cover
Contact Name
Arie Widodo
Contact Email
arie.widodo@kemdikbud.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
arie.widodo@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Jl. Mangkurejo, Ds. Kwangsan, Sedati - Sidoarjo
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan
ISSN : 23389184     EISSN : 26224283     DOI : 10.31800
Core Subject : Education,
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on 5 areas of educational technology as well as related topics. All articles are peer-reviewed by at least one peer-reviewers. Jurnal Kwangsan is published online and printed twice in a year. July and December. The scope of Jurnal is innovative works on Learning System Design, the development, implementation, assessment, management, research papers, and case studies of educational technology, which are effective in giving positive contributions to schools and educational institutions
Arjuna Subject : -
Articles 168 Documents
PERKEMBANGAN DEFINISI DAN KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN SERTA PERANNYA DALAM PEMECAHAN MASALAH PEMBELAJARAN Bambang Warsita
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2 (2013): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v1n2.p72--94

Abstract

The formulation definition of intructional technologies has undergone several changes throughout history and development of the field scope and profession of intructional technologies. The  fields of intructional technologies include the design, development, utilization, management, assessment and research processes, and also learning resources and systems. Definition and the  field of intructional technology is theoretical study. The role of intructional technologies in solving learning problems is a practical and applied  field of study. It is associated with the use of intructional technologies in facilitating human learning. Both as knowledge discipline and study program or profession, intructional technology continues to experience rapid growth.AbstrakRumusan definisi teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa kali perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari ruang lingkup bidang garapan dan profesi teknologi pembelajaran. Kawasan teknologi pembelajaran meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar. Definisi dan kawasan teknologi pembelajaran merupakan kajian teori. Peran teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah-masalah pembelajaran merupakan kajian praktis dan terapan. Artinya berkaitan dengan pemanfaatan teknologi pembelajaran dalam memfasilitasi belajar manusia. Teknologi pembelajaran baik sebagai disiplin ilmu, program studi maupun profesi terus mengalami perkembangan yang pesat.
PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA KAHOOT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Indra Perdana; Rinda Eria Solina Saragi; Eric Kunto Aribowo
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 8, No 2 (2020): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v8n2.p290--306

Abstract

Learning media is one of the key factors affecting the success of the learning process. Selecting and using appropriate and attractive media will have a positive impact on student learning success. Unfortunately, the use of educational me-dia, particularly those based on information and communi-cation technology (ICT) for Indonesian language learning, is still not widely practiced in Palangka Raya Christian Mid-dle School. The aim of this study is to identify students' per-ceptions of Indonesian language lessons using Kahoot media (a game-based learning application). Twenty five respond-ents selected for the purpose of sampling, a questionnaire was provided via google form. Data were analyzed using an independent sample t-test to determine Kahoot media's level of usefulness in Indonesian language learning. Integrating the use of ICT, especially smartphones, to learn Indonesian in the classroom can add positive energy to students, which in turn increases student motivation, student engagement and academic success. AbstrakMedia pembelajaran menjadi salah satu faktor krusial yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses pem-belajaran. Pemilihan dan pemanfaatan media yang te-pat dan menarik akan berdampak positif terhadap keberhasilan belajar siswa. Sayangnya, pemanfaatan media pembelajaran terutama yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pembelajaran Bahasa Indonesia masih belum banyak dilakukan di SMP Kristen Palangka Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia yang memanfaatkan media Kahoot (sebuah aplikasi game-based learning). Dengan 25 re-sponden yang dipilih secara pusposive sampling, diberi-kan angket melalui google form. Data dianalisis dengan independent sample t-test guna mengetahui tingkat kebermanfaatan media Kahoot dalam proses pembelaja-ran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua siswa memiliki persepsi yang baik (48% Sangat Baik; 44% Baik) terhadap pemanfaatan media Kahoot dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pengintegrasian pemanfaatan TIK khususnya smartphone di dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas dapat menambah energi positif siswa yang pada akhirnya meningkatkan motivasi, keterli-batan/keaktifan, dan keberhasilan akademik siswa.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM DENGAN TAKSONOMI BLOOM PADA MATA KULIAH SISTEM POLITIK INDONESIA Ratna Farida; Amru Alba; Rudi Kurniawan; Zamzami Zainuddin
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 7, No 2 (2019): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v7n2.p104--122

Abstract

Traditional learning instruction puts students in a passive learning role such as listening to lectures in the classroom. One of the contemporary innovative instructional approaches is the "flipped classroom", which employs pre-class video-recorded lectures and critical in-class discussion. This instruction leads students to remember and understand the pre-class content or access videos before attending the class. In this study, we proposed the flipped learning model design in which relevant to the Indonesian Political Systems course. This preliminary study employed Research-Based Design as a methodological approach in collecting rigorous information from two experts in the field of educational technology and pedagogy. The study was conducted within several phases, namely: planning, designing, formative evaluation, revision, redesign, and summative evaluation. The finding of this study reveals that two activities are recommended to be applied for students before class (lower-order thinking skills)and the other four activities are practiced in the classroom (higher-order thinking skills). This study can be summarized that the employment of flipped-class instruction may potentially lead to independent learning and critical thinking skills. Besides, this study also becomes a recommendation for the Ministry of Research, Technology, and Higher Education (Ristekdikti) to consider the flipped classroom as a contemporary teaching-learning conception in Indonesia. AbstrakPembelajaran dengan metode konvensional seperti mendengarkan ceramah di kelas cenderung membuat peserta didik menjadi pasif dan akhirnya membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi tidak menyenangkan dan membosankan. Salah satu model pembelajaran inovatif terbaru berbasis video pembelajaran dan diyakini dapat menjadi solusi untuk masalah ini adalah flipped classroom. Model pembelajaran ini akan menuntun peserta didik untuk belajar secara mandiri melalui video pembelajaran sebelum datang ke kelas, sedangkan kegiatan di kelas lebih difokuskan pada aktivitas diskusi dan tanya-jawab. Oleh karena demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendesain model pembelajaran flipped classroom atau kelas terbalik untuk diterapkan pada sebuah perguruan tinggi dengan mata kuliah Sistem Politik Indonesia. Studi sederhana ini menggunakan pendekatan Desain Berbasis Penelitian (Design-Based Research). Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: perencanaan, perancangan, evaluasi formatif, revisi, desain ulang, dan evaluasi sumatif oleh dua orang pakar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran flipped classroom bisa diimplementasikan dalam enam tahapan kegiatan; dua kegiatan sebelum datang ke kelas (lower-order thinking skills) dan empat kegiatan di dalam kelas (higher-order thinking skills). Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inovatif flipped classroom berpotensi untuk diterapkan dalam kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi, bertujuan untuk membangun budaya belajar mandiri dan berfikir kritis mahasiswa. Studi ini juga diharapkan bisa menjadi masukan bagi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) atau pembuat kebijakan untuk merekomendasikan flipped classroom sebagai model pembelajaran kontemporer pada institusi pendidikan tinggi Indonesia.
PENGEMBANGAN INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS TIK PADA SEKOLAH DI DAERAH 3T PAPUA DAN PAPUA BARAT MELALUI PENDAMPINGAN JARAK JAUH Ade Koesnandar
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 6, No 2 (2018): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v6n2.p177--198

Abstract

Since 2015, the Ministry of Education and Culture in cooperation with the Ministry of Information and Communication has been granting internet access to schools in 3T (front, remote, and left) areas. Besides internet access, some schools are also granted with ICT (information and communication technology) equipment such as laptop, LCD projector, and server that has been installed with digital learning content. The purpose of this grant is to enhance the education quality improvement, especially in terms of the provision of access to learning sources as well as ICT-based learning innovation development. To optimally ICT utilization, the teachers and ICT technicians at the schools are provided with a short training. After the installation and training, the schools should ideally be assisted continuously. However, because of the distance and communication problems, the program cannot be monitored for its continuity. Therefore, a distant assistance method needs to be developed. This research is the program development to create a distant assistance system model by using the ICT itself. As the pioneer, the location of the development research is at schools in Papua and Papua Barat receiving grant of ICT equipment. The development steps are: problem identification, data collecting, problem formulating, solution model determination, preparing the material, implementation, and evaluation. The development is designed as a continuous cycle, where improvement is carried out in every cycle. This writing is the report of first development, that will be continued into the next cycle. The result of the first cycle are: ) a number of field findings have been identified related to the use of ICT equipment in schools; a trial of distant learning assistance through video conference has been carried out and a lab room for learning innovation development has been develoved; and a distant assistance model of ICT usage has been formulated. AbstrakSejak tahun 2015, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Kementerian Informasi dan Komunikasi telah memberikan bantuan akses internet untuk sekolah-sekolah di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Selain bantuan koneksi internet, untuk sejumlah sekolah diberikan pula bantuan perangkat TIK (teknologi informasi dan komunikasi) berupa komputer laptop, LCD projector, serta server yang telah berisi konten-konten pembelajaran digital. Tujuan pemberian bantuan ini adalah dalam rangka mendorong percepatan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam hal penyediaan akses ke sumber-sumber belajar serta pengembangan inovasi pembelajaran berbasis TIK. Agar pemanfaatan TIK lebih optimal, telah diberikan pula pelatihan singkat bagi guru-guru dan para pengelola TIK di sekolah-sekolah penerima bantuan. Setelah instalasi dan pelatihan, idealnya dilakukan pendampingan dan bimbingan secara kontinyu. Namun demikian, kesenjangan jarak dan kesulitan komunikasi seringkali mengakibatkan program bantuan tersebut tidak dapat dimonitor keberlangsungannya. Untuk itu, maka perlu dikembangkan suatu cara pendampingan yang di dalam artikel ini disebut sebagai pendampingan jarak jauh. Kegiatan ini merupakan pengembangan program yang bertujuan untuk menghasilkan model sistem pendampingan jarak jauh dengan memanfaatkan TIK itu sendiri. Sebagai piloting (perintisan) lokus penelitian pengembangan di sekolah-sekolah penerima bantuan TIK yang berada di wilayah Papua dan Papua Barat. Langkah-langkah pengembangan terdiri dari: identifikasi masalah, pengumpulan data, merumuskan masalah, menentukan model solusi, menyiapkan bahan, implementasi, dan evaluasi. Pengembangan ini dirancang sebagai siklus yang berkelanjutan di mana pada setiap siklus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Tulisan ini merupakan laporan pengembangan tahap pertama, yang akan dilanjutkan pada pengembangan tahap selanjutnya. Beberapa hasil dari tahap pertama ini, antara lain: telah teridentifikasi sejumlah masalah temuan lapangan terkait pemanfaatan perangkat TIK di sekolah, telah dilakukan uji coba pendampingan jarak jauh melalui video conference dan telah dibangun sebuah ruang lab pengembangan inovasi pembelajaran, dan telah dirumuskan sebuah model pendampingan pemanfaatan TIK melalui pembelajaran jarak jauh. 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN TIK OLEH GURU Sri Lestari
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 3, No 2 (2015): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v3n2.p121--134

Abstract

Not all teachers utilize ICT in organizing learning activities although they have understood that such learning strategies which really support or help level the learners mastery of the subject matter. Constraint the use of ICT by teachers are: no access, no adaanya means of ICT, learning does not integrate ICT, teachers have no knowledge of ICT, and no lack of willingness of teachers to utilize ICT. So the solution of problems utilization of ICT are: conducted socialization constantly about the potential, the benefits and importance of ICT in learning activities so that there is policy support, not only from the central government, local government, private agencies but also from the head school, (2) conducted more intensive training with a more lax or inadequate so it is possible for teachers to put into practice the results of training in the classroom, (3) the teachers responded to the advancement of ICT positively by action through the use of ICT in learning activities be a professional duties, and (4) implemented the procurement of ICT tools in schools gradually and berkelajuta, either through the government, the private sector and the community. AbstrakBelum semua guru memanfaatkan TIK dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang diampunya walaupun mereka telah memahami bahwa strategi pembelajaran yang demikian ini sangat menunjang atau membantu tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran. Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: tidak adanya akses, tidak adaanya sarana TIK, pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK. Sehingga solusi dari kendala pemanfaaatan TIK adalah: dilakukan sosialisasi yang terusmenerus tentang potensi, manfaat, dan pentingnya TIK di dalam kegiatan pembelajaran sehingga ada dukungan kebijakan, tidak hanya dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi swasta tetapi juga dari kepala sekolah, dilaksanakan pelatihan yang lebih intensif dengan waktu yang lebih longgar atau memadai sehingga dimungkinkan bagi guru untuk mempraktekkan hasil pelatihan di dalam kelas, para guru merespons kemajuan TIK secara positif dengan tindakan nyata melalui pemanfaatan TIK di dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi tugas profesionalnya, dan dilaksanakan pengadaan perangkat TIK di sekolah secara bertahap dan berkelajutan, baik melalui pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat.
MENINGKATKAN LITERASI MEMBACA DAN MENULIS DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) Jaka Warsihna
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 4, No 2 (2016): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v4n2.p67--80

Abstract

This study aims to determine how the presence of ICT can be used to improve the literacy of reading and writing, as well as the types of ICT can be used to improve literacy reading and writing? With this method of study or literature review, data obtained from various sources kamudian analysis and descriptive exploratory discussion. From the data can be obtained that there are various types of ICT that can be used to improve literacy reading and writing of television, internet, e-book and audio book. Television can be used to improve literacy read by integrating the content of television by publication or otherwise. Internet can be used improve the literacy of reading and writing for anyone, anytime can search for a preferred reading and can write and publish with ease. E-book encourages people to easily get a reading that is cheap and easy and can be read anytime and anywhere without depending on a network (internet). e-book encourages authors to publish their own books without publishers. While audiobook easier fopr people with a variethy of conditions to be able to listen to their favourite books. In addition, it also books can be read out with music and illustrations that support that understanding becomes easier. thus it can be concluded that there are various types of ICT can be used to improve reading and writing literacy by integrating ICTwith reading and writing. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kehadiran TIK dapat digunakan untuk meningkatkan literasi membaca dan menulis, serta jenis TIK yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi membaca dan menulis? Dengan metode studi atau kajian pustaka, data yang diperoleh dari berbagai sumber kamudian dilakukan analisis dan pembahasan secara deskriptif eksploratif. Dari data diperoleh informasi bahwa ada berbagai jenisTIK yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi membaca dan menulis yaitu televisi, internet, e-book, dan audio book. Televisi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi membaca dengan cara mengintegrasikan materi tayangan televisi dengan penerbitan buku atau sebaliknya. Internet dapat dimanfaatkan meningkatkan literasi membaca dan menulis karena siapa saja dan kapan saja dapat mencari bacaan yang disukai serta dapat menulis dan mempublikasikan tulisannya dengan mudah. E-book mendorong orang dengan mudah untuk mendapatkan bacaan yang murah dan mudah serta dapat dibaca kapan saja dan di mana saja tanpa tergantung dengan jaringan (internet). Dengan e-book mendorong penulis buku dapat mempublikasikan tulisannya sendiri tanpa penerbit. Sedangkan audio book memudahkan orang dengan kondisi apapun dapat mendengarkan buku yang disukai. Di samping itu juga buku dapat dibacakan dengan iringan musik dan ilustrasi yang mendukung agar pemahaman menjadi lebih mudah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada berbagai jenis TIK yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi membaca dan menulis dengan cara mengintegrasikan TIK dengan kegiatan membaca dan menulis.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR POLA BILANGAN DENGAN APLIKASI iSpring Raden Roro Martiningsih
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 2, No 2 (2014): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v2n2.p134--145

