cover
Contact Name
Arie Widodo
Contact Email
arie.widodo@kemdikbud.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
arie.widodo@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Jl. Mangkurejo, Ds. Kwangsan, Sedati - Sidoarjo
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan
ISSN : 23389184     EISSN : 26224283     DOI : 10.31800
Core Subject : Education,
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on 5 areas of educational technology as well as related topics. All articles are peer-reviewed by at least one peer-reviewers. Jurnal Kwangsan is published online and printed twice in a year. July and December. The scope of Jurnal is innovative works on Learning System Design, the development, implementation, assessment, management, research papers, and case studies of educational technology, which are effective in giving positive contributions to schools and educational institutions
Arjuna Subject : -
Articles 168 Documents
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN MODEL ADDIE UNTUK MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 5 SDS MAWAR SHARON SURABAYA Nancy Angko; nFN Mustaji
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 1 (2013): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v1n1.p1--15

Abstract

This study aims to develop a Power Point teaching materials and students’ worksheet (LKS) Math Grade 5 Mawar Sharon Surabaya SD Susing the ADDIE Model. Design development test result susing pre-test post-test Group. T-test results showed that the test tvalue is7,397, while the value of the test  able is 2,069, meaning the tvalue ofthe test is greater than the valueof testable. Meaning there are differences in learning outcomes between the experimental class and the control class as seen from the second post test tvalues test class. The average value of the class or classes mean the experiment has increased and higher than the control class, is 31.6667 compared with 20.1250. The difference is due to the use of teaching materials to students in the experimental class in class control while only using the lecture method. Students response to the use of Power Point and Worksheets media showed an average of 95.83% stated that the material is easy to understand and 87.5% stated that the learning interesting.Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar powerpoint dan Lembar Kerja Siswa (LKS) mata pelajaran matematika kelas 5 SDS Mawar Sharon Surabaya dengan menggunakan model ADDIE. Desain uji coba hasil pengembangan menggunakan Pretest Pos test Group. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai uji t hitung adalah 7.397, sementara nilai uji ttabel adalah 2.069, berarti nilai uji t hitung lebih besar dari nilai uji tabel. Maknanya ada perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dilihat dari uji t nilai pos test kedua kelas. Nilai rata-rata kelas atau mean pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu 31.6667 dibandingkan dengan 20.1250. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya penggunaan bahan ajar pada siswa di kelas eksperimen sedangkan di kelas kontrol hanya menggunakan metode ceramah. Respon siswa terhadap penggunaan media powerpoint dan lembar kerja menunjukkan rata-rata sebesar 95.83 % menyatakan bahwa materi mudah dimengerti dan 87.5 % menyatakan bahwa pembelajaran menarik.
PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBINAAN LITERASI MEDIA BAGI SISWA TUNARUNGU Rina Dwi Kurniawati; Asri Wijiastuti; nFn Yuliyati
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 8, No 2 (2020): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v8n2.p168--189

Abstract

This study aims to produce a media literacy development program for deaf students in schools. The deaferation behavior of deaf students at school so far has not been able to show their ability to use media as a tool for literacy, learning resources, and there is no follow up after the activity takes place. Media literacy is needed by deaf students because various information can be obtained from technology media. Development of media literacy is done with the aim that students with hearing impairment: (1) are able to utilize the media for positive activities and use media properly and appropriately, and (2) have provision in lifelong learning. The method used is Research & Development (R&D) with 10 stages. Instruments to determine the level of media literacy ability of deaf students and their activeness using daily reading journals are interviews, observation, and documentation. The results showed that media literacy coaching could increase student awareness of using media as a means of literacy. The results of the material validation state that the product developed is "feasible" to be used. Likewise, the results of the validation carried out by special education experts. Instruments for media literacy activities were provided to determine the level of (1) the ability of the media literacy of deaf students, and (2) the use of daily reading journals for the activity of deaf students in literacy activities. From the results of the study, it can be concluded that the media literacy development program is strongly recommended to be applied in every learning with the aim of being able to add to the learning experience of deaf students in collaborating language skills and technology media in each field. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program pembinaan literasi media siswa tunarungu di sekolah. Perilaku berliterasi siswa tunarungu di sekolah sejauh ini belum mampu menunjukkan kemampuannya dalam memanfaatkan media sebagai alat untuk melakukan literasi, sumber belajar, dan belum adanya tindak lanjut setelah kegiatan berlangsung. Literasi media diperlukan siswa tunarungu karena berbagai informasi dapat diperoleh dari media teknologi. Pembinaan literasi media dilakukan dengan tujuan agar siswa tunarungu: (1) mampu memanfaatkan media untuk kegiatan yang bersifat positif dan menggunakan media dengan baik dan tepat, dan (2) memiliki bekal dalam pembelajaran sepanjang hayat. Metode yang digunakan yakni Research & Development (R&D) dengan 10 tahapan. Instrumen untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi media siswa tunarungu dan keaktifannya menggunakan jurnal membaca harian adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan literasi media mampu meningkatkan kesadaran siswa menggunakan media sebagai sarana literasi. Hasil validasi materi menyatakan bahwa produk yang dikembangkan adalah “layak” digunakan. Demikian juga dengan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli pendidikan luar biasa. Instrumen untuk kegiatan literasi media diberikan guna mengetahui tingkat (1) kemampuan literasi media siswa tunarungu, dan (2) penggunaan jurnal membaca harian untuk keaktifan siswa tunarungu dalam kegiatan literasi. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa program pembinaan literasi media sangat disarankan diterapkan dalam setiap pembelajaran dengan tujuan mampu menambah pengalaman belajar siswa tunarungu dalam mengkolaborasikan keterampilan berbahasa dan media teknologi di setiap bidang.
PENERAPAN STRATEGI BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Supri Wahyudi Utomo; Liana Vivin Wihartanti
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 7, No 1 (2019): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v7n1.p30--44

Abstract

This research carried out blended learning strategy through class action research. The aim of the application of blended learning in class was to encourage the students’ critical thinking skill. The application of blended learning strategy was motivated by evidence that the existing strategy leaved the students passive which entailed in the limited materials as given by the lecturers. Blended learning strategy was expected to develop the lecturers’ instruction in gaining the learning achievement. The subjects of the research covered 35 students of the Accounting Study Program, University of PGRI Madiun. The research was carried out by three-cycles Class Action Research. The data were taken through the learning activities by means of observation guide, and through students’ achievement test. The results showed that the students’ critical thinking skill developed after treatment from 8.4% to 42.2% in the first cycle. In the second cycle, it developed even greater to 92.3%. In the third cycle, the students’ achievement passed the threshold level. The conclusion was then that blended learning was effective in developing the students’ critical thinking skill. AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan fokus masalah tentang penerapan strategi blended learning dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar mahasiswa. Rasionalnya adalah bahwa pembelajaran kovensional dirasakan kurang menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan pengetahuan mahasiswa terbatas pada materi yang diajarkan dosen. Penerapan strategi blended learning diharapkan dapat menjadi acuan dosen sebagai strategi yang selalu mengikuti perkembangan dunia pendidikan dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah 35 mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas PGRI Madiun yang menempuh mata kuliah Belajar Pembelajaran. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang  dilaksanakan dalam 3 siklus. Data penelitian dibuktikan dari penilaian aktivitas belajar dosen dan aktivitas belajar mahasiswa yang diperoleh dari lembar observasi serta hasil belajar yang diukur melalui tes. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dibandingkan sebelum dilakukannya perlakuan (treatment).  Dari yang semula 33,8% meningkat sebesar 8,4%, menjadi 42,2% pada siklus-1, meningkat lagi menjadi 71,9% untuk siklus-2, dan pada siklus-3 meningkat menjadi 92,3%. Hasil analisis penerapan blended learning pada siklus ketiga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan karena mahasiswa mencapai ketuntasan dalam kegiatan belajarnya. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi blended learning efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar mahasiswa.
PENGEMBANGAN KURIKULUM DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KUMUNIKASI, SUATU GAGASAN nFn Sutjipto
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 4, No 2 (2016): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v4n2.p119--137

Abstract

The purpose of this paper was to examine the repertoire of ideas for curriculum development by utilizing information and communication technology in order to provide a breakthrough on the dynamics and complexity of curriculum development practices. Results of the study showed. First, the management of the curriculum development process that includes activities to share ideas, argument, contributedscientific papers, give feedback, provide feedback, the rationality of the policy decision makers, data processing, how the curriculum management, and results of develop ment can utilize information and communication technologies. Second, to take advantage of information technology and communication in curriculum development has some added value, such as easy in terms of faster information obtained, the cost in the sense that it does not require huge resources, broad reach in the sense that everyone can get involved, efficient and effective way to share, and provide a forum of freedom of speech which is at once loose the bonds of values or certain cultural norms. Third, the idea of developing a curriculum by utilizing information and communication technology as well as encouraging developers literate not only technology, but also able to understand, perceive, and apply power to the significance of the technology. Fourth, curriculum development by utilizing information and communication technology is considered a breakthrough way of working in this digital era AbstrakTujuan dari penulisan ini adalah ingin mengkaji khasanah gagasan pengembangan kurikulum dengan memanfaat kan teknologi informasi dan komunikasi yang diharapkan dapat memberi terobosan mengenai dinamika dan kompleksitas praktik (praxis) pengembangan kurikulum. Hasil kajian menunjukkan. Pertama, pengelolaan proses pengembangan kurikulum yang mencakup aktivitas berbagi gagasan, adu argumen, berkontribusi karya tulis ilmiah, memberi tanggapan, memberi masukan, rasionalitas kebijakan pembuat keputusan, pengolahan data, cara kerja manajemen kurikulum, dan hasil dari pengembangan dapat mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi. Kedua, dengan memanfatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan kurikulum memiliki beberapa nilai tambah, seperti mudah dalam arti informasi lebih cepat diperoleh, murah dalam arti tidak memerlukan sumber daya yang besar, jangkauan luas dalam arti semua orang dapat terlibat, efisien dan efektif untuk berbagi, dan memberi wadah kebebasan berpendapat yang sekaligus lepas dari ikatan nilai-nilai atau norma budaya tertentu. Ketiga, gagasan pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sekaligus mendorong pengembang bukan hanya literate teknologi, tetapi juga mampu memahami, mempersepsi, dan mengaplikasikan arti penting daya guna teknologi. Keempat, pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dinilai merupakan terobosan cara kerja di era digital ini
PENINGKATAN SIKAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO PENDIDIKAN KARAKTER Eka Purnama Khristiyanta
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 3, No 1 (2015): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v3n1.p45--58

Abstract

This research and development aims : to test the e ectiveness of au- dio medium model of character education in increasing the students a itude of discipline. The type of research is a experiment research. The study conducts experiment by applaying pre-test and post-test control group design. The experiment school is SDN Ponjong IV, and the control school is SDN Ponjong II. Data were collected by applying questionaire techniques. To test the e ectiveness the data were analyzed by applying T-Test formula. The results of research and development are : the model can increase the students a itude of discipline in the high degree of elementary school more effective the convention model. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan media audio pendidikan karakter dalam meningkatkan sikap kedi- siplinan pada siswa sekolah dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang dilakukan pada SDN Ponjong II Gunung Kidul DIY sebagai sekolah kontrol dan SDN Ponjong IV Gunung Kidul sebagai sekolah eksperi- ment. Data diolah dengan analisis statistik Uji-t. Hasil pene- litian menemukan temuan bahwa pembelajaran karakter dengan memanfaatkan media audio pendidikan karakter dapat meningkatkan sikap kedisiplinan siswa dibandingkan dengan pembelajaran karakter secara konvensional atau tidak memanfaatkan media audio pendidikan karakter. 
MODEL PENERIMAAN DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI: E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI Fajar Arianto; Lamijan Hadi Susarno; Utari Dewi; Alfi Fatimatus Safitri
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 8, No 1 (2020): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v8n1.p110--121

Abstract

E-learning is a kind of learning by utilizing information and communication technology. The success of using e-learning influenced by various factors. Technology Acceptance Model (TAM) is a model developed by Davis (1989) that is used to find out the acceptance and use of technology. The purpose of TAM is to explain the determinants of computer acceptance in general, which can explain user behavior in various computing technologies of end-users and user populations, saving time and theoretically justified. This model aims to predict and explain the factors that need to be corrected. This study focused on six variables, namely the perception of use, the perception of ease, attitude, and behavior. The analysis technique used to analyze data was SEM (Structural Equation Model) analysis. The research subjects were 262 students. The results of this study were (1) perception of use had a strong effect on the attitude of the use of e-learning, (2) perception of ease had a strong effect on the attitude of the use of e-learning, (3) perception of use had a moderate effect on the behavior of the use of e-learning, (4) perception of ease had a moderate effect on e-learning usage behavior, and (5) strong e-learning attitude toward e-learning behavior. The use of e-learning must pay attention to the user's attitude towards the technology used and the user's perception of the ease of use. AbstrakE-learning merupakan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi onformasi dan komunikasi. Keberhasilan dalam penggunaan e-learnig dipengaruhi berbagai faktor. Teknologi Acceptance Model (TAM) merupakan model yang dikembangkan oleh Davis (1989) yang digunakan untuk mengetahui mengetahui penerimaan dan penggunaan pemenfaatan teknologi. Tujuan dari TAM adalah untuk memberikan penjelasan tentang faktor-faktor penentu penerimaan komputer secara umum, mampu menjelaskan perilaku pengguna di berbagai teknologi komputasi pengguna akhir dan populasi pengguna, hemat waktu dan secara teoritis dibenarkan. Model ini bertujuan untuk memprediksi dan menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperbaiki. Pada penelitian ini memfokuskan pada enam variabel, yaitu persepsi penggunaan, persepsi kemudahan, sikap, dan perilaku. Teknik analisa yang dipergunakan untuk menganalisis data adalah analisis SEM (Structural Equation Model). Subjek penelitain berjumlah 262 mahasiswa. Hasil dari penelitian ini adalah (1) persepsi penggunaan berpengaruh yang kuat terhadap sikap penggunaan e-learning, (2) persepsi Kemudahan berpengaruh yang kuat terhadap sikap penggunaan e-learning, (3) persepsi Penggunaan berpengaruh yang sedang terhadap perilaku penggunaan e-learning, (4) persepsi Kemudahan berpengaruh yang sedang terhadap perilaku penggunaan e-learning, dan (5) sikap penggunaan e-learning yang kuat terhadap perilaku penggunaan e-learning. Penggunaan e-learning harus memperhatikan sikap pengguna terhadap teknologi yang digunakan dan persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan. 
ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO BAHASA INGGRIS UNTUK PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA SISWA SMP N 5 NGAWEN GUNUNGKIDUL nFn Suparti
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 6, No 1 (2018): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v6n1.p1--22

Abstract

This study aimed at presenting need analysis results related to listening skill problems encountered by the students of SMP N 5 Ngawen, Gunungkidul and the format of English audio media for teaching listening skills which was conducted between March till April 2018. There were 50 students, two practisioners, and two native speakers involved in this study.  The data were collected by using two kinds of instruments namely questionnaires and an interview guide. The results showed that: (1) the language ability of the students were relatively low although 92% of the students had learned English since they were in the kindergarten or elementary schools; (2) 58% students considered that listening was the most difficult skills among the three other skills (reading, writing, speaking); (3) the listening problems faced by the students were categorized into three aspects, namely: the content aspects, the environment aspects, and the learner aspects. The first aspect included vocabularies, sentences/expressions, pronunciation, the length of the texts, and the speed in reading the scripts. The second aspect is about the environment/atmosphere aspect included namely the quality of the audio programmes; facilities, and noise. The third was the learner aspects namely the sub-skills of listening comprehension. Moreover, there were some information related to the technical aspects namely the ideal duration of an audio program and the format of the English audio media. In fact, the results of the research could be used as a guidance in designing a model of English audio media for improving listening skills among the target students. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan pembelajaran menyimak (listening) dan kebutuhan pembelajaran listening pada siswa SMPN 5 Ngawen, Gunungkidul. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2018 dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner dan wawancara. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling yang melibatkan 50 responden siswa. Selain siswa, penelitian ini melibatkan tiga praktisi pendidikan/guru dan dua native speakers. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa: (1) kemampuan Bahasa Inggris siswa rendah meskipun 92% responden siswa telah belajar Bahasa Inggris sejak TK/SD;  (2) 58% siswa menganggap listening merupakan keterampilan bahasa tersulit dibanding reading, writing, dan speaking; dan (3) permasalahan dalam pembelajaran listening meliputi aspek materi, lingkungan/atmosfir, dan dari sisi pebelajar/learners. Aspek materi yang diungkap meliputi pemilihan tema, kosakata, kalimat/ujaran, pronunciation, panjang pendek input text, dan kecepatan berbicara. Aspek lingkungan/atmosfir meliputi kualitas audio, peralatan, dan noise/kegaduhan saat pemutaran media sedangkan dari sisi pebelajar meliputi sub-skills dalam listening comprehension yang belum dikuasai dan perlu dikuasai siswa. Selain itu, diperoleh juga informasi terkait hal teknis misalnya durasi audio dan format sajian media. Secara umum, hasil analisis kebutuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam menyusun rancangan model media audio pembelajaran listening untuk siswa SMP pada tahapan kedua dalam proses pengembangan desain instruksional, yaitu tahapan desain.
PEMANFAATAN TIK UNTUK PEMBELAJARAN nFN Istiyarti; Eka Purnama Khristiyanta
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 2, No 1 (2014): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v2n1.p63--70

Abstract

This paper aims to reveal the importance of the use of ICT for learning. In the implementation of the day - the many obstacles encountered in the implementation. Constraints - the constraints of the infrastructure, the region, human resources, and costs.The results show that technological progress in the  eld of ICT, requires us to master it. It also applies to the world of education in Indonesia, which require to be able to master and apply them in the teaching and learning process in order to produce quality education and quality control of the technology.To overcome the constraints posed it is advisable to pay a ention to and strengthen human resources, budget and infrastructure preparation AbstrakTulisan ini bertujuan untuk mengungkap pentingnya pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Dalam pelaksanaan sehari – hari banyak ditemui kendala dalam pelaksanaannya. Kendala – kendala tersebut yaitu infrastruktur, wilayah, SDM, dan biaya.Hasil kajian menunjukkan bahwa kemajuan teknologi di bidang TIK, mengharuskan kita untuk menguasainya. Hal itu juga berlaku bagi dunia pendidikan di Indonesia yang mengharuskan untuk bisa menguasai dan mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar agar dapat menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas serta menguasai teknologi.Untuk mengatasi kendala yang ditimbulkan maka disarankan untuk memperhatikan dan memperkuat SDM, Anggaran dan penyiapan infrastruktur.
BLENDED LEARNING FOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS Oktovianus Nau Lalian; Eveline Siregar; Murni Winarsih
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 9, No 1 (2021): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v9n1.p18--30

Abstract

The aimed of this study was to develop a blended learning for vocational students of light vehicle power expertise program in the learning process as a learning strategy to overcome the problem of lack of face-to-face time in class. The procedure for developing blended learning used was PEDATI model (learning, deepening, applying, measuring) as design instructional for blended learning. Data collection techniques used were observation, interview, and questionnaires. Data analysis techniques used was descriptive qualitative. The development of blended learning through the PEDATI model will be very effective for the achievement of learning objectives optimally and efficiency in learning time in class. AbstrakTujuan penelitian ini adalah mengembangkan blended learning bagi siswa SMK program keahlian tenaga kendaraan ringan dalam proses pembelajaran sebagai suatu strategi pembelajaran untuk mengatasi masalah kekurangan waktu tatap muka di kelas. Prosedur pengembangan blended learning dengan model PEDATI (Pelajari, Dalami, Terapkan, dan Evaluasi) sebagai model desain pembelajaran blended learning. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengembangan blended learning dengan prosedur PEDATI  akan sangat efektif untuk pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal dan efisiensi waktu pembelajaran di kelas.
PENGEMBANGAN MODUL ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN BERBASIS DETIK K-13 Riful Hamidah
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 5, No 1 (2017): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v5n1.p39--50

Abstract

The constraints of implementing the learning-based scientific approach of the 2013 Curriculum has resulted in a still lower learning achievement of students grade XII Studying Office Administration-1 (XII APk1) of the State Senior Vocational School-1 of Magetan (SMK Negeri 1 Magetan). This such condition has stimulated the researcher to conduct this study. It is caused by the unavailability of learning resources to be accessed by teachers and students the module is one of the learning resources. The purpose of this study is to develop a module on “Personnel Administration” based on the scientific approach of the 2013 Curriculum. The produced module should be eligibly declared by the subject matter and language experts, as well as positively responsed by the students as end users. This study uses a research and development method with 4-D model. The study concludes that the development of “Personnel Administration” module-based on Detik K-13 meets the requirements of BSNP, is eligibly declared by the subject matter and language experts, and is positively responsed by the students. AbstrakTerhambatnya proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013 telah mengakibatkan masih rendahnya hasil belajar siswa di kelas XII Administrasi Perkantoran-1 (APk-1) SMK Negeri 1 Magetan. Kondisi yang demikianlah yang menggugah peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penyebabnya adalah ketidaktersediaan berbagai sumber belajar yang dapat diakses oleh siswa dan guru. Salah satu di antara sumber belajar ini adalah bahan belajar mandiri tercetak (modul). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul Administrasi Kepegawaian berbasis pendekatan saintifik Kurikulum 2013 (Detik K-13). Modul yang dihasilkan haruslah dinyatakan layak oleh ahli materi dan ahli bahasa, serta mendapat respon yang positif dari siswa sebagai pengguna akhir (end users). Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan dengan model 4-D. Kemudian, penelitian menyimpulkan bahwa pengembangan modul Administrasi Kepegawaian Derbasis Detik K-13 dinyatakan layak oleh ahli materi dan ahli bahasa, memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BSNP, dan mendapat respon yang positif dari siswa.

Page 4 of 17 | Total Record : 168