cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 267 Documents
(Cover; Editorial Team; From the editor; Table of Contents) (Cover; Editorial Team; From the editor; Table of Contents)
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.464 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i1.1726

Abstract

1. Cover2. Editorial Team3. From the editor4. Table of Contents
EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 Bustanussalam Bustanussalam; Devi Apriasi; Eka Suhardi; Dadang Jaenudin
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.75 KB) | DOI: 10.33751/jf.v5i2.409

Abstract

ABSTRAKTanaman sirih (Piper betle L) merupakan jenis tanaman yang tumbuh merambat dengan ketinggian mencapai 5-15 m. Tanaman ini sebagai tanaman obat yang berkhasiat untuk penyembuhan terhadap penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus karena memiliki daya antiseptik yang baik. Bagian tanaman yang digunakan yaitu daunnya karena banyak mengandung senyawa turunan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak daun sirih (Piper betle L) dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih yang memiliki efek antibakteri paling efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus penyebab penyakit kulit. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 2 metode yaitu metode Refluks dan Maserasi dengan masing-masing konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle L) yang terdiri atas satu faktor yaitu konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle L) dengan taraf faktor 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Variabel respon yang diamati adalah luas zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ekstrak daun sirih terdapat senyawa antibakteri yang efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Zona hambat mulai terlihat pada konsentrasi 5%. Perlakuan dengan cara maserasi, pada konsentrasi 10% dan 20% zona hambat tidak berbeda nyata, sedangkan pada konsentrasi 15% dan konsentrasi 25% zona hambat yang dihasilkan berbeda nyata dengan semua konsentrasi yang digunakan. Perlakuan dengan cara refluks, pada konsentrasi 10% dan 25% zona hambat tidak berbeda nyata, sedangkan pada konsentrasi 15% dan konsentrasi 20% zona hambat yang dihasilkan berbeda nyata dengan semua konsentrasi yang digunakan. Dengan demikian, diperoleh konsentrasi ekstrak daun sirih yang memiliki efek antibakteri yang paling efektif yaitu pada konsentrasi 25% dengan cara maserasi, sedangkan cara refluks yaitu pada konsentrasi 20%.Kata kunci : Sirih (Piper betle L), Staphylococcus aureus ATCC 25923, antibakteri, rancangan acak lengkap (RAL)
POTENSI ANTIBAKTERI TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus DAN IDENTIFIKASI SENYAWA EKSTRAK HEKSANA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) Tri Aminingsih; Husain Nashrianto; Aji Syaiful Rohman
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.342 KB) | DOI: 10.33751/jf.v2i1.163

Abstract

Bandotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan tanaman gulma yang sering dimusnahkan, namun sekelompok masyarakat ada yang memanfaatkan tanaman ini sebagaiobat tradisional yang dapat menyembuhkan beberapa macam penyakit diantaranya lukakoreng di kulit, malaria, influenza, radang paru-paru, tumor dan obat rematik. Penelitianini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa yang ada dalam ekstrak heksana bandotanserta menguji aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichiacoli. Herba bandotan diekstraksi dengan heksana menggunakan metode maserasi. Maserasidilakukan dalam bejana tertutup selama 24 jam dan sesekali diaduk.Proses maserasidilakukan sebanyak tiga kali volume 500 mL.Ekstrak heksana dipekatkan dengan rotaryevaporator dan dilakukan pengujian fitokimia meliputi golongan senyawa alkaloid,saponin, tanin, triterpenoid steroid dan flavonoid. Ekstrak heksan herba bandotan diujiaktivitas antibakterinyaterhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode kertas cakram dan dianalisis senyawa kimianya dengan Kromatografi GasSpektrofotometri Massa (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar rendemen ekstrak sebesar 10,01%, kadar air 8,41%,dan ekstrak heksana herba bandotan mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid-steroid dan flavonoid. Ekstrak heksana herba bandotan memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter daya hambat (DDH) terhadap S. aureus 29,6 mm dan diameter daya hambat (DDH) terhadap E. coli 12,4m sehingga lebih peka terhadap S. aureus (gram positif)dibandingkan dengan E.coli (gram negatif).Komponen senyawa yang terdapat dalam ekstrak heksana herba bandotan yang dianalisis dengan Kromatografi Gas Spektrometri Massa (GC-MS) antara lain kariofilen, isokariofilen, ageratokromen, demetoksiageratokromen, 6-vinil-7-metoksi-2,2dimetilkromen, kumarin, asam dikloroasetat, 1-heptadekanol, 7-etil-6-metil-5metiltiopirazolo[1,5-a]pirimidin.Senyawa-senyawa tersebut diduga merupakan senyawa yang berperan sebagai zat antibakteri.Kata kunci : Bandotan, heksana, antibakteri,Escherichia coli, Staphylococcus aureus,GC-MS
OPTIMASI EFEK ANALGESIK DAUN BINAHONG DENGAN PENAMBAHAN JAHE DAN KUNYIT SECARA IN VIVO Lusi Indriani; Oktaviana Zunnita; Muhammad Raifal Khairi
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.902 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i2.1603

Abstract

Penelitian menunjukkan daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dapat dimanfaatkan sebagai analgesik. Ekstrak etanol 70% daun binahong mempunyai daya analgesik sebesar 48,06% pada dosis 1g/kgBB dan 69,33% pada dosis 4g/kgBB pada mencit putih jantan. Jahe dan kunyit sudah terbukti berkhasiat sebagai analgesik. Penelitian ini bertujuan mengoptimasi efek analgesik ekstrak daun binahong dengan penambahan ekstrak jahe dan kunyit pada mencit putih jantan. Mencit putih dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok dosis 1 (binahong dosis tunggal 20mg/20gBB), dosis 2 binahong:jahe:kunyit (20:1:3,5mg/20gBB), dosis 3 (10:2:3,5mg/20gBB), dosis 4 (10:1:7mg/20gBB), kontrol positif (Natrium diklofenak 0,182mg/20gBB) dan kontrol negatif (CMC Na 0,5%). Efek analgesik diuji menggunakan metode induksi nyeri dengan rangsangan panas. Semua mencit diuji pendahuluan dengan menempatkan mencit di atas hot plate bersuhu 55°C. Parameter yang diamati adalah respon mencit mengangkat kaki belakang atau melompat. Selanjutnya diberikan larutan uji secara oral sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. Pengamatan dilakukan pada menit ke- 0, 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 setelah pemberian dosis perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok dosis kombinasi binahong-jahe-kunyit menunjukkan efek analgesik lebih baik dibanding binahong dosis tunggal, dengan daya analgesik lebih dari 50%. Daya analgesik paling tinggi ditunjukkan oleh dosis 4 yaitu kombinasi ekstrak binahong-jahe-kunyit (10 mg/20gBB: 1mg/20gBB:7mg/20gBB) yaitu sebesar 130,87% yang setara dengan Na diklofenak (137,50%).
PENILAIAN RASIONALITAS PENGOBATAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BOGOR UTARA TAHUN 2016 Lusi Indriani; Devi Fitriyanti; Amalul Ahli Azzikri
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.749 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1255

Abstract

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Menurut WHO, diare mengakibatkan 2,5 juta kematian setiap tahun dimana 80% korban adalah balita. Penyakit ini sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kematian tinggi terutama di Indonesia Timur. Riskesdas tahun 2007 melaporkan bahwa diare masih merupakan penyebab kematian utama pada bayi usia 29 hari – 11 bulan (31,4%) dan anak balita usia 12 – 59 bulan (25,2%). Laporan Riskesdas 2013 menyatakan bahwa period prevalence diare di Indonesia adalah 7%, dan pada balita 12,2%. Penelitian ini bertujuan untuk menilai rasionalitas pengobatan diare pada balita di Puskesmas Bogor Utara Kota Bogor tahun 2016 berdasarkan kriteria tepat indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian obat dan tepat lama pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian rasionalitas pengobatan diare pada balita di Puskesmas Bogor Utara Kota Bogor tahun 2016 antara lain berdasarkan tepat indikasi adalah 100 %, tepat pemilihan obat 97,93%, tepat dosis 91,73%, tepat cara pemberian 100%, dan tepat lama pengobatan 93,02%.
EFEKTIVITAS EKSTRAK Padina australis SEBAGAI ANTIBAKTERI Escherichia coli PENYEBAB DIARE Tri Saptari Haryani; Bina Lohita Sari; Triastinurmiatiningsih Triastinurmiatiningsih
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.405 KB) | DOI: 10.33751/jf.v4i2.186

Abstract

Organisme laut merupakan sumber senyawa obat yang berpotensi besar, tetapi sampaisaat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Penelitian efektivitas ekstrak Padina
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% TANAMAN SURUHAN (Peperomia pellucida (l). H.b.k) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS SPRAGUA DAWLEY Spragua DawleyYANG DIINDUKSI KALIUM OKSONAT Herson Cahaya Himawan; Feri Effendi; Wawan Gunawan
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.401 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i2.771

Abstract

ABSTRAKGout merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Kandungan flavonoid yang pada tanaman suruhan diduga dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol 70% suruhan (Peperomia pellucida) terhadap kadar asam urat tikus Spragua Dawley yang diinduksi kalium oksonat. Kondisi hiperurisemia didapatkan dengan memberikan50 mg/200 g BB kalium oksonat (inhibitor urikase) Sebanyak 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat 150-200 g dibagi secara acak kedalam lima kelompok perlakuan yaitu kelompok tikus yang diberi ekstrak 200 mg/kgBB (I), 300mg/kgBB(II), dan 450mg/kgBB(III), allopurinol 36 mg/200 g BB(V/kontrol positif) dan kelompok IV (kontrol normal ) yang hanya mengandung larutan CMC 0,5% dan tidak diinduksi kalium oksonat dan tidak diberi ekstrak.. Pemberian sediaan uji dilakukan secara oral dan induksi diberikan secara intraperitonial pada semua kelompok kecuali kelompok IV yang merupakan kontrol normal. Sediaan uji dibuat dalam bentuk tersuspensi dalam CMC 0,5%.Pengukuran kadar asam urat dalam darah dilakukan secara POTC (Point Of Care Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% suruhan pada dosis 200 mg/kg BB , 300 dan 450 mg/kgBB dapat memberi pengaruh terhadap kadar asam urat sama baiknya dan tidak berbeda nyata dengan allopurinol sebagai kontrol positif,Kata kunci : Asam urat, Hiperurisemia, Peperomia pellucida, Kaliumn Oksonat, Suruhan
ANALISIS FARMAKOEKONOMI SIMPLISIA UNTUK HIPERTENSI DALAM SAINTIFIKASI JAMU Imas Maesaroh; Supriyatna Supriyatna; Hadiyana Sukandar
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.099 KB) | DOI: 10.33751/jf.v3i2.177

Abstract

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui efektivitas biaya pada pasien hipertensi yang menggunakan simplisia jamu hipertensi yang selanjutnya dinamakan jamu hipertensi SJ, dibandingkandenganobat konvensional (obat generik) antihipertensi dan kombinasi keduanya. Data diambil secara retrospektif dari bulan Januari-Desember 2013. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan perspektif ASKES. Komponen biaya yang diukur adalah biaya medik langsung, mencakup biaya obat antihipertensi, biaya pemeriksaan medis dan biaya pendaftaran. Efektivitas terapiyang diukur adalah penurunan tekanan darah. Average cost effectivenes ratio ACER)dihitung berdasarkan rasio biaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi.Incremental cost effectivenes ratio (ICER) dihitung berdasarkan rasio antara selisihbiaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi. Kelompok terapi yangmempunyai nilai ACER dan ICER lebih rendah menunjukkan lebih costeffective.Berdasarkan parameter efektivitas terapi berupa % penurunan tekanan darah, nilaiACER pada kelompok jamu hipertensi SJ, captopril 25, kombinasi jamu hipertensi SJ+ amlodipin, dan amlodipinberurutan adalahRp 670,17; Rp 707,39; Rp 1.155,39danRp 1.163,27. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jamu hipertensiSJ lebih cost effectivedibandingkan obat generik captopril 25,amlodipin dankombinasi jamu antihipertensi + amlodipindalam menurunkan tekanan darah. NilaiICER menunjukkan bahwa terapi jamu hipertensi SJdan kombinasi jamu hipertensi SJ+ amlodipin perlu penambahan biaya sebesar Rp 554,35 dan Rp 1.121,32; untuksetiap 1% penurunan tekanan darah dibandingkan dengan captopril 25 dan amlodipin.
PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK DAUN ASHITABA (ANGELICA KEISKEI ITO.) DAN DAUN SUKUN (ARTOCARPUS COMMUNIS) TERHADAP KADAR GLUKOSA DAN KOLESTEROL SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN METODE FOTOMETRI Luhurningtyas, Fania Putri; Hasani, Nova; Aprilliana, Melati; Saputra, Deny; Prayasanti, Dewi
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.455 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1260

