cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Zuriat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2006)" : 10 Documents clear
Parameter Genetik Beberapa Karakter Buah Muda Pada 21 Genotip Nenas Neni Rostini; Gita Kharisma; Murdaningsih H. K.
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6795

Abstract

Percobaan dilakukan di Desa Tambakan Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang mulai bulan Juni 2004 sampai dengan bulan Agustus 2004. Percobaan bertujuan untuk menyediakan informasi kriteria variabilitas dan heritabilitas karakter buah muda serta mengetahui korelasi antara beberapa karakter buah muda dengan karakter yang sama pada setiap minggu pertumbuhannya. Rancangan acak kelompok dengan 21 genotip nenas sebagai perlakuan yang di ulang dua kali digunakan dalam percobaan ini. Semua karakter yang diamati memiliki variabilitas genetik dan fenotipik yang luas. Nilai duga heritabilitas untuk karakter diameter buah muda tinggi pada minggu pertama dan minggu keempat, sedangkan pada minggu kedua dan ketiga nilai duga heritabilitasnya sedang. Karakter panjang buah muda dan tinggi mahkota memiliki nilai duga heritabilitas tinggi setiap minggunya. Nilai duga heritabilitas untuk karakter diameter mahkota sedang pada minggu pertama, kedua dan ketiga, sedangkan pada minggu keempat nilai duga heritabilitasnya tinggi. Berdasarkan analisis kovarians, terdapat korelasi genetik dan fenotipik pada karakter diameter buah muda dengan karakter yang sama pada setiap minggu pertumbuhannya, kecuali pada saat bunga terakhir mekar dengan tiga minggu setelah bunga terakhir mekar. Pada karakter panjang buah muda terdapat korelasi genetik dan fenotipik ketika bunga terakhir mekar dengan setiap minggu pertumbuhannya pertumbuhannya dan antara satu minggu setelah bunga terakhir mekar dengan tiga minggu setelah bunga terakhir mekar. Pada satu minggu setelah bunga terakhir mekar dengan dua minggu setelah bunga terakhir mekar dan pada dua minggu setelah bunga terakhir mekar dengan tiga minggu setelah bunga terakhir mekar tidak terdapat korelasi genetik dan fenotipik.
Interaksi Genotipe x Lingkungan, Stabilitas dan Adaptasi Jagung Hibrida Harapan UNPAD di 10 Lokasi di Pulau Jawa M. Saraswati; A. N. Oktafian; Agung Karuniawan; Dedi Ruswandi
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6800

Abstract

Sembilan genotip jagung hibrida Harapan Unpad diseleksi berdasarkan interaksi G × E, stabilitas, adaptasi dan daya hasil. Percobaan dilakukan di sepuluh lokasi di Pulau Jawa, yaitu Ciamis, Tasik-Gombong, Tasik- SPMA, Cianjur, Lembang, Karawang, Nganjuk BLGBG, Nganjuk-Pace, Jatinangor dan Tanjung Sari. Dari Pebruari 2005−Juli 2006. Percobaan untuk setiap lokasi disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan dua ulangan dan satu kultivar cek Bisi-2. Uji Homogenitas Barlett digunakan untuk melihat homogenitas varians galat dari beberapa lokasi. Analisis gabungan dilakukan jika varians galat homogen. Analisis gabungan memperlihatkan adanya interaksi G × E untuk semua karakter yang diamati. Berdasarkan analisis stabilitas ternyata semua hibrida Unpad memperlihatkan penampilan yang tidak stabil, sehingga direkomendasikan untuk dibudidayakan pada lingkungan yang spesifik. Uji multilokasi di Pulau Jawa juga berhasil menyeleksi hibrida Unpad baru, yaitu: S6A*1 ×11, S6A*11 × 11, S6A*90 × 11, S6A*25 × 18, S6A*29 × 11, dan S6A*37 × 11.
Pewarisan Karakter Umur Berbunga dan Ukuran Buah Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Ilma Hilmayanti; Winny Dewi W.; Murdaningsih H. K.; Mulyadi Rahardja; Neni Rostini; R. Setiamihardja
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6805

Abstract

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari pewarisan karakter umur berbunga dan ukuran buah cabai merah dari populasi P1, P2, BCP1, BCP2, F1 dan F2 yang berasal dari persilangan cabai genotip nomor 605 dan RMG. Percobaan dilakukan di kebun Percobaan Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor dari Januari 2001 sampai Juli 2001, ditata dalam rancangan acak kelompok yang diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter umur berbunga dan ukuran buah cabai yang terdiri dari diameter dan panjang buah tidak dipengaruhi oleh tetua betina. Umur berbunga diwariskan secara kualitatif. Pada karakter ini didapat adanya pengaruh gen sederhana yang bersifat duplikat resesif epistasis yang didukung oleh distribusi frekuensi populasi F2 yang diskontinyu. Heritabilitas arti luas karakter ini tergolong sedang dan heritabilitas arti sempitnya tergolong tinggi. Karakter ukuran buah (diameter dan panjang), diwariskan secara kuantitatif. Kedua karakter ini dikendalikan oleh banyak gen (poligenik) yang ditunjukkan oleh distribusi frekuensi F2 yang kontinyu. Heritabilitas arti luas untuk diameter dan panjang buah masing masing tergolong rendah dan sedang. Heritabilitas arti sempit diameter dan panjang buah adalah sedang.
Pewarisan Karakter Ketahanan Terhadap Nematoda Puru Akar (Meloidogyne incognita) Pada Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Untung Setyo Budi; Nur Basuki; , Sudjindro
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6755

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pewarisan karakter ketahanan tanaman F1 hasil persilangan interspesifik antara kenaf (Hibiscus cannabinus L. 2n=2x=36) dengan kerabat liarnya H. radiulus L. atau radiatus (2n=4x=72) yang tahan terhadap serangan Nematoda Puru Akar (NPA). Percobaan telah dilaksanakan di Kebun Benih Roscla PTPN XI, Kendalrejo, Kabupaten Blitar pada bulan Februari s/d Agustus 2003, pada jenis tanah berpasir berstruktur ringan dengan kesuburan sedang dan banyak mengandung larva NPA nya dari spesies M. infognita. Pengamatan dan perhitungan larva NPA dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (Balittas) Malang. Genotipe F1 dari 5 set persilangan interspesifik antara kenaf dan H. radiatus ditambah masing-masing tetua ditanam dengan metoda baris dengan jarak tanam 20 cm × 20 cm. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah puru akar per tanaman, kerusakan akar tanaman, populasi larva NPA dalam tanah sebagai faktor R (R = reproduksi larva), populasi larva NPA dalam akar tanaman. Untuk mengetahui dan menduga pewarisan karakter dan peran gen ketahanan dilakukan dengan heritabilitas dan nisbah potensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pewarisan karakter ketahanan terhadap NPA pada F1 dari persilangan KR 6 × Kal II dan KR 11 × Kal II dikendalikan secara genetik dengan peran gen aditif, sedangkan F1 dari persilangan KR 12 × Kal 11 dikendalikan oleh gen nonaditif, serta F1 dari persilangan Hc G-1 × Kal II dan Hc G-51 Kal II dikendalikan secara genetik dengan peran gen resesif.
Pembentukan Pisang Ambon Toleran Terhadap Penyakit Layu Fusarium Melalui Variasi Somaklonal M. Kosmiatin; I. Mariska; I. Roostika; E. Gati
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6760

Abstract

Pisang Ambon (Musa paradisiaca) adalah salah satu jenis pisang yang populer dan berkembang di Indonesia. Perkembangan pertanaman ini juga diikuti dengan perkembangan penyakit yang menyerang dan berakibat fatal. Salah satu penyakti yang sangat pesat perkembangannya adalah penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum Schlect f. sp. Cubense. Pisang ambon merupakan jenis pisang yang sangat rentan terhadap penyakit tersebut. Hingga saat ini usaha pemuliaan pisang sulit dilakukan karena keragaman genetiknya rendah. Peningkatan keragaman dapat diperoleh dari sel-sel somatik yang pada dasarnya merupakan individu yang berkemampuan untuk beregenerasi membentuk tanaman lengkap. Induksi mutasi untuk meningkatkan keragaman somaklonal dan diikuti dengan seleksi efektif dilakukan secara in vitro karena perubahannya dapat ditujukan pada tingkat sel dan hanya pada sifat-sifat tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman pisang ambon kuning yang tahan penyakit layu fusarium. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap: 1. Induksi kalus, peningkatan keragaman dan seleksi in vitro, 2. Aklimatisasi dan pengujian bibit dengan isolat F. oxysporum di kamar dan di lokasi endemik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksplan pisang ambon kuning berespon baik untuk pengkalusan. Kalus-kalus yang diradiasi sinar gamma dan diseleksi pada media dengan toksin asam fusarat daya regenerasinya menurun. Untuk meningkatkan kemampuan regenerasinya digunakan media dengan peningkatan konsentrasi thidiazuron. Bibit yang berasal dari kalus yang bertahan hidup setelah diradiasi dan diseleksi dengan toksin ketahanannya berkorelasi positif ketika diuji dengan isolat F. oxysporum Schlect f. sp. Cubense. Korelasi positif juga terlihat ketika tanaman diuji di lokasi endemik.
Analisis Testcross Galur-Galur Jagung S4-A dan Daya Hasil Hibrida Testcross-nya di Jatinangor D. Ruswandi; Y. S. Shofatah; S. Ruswandi; N. Rostini; A. Baihaki
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6765

Abstract

Proses pembentukan kultivar hibrida jagung dimulai dengan pembentukan galur-galur murni, uji daya hasilnya melalui uji daya gabung umum, dan akhirnya galur-galur murni yang memiliki potensi hasil terbaik digunakan sebagai tetua untuk persilangan membentuk kultivar hibrida.Penelitian bertujuan untuk mendapatkan galur-galur S4-A yang memiliki daya gabung umum yang baik dan mendapatkan hibrida testcross-nya yang memiliki daya hasil tinggi dibandingkan kultivar cek di dua musim tanam di Jatinangor. Percobaan dilakukan di kebun percobaan Universitas Padjadjaran, Jatinangor, pada musim I (kemarau) bulan Juli September 2003 dan musim II (hujan) bulan Maret–Mei 2004 berdasarkan Rancangan Perbesaran (Augemented Design) dengan 138 varietas hibrida testcross jagung S4-A dan kultivar cek Pioneer-7, Bisi-2 dan Cargil-7. Hasil Percobaan menunjukkan bahwa terdapat galur-galur S4-A yang mempunyai daya gabung umum yang baik di dua musim tanam, yaitu galur S4-A 280-2, 74-10, 24-11, 284-1, 240-2, 266-2, 289-2, 229-1, 203-1 dan 219-2. Sedangkan hibrida testcross-nya yang memiliki daya hasil melebihi kultivar cek pada dua musim tanam adalah pada TC-57, TC-73, TC-95, TC-115, TC-116, TC-120, dan TC-22.
Korelasi Vegetatif dengan Hasil dan Kualitas Hasil Pada 98 Genotip Nenas dari Beberapa Seri Persilangan Generasi F1 Neni Rostini; Eryk Barlianto; Noladhi Wicaksana
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6793

Abstract

Penelitian bertujuan memperoleh karakter vegetatif yang memiliki korelasi nyata dengan karakter hasil dan kualitas hasil pada 98 genotip nenas dari beberapa seri persilangan generasi F1 koleksi Neni Rostini. Percobaan telah dilakukan dari bulan September sampai bulan Desember 2004 di Kebun Percobaan Universitas Padjadjaran Jatinangor. Bahan percobaan menggunakan 98 genotip nenas dari beberapa seri persilangan yang berasal dari tigabelas genotip tetua, yaitu: S, NBJTQ-A-10, NBJTQ-B-004, NPSCC-021-3, NH-SLK-045-5B, NSC-SLK-057-6, NSC-SLK-045-4, N3, NBR-055, NBR-054, NLASBSC-031, NHSLK-045-5A dan NPSC-C-021-5 dengan 15 kombinasi persilangan antar tetua. Metode yang digunakan adalah metode percobaan tanpa rancangan tata ruang dengan analisis korelasi linear sederhana. Untuk menguji signifikansinya digunakan uji t-student. Karakter utama yang diamati adalah karakter vegetatif, karakter hasil dan kualitas hasil. Karakter vegetatif diamati pada empat fase pertumbuhan nenas yaitu saat muncul mahkota, saat muncul bakal buah, saat bunga pertama mekar dan saat bunga terakhir mekar, karakter vegetatif yang diamati diantaranya: tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun. Sedangkan untuk karakter hasil diantaranya: diameter buah, panjang buah, bobot buah total, bobot satu buah, dan jumlah mata; serta karakter kualitas hasil yang diamati antara lain: kedalaman mata, diameter core, warna daging buah, padatan total terlarut (TSS) dan pH buah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi positif nyata pada keempat fase pertumbuhan nenas yaitu antara karakter tinggi tanaman dengan panjang buah, diameter buah, diameter core, bobot buah total, dan bobot satu buah; karakter panjang daun kedua dengan diameter core, bobot buah total, dan bobot satu buah; karakter lebar daun kedua dengan panjang buah, diameter buah, bobot buah total, dan bobot satu buah; serta karakter lebar daun ketiga dengan panjang buah. Terdapat korelasi negatif nyata antara karakter tinggi tanaman dengan warna daging buah saat muncul bakal buah; karakter lebar daun pertama dengan pH saat muncul bakal buah, pada saat bunga pertama mekar dan saat bunga terakhir mekar; karakter lebar daun kedua dengan pH saat bunga pertama mekar.
Daya Gabung Galur-Galur Downy Mldew Resistance (DMR) dan Quality Protein Maize (QPM) Berdasarkan Analisis Line x Tester D. Ruswandi; M. M. Basuki; , Annissa; S. Ruswandi; N. Rostini
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6762

Abstract

Informasi daya gabung umum dan daya gabung khusus dari tetua-tetuanya diperlukan untuk pembentukan kultivar hibrida yang superior. Metode analisis line × tester merupakan metode yang paling efektif untuk menguji galur-galur murni karena dapat mengetahui daya gabungnya dengan beberapa tester sekaligus.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai daya gabung umum dan daya gabung khusus dari galur-galur Downy Mildew Resistance (DMR) dan Quality Protein Maize (QPM) dengan menggunakan analisis line × tester. Tujuh galur murni dan 12 hibrida jagung koleksi Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, percobaan diuji menggunakan metode eksperimen ditata dalam rancangan acak kelompok diulang dua kali diuji dengan analisis line × tester. Penanaman dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unpad Jatinangor pada bulan September–Desember 2003. Galur DMR MR 10 mempunyai daya gabung umum (DGU) yang baik untuk karakter diameter biji, bobot 100 biji. Sedangkan galur QPM, CML 161, CML 163 dan CML 172 menunjukkan nilai DGU yang baik untuk karakter bobot 100 biji. Galur DMR, MR 10 dan galur QPM, CML 163 memperlihatkan nilai DGU yang baik untuk karakter bobot biji per tongkol, bobot biji per tanaman, bobot total biji sample, dan bobot biji per plot. Hibrida Ki-3 × CML 172 memperlihatkan nilai daya gabung khusus (DGK) yang baik untuk karakter tinggi tongkol pertama, jumlah baris per tongkol, bobot biji per tongkol, bobot biji per tanaman, bobot total biji sample, dan bobot biji per plot. P 345 × CML 161 menunjukkan nilai DGK yang baik untuk karakter jumlah baris per tongkol dan diameter biji. MR 10 × CML 161 memiliki nilai DGK yang baik untuk karakter tinggi tongkol pertama dan potensi tongkol per tanaman. MR 10 × CML 163 dan MR 10 × CML 172 mempunyai nilai DGK yang baik untuk karakter diameter biji. Nei 9008 × CML 172 mamperlihatkan nilai DGK yang baik untuk karakter tinggi tongkol pertama. P 345 × CML 163 untuk karakter jumlah baris per tongkol, bobot biji per tongkol, bobot total biji sample, dan bobot biji per plot. P 345 × CML 172 menunjukkan nilai DGK yang baik untuk karakter jumlah baris per tongkol.
Evaluasi Daya Gabung dan Heterosis Hibrida Hasil Persilangan Dialel Lima Genotip Jagung Pada Kondisi Cekaman Kekeringan Moh. Hari Wahyudi; R. Setiamihardja; A. Baihaki; D. Ruswandi
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6753

