cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 187 Documents
ANALISIS POTENSI BAHAYA BENCANA KEBAKARAN PERKOTAAN DI PROVINSI DKI JAKARTA Sudiana, Nana; Rovara, Odilia; Astisiasari, Astisiasari
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.071 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v13i2.2904

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat mendorong perkembangan kawasan perkotaan dan kepadatan permukiman di Provinsi DKI Jakarta. Perkembangan tersebut secara tidak langsung menjadi penyebab terjadinya bencana kebakaran.  Bencana kebakaran di wilayah DKI Jakarta terjadi setiap tahun khususnya pada musim kemarau dan telah menyebabkan kerugian harta benda dan korban jiwa. Salah satu upaya pengurangan risiko bencana kebakaran di Provinsi DKI Jakarta adalah menyediakan informasi tentang potensi bahaya bencana kebakaran. Analisis potensi bahaya kebakaran ini menggunakan pendekatan analisis data historis kejadian kebakaran dan proses penanggulangannya selama periode tahun 2010-2015.  Paramater yang digunakan frekuensi kejadian, luas daerah kebakaran, jumlah bangunan permukiman terkena dampak, korban meninggal, dan lama waktu operasi pemadaman. Hasil analisis potensi tingkat bahaya kebakaran perkotaan di wilayah kota di DKI Jakarta diperoleh urutan : 1) Jakarta Timur (1,98), 2) Jakarta Barat (1,74), 3) Jakarta Selatan (1,43), 4) Jakarta Pusat (0,83), dan 5) Jakarta Utara (0,78). Sedangkan tingkat bahaya kebakaran perkotaan di wilayah kecamatan di DKI Jakarta diperoleh urutan : Pulogadung (2,95), Duren Sawit (2,80), dan Cakung (2,70)
SIMULATION OF SURFACE RUNOFF REDUCTION IN URBAN BUFFER AREA USING GREEN ROOF SYSTEM Mubarak, Muhammad
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.694 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v13i1.3087

Abstract

Steady developmental increase in urban and its buffer areas causes a decrease in rainwater catchment areas. Green roof system is emerging as a new form of technology that can improve the built environmental conditions. The purpose of this study was to simulate the application of green roof systems with cocopeat as planting media in reducing surface runoff water in urban buffer zones. Sub-watershed boundary analysis was carried out to determine the boundary of study area followed by land cover analysis using web-based software ?i-Tree Canopy? to obtain the area of roof cover within the study area. Rainfall analysis (2005-2014) was carried out to obtain the design flood discharge value at the study location. The simulation results show that the green roof system with 10 cm depth of cocopeat as planting medium is able to delay peak discharge in the study area to exceed the concentration time for all flood return periods. Green roof application simulation of 5% and 10% of the total roof cover area resulted in a reduction in peak discharge up to  3.12% and 6.24% respectively. This green roof system needs to be combined with rainwater harvesting systems to further reduce peak discharge in the study area.
KAJIAN POTENSI BAHAYA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN SERANG MENGGUNAKAN METODE PENILAIAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR SECARA VISUAL Raharjo, Akhmadi Puguh
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1029.007 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i1.3697

Abstract

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) merupakan bencana yang rutin melanda Indonesia setiap tahunnya. Saat ini dibutuhkan suatu metode penilaian potensi bahaya kebakaran hutan yang mudah dilaksanakan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Tujuan dari studi ini adalah untuk menerapkan metode penilaian potensi bahaya Karhutla secara visual di Kabupaten Serang pada empat kelas lahan yang memiliki potensi Karhutla yakni hutan, kebun atau perkebunan, tegalan atau ladang dan semak belukar.  Hasil analisis menunjukkan kelas lahan hutan memiliki potensi bahaya Karhutla sangat tinggi, sementara kelas lahan kebun dan semak belukar memiliki potensi bahaya sedang. Kelas lahan tegalan atau ladang memiliki potensi bahaya Karhutla paling rendah. Dilihat dari persentase wilayah di Kabupaten Serang, potensi bahaya Karhutla dapat dibagi menjadi: rendah (4,38%), sedang (27,51%) dan sangat tinggi (6,41%). Pendetilan kajian di masa yangakan datang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
BAHAYA KONFLIK SOSIAL BERBASIS PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN BANGGAI LAUT Putra, Ahmad Pratama
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6467.578 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v11i2.3685

Abstract

Dalam indeks peta bahaya BNPB tahun 2011, Kabupaten Banggai  Laut memiliki bahaya konflik sosial yang relatif rendah meskipun berstatus  sebagai daerah tertinggal dan baru dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2013. Kabupaten ini juga terletak di kawasan Teluk Tolo yang memiliki potensi sumber daya alam untuk pengembangan di Indonesia Timur. Oleh karena itu, konflik sosial mungkin terjadi sebagai akibat dari perencanaan pembangunan daerah yang tidak tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahaya konflik sosial di Kabupaten Banggai Laut berdasarkan perencanaan pembangunan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Banggai Laut memiliki potensi konflik sosial yang tinggi yaitu pada daerah dimana akan terjadi pembebasan lahan dan pada daerah tanah sengketa sebagai akibat dari pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah. Pola spasial dari bahaya konflik sosial di Kabupaten Banggai Laut juga ternyata mengikuti rencana penataan ruang dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah.
PERKIRAAN WAKTU KEDATANGAN BANJIR BERDASARKAN ANALISIS EMPIRIK REKAMAN DATA SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR KOTA BEKASI Prihartanto, Mr
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.498 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v14i1.3558