Abstract

Penggunaan bahan herbal dalam bentuk jamu-jamuan pada pasien penyakit degeneratif adalah hal yang umum dijumpai. Daun ashitaba dan daun sukun digunakan secara tradisional untuk alternatif pada penderita diabetes dan kolesterol. Diperlukan penelitian secara ilmiah untuk membuktikan efektifitas daun ashitaba dan daun sukun tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa serta kolesterol dari kombinasi ekstrak daun ashitaba dan daun sukun dengan perbandingan massa tertentu in vitro. Metode yang digunakan untuk menguji kadar glukosa adalah metode Nelson-somogyi dan metode Liebermann-Burchard untuk menguji kadar kolesterol. Ekstraksi metabolit sekunder dilakukan menggunakan metode maserasi, dengan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas dilakukan terhadap masing-masing ekstrak dan kombinasi kedua ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak etanol daun ashitaba dan daun sukun perbandingan massa 2:1 memiliki aktivitas lebih tinggi untuk menurunkan kadar glukosa dan kolesterol dibandingkan dengan masing-masing ekstrak tunggal.
PENGARUH pH DAN KATION TERHADAP AKTIFITAS ENZIM ?-GLUKOSIDASE YANG DIHASILKAN DARI A. foetidus (Naka.) Trirakhma Sofihidayati
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.482 KB) | DOI: 10.33751/jf.v6i1.751

Abstract

ABSTRAKSelulase adalah enzim yang terlibat dalam proses degradasi selulosa. Enzim ini merupakan campuran dari enzim endoglukanase, eksoglukanase, dan b-glukosidase. Limbah agro industri yang diolah menggunakan kapang Aspergillus foetidus diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai sumber enzim selulase untuk mendegradasi limbah dengan biaya yang lebih murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan kation terhadap aktivitas enzim b-glukosidase yang dihasilkan dari kapang A. foetidus (Naka.). Hasil penelitian menunjukan bahwa enzim b-glukosidase dari A. foetidus yang diinkubasi pada suhu ruang di medium yang mengandung 3% polard selama 6 hari menghasilkan aktivitas sebesar 3.56 U/mL. Aktivitas optimum enzim ?-glukosidase terjadi pada kondisi medium dengan pH 5.0 dan suhu 60 C. Enzim ?-glukosidase relatif stabil pada pH 4,2 5,0 dan suhu penyimpanan 28 dan 40 C, tetapi tidak stabil pada suhu80 C. Aktivitas ?-glukosidase meningkat dengan adanya penambahan kation-kation Mg2+, Ba2+, dan Mn2+ dengan konsentrasi akhir 1 mM dan 5 mM. Penambahan 1 mM ion Fe2+ menurunkan aktivitas enzim, tetapi penambahan 5 mM ion Fe2+ meningkatkan aktivitas enzim sebesar 39%.Kata kunci: Enzim ?-glukosidase, A. foetidus, degradasi selulosa

Page 11 of 27 | Total Record : 267


Filter by Year

2011 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 1 (2024): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 2 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue