malay society gave birth to acculturation of Islamic culture and values. The acculturation process is through trade relations, marriage, and interactions in adjacent communities. It can be seen in the religious traditions across the city of Jambi, such as in the Malay traditional seloko which contains Islamic values. Apart from that, religious rituals also developed in Jambi Malay society, such as assyuro commemoration, grave pilgrimage, nuak ketan, baby thanksgiving and nisfu Sya'ban, and in artistic traditions including Gambus, zapin dance, Dana Syarah and Hadrah dance.Keywords: Acculturation, Islam and Malay Culture, Religious Culture. ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontak Islam dengan masyarakat Melayu di Jambi, melalui para pedagang Arab dan para Sufi yang masuk ke wilayah seberang Kota Jambi. Selain itu kita juga mengetahui proses interaksi antara Islam dan budaya masyarakat yang pada akhirnya melahirkan akulturasi budaya Melayu dan nilai-nilai Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian sejarah untuk mengungkap sejarah masuknya Islam ke masyarakat Seberang Kota Jambi. Tahapan penelitian meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi Islam dan masyarakat Melayu melahirkan akulturasi budaya dan nilai-nilai Islam. Proses akulturasi tersebut melalui hubungan dagang, perkawinan, dan interaksi dengan masyarakat yang berdekatan. Hal ini terlihat pada tradisi keagamaan yang ada di Kota Jambi, seperti pada seloko adat melayu yang mengandung nilai-nilai keislaman. Selain itu, ritual keagamaan juga berkembang pada masyarakat Melayu Jambi, seperti peringatan assyuro, ziarah kubur, nuak ketan, syukuran bayi dan nisfu Sya'ban, serta dalam tradisi kesenian antara lain Gambus, tari zapin, Dana Syarah, dan tari Hadrah.Kata Kunci: Akulturasi, Islam dan Budaya Malayu, Budaya Beragama
RADEN SAWUNGGALING TOMB'S HISTORICAL NARRATIVES AND ITS PROSPECTIVE IMPACT ON SURABAYA'S TOURISM Rafsanjani, Afida Rizma Liana; Nafisah, Ainatun
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v20i2.29479

Abstract

ABSTRACTThis research is field research, namely by carrying out field activities that are used to obtain various data from the information needed. The aim of this research is to determine the history, existence, layout and potential of the Raden Sawunggaling Tomb as a religious tourism object. The results of this study are the existence of Raden Sawunggaling's grave on Jalan Lidah Wetan gang III, Lidah Wetan Village, Lakarsantri District, Surabaya City. The tomb was found around 1908, some say it was 1901. The local community responded well to the existence of Raden Sawunggaling's tomb, even though there had been suspicions about Raden Sawunggaling. Raden Sawunggaling's grave was officially made a Cultural Heritage site in 2013. The Raden Sawunggaling grave area is in the middle of a residential area with a building area of around 44 m2. The potential for the tomb to become a religious tourism object is very good, because Lidah Wetan sub-district is a big economic wheel for West Surabaya, such as the Pakuwon shopping center and also UNESA. However, Raden Sawunggaling's tomb also has several challenges to become an even bigger tourist attraction.Keywords: Joko Berek, Raden Sawunggaling, Surabaya, Tourism. ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian lapangan, yakni dengan melakukan kegiatan lapangan yang digunakan untuk mendapat berbagai data dari informasi yang dibutuhkan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui sejarah, eksistensi, tata letak, dan potensi Makam Raden Sawunggaling sebagai Objek Wisata Religi. Hasil dari penelitian ini adalah keberadaan makam Raden Sawunggaling ada di jalan Lidah Wetan gang III, Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Makam tersebut ditemukan sekitar tahun 1908-an, ada juga yang menyebut tahun 1901. Masyarakat sekitar merespon baik atas keberadaan makam Raden Sawunggaling, walaupun sempat terjadi kecurigaan terhadap Raden Sawunggaling. Makam Raden Sawunggaling resmi dijadikan sebagai situs Cagar Budaya pada tahun 2013. Kawasan makam Raden Sawunggaling berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dengan luas bangunan sekitar 44 m2. Potensi makam bila dijadikan objek wisata religi sangat bagus, karena di kecamatan Lidah Wetan sebagai roda ekonomi Surabaya Barat yang besar seperti adanya pusat perbelanjaan Pakuwon dan juga UNESA. Namun, makam Raden Sawunggaling juga memiliki beberapa tantangan untuk dijadikan daya tarik wisata yang lebih besar lagi.Kata kunci: Joko Berek, Raden Sawunggaling, Surabaya, Wisata.
AHLUL BAIT'S FIRST ARRIVAL IN INDONESIA AND THE EXPLORATION OF ISLAMIC HISTORY IN SOUTHEAST ASIA Hidayat, Asep Achmad; Kusumawardhana, Gelar Taufiq; Kusdiana, Ading; Supendi, Usman; Hernawan, Wawan; Isnendes, Chye Retty
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol. 20 No. 2 (2023): Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v20i2.29802

Abstract

ABSTRACTThis research aims to explore the history of the arrival of the first wave of Ahlul Bait in Aceh-Sumatra. The wave will technically relate to the history of the founding of the earliest Islamic sultanates in the Aceh-Sumatra between the 8th and 9th centuries AD, such as the Jeumpa sultanate and the Perlak sultanate. The research is based on historical interpretation in the form of classical Acehnese and Malay manuscripts from tertiary historical sources. However, the research still leave problems in the detailed area which are not yet completely accurate and precise. So, even though we have found a common thread that can be mutually agreed upon, attention to areas of detail that are not yet completely accurate and precise, still needs to continue to be explored and its findings improved. As for the shortcomings, they can be remedied by reading the narrative interpretations of classical texts more holistically and coherently to produce narratives that are clearer and clearer in their construction, both in terms of chronology and in terms of interpretations of the agents or apparatus of the establishment of the sultanates.Keywords: ahlul bait, Jeumpa, Perlak, Kedah ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menelusuri sejarah kedatangan Ahlul Bait gelombang pertama di Aceh-Sumatera. Gelombang tersebut secara teknis akan berkaitan dengan sejarah berdirinya kesultanan Islam paling awal di Aceh-Sumatera antara abad ke-8 hingga ke-9 M, seperti kesultanan Jeumpa dan kesultanan Perlak. Penelitian ini didasarkan pada penafsiran sejarah berupa naskah klasik Aceh dan Melayu dari sumber sejarah tersier. Namun penelitian tersebut masih menyisakan permasalahan pada area detail yang belum sepenuhnya akurat dan tepat. Jadi, meski sudah menemukan benang merah yang bisa disepakati bersama, namun perhatian pada area detail yang belum sepenuhnya akurat dan tepat, masih perlu terus digali dan temuannya diperbaiki. Adapun kekurangannya dapat diatasi dengan membaca tafsir naratif teks klasik secara lebih holistik dan koheren sehingga menghasilkan narasi yang semakin jelas konstruksinya, baik dari segi kronologisnya maupun dari segi penafsiran pelaku atau aparaturnya. berdirinya kesultanan.Kata kunci: ahlul bait, Jeumpa, Perlak, Kedah

Page 1 of 1 | Total Record : 9