cover
Contact Name
Bina Rohita Sari
Contact Email
binarohitasari@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
fitofarmaka@unpak.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Published by Universitas Pakuan
ISSN : 20879164     EISSN : 2622755X     DOI : https://doi.org/10.33751/jf
Core Subject : Health, Science,
FITOFARMAKA mempublikasikan artikel yang berkaitan dengan farmasi, Kimia Farmasi, dan bidang Fitokimia serta akan dipublikasikan secara online. Publikasi secara elektronik akan menambah kekayaan informasi dan pengetahuan ilmiah terutama dari penelitian. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun, didokumentasikan dengan baik dalam bentuk elektronik dan cetak.
Arjuna Subject : -
Articles 268 Documents
POTENSI SENYAWA BULLATALISIN SEBAGAI INHIBITOR PROTEIN LEUKOTRIEN A4 HIDROLASE PADA KANKER KOLON SECARA IN SILICO Harry Noviardi; Fachrurrazie Fachrurrazie
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.935 KB) | DOI: 10.33751/jf.v5i2.410

Abstract

ABSTRAK Kanker kolon merupakan jenis kanker yang dapat menyebabkan kematian. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan Leukotrien A4 hidrolase yang tidak terkontrol. Leukotrien A4 hidrolase dapat dijadikan target terapi dalam menekan pertumbuhan sel kanker. Bullatalisin merupakan senyawa turunan asetogenin yang memiliki potensi inhibitor terhadap Leukotrien A4 hidrolase. Penelitian ini bertujuan menentukan potensi Bullatalisin sebagai inhibitor secara in silico berdasarkan energi bebas Gibbs (?G), tetapan inhibisi, interaksi ikatan hidrogen serta Root Mean Deviation Square (RMSD). Penelitian dilakukan secara komputasi menggunakan metode molecular docking.Berdasarkan pada hasil analisis visualisasi interaksi docking, menunjukkan adanyainteraksi ikatan antara Bullatalisin dan residu asam amino dari kantung aktif Leukotrien A4 hidrolase. Selain itu nilai energi bebas Gibbs, tetapan inhibisi dan RMSD dari Bullatalisin tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan ligan standar. Oleh karena itu, Bullatalisin diprediksi berpotensi sebagai inhibitor Leukotrien A4 hidrolase.Kata kunci: bullatalisin, docking, in silico, kanker kolon, leukotrien A4 hidrolase
KIJING TAIWAN (Anodonta woodiana) SEBAGAI SUMBER KALSIUM TINGGI DALAM UPAYA MENCEGAH OSTEOPOROSIS Sata Yoshida Srie Rahayu
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.534 KB) | DOI: 10.33751/jf.v2i1.164

Abstract

Kalsium merupakan mineral yang sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia. Apabilakekurangan kalsium dapat menyebabkan riketsia pada anak, osteomalasia (tulang lunak)dan osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa. Untuk mencegah hal tersebut makadibutuhkan asupan kalsium yang cukup. Kurang sadarnya masyarakat akan pentingnyakalsium bagi tubuh mengakibatkan dua dari lima orang Indonesia terkena osteoporosis.Masyarakat Indonesia umumnya mengetahui sumber kalsium bagi tubuh manusia adalahsusu serta produk olahannya. Kandungan kalsium pada susu sapi sebesar 143 mg padahalterdapat sumber kalsium lain yang berpotensi yaitu memiliki kandungan kalsium lebihbesar daripada susu yaitu kerang. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji komposisikimia pada Kijing Taiwan dan merumuskan metode sosialisasi Kijing Taiwan sebagaisumber kalsium dalam upaya pencegahan osteoporosis. Manfaat penelitian adalah untukmemperkenalkan Kijing Taiwan sebagai menu makanan keluarga. Penentuan komposisikimia proksimat, yang meliputi analisis kadar air, analisis kadar abu, analisis kadar protein,analisis kadar lemak dan analisis kadar karbohidrat dan kadar mineral Ca, Cu, Fe dan Zn.Dalam penelitian ini kita dapat mengetahui kandungan kalsium pada Kijing Taiwan, yaitu366 mg kalsium serta mengetahui berapa gram Kijing Taiwan yang harus dikonsumsiuntuk memenuhi asupan kalsium per hari per orangnya, yaitu sebanyak 273 gr. Diharapkandari lingkup yang kecil ini dapat mengurangi kasus osteoporosis di Indonesia.Kata kunci : Kijing, Anodonta woodiana, sumber kalsium, osteoporosis
PENGEMBANGAN FORMULASI GEL YANG MENGANDUNG SISTEM TRANSFERSOME EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) Rini Ambarwati; Yulianita Susilo
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.304 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i2.1605

Abstract

Transfersome   saat   ini   telah   menjadi   tren   baru   dalam pengembangan  sistem  penghantaran  obat. Transfersome mempunyai kemampuan untuk dapat berpenetrasi ke dalam kulit lebih baik dibandingkan obat lain. Kulit yang mengalami Luka bakar mengalami kerusakan yang mempersulit proses penetrasi obat ke dalam kulit sehingga memperlama proses penyembuhan. Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai penyembuhan luka bakar adalah daun pandan (Pandanus amaryllifolius). Ekstrak daun pandan (Pandanus amaryllifolius) memiliki kegunaan sebagai obat luka bakar, namun sulit berpenetrasi kedalam kulit. Kendala ini dapat diatasi dengan memasukan ekstrak daun pandan ke dalam transfersome yang memiliki kemampuan melewati celah pori yang sempit pada kulit.  Dilakukan tiga formulasi dengan penambahan ekstrak daun pandan (0,025%) dan suspensi transfersome (1,161%) dan tanpa penambahan kedua ektrak. Penambahan karbopol 940 digunakan sebagai gelling agent. Evaluasi gel yaitu organoleptik, homogenitas, pH dan viskositas. Hasil ke tiga formula berwarna putih seulas, tidak berbau, homogen dan tidak terdapat gumpalan. Viskositas formula dengan trasfersome menunjukkan aliran dilatan dan pH 5,6. Seidaan gel yang dibuat, diharapkan dapat mengatur pelepasan transfersome dan menempel lebih lama sehingga meningkatkan waktu kontak pada kulit yang mengalami luka bakar.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI LOSION ANTI JERAWAT YANG MENGANDUNG EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica (L) Less.) Ike Yulia Wiendarlina; Dwi Indriati; Mila Rosa
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.089 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1256

Abstract

Peradangan jerawat dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Bahan alam yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri adalah daun beluntas. Daun beluntas mengandung alkaloid, tanin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flavonoid, magnesium, fosfor dan asam kolinergik. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi dengan cara maserasi bertingkat yaitu perendaman bahan dengan berbagai jenis pelarut tanpa menggunakan pemanasan. Sediaan losion merupakan kosmetika dengan sistem emulsi minyak dalam air. Pada penelitian ini dibuat sediaan losion antijerawat yang mengandung ekstrak daun beluntas dan diuji aktivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis dengan menggunakan metode difusi. Penelitian ini meliputi pengujian KHM, LDH sediaan losion dan pengujian fisik pada sediaan losion dengan didasarkan pada formula yang terbaik. Hasil penelitian menunjukkan KHM pada ekstrak etanol daun beluntas konsentrasi 10% dapat membunuh bakteri penyebab jerawat, Formula terbaik dari hasil pengujian terdapat pada formula 3 karna lebar daerah hambat mendekati hasil dari kontrol positif, Formula 3 merupakan formula yang paling baik dibanding dengan formula yang lainnya.
IDENTIFIKASI SENYAWA DAN UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU MASSOI Bustanussalam Bustanussalam; Haryanto Susilo; Endang Nurhidayati
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.613 KB) | DOI: 10.33751/jf.v4i2.187

Abstract

Massoidigunakan oleh masyarakat lokal Papua sebagai obat tradisional. Bagian yang dimanfaatkandari tumbuhan ini adalah kulit kayu yang diekstraksi untuk menghasilkan minyak.Pemanfaatan kulit kayu Massoi oleh masyarakat lokal selama ini masih dirasakan kurangoptimal, oleh karena belum banyaknya penelitian terