cover
Contact Name
I Gusti Agung Paramita
Contact Email
vidyawertta@unhi.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
vidyawertta@unhi.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
ISSN : 08527776     EISSN : 26557282     DOI : -
Core Subject : Education,
Vidya Wertta Journal published by the Religion and Culture Fakulty of the Indonesian Hindu University. Publish twice a year, on April and October. The focus and reach of issues raised in the Vidya Wertta Journal include religion, philosophy, religious and cultural law.
Arjuna Subject : -
Articles 166 Documents
MEMAKNAI BAHASA DAN MEMBAHASAKAN MAKNA DALAM PENULISAN BUKU HINDU I Wayan Sukarma
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.56 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.183

Abstract

Agama membuka dan menyediakan wawasan tentang kebenaran iman yang absolut. Dibandingkan dengan kebenaran filsafat yang spekulatif hipotetis, tampaklah kedua macam kebenaran itu paradoks. Bahasa agama yang religius terkesan menguasai pikiran yang rasional, sedangkan bahasa filsafat yang kritis terkesan menguasai pengalaman yang empiris. Padahal, jika dilihat dari kesepasangan dan kesetimbangan, maka agama adalah sisi praktis dari filsafat dan filsafat adalah sisi rasional dari agama. Memadukan kedua bahasa itulah ditawarkan pendekatan ‘teman ngobrol’. Perlakuan bahasa semacam ini dimaksudkan hendak mengurangi ‘beban penulis’ untuk mencapai makna filosofis, tanpa meninggalkan makna agamis. Sederhananya, penulis buku Hindu disarankan memandang teks agama sebagai teman ngobrol agar lebih mudah memahami dan mengapresiasikannya dengan bahasa jurnalistik
POSISI WANITA PADA HUKUM HINDU DALAM SISTEM VIVAHA SAMSKARA Wayan Martha
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.504 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.184

Abstract

Artikel ini berupaya menjelaskan tentang posisi wanita pada hukum Hindu khususnya dalam sistem Vivaha Samskara. Posisi wanita selalu harus terjaga, terlindungi, terawat dan terpelihara. Sejak perempuan (wanita) masih bayi sampai ia menjadi dewasa ia dipelihara oleh orang tuanya, sejak sudah menikah ia dipelihara suaminya dan setelah sudah tua ia dipelihara oleh anak-anaknya. Jadi wanita selalu dalam posisi dijaga ekstra ketat, tidak terlalu memberikan kebebasan dengan alasan yang sangat logis, wanita selalu dalam posisi tereksploitasi, termarginalkan dan menanggung beban, ujung-ujungnya yang kena getah pasti wanita. Dalam keaadan demikian wanita selalu menjaga kehormatannya (pativrata), menjalankan tugas dan kewajiban (sadvi) serta keharuman nama keluarga (kirtim).
NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM CERITA PERGURUAN SANG ARUNIKA, SANG UTAMANYU, DAN SANG WEDA KEPADA BHAGAWAN DHOMYA I Wayan Dauh
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.53 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.185

Abstract

Pendidikan merupakan sebuah proses di mana manusia memperoleh pengajaran untuk meningkatkan kemampuannya dalam menjalankan kehidupan. Dalam proses pendidikan, peran guru tidak saja mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswanya, tetapi lebih pada pembentukan sikap, moral, dan pribadi yang luhur terhadap siswa. Tuntunan ajaran agama Hindu banyak sekali dituangkan dalam konsep cerita karena pendidikan agama Hindu sesungguhnya dari dulu telah mengusahakan pendidikan kepada siswa dengan menyeimbangkan aspek jasmani dan rohani. Salah satu ajaran tata susila yang ada dalam ajaran agama Hindu adalah ajaran yang terkandung dalam cerita “Bhagawan Dhomya”. Cerita Bhagawan Dhomya merupakan cerita yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan yang mampu dijadikan pedoman atau pegangan pada masa (tahapan) berguru baik sebagai siswa dan guru, karena mengingat penyelenggaraan pendidikan terhadap tingkah laku siswa di zaman sekarang yang semakin cenderung menurun.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM LONTAR KRAMA PURA Anak Agung Gede Dira
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.384 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.186

Abstract

Artikel ini mencoba membahas tentang nilai pendidikan agama Hindu dalam Lontar Krama pura. Ada pun beberapa hal yang akan dibahas yakni: (a) Nilai pendidikan tattwa, (b). nilai-nilai pendidikan susila yang lebih menekankan tentang peraturan yang wajib ditaati jika akan masuk ke areal pura (c) nilai-nilai pendidikan upacara yang lebih menekankan pada upacara keagamaan yang wajib dilakukan oleh umat apabila umat melanggar tata tertib masuk pura, berupa upacarabhuta yadnya, yaitu melaksanakan upacara pecaruan besar – kecilnya sesuai kesalahan yang dilakukan oleh umat.
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DALAM KAITANNYA DENGAN KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA DI DESA BEBANDEM KECAMATAN BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM I GUSTI NGURAH ALIT SAPUTRA
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.011 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.187

Abstract

Maksud Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan Program KB melalui kelompok BKB dan permasalahan apa yang terjadi dalam penerapan koordinasi lintas organisasi perangkat Desa yang dilakukan oleh pemerintahan Desa Bebandem dalam program Bina Keluarga Balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi analisis persepsi petugas tentang pelaksanaan Koordinasi lintas sektoral terkait di desa Bebandem, Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem dan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi pemerintahan desa dalam pelaksanaan fungsi Koordinasi lintas organisasi perangkat kecamatan dan desa Bebandem.
TINJAUAN HUKUM ADAT BALI TERHADAP PELAKSANAAN PERKAWINAN NYEBURIN I.G.A Artatik
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.745 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.188

Abstract

Perkawinan nyeburin adalah nama jenis atau bentuk perkawinan menurut adat dan agama Hindu di Bali dimana si wanita berstatus sebagai purusa yang ditetapkan sebagai sentana rajeg dan si pria selaku predana keluar dari rumpun keluarga asalnya dan melakukan (mecebur) atau masuk kedalam lingkungan keluarga istrinya. Upacara perkawinan secara agama Hindu akan dapat dilaksanakan bilamana kedua mempelai beragama Hindu. Jika sebelumnya salah seorang dari mempelai itu tidak beragama Hindu, maka kepada yang bersangkutan wajib mengikuti upacara Sudhi Wadani. Tanpa upacara ini, menurut hukum Agama Hindu maupun secara administrative perkawinan itu tidak dapat dilangsungkan, karena setiap perkawinan menurut agama Hindu akan sah bila sebelumnya kedua mempelai beragama Hindu.
FUNGSI AJARAN CERITA BHISMA PARWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA HINDU Ni Kadek Desy Trisna Dewi; Desak Nyoman Seniwati
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.585 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.189

Abstract

Tulisan ini ingin mengkaji cerita Bhisma Parwa dari dua tema besar yakni fungsi ajaran dalam pendidikan agama Hindu dan nilai pendidikannya. Fungsi Ajaran Cerita Bhisma Parwa dalam Pendidikan Agama Hindu yaitu sebagai media pendidikan, sarana hiburan dan pelestarian budaya, dalam pelestarian budaya yaitu seni tari, seni suara pesantian yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali, seperti seni kekidungan, wirama dan palawakya. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Hindu yang Terkandung Dalam Cerita Bhisma Parwa yaitu, sebagai dasar keyakinan umat Hindu adalah Panca Sradha, dalam Cerita Bhisma Parwa terkandung ajaran Panca Sradha yang pertama yaitu percaya dengan adanya Brahman. Menjelaskan bahwa Sang Hyang Widhi Wasa ialah yang maha kuasa, beliau sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur segala yang ada di alam ini.
DISEQUILIBRIUM BHUANA AGUNG DAN BHUANA ALIT I Gusti Agung Paramita
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.59 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.190

Abstract

Tulisan ini ingin membahas tentang ketidakseimbangan (disequilibrium) harmonisasi tubuh dan alam yang merupakan dampak dari kebudayaan modern yang cenderung antroposentrik. Sebagaimana kebudayaan timur, khususnya Hindu memandang antara manusia dan alam sebagai satu kesatuan. Budaya Bali cenderung melihat keseluruhan dan keutuhan sebagai sesuatu yang utama. Individu atau bhuana alit, tidak memiliki peranan sendiri yang asali, ia harus menyesuaikan diri dengan kembali pada kosmos besar – bhuana agung. Keduanya memiliki unsur-unsur pembentuk yang sama. Itulah sebab tubuh memiliki kepekaan terhadap tanda-tanda alam. Bisa dikatakan, hubungan antara manusia dan alam tidak lagi sebatas etis, tetapi ontologis. Hilangnya hubungan yang harmonis antara manusia dan alam menyebabkan terjadinya disekuilibrium – ketidakseimbangan. Kebudayaan antroposentrik yang berpusat pada “aku berpikir” memutus relasi ontologis antara manusia dan alam. Inilah yang menyebabkan aksi-aksi perusakan terhadap lingkungan alam.
STATUS DAN KEDUDUKAN ANAK LAKI-LAKI CACAT FISIK MENURUT HUKUM ADAT BALI DI DESA PAKRAMAN TABOLA KECAMATAN SIDEMEN, KABUPATEN KARANGASEM I Nyoman Putra Adnyana
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.886 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.191

Abstract

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa Pembagian waris di Desa Pakraman Tabola serta anak-lali-laki cacat fisik tidak mendapat warisan namun tidak multak akan tetapi bisa digantikan oleh keluarga golongan ahli waris ke tiga. Waris telah diatur dalam awig-awig Desa Pakraman Tabola. Seorang ahli waris harus memiliki kemampuan dan pengetahuan secara jasmani dan rohani sehingga apa yang menjadi tanggungjawab yang diberikan kepadanya dapat dijalankan sesuai dengan pemberi waris untuk kelangsungan kehidupan yang akan datang baik sekala dan niskala seperti gotong royong, ngayah, serta upacara keagamaan di sanggah/merajan serta di Pura Kahyangan Tiga.
PENTINGNYA PENERAPAN ETIKA KEPEMIMPINAN HINDU DI BALI BERLANDASKAN ASTA BRATADENGAN BERBASIS TRI HITA KARANA Milla Permata Sunny
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 1 No 2 (2018): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.742 KB) | DOI: 10.32795/vw.v1i2.192

Abstract

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pengaruh gaya kepemimpinan akan berdampak pada kinerja bawahan. Dalam memotivasi kinerja dari perusahaan atau organisasi sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin. Dalam budaya bali kepemimpinan hindu dikenal dengan ajaran atau konsep Asta Brata. Asta Brata adalah contoh kepemimpinan hindu yang terdapat dalam Itihasa Ramayana. Asta Brata yaitu delapan tipe kepemimpinan yang merupakan delapan sifat kemahakuasaan Tuhan. Ajaran ini diberikan Sri Rama kepada Wibhisana sebagai raja Alengka Pura menggantikan kakaknya Rahwana. Dalam konsep Asta Brata ada delapan ajaran kepemimpinan hindu yang perlu diterapkan dan dijadikan sebagai pedoman dalam diri seorang pemimpin. Selain konsep Asta Brata, seorang pemimpin juga sangat membutuhkan dasar-dasar dalam menjalankan tugasnya. Dalam ajaran agama Hindu dasar-dasar yang dijadikan pedoman oleh seorang pemimpin adalah Konsep Tri Hita Karana. Dengan menerapkan konsep dari Tri Hita Karana, yaitu Parhyangan, Pawongan, Palemahan, maka seorang pemimpin akan dapat mempertanggungjawabkan (akontabilitas) kinerjanya serta dapat menciptakan suatu hubungan yang harmonis dan seimbang pada tiga komponen yang ada sehingga akan memberikan feed back positif kepada lingkungan masyarakat yang dipimpinnya.

Page 2 of 17 | Total Record : 166