Abstract

This research is motivated by the lack of understanding of learners in the matter patterns of numbers in class VII B SMP Muhammadiyah 1 Surabaya. This is due to lack of proper teachers in choosing instructional media used. The purpose of this research is to improve the ability to understand the pattern of numbers using iSpring applications. This study was conducted with two cycles, where each cycle begins with planning, action, observation, and reflection. Subjects were students of class VII B SMP Muhammadiyah 1 Surabaya odd semester school year 2014 2015 the number of learners 38 people. The data in this study are obtained from the assessment process of students in activities and assessments at the end of the cycle. Then, the data were analyzed to obtain a picture of the success or failure of the learning that has been done. The results showed that there was an increase in the study of students in understanding the patterns of numbers after learning use the application iSpring without hyperlinks in the first cycle and application iSpring with hyperlink on the second cycle. Indications increase learning outcomes based on the acquisition value of the first cycle and second cycle. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman peserta didik dalam materi pola bilangan di kelas VII B SMP Muhammadiyah 1 Surabaya. Hal ini disebabkan guru kurang tepat dalam memilih media pembelajaran yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan memahami pola bilangan menggunakan aplikasi iSpring. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, di mana setiap siklus diawali dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VII B SMP Muhammadiyah 1 Surabaya tahun pelajaran 2014-2015 semester ganjil dengan jumlah peserta didik 38 orang. Data dalam penelitian ini berupa penilaian proses yang diperoleh dari peserta didik dalam beraktivitas dan penilaian pada akhir siklus. Kemudian, data dianalisis untuk memperoleh gambaran tentang berhasil tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam memahami pola bilangan setelah belajar menggunakan aplikasi iSpring tanpa hyperlink pada siklus pertama dan aplikasi iSpring dengan hyperlink pada siklus kedua. Indikasi peningkatan hasil belajar didasarkan pada perolehan nilai pada siklus pertama dan siklus kedua.
INOVASI DAKON GEOMETRI DALAM MENSTIMULASI KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI ANAK USIA DINI Mallevi Agustin Ningrum; Lailatul Asmaul Chusna
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 8, No 1 (2020): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v8n1.p18--32

Abstract

Children aged 4-5 years need to be introduced to the geometry as a provision for further education. But in reality there are still many children aged 4-5 years who are not yet able to recognize geometric shapes (circles, triangles, and quadrilateral) due to the lack of attractive media use in the learning of children aged 4-5 years, especially in understanding geometric shapes. Therefore, the purpose of this study is to provide a media innovation that is appropriate and effective geometry to stimulate children aged 4-5 years in recognizing geometric shapes (circles, triangles and rectangles). This type of research uses Borg and Gall research and development. Material validation test results showed a score of 87% with a good category, while the product validation test results obtained a score of 80% with a good category so that the geometry taxis are worth testing. The results of large group trials using the mann whitney u-test in the experimental group were 4.6, whereas in the control group it was 3.4 and the average achievement score of the large group trial results reached 90.31%. Therefore, it can be concluded that the innovation of geometry is declared feasible and effective to stimulate the ability of children aged 4-5 years to recognize geometric shapes. AbstrakAnak usia 4-5 tahun perlu dikenalkan bentuk geometri sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya. Namun pada kenyataannya masih banyak anak usia 4-5 tahun yang belum bisa mengenal bentuk geometri (lingkaran, segitiga, dan segiempat) karena kurangnya pemanfaatan media yang menarik pada pembelajaran anak usia 4-5 tahun khususnya dalam memahami bentuk geometri. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah memberikan inovasi media dakon geometri yang layak dan efektif untuk menstimulasi anak usia 4-5 tahun dalam mengenal bentuk geometri (lingkaran, segitiga, dan segiempat). Jenis penelitian ini menggunakan  research and development Borg and Gall. Hasil uji validasi materi menunjukkan skor 87% dengan kategori baik, sedangkan hasil uji validasi produk diperoleh skor 80% dengan kategori baik sehingga dakon geometri layak untuk diujicobakan. Hasil uji coba kelompok besar menggunakan uji mann whitney u-test pada kelompok eksperimen sebesar 4,6 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 3,4 dan rata-rata pencapaian skor hasil uji coba kelompok besar mencapai 90,31%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa inovasi dakon geometri dinyatakan layak dan efektif untuk menstimulasi kemampuan anak usia 4-5 tahun dalam mengenal bentuk geometri.
PENGEMBANGAN MODEL MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN BERMUATAN PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI nFn Suparti; Mariana Susanti
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 5, No 2 (2017): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v5n2.p101--114

Abstract

Learning while playing is one of the educational principles of Early Childhood Education (PAUD). Through games, traditional games, in particular, child development aspects can be improved. However, teachers face the lack of traditional game references so that a medium is needed. This study aimed to produce a Model of Audio Instructional Media for Early Childhood Education, called Permata Nusantara. Permata Nusantara was developed by using ADDIE approach (Analysis-Design-Development-Evaluation-Implementation). After having completed the need analysis, the blueprint of the model was designed and the production stage conducted. Then, instructional audio media model with traditional games as its content was brought to be evaluated by the subject ma er and media specialists for better-improved quality. The following stage is the implementation, involving teachers and children. The instruments used for collecting data and information were questionnaires, interview guides, and observation sheets. The majority of respondents (83,4%) considered that the developed instructional audio media model was good and suitable to use for early childhood education in improving the spiritual attitude, the social attitude, knowledge, and skills for children in Early Childhood Education. AbtrakBelajar melalui bermain merupakan salah satu prinsip pembelajaran di PAUD. Melalui permainan, terutama permainan tradisonal, aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Namun, guru-guru kekurangan referensi mengenai permainan tradisional yang ada sehingga dibutuhkan media yang dapat menjadi rujukan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Model Media Audio Pembelajaran Bermuatan Permainan Tradisional Anak Nusantara (Permata Nusan- tara) untuk PAUD dengan pendekatan ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Setelah melampaui tahap analisis kebutuhan, desain model atau cetak biru program dirancang dan diproduksi. Kemudian, hasil produk yang berupa media audio pembelajaran bermuatan permainan tradisional dievaluasi oleh ahli materi dan media dengan tujuan perbaikan produk. Selanjutnya dilakukan evaluasi pada tahap pemanfaatan media yang melibatkan guru dan anak PAUD dengan tujuan mengetahui tingkat kelayakan model media yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan adalah angket, panduan wawancara, dan lembar pengamatan. Sebagian besar responden (83,4%) berpendapat bahwa model media audio pembelajaran bermuatan permainan tradisional dikategorikan sebagai model media audio pembelajaran yang baik dan cocok untuk menunjang pembelajaran di PAUD dalam meningkatkan kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan ketrampilan pada anak usia dini.
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA M. Miftah
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 2, No 1 (2014): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v2n1.p1--12

Abstract

ICT (Information and Communication Technology) has tremendous potential to help teachers and students in successful learning. Implementation of ICT-based learning, schools need to do a needs analysis, preparation of the necessary requirements, design models of learning and development. Making it easier for teachers in the use of media in teaching. The importance of instructional media for the education system is to support teaching and learning with the Internet media, computer network, or standalone computer. The success is determined by the ability of learning in a variety of things including: efforts to use the media in a learning activity as resources for learning. The process of utilization of instructional media is a decision taken by the learner (teacher) which is based on the design or the lesson plan. Therefore, the principle of utilization needs to be linked to the needs and characteristics of students. These characteristics with respect to the visual style, auditory, and kinestetika students. By utilizing computer-aided media is expected to increase student interest, so that more teachers on how to optimize the role of the teacher as a facilitator, modiator, motivator, supervisor, and evaluator AbstrakTIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) memiliki potensi yang amat besar untuk membantu guru dan siswa dalam keberhasilan pembelajaran . Implementasi pembelajaran berbasis TIK, sekolah perlu melakukan analisis kebutuhan, penyiapan kebutuhan yang diperlukan, perancangan model pembelajaran serta pengembangannya. Sehingga mempermudah guru dalam memanfaatkan media dalam pembelajaran. Pentingnya media pembelajaran bagi sistem pendidikan adalah untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kemampuan dalam berbagai hal diantaranya: upaya memanfaatkan media dalam aktivitas pembelajaran sebagai sumber-sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan media pembelajaran merupakan suatu keputusan yang diambil oleh pembelajar (guru) yang didasarkan pada desain atau rancangan pembelajaran. Oleh sebab itu, prinsip pemanfaatan perlu dikaitkan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Karakteristik ini berkenaan dengan gaya visual, auditorial, dan kinestetika siswa. Dengan memanfaatkan media berbantuan komputer diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa, sehingga guru lebih pada bagaimana mengoptimalisasikan peran guru sebagai fasilitator, modiator, motivator, supervisor, dan evaluator

Page 5 of 17 | Total Record : 168