Abstract

Flood disaster that occur in the Kali Bekasi watershed often cause damage of property and casualties. The watershed is divided into two main parts namely upstream and downstream watersheds which are limited by Bekasi Dam. High rainfall in the upstream often causes flooding in Pondok Gede Permai Estate, Bekasi City. To improve community preparedness, a flood early warning system (FEWS) has been installed which consists of 5 monitoring stations along the Cileungsi and Cikeas Rivers in 2017. The main question that needs to be answered in this paper is how long the upstream flood peak will reach community settlements ? Based on the recorded data on the LEWS instrument, the flood peak travel time from the upstream station to the affected area can be calculated empirically. The results ofthe time calculation can be used by stakeholders to carry out evacuation after an early warning is given. The parameter used in this analysis are the river water level at several monitoring stations on the Cileungsi River, namely: Cibongas Irrigation Dam,WIKA Bridge and Pondok Gede Permai.Bencana banjir yang terjadi di DAS Bekasi sering menimbulkan kerugian harta benda maupun korban jiwa. DAS ini terbagi atas dua bagian utama yaitu DASbagian hulu dan bagian hilir yang dibatasi oleh Bendung Bekasi. Curah hujan yang tinggi di DAS bagian hulu sering menimbulkan banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Kota Bekasi. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di perumahan tersebut, maka telah dipasang sistem peringatan dini banjir (Flood Early Warning System/LEWS) yang terdiri dari 5 stasiun pemantauan di sepanjang Sungai Cileungsi dan Cikeas pada tahun 2017. Pertanyaan utama yang perlu dijawab dalam makalah ini adalah berapa lama puncak banjir di bagianhulu akan mencapai permukiman masyarakat ? Berdasarkan basis data yang telah terekam pada instrument LEWS tersebut, waktu perjalanan puncak banjir dari stasiun hulu menunju area terdampak dapat dihitung secara empirik. Hasil perhitungan waktu tersebut dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan untuk melakukan evakuasi setelah peringatan dini diberikan. Parameter yang digunakan dalam analisis ini adalah tinggi muka air yang di beberapa stasiun pemantauan di Sungai Cileungsi yaitu : Dam Irigasi Cibongas, Jembatan WIKA dan Pondok Gede Permai.
POLA BAHAYA GELOMPANG PASANG DI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN Ganesha, Deliyanti
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1374.311 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v13i2.3343

Abstract

Kabupaten Banggai Kepulauan terletak di Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan salah satu provinsi prioritas nasional untuk bencana gelombang pasang di Indonesia berdasarkan BNPB. Banggai Kepulauan adalah kabupaten dengan bentuk kepulauan sehingga berpotensi terkena bahaya gelombang pasang terutama gelombang pasang yang berasal dari Samudera Pasifik. Parameter yang digunakan dalam menentukan pola bahaya gelombang pasang adalah arah angin, kelandaian pantai dan riwayat gelombang pasang. Berdasarkan hasil analisis, maka diketahui bahwa pola bahaya gelombang pasang di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari dua pola utama yaitu bahaya gelombang pasang dari Timur Laut dan Tenggara. Gelombang pasang dari Timur Laut berasal dari Samudera Pasifik, sedangkan gelombang pasang dari Tenggara berasal dari Laut Banda. Pada periode gelombang pasang Timur Laut yaitu pada bulan Februari, Maret, dan Desember, bahaya gelombang pasang tinggi terjadi di pesisir Utara, Timur, hingga Timur Laut Pulau Peling dengan ketinggian 1 - 3 meter. Pada periode gelombang pasang Tenggara, khususnya pada bulan Mei, Juni, dan Juli, tinggi gelombang pasang yang memasuki wilayah Perairan Selatan, Barat dan Tenggara Pulau Peling serta Teluk Tolo berkisar antara 1 hingga mencapai 3 meter.
PERAN MANGROVE DALAM MELINDUNGI DAERAH PESISIR TERHADAP GELOMBANG TSUNAMI Riyandari, Ritha
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.674 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v12i1.3702

Abstract

Indonesia  yang dikelilingi oleh lempeng Indo-Australia dan lempeng laut Filipina yang menunjam dibawah Lempeng Eurasia dengan lima pulau besar, telah mengalami ribuan kali gempa bumi dan ratusan tsunami pada rentang waktu empat ratus tahun. Kejadian bencana tsunami yang sering mengalami pengulangan, dengan periode waktu yang sangat panjang akan menyebabkan banyak korban dan kerugian besar maka diperlukan upaya dalam menekan korban jiwa dan kerugian ekonomi dan sosial. Selain bersifat edukatif dan penyadaran masyarakat terhadap lingkungan dan potensi bahaya yang ada, maka mitigasi secara struktural juga harus dilakukan. Beberapa bentuk bentang alam seperti hutan mangrove yang secara alamiah dapat meredam gelombang sehingga gelombang yang sampai di pantai dapat diturunkan energi, ketinggian dan penetrasinya. 
MITIGASI LAHAN TERDEGRADASI AKIBAT PENAMBANGAN MELALUI REVEGETASI Sittadewi, E. Hanggari
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 11, No 2 (2016): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6471.117 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v11i2.3690

Abstract

Salah satu dampak negatif dari aktifitas penambangan adalah terjadinya degradasi lahan. Degradasi lahan ditandai dengan menurunnya kondisi fisik, kimia dan biologi. Mitigasi atau upaya pencegahan harus dilakukan agar tidak berlanjut ke kondisi yang lebih parah. Revegetasi adalah langkah yang dapat dilakukan untuk mitigasi lahan terdegradasi tersebut. Keberhasilan revegetasi tergantung pada pemilihan vegetasi yang adaptif dan cepat tumbuh sesuai dengan karakteristik tanah, iklim dan kegiatan pasca  penambangan. Selain itu perbaikan kondisi fisik, kimia dan biologi lahan juga ikut menentukan keberhasilan revegetasi. Beberapa jenis tanaman cepat tumbuh (Fast Growing Plant) yang umum digunakan untuk revegetasi adalah sengon laut (Paraserianthes falcataria), akasia (Acasia mangium, Acasia crassicarpa), Lamtoro (Leucaena glauca), turi (Sesbania grandiflora), gamal (Gliricidia sepium). Selain tanaman cepat tumbuh, tanaman lokal juga menjadi pilihan untuk revegetasi. Keberhasilan revegetasi akan meningkatkan kadar bahan organik dan memperbaiki siklus hara serta meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroba. Hal ini akan memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi sehingga degradasi lahan pasca penambangan tidak terjadi lebih buruk.
MITIGASI BENCANA KEKERINGAN DI KABUPATEN PELALAWAN, RIAU Hernaningsih, Taty
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5379.66 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v11i1.3681

Abstract

Musim kemarau yang berkepanjangan di tahun 2015 ini berimplikasi pada bencana kekeringan di sejumlah wilayah di Indonesia. Kekeringan itu juga melanda  propinsi Riau  dan kondisi daerahnya dari tahun ke tahun  semakin parah karena  kemarau panjang. Musim kemarau di bulan Juli 2015, sebanyak 17 kecamatan yang tersebar di enam kabupaten dan kota di tengah Pulau Sumatera itu tidak mengalami hujan selama lebih dari 30 hari. Keadaan ini menyebabkan bencana kekeringan danberdampak terhadap krisis air  di lokasi tersebut serta daerah sekitarnya  seperti di kabupaten Pelalawan. Penelitian dilakukan terhadap bencana kekeringan yang terjadi dan mitigasi yang dilakukan untuk mengatasi bencana tersebut yang dapat diterapkan di kabupaten Pelalawan, Riau. Bencana kekeringan yang termasuk klasifikasi kekeringan sosio-ekonomi telah terjadi di kabupaten Pelalawan berupa kekurangan sumber air, kekeringan sumber air sungai dan kekeringan di lahan gambut. Mitigasi untuk mengatasi bencana kekeringan dapat dilakukan dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Mitigasi jangka pendek di kawasan Teknopolitan Pelalawan yaitu dengan pembuatan sumur air tanah dalam dengan kedalaman sampai 110 meter. Sedangkan mitigasi jangka panjang di kabupaten  tersebut dengan pembangunan sekat kanal. Rekayasa teknologi yang lebih tinggi hingga saat ini belum ada yang bisa diterapkan untuk skala nasional.
PROTOTIPE PENGUKUR CUACA MENGGUNAKAN ARDUINO Fitriani, Riski
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1567.394 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v14i1.3507

Abstract

Informasi tentang cuaca sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama masalah kebencanaan. Informasi ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam yang ditimbulkan oleh faktor cuaca. Sedangkan kondisi cuaca tiap daerah berbeda-beda. Oleh karena itu penelitian ini membuat prototipe pengukur cuaca yang dapat memberikan informasi cuaca secara real time, murah, simple dan efisien. Prototipe yang dibuat menggunakan Arduino mega, dengan beberapa sensor pembaca cuaca seperti: sensor curah hujan, sensor suhu dan kelembapan udara, sensor arah angin, sensor kecepatan angin dan sensor tekanan absolut. Data sensor tersebut dikirim ke data center menggunakan komunikasi Radio Frequency (RF) yaitu Xbee Pro S3B 900 MHz, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya dalam proses pengiriman data.

Page 4 of 19 | Total Record : 187