cover
Contact Name
Tajerin
Contact Email
marina.sosek@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
marina.sosek@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Ilmiah Marina : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
ISSN : 25020803     EISSN : 25412930     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan merupakan Buletin Ilmiah yang diterbitkan oleh Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan tujuan menyebarluaskan hasil karya tulis ilmiah di bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Artikel-artikel yang dimuat diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaku usaha dan pengambil kebijakan di sektor kelautan dan perikanan terutama dari sisi sosial ekonomi.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2023): Juni 2023" : 7 Documents clear
Strategi Pengembangan Budi Daya Ikan pada Keramba Adaptif di Wilayah Pesisir: Studi Kasus di Kota Pekalongan Ariadi, Heri; Soeprapto, Hayati; Sihombing, Juita Lusiana; Khairina, Wafiq; Khristanto, Arief
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i1.11643

Abstract

Budidaya ikan dengan keramba adaptif merupakan salah satu alternatif pengembangan kegiatan usaha perikanan di wilayah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi pengembangan budidaya ikan keramba adaptif sebagai bentuk adaptasi terhadap dampak banjir rob dan perubahan iklim. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandengan Kota Pekalongan pada bulan Juli-Agustus 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan purposive sampling kemudian dilakukan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air di lokasi budidaya masih layak dan sesuai untuk kegiatan budidaya ikan. Kemudian untuk indikator produktivitas panen masih cukup tepat dan menguntungkan jika siklus bisnis operasional ini. Selanjutnya dari analisis identifikasi faktor internal usaha, 6 unsur kekuatan dan 4 unsur kelemahan berpengaruh terhadap operasional budidaya ikan. Sedangkan dari identifikasi faktor bisnis eksternal, terdapat 5 elemen peluang dan 2 elemen ancaman yang dapat mempengaruhi siklus budidaya operasional. Dari hasil analisis matriks SWOT dengan membandingkan unsur peluang usaha, kelemahan, kekuatan, dan ancaman diperoleh titik perbandingan antara 2,04 dan 1,38, atau jika dimasukkan ke dalam matriks SWOT berada pada kuadran pertama atau kekuatan yang baik untuk menjadi dikembangkan lebih lanjut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kegiatan budidaya ikan dengan konsep keramba adaptif sangat layak dan menguntungkan untuk dikembangkan di wilayah pesisir yang rentan terhadap banjir rob dan dampak perubahan iklim
Nelayan Kecil di Perkotaan: Karakteristik Usaha dan Jaringan Sosial dalam Mengakses Pembiayaan di Marunda, Jakarta Utara Muhartono, Rizky; Sumarti, Titik; Saharuddin, Saharuddin; Koeshendrajana, Sonny
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i1.11919

Abstract

Jakarta merupakan kota yang memiliki berbagai fasilitas pembiayaan, namun masih dijumpai nelayan skala kecil di Marunda yang memiliki hambatan dalam mengaksesnya. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik usaha nelayan kecil dan jaringan sosial dalam mengakses pembiayaan. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember tahun 2022 yang difokuskan di lokasi Marunda, Jakarta Utara menggunakan metode kualitatif dengan tipe studi kasus. Informan pada penelitian ini sebanyak 30 orang dan dipilih secara purposive, terdiri dari unsur nahkoda, anak buah kapal (ABK), bakul/pedagang pengumpul, koperasi, Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP), penyuluh perikanan, dinas perikanan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar nelayan di Marunda memiliki dua jenis alat tangkap dengan mayoritas menggunakan jaring dan bubu. Keunikan nelayan ABK di Marunda adalah melakukan penangkapan dengan membawa alat tangkap sendiri dan membayar komisi kepada pemilik perahu. Pada tahap awal usaha, nelayan mengandalkan dana pribadi, dan keluarga. Nelayan yang memiliki aset akan meminjam kepada lembaga pembiayaan formal dan jika tidak punya asset akan meminjam kepada bakul/bos. Pada dasarnya nelayan tidak mau meminjam karena tidak mau terikat dengan bakul/bos ataupun kehawatiran tidak bisa membayar cicilan jika meminjam ke bank. Apabila nelayan mengalami kerugian usaha dan tidak memiliki aset untuk dijaminkan, maka nelayan akan meminjam kepada bakul/bos. Oleh karena itu, kebijakan yang perlu dilakukan adalah membuat program pembiayaan untuk nelayan kecil dengan memperhatikan karakteristik dan jaringan sosialnya. Program harus diprioritaskan pada nelayan yang tidak memiliki modal dan aset. Lembaga pembiayaan informal perlu dilibatkan dalam pengembangan program pembiayaan nelayan tersebut. Tittle: Small-Scale Fishermen in Urban Areas: Business Characteristics and Social Networks in Accessing Financing in Marunda City, North Jakarta Jakarta is a city that has various financing facilities, but there are still small-scale fishermen in Marunda who have problems accessing them. The purpose of this study is to describe the characteristics of small fishing businesses and social networks in accessing financing. This research was conducted in July-December 2022 which focused on the Marunda location, North Jakarta. This research uses qualitative methods with a case study type. The informants in this study were 30 people and were selected purposively, consisting of captains, crew members (ABK), bakul/collecting traders, cooperatives, Marine and Fisheries Business Capital Management Institutions (LPMUKP), fisheries extension workers, fisheries services. Data analysis was carried out in a qualitative descriptive. The results showed that most fishermen in Marunda have two types of fishing gear with the majority using nets and bubu. The uniqueness of ABK fishermen in Marunda is to make catches by bringing their own fishing gear and paying commissions to boat owners. In the early stages, fishermen rely on personal funds, and families. Fishermen who have assets will borrow from formal financing institutions and if they do not have assets will borrow from bakul/bos. Basically, fishermen do not want to borrow because they do not want to be tied to the bakul / boss or worry that they cannot pay installments if they borrow from the bank. If the fisherman experiences a business loss and does not have assets to guarantee, the fisherman will borrow from the bakul/boss. Therefore, the policy that needs to be done is to create a small fisherman financing program by taking into account their characteristics and social networks. Programs should be prioritized on fishermen who do not have capital and assets. Informal financing institutions need to be involved in the development of these fishermen financing programs.
Strategi Pengembangan Kawasan Pesisir di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan Asti, Andi Fajar; Mayasari, Diana
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i1.11796

Abstract

Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi di sektor perikanan yaitu perikanan tangkap, pengelolaan produk, dan pembudidayaan, sektor pariwisata dan pelabuhan. Pengembangan potensi tersebut belum dapat menyejahterakan para nelayan karena harga jual hasil perikanan masih rendah dan masyarakat belum memiliki pemahaman yang cukup untuk budi daya ikan dan memasarkan hasil tangkapan. Tujuan dari penelitian adalah mengindentifikasi potensi sumber daya pada kawasan pesisir dan merumuskan strategi pengembangan potensi sumber daya di kawasan pesisir Kabupaten Tanah Laut. Metode  yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif  dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pengembangan potensi kawasan pesisir, dan merumuskan strategi pengembangan kawasan pesisir di Kabupaten Tanah Laut. Data diperoleh langsung dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanah Laut, nelayan, atau masyarakat tinggal di kawasan pesisir. Strategi pengembangan kawasan pesisir dilakukan dengan menganalisis potensi terhadap kegiatan nelayan sehari-hari yaitu menangkap ikan yang ditangkap dan permasalahannya di lapangan. Analisis tersebut untuk mencari solusi untuk mengembangkan produk olahan sehingga bernilai jual lebih tinggi. Sementara itu, pemerintah daerah berkontribusi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan (stakehoulder) untuk mengembangkan pariwisata, fasilitas sarana prasarana, dan pelabuhan yang mendukung kegiatan transaksi jual beli. Pemerintah memberikan penyuluhan atau pelatihan kepada masyarakat nelayan secara berkelanjutan. Produk yang berkualitas dapat diolah dan dijual sehingga dapat mendukung perekomonian masyarakat. Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan program lain yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya manusia di wilayah pesisir Kabupaten Tanah Laut. Tittle: Coastal Areas Development Strategy in The Tanah Laut Regency, South  Kalimantan Province Tanah Laut Regency possesses substantial potential in the fisheries sector, including capture fisheries, product management, cultivation, tourism, and port activities. However, the livelihoods of fishermen have not significantly improved due to low selling prices and a lack of understanding in fish cultivation and marketing. This research aims to address these challenges by identifying untapped resources in the coastal area and formulating comprehensive strategies for their development. The study utilizes descriptive methods and a qualitative approach, analyzing factors that hinder potential and tailoring strategies to Tanah Laut Regency. Data were collected from the Department of Fisheries and Marine Affairs, fishermen, coastal residents, and online sources. The development strategy involves analyzing daily fishing activities, fish species production, and field-related challenges to enhance the economic prospects of the region. The local government plays a crucial role in facilitating community and stakeholder involvement, supporting tourism, improving infrastructure, and establishing trading ports. Ongoing counseling and training initiatives are provided to empower fishermen with skills and knowledge. The processing and sale of high-quality fishery products have the potential to boost the local economy. Future plans include supplementary programs to improve the environment and develop human resources in the coastal area, fostering sustainable growth and prosperity. By unlocking the region’s potential through holistic measures, Tanah Laut Regency can thrive.
Strategi Pengembangan Budi Daya Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus) di Kabupaten Pati Aeni, Nurul
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i1.11739

Abstract

Budi daya nila salin di Kabupaten Pati mengalami perkembangan yang cukup pesat, tetapi masih mengalami kendala untuk dapat menjadi salah satu komoditas unggulan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan faktor-faktor yang memengaruhi budi daya nila salin dan merumuskan strategi untuk mengembangkan budi daya nila salin di Kabupaten Pati. Penelitian dilakukan di enam desa di tiga kecamatan yang ditetapkan sebagai sentra dan kawasan penyangga budi daya nila salin, yaitu Kecamatan Tayu, Margoyoso, dan Dukuhseti. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2021. Metode pengambilan data yang digunakan adalah studi pustaka, survei, dan wawancara dengan pemangku kepentingan yang berjumlah 34 responden. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisis PEEST, SWOT, dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan utama budi daya nila salin di Kabupaten Pati adalah kualitas ikan nila salin yang lebih baik. Namun, belum adanya diversifikasi produk olahan nila salin menjadi kelemahan terbesar. Peningkatan permintaan terhadap ikan nila di pasar domestik menjadi peluang terbesar, sedangkan pandemi yang menyebabkan penurunan pendapatan pembudi daya menjadi ancaman utama pengembangan budi daya nila salin. Strategi yang dapat disarankan untuk mengembangkan budi daya nila salin di Kabupaten Pati secara berurutan berdasarkan prioritas adalah (1) meningkatkan ketersediaan dan kualitas input budi daya nila salin; (2) memperluas pemasaran, baik di pasar domestik maupun melalui ekspor; (3) meningkatkan kualitas budi daya nila salin berbasis lingkungan demi menjamin keberlanjutan; dan (4) meningkatkan keunggulan dan daya saing produk nila salin. Tittle: Strategies for Salin Tilapia (Oroechromis niloticus) Cultivation Development in Pati DistrictSaline-tilapia aquaculture in Pati District has been growing fast, but it faces several obstacles to becoming one major local commodity. This study aims to describe factors that influence saline-tilapia aquaculture, then formulate strategies that can be applied to develop the aquaculture of this commodity. The study focused on six villages in three sub-districts established as the center and buffer areas of saline-tilapia aquaculture, namely Tayu, Margoyoso, and Dukuhseti Sub-districts. Data collection was conducted from April to September 2021. It involved a document review, survey, interviews with relevant stakeholders, and 34 respondents. Then, the data were analyzed descriptively using PEEST, SWOT, and QSPM analysis. The study results show that the main strength of saline-tilapia aquaculture in Pati District was that saline-tilapia from Pati District has good quality. At the same time, the lack of diversification of products became a significant weakness. Moreover, an enormous opportunity was the higher demand for tilapia, especially in the domestic market, whereas the main threat was the pandemic that could decrease farmer income. Strategies that can be proposed based on the level of importance were (1) improving the availability and quality of saline-tilapia aquaculture inputs; (2) market expansion, both domestic or abroad; (3) enhancing the quality of environment-based aquaculture to ensure the sustainability; and (4) improving the excellence and competitiveness of saline-tilapia products.
Modal Sosial Nelayan Suku Duano dalam Skala Usaha Perikanan Tangkap Tambunan, Ibnu Khalid; Nugroho, Firman; Metalisa, Rindi
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i1.11821

Abstract

Keberadaan masyarakat nelayan Suku Duano di Kabupaten Indragiri Hilir memberikan kontribusi dalam pengembangan sektor perikanan, namun mereka membutuhkan aset modal sosial untuk menunjang keberlanjutan sektor usaha perikanan tangkap. Tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis bentuk modal sosial nelayan Suku Duano, 2) menganalisis skala usaha perikanan tangkap nelayan Suku Duano, 3) mengkaji pengaruh modal sosial nelayan Suku Duano dalam melaksanakan skala usaha perikanan tangkap. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2022 di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragiri Hilir dengan jumlah responden nelayan Suku Duano sebanyak 39 orang nelayan. Pengumpulan data dengan teknik survei melalui wawancara dan kuesioner. Analisis data menggunakan metode analisis kuantitatif dengan model regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga modal sosial nelayan Suku Duano di Desa Tanjung Pasir yaitu; 1) kepercayaan, 2) kerja sama, dan 3) partisipasi. Masing-masing modal sosial nelayan Suku Duano mayoritas masuk pada kategori rendah. Skala usaha perikanan tangkap nelayan Suku Duano dalam penelitian ini masih dalam kategori kecil, dan mayoritas nelayan berskala tradisional. Modal sosial nelayan Suku Duano memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skala usaha perikanan tangkap, seperti kepercayaan, kerja sama, dan partisipasi yang tinggi terhadap nelayan suku lainnya akan membawa peluang tinggi terhadap pendapatan dan skala usaha perikanan tangkap. Tittle: Social Capital Fisherman of the Duano Ethnic Group in Capture Fishiries BusinessThe presence of the Duano ethnic fishermen community in Indragiri Hilir Regency contributes to the development of the fisheries sector, but they require social capital assets to support the sustainability of their capture fishing business. This research aims to: 1) analyze the forms of social capital among the Duano ethnic fishermen, 2) analyze the scale of the Duano ethnic fishermen’s capture fishing businesses, and 3) examine the influence of social capital on the Duano ethnic fishermen in implementing their capture fishing business scale. The study was conducted in February 2022 in Tanjung Pasir Village, Tanah Merah District, Indragiri Hilir Regency, with a sample of 39 Duano ethnic fishermen. Data collection was done through survey techniques using interviews and questionnaires. Data analysis was performed using quantitative analysis with multiple linear regression models. The research findings reveal three forms of social capital among the Duano ethnic fishermen in Tanjung Pasir Village: 1) trust, 2) cooperation, and 3) participation. Each form of social capital among the Duano ethnic fishermen predominantly falls into the low category. The scale of the Duano ethnic fishermen’s capture fishing businesses in this study is still small, with the majority of fishermen operating at a traditional scale. Social capital among the Duano ethnic fishermen has a significant influence on the scale of their capture fishing businesses. Factors such as high levels of trust, cooperation, and participation among the Duano ethnic fishermen towards other ethnic groups provide opportunities for higher income and a larger scale of capture fisheries businesses.
Strategi Peningkatan Pendapatan Keluarga Nelayan Melalui Peran Perempuan: Studi Kasus pada Komunitas Nelayan Demak, Jawa Tengah Indrawarsih, Ratna; Ratri, Annisa Meutia
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i1.11743

Abstract

Peran perempuan dalam komunitas nelayan sangat signifikan, baik dalam aktivitas praproduksi, produksi, maupun pascaproduksi untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Peran seperti itu telah dilakukan oleh perempuan di wilayah pesisir Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi perempuan di wilayah pesisir Kabupaten Demak dalam menjalankan usahanya di sektor kelautan dan perikanan dan memahami strategi yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Lokasi penelitian dilakukan di tiga desa nelayan di Kabupaten Demak, yaitu Desa Morodemak, Purworejo, dan Margolinduk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui fishcollabs sebagai alat bantu diagnosis partisipatif dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), dan observasi lapangan. Penelitian menemukan bahwa ragam persoalan yang dihadapi perempuan di wilayah pesisir yaitu terkait dengan kondisi lingkungan dan stagnasi di bidang usaha perikanan. Stagnasi usaha yang dimaksud terkait dengan aspek pemasaran. Hal itu disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam menciptakan nilai tambah produk olahan, dan jaringan pemasaran yang dimiliki perempuan di wilayah tersebut, serta adanya permasalahan degradasi lingkungan permukiman. Ada beberapa opsi strategi yang penting untuk meningkatkan peran perempuan yaitu: (1) pelatihan peningkatan kapasitas usaha; (2) pelatihan pengemasan produk olahan dan jaringan pemasaran; dan (3) pelatihan pengelolaan bank sampah. Tittle: Strategies for Increasing Fisher’s Family Income Through the Role of Women: A Case Study in the Fishing Community of Demak, Central JavaThe role of women is very significant, in production and post-production in the fisheries sector, including the contribution of women in the coastal area of Demak Regency, Central Java. This paper aims to discuss the problems women face in coastal areas in running their businesses in the fisheries sector, as well as strategies to overcome these problems, individually and collectively. The study focuses on case studies of three fishing villages in Demak Regency: Morodemak Village, Purworejo Village and Margolinduk Village. This study uses a qualitative method through fish collabs as a participatory diagnostic tool, with data collection carried out through in-depth interviews, FGDs, and field observations. However, the research found various barriers women face in coastal areas, especially environmental conditions and stagnation in the fisheries business. The business stagnation is associated with the marketing aspect caused by the lack of added value for processed products and marketing networks owned by women, as well as the problem of environmental degradation in settlements. This article shows how training to increase business capacity, packaging of processed products and marketing networks, as well as waste bank management are essential strategic options for women.
Analisis Keberhasilan Pengelolaan Hutan Mangrove: Kasus Rehabilitasi dan Konservasi oleh Komunitas Peduli Pesisir Sudrajat, Jajat; Jamaludin, Jamaludin; Anshari, Gusti Zakaria; Gusmayanti, Evi; Sawerah, Siti; Jabbar, Abdul
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Research Center for Marine and Fisheries Socio-Economic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v9i1.11845

Abstract

Kelompok peduli pesisir memiliki peranan penting dalam rehabilitasi dan perlindungan hutan mangrove, khususnya berkaitan dengan upaya menumbuhkan aspek kelembagaannya. Studi ini bertujuan menganalisis kinerja kelembagaan, peran stakeholders, dan hak pemilikan hutan yang mungkin diwujudkan setelah rehabilitasi mangrove dianggap berhasil, serta untuk mendeskripsikan beberapa dimensi pentingnya sebagai model pengelolaan hutan mangrove. Penelitian dilakukan pada bulan September 2021 hingga Agustus 2022 di Kelurahan Setapuk Besar- Kota Singkawang, Kalimantan Barat, melalui suatu metode campuran: kuantitatif-kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dari 78 responden warga komunitas pesisir dengan cara wawancara terstruktur, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap informan kunci. Analisis data kuantitatif mengenai kinerja kelembagaan diukur dari proporsi warga yang mengetahui terhadap aturan utama perlindungan hutan mangrove, sedangkan secara kualitatif dilihat dari partisipasi anggota kelompok dalam rutinitas kegiatan rehabilitasi dan konservasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem kelembagaan telah berfungsi dengan baik, buktinya sekitar 90 persen warga pesisir mengetahui aturan perlindungan hutan mangrove di komunitasnya. Selain itu partisipasi anggota kelompok dalam aksi rehabilitasi atau konservasi melalui inisiatif kelompok merupakan faktor kunci keberhasilan. Dimensi penting dalam menjaga keberlanjutan konservasi mangrove di sekitar kota pesisir adalah melalui pemeliharaan kelembagaan lokal dan penumbuhan ekowisata. Tittle: Analysis of the Success of Mangrove Forest Management: A Case Study on Rehabilitation and Conservation by the Coastal Care CommunityCoastal care groups have an essential role in rehabilitating and protecting mangrove forests, particularly concerning efforts to grow their institutional aspects. This study aims to analyse the institutional performance, stakeholder roles, and forest property rights that may be  realized after the success of mangrove rehabilitations, and to describe some of its essential dimensions as a model for mangrove forest management. This study was conducted in September 2021 until August 2022 in Setapuk Besar-Singkawang city, West Kalimantan, through a mixed methods: quantitative-qualitative. Quantitative data were collected from 78 respondents of the coastal communities using structured interviews, while qualitative data was gotten through in-depth interviews with the key informants. Quantitative data analysis, concerning the institutional performance is measured by the proportion of residents who know the main rules for protecting mangrove forests, while qualitatively it is seen from the participation of group members’ in their routine rehabilitation and conservation activities. The results showed that the institutional system has functioned well, as evidenced is around 90 percent of the coasta residents knowing precisely the rules for protecting the mangrove forest in their community. Besides, the group members’ participation in rehabilitation or conservation actions through group initiatives is the key to success. An important dimension in maintaining the sustainability of mangrove conservation around coastal cities is through the maintenance of local institutions and the growth of ecotourism.

Page 1 of 1 | Total Record : 7