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi daya gabung dan heterosis hibrida hasil persilangan dialel lima genotip jagung pada kondisi cekaman kekeringan. Percobaan dilaksanakan di SPLPP Arjasari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung, dari bulan Maret sampai bulan November 2005, dengan menggunakan persilangan dialel metode II model I menurut Griffing’s (1956) dan ditata dalam rancangan acak kelompok lengkap di ulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari lima genotip yang digunakan pada persilangan dialel tiga genotip (B2, E6, dan B-11-157) memiliki daya gabung baik untuk karakter pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil. Pasangan persilangan E6 × B-11-157, B2 × B-11-157, dan B2 × E6 memiliki nilai heterosis dan heterobeltiosis yang nyata untuk karakter pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil. Pasangan persilangan E6 × B-11-157, memiliki nilai yang relatif lebih tinggi dari kultivar pembanding BISI-2 dan Surya berdasarkan uji LSI (Least Significant increase) untuk karakter komponen hasil dan hasil. Bobot biji per hektar tertinggi dari hasil evaluasi persilangan dimiliki pasangan persilangan E6 × B-11-157 dengan nilai 7.50 t.ha–1 relatif lebih tinggi dari kultivar pembanding BISI-2 dan Surya. Nilai indeks seleksi cekaman terhadap kekeringan tertinggi dimiliki pasangan persilangan E6 × B-11-157, dengan nilai indeks seleksi 7.0 lebih besar 4.3% dari kultivar pembanding BISI-2.
Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter Komponen Hasil dan Hasil Lima Belas Genotip Cabai Merah Anne Dhiane Lestari; Winny Dewi W.; Warid Ali Qosim; Mulyadi Rahardja; Neni Rostini; R. Setiamihardja
Zuriat Vol 17, No 1 (2006)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v17i1.6808

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi variabilitas genetik dan heritabilitas karakter komponen hasil dan hasil lima belas genotip cabai merah. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor, dari bulan Maret 1999 sampai 1999. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 15 genotip sebagai perlakuan dan diulang tiga kali. Variabilitas genetik yang luas terdapat pada karakter jumlah buah per tanaman, bobot per buah, panjang buah, diameter buah, dan umur berbunga, sedangkan karakter tinggi tanaman, jumlah bunga per tanaman, bobot buah per tanaman, dan umur panen memiliki variabilitas genetik yang sempit. Nilai duga heritabilitas yang tinggi terdapat pada karakter jumlah buah per tanaman, bobot per buah, diameter buah, dan umur berbunga. Karakter jumlah bunga per tanaman, panjang buah, bobot buah per tanaman, dan umur panen memiliki nilai duga heritabilitas sedang, sedangkan tinggi tanaman memiliki nilai duga heritabilitas rendah. Variasi dalam galur yang luas terdapat pada karakter tinggi tanaman, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, bobot buah per tanaman, dan umur berbunga, sedangkan karakter panjang buah, diameter buah, dan umur panen memperlihatkan variasi dalam galur yang sempit.

Page 1 of 1 | Total Record : 10