cover
Contact Name
TYAGITA WIDYA SARI
Contact Email
tyagita.ws@univrab.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.cmj@univrab.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Collaborative Medical Journal (CMJ)
Published by Universitas Abdurrab
ISSN : 26150328     EISSN : 26156741     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Collaborative Medical Journal (CMJ) adalah open access journal yang memuat artikel ilmiah di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan, yang meliputi ilmu kedokteran dasar, ilmu kedokteran klinis, ilmu kedokteran komunitas, dan ilmu kesehatan masyarakat. Collaborative Medical Journal (CMJ) merupakan wadah bagi para dosen dan peneliti, baik dari lingkup internal Program Studi Pendidikan Dokter - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan - Universitas Abdurrab, maupun dari lingkup eksternal untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian dan hasil review literature yang dilakukan. Collaborative Medical Journal (CMJ) terbit sebanyak 3 kali dalam setahun yaitu pada bulan Januari, Mei, dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 121 Documents
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG METODE KONTRASEPSI DENGAN SIKAP TERHADAP PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI WANITA Lasiah Susanti; Vanny Nurdelima Habsi
Collaborative Medical Journal Vol 3 No 3 (2020): September
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v3i3.1435

Abstract

Keluarga Berencana (KB) merupakan program pertama yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu metode untuk menekan pertumbuhan penduduk di Indonesia sejak tahun 1970. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membentuk program pembangunan berkelanjutan yaitu Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang setara dengan program tingkat internasional Sustainable Development Goals (SDGs). Peserta KB aktif Provinsi Riau dari tahun 2017-2018 selalu berada pada urutan ke-8 terendah dari 34 provinsi di Indonesia dengan metode terbanyak berupa non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (non-MKJP). Salah satu penyebabnya yaitu rendahnya pengetahuan masyarakat terkait dengan metode kontrasepsi. Pengetahuan dan sikap merupakan landasan dalam membentuk suatu perilaku yang sesuai kondisi bagi akseptor kontrasepsi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan tentang metode kontrasepsi dengan sikap tentang pemilihan metode kontrasepsi pada akseptor kontrasepsi wanita di Puskesmas wilayah Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan desain studi observasional analitik, dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 12 Puskesmas di Kota Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling dengan besar sampel 400 orang dan diuji secara statistik menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil analisis korelasi Spearman’s rho menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap (pvalue= 0,027) dengan nilai koefisien korelasi 0,097.
DIET KETOGENIK: STRATEGI BARU PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA Sugeng Mashudi
Collaborative Medical Journal Vol 3 No 3 (2020): September
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v3i3.1484

Abstract

The use of antipsychotics in the long term > 20 years has a negative effect on people with schizophrenia. Apart from the symptoms of schizophrenia, the emergence of metabolic syndrome needs attention. Metabolic syndrome as a negative effect of antipsychotics will have an impact on heart disorders and diabetes mellitus. Various approaches have been taken to reduce metabolic syndrome starting from a mideteran diet, low gluten, and a ketogenic diet. The purpose of this study was to determine the ketogenic diet as a new strategy for handling schizophrenics. This study is a literature review using the Pubmed search engine and Science direct. The key words used was the ketogenic diet and schizophrenia. A total of 3 articles were analyzed according to the PRISMA protocol. Research is needed on the effect of the ketogenic diet on improving the condition of schizophrenics.
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI DAN STIGMA SOSIAL TERKAIT PANDEMI COVID-19 DI KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2020 Astri Kurnia Sari; Thresya Febrianti
Collaborative Medical Journal Vol 3 No 3 (2020): September
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v3i3.1506

Abstract

In December 2019, a case of peneumonia of unknown etiology was found in Wuhan, Hubei, China with clinical symptoms that closely resemble pneumonia, which is named COVID-19. The COVID-19 pandemic can cause feelings of fear of infection, anxiety, stigma, prejudice and marginalization of disease in patients, people at risk and healthy people to health workers. This study aims to describe the epidemiology and social stigma associated with the COVID-19 pandemic in South Tangerang City in 2020. This research is a type of quantitative research with a descriptive method with a cross sectional approach. The study was conducted in July 2020. The population in this study were the people of South Tangerang City. The sample used was 107 respondents with purposive sampling technique. Retrieval of data using a questionnaire via google form. Based on the results of the study, 73.8% of the respondents were 17-25 years old, 70.1% of the respondents were female. , the occupational status of the respondents is mostly students as much as 60.7% and the sub-districts where the respondents are mostly residing in Pamulang is 29.0%. People who do not have a stigma on COVID-19 patients are 56.1%. It is hoped that the public will remain vigilant and carry out health protocols during the COVID-19 pandemic and avoid stigmatizing COVID-19 patients in order to avoid someone hiding their health status.
ANALISIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA KASUS LEPTOSPIROSIS DISERTAI ABSES HATI AMOEBA Donaliazarti Donaliazarti
Collaborative Medical Journal Vol 3 No 3 (2020): September
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v3i3.1657

Abstract

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan mikroorganisme spirochaeta genus Leptospira sedangkan abses hepar amoeba merupakan komplikasi ekstraintestinal oleh Entamoeba Histolytica. Kedua penyakit terjadi pada seorang pria 45 tahun dengan sanitasi diri dan lingkungan yang kurang. Abses hepar amoeba ditemukan sebagai koinsiden yang diperkirakan telah ada sebelum pasien mengalami leptospirosis sehingga kedua penyakit tersebut menimbulkan manifestasi klinis yang tumpang tindih pada pasien, namun gejala akut yang dialami pasien pada saat datang ke rumah sakit lebih besar kemungkinan disebabkan oleh leptospirosisnya. Pasien mengeluh demam tinggi, kulit dan mata menguning, buang air kecil seperti teh pekat, pegal pada kedua kaki, mual, muntah dan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan fisik ditemukan febris, takikardia, iketrik pada kulit dan sklera, injeksi siliar, dan hepatomegali. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia ringan dengan gambaran normositik normokrom, leukositosis dengan neutrofilia shift to the right, trombositosis, LED meningkat, APTT memanjang, hiperbilirubinemia, peningkatan enzim SGOT SGPT, ALP, serta GGT, hipoalbuminemia, hiperglobulinemia, dan bilirubinuria. Pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan negatif pada sampel urine ditemukan Leptospira. Pemeriksaan USG abdomen menunjukkan space occupying lesion (SOL) soliter pada lobus kanan hati dan pada pemeriksaan serologi diperoleh antiamoeba positif. Berdasarkan hal diatas, maka pasien ini didagnosis mengalami leptospirosis koinsiden dengan abses hati amoeba.
HUBUNGAN FREKUENSI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN Yulnefia Yulnefia; Arif Rahman Faris
Collaborative Medical Journal Vol 3 No 3 (2020): September
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v3i3.1672

Abstract

Prevalensi status gizi balita 0-59 bulan dengan indeks BB/U di Indonesia tahun 2018 mengalami peningkatan prevalensi gizi buruk sebesar 1,10%, dan gizi lebih sebesar 1,3% dibandingkan tahun 2017. Provinsi Riau memiliki prevalensi status gizi buruk, kurang dan lebih di atas prevalensi nasional yaitu sebesar 21,9%. Kabupaten dengan prevalensi status gizi buruk dan gizi kurang tertinggi di Provinsi Riau adalah Kabupaten Indragiri Hilir dengan angka prevalensi sebesar 25,6%. Periode usia 0-24 bulan adalah periode usia yang sangat penting bagi anak, karena saat itu adalah proses pertumbuhan dan perkembangan otak yang signifikan. Salah satu faktor yang menentukan kecukupan energi yang diterima oleh anak adalah frekuensi pemberian MP-ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan frekuensi pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Metode penelitian ini menggunakan desain studi observasional analitik, dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 24 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling. Data diuji secara statistik menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian berdasarkan uji korelasi Spearman didapatkan nilai p-value yaitu 0,000 (< 0,05) dan koefisien korelasi (r) = 0,669 untuk hubungan antara frekuensi pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi anak usia 6-24 bulan. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan dengan korelasi kuat dan arah korelasi positif.
HUBUNGAN MOTIVASI PASIEN PROLANIS DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN PROLANIS DI PUSKESMAS MELUR KOTA PEKANBARU TAHUN 2020 Ratih Ayuningtiyas; Ghifari Ihsan R
Collaborative Medical Journal Vol 3 No 3 (2020): September
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v3i3.1673

Abstract

Motivasi adalah dorongan yang diperoleh pada diri seseorang dalam berupaya mengubah perilaku seseorang agar lebih baik dalam mencapai kebutuhannya. Motivasi tidak hanya diperlukan oleh orang yang sehat, tetapi juga diperlukan oleh orang yang sakit atau sedang menderita suatu penyakit seperti penyakit kronis. Salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan komplikasi penyakit hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2 yaitu dengan menerapkan sistem Prolanis. Puskesmas Melur sudah melaksanakan kegiatan Prolanis sejak tahun 2014 dan memiliki anggota Prolanis terbanyak di Kota Pekanbaru. Namun, frekuensi kunjungan peserta Prolanis di Puskesmas Melur dalam 3 bulan terakhir (Oktober-Desember 2019) hanya mencapai 20%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi pasien Prolanis dengan frekuensi kunjungan Prolanis di Puskesmas Melur Kota Pekanbaru tahun 2020. Adapun metode yang digunakan yaitu desain studi observasional analitik, dengan rancangan penelitian cross sectional. Hasil penelitian didapatkan sampel sebanyak 32 responden. Dari 32 responden penelitian didapatkan pasien Prolanis yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 19 (59,3%) dengan tingkat frekuensi kunjungan tinggi yang bervariasi, kemudian dari 32 responden tersebut sebanyak 13 (40,6%) memiliki motivasi rendah dengan tingkat frekuensi kunjungan yang bervariasi. Hasil dari uji korelasi Spearman didapatkan nilai p-value yaitu 0,001 (<0,05) dan koefisien korelasi (r) = 0,541 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi pasien Prolanis dengan frekuensi kunjungan Prolanis di Puskesmas Melur kota Pekanbaru tahun 2020 dengan arah korelasi positif.
ABSES HEPAR : SEBUAH LAPORAN KASUS Mahendra Mahendra; Anggi Dwi Prasetyo
Collaborative Medical Journal Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v4i1.2138

Abstract

Abses hepar adalah salah satu bentuk infeksi yang paling sering terjadi pada hepar. Salah satu bentuk abses hepar yang paling sering terjadi adalah abses hepar piogenik, yang umumnya ditemukan pada lobus kanan hepar. Kami melaporkan kasus abses hepar yang terjadi pada lobus kiri hepar, dengan keluhan yang tidak spesifik. Pasien datang hanya dengan keluhan perut yang membengkak, tanpa disertai keluhan lain. Pemeriksaan radiologis berupa CT-Scan mengkonfirmasi diagnosis abses hepar lobus sinistra. Pasien ditangani dengan tindakan drainase abses per laparoskopi. Tidak ada komplikasi yang ditemukan selama dan pasca operasi. Kasus ini menunjukkan bahwa diperlukan kecurigaan yang tinggi untuk abses hepar pada pasien dengan keluhan abdomen yang tidak spesifik. Drainase abses per laparoskopi yang dikombinasikan dengan terapi antibiotik merupakan pendekatan terapi yang aman dan efektif untuk kasus seperti ini.
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN AGILITY PADA PEMAIN FUTSAL USIA 12-16 TAHUN DI KLUB FUTSAL SAHABAT JUNIOR PANGKALAN LESUNG Ruswaldi Munir; Nova Sukma
Collaborative Medical Journal Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v4i1.2160

Abstract

Agility merupakan faktor penting dalam kesuksesan permainan futsal. Ada beberapa faktor pendukung agar pemain dapat melakukan teknik dan strategi permainan futsal, seperti tinggi badan dan berat badan. Olahraga futsal merupakan olahraga yang membutuhkan banyak teknik dan strategi dalam menciptakan permainan yang baik. Futsal adalah olahraga yang sangat digemari oleh kalangan remaja, terutama remaja yang tergolong dalam remaja awal yaitu usia 12-16 tahun. Pada golongan ini, terjadinya perkembangan fisik yang pesat dan aktif dalam berbagai jenis cabang permainan namun kalangan remaja saat ini memiliki kebiasaan yang kurang sehat seperti tidak sarapan, kurang mengkonsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber dari serat dan sering mengkonsumsi makanan berpenyedap. Kebiasaan yang kurang sehat tersebut dapat menyebabkan berat badan yang tidak ideal dan gangguan dalam keseimbangan status gizi yang merupakan salah satu masalah nutrisi dalam mengoptimalkan permainan futsal. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan agility pada pemain futsal berusia 12-16 tahun di klub futsal Sahabat Junior Pangkalan Lesung. Metode penelitian menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan terhadap klub futsal Sahabat Junior Pangkalan Lesung. Teknik Pengambilan sampel dengan cara total sampling. Setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi sampel menjadi 35 responden. Hasil penelitian p-value 0,580, hal tersebut menunjukkan tidak dapat hubungan korelasi yang bermakna antara status gizi dengan agility pada pemain futsal usia 12-16 tahun di klub futsal Sahabat Junior Pangkalan Lesung.
TATALAKSANA GAGAL NAFAS AKUT AKIBAT EDEM PARU AKUT PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI Matdhika Sakti; Ferianto Ferianto; Dea Vilia Siswoyo; Fifi Candita; Ria Finola Ifani
Collaborative Medical Journal Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v4i1.2161

Abstract

Gagal nafas merupakan kondisi kegagalan fungsi sistem respirasi dalam pertukaran gas di mana PaO2 < 60 mmHg dan/ PaCO2 > 50 mmHg. Telah dilakukan tindakan kepada seorang pasien laki-laki berusia tujuh puluh satu tahun dengan berat badan 70kg yang di bawa ke IGD RSUD Kota Dumai dengan keadaan penurunan kesadaran. Dari alloanamnesa terhadap keluarga pasien, diketahui sebelumnya pasien mengeluhkan sesak nafas yang muncul tiba-tiba. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung yang diketahui sejak 6 bulan terakhir dan hipertensi tidak terkontrol. Pasien didiagnosis dengan respiratory failure type 1 et causa cardiogenic pulmonary oedem. Saat di ICU, saturasi O2 pasien turun menjadi 77% sehingga pasien diberikan bagging untuk bantuan nafas kemudian saturasi O2 naik menjadi 90%, kemudian pasien mengalami apneu, asistol dan arteri karotis tidak teraba sehingga dilakukan RJP kompresi: ventilasi 30:2 dengan total 15 siklus dan pasien mengalami ROSC. Pasien kemudian dipasang intubasi dan dibantu ventilator, saturasi O2 menjadi 99%. Sebelumnya pasien diberikan midazolam 15mg di dalam 50ml NaCl melalui syringe pump dan fentanyl 2 ampul dalam 50cc NaCl 50ml melalui syringe pump. Kemudian, pola nafas tidak efektif dan keadaan umum memburuk, ventilator diubah menjadi mode PCAC kemudian pernafasan kembali adekuat dan hemodinamik pasien stabil. Kemudian pada pasien dilakukan weaning ventilator.
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER : SEBUAH LAPORAN KASUS Amrizal Amir; Fitrach Desfiyanda; Ria Finola Ifani
Collaborative Medical Journal Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v4i1.2162

Abstract

Telah dilakukan tindakan pada seorang pasien laki-laki berusia 18 tahun yang dibawa ke IGD RSUD Dumai dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus. Demam disertai menggigil dan berkeringat dingin.Pasien mengeluhkan sakit kepala dibagian frontal sejak 4 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan nyeri perut sejak 4 hari yang lalu di seluruh perut. BAB dan BAK lancar. Sejak demam nafsu makan menurun tetapi minum cukup. Pasien mengeluhkan nyeri perut sejak 4 hari yang lalu di seluruh perut. BAB dan BAK normal. Sejak demam nafsu makan menurun tetapi minum cukup. Pasien merasakan mual dan muntah. Pasien mimisan 4 hari yang lalu. Dari beberapa jenis pemeriksaan yang telah dilakukan maka diagnose pasien adalah Dengue hemorrhagic fever grade II. Dalam mendiagnosis DHF berdasarkan kriteria WHO diagnosis DBD ditegakkan bila demam + ≥ 2 menifestasi klinis + trombositopenia dan hemokonsentrasi/peningkatan hematokrit. Pada pasien ini terdapat demam dan 2 manifestasi klinis yaitu demam bifasik + epistaksis. Dalam mendiagnosis DHF berdasarkan hal tersebut, kemungkinan diagnosis untuk pasien ini adalah DHF grade 2 karena pada pemeriksaan penunjang terdapat trombositopenia dan adanya hemokonsentrasi. Penatalaksanaan pada pasien ini termasuk Grup B yaitu terapi cairan ringer laktat 47 tetes/menit makro, kemudian injeksi ranitidine, paracetamol sebagai antipiretik dan juga dehaf sebagai suplemen.

Page 6 of 13 | Total Record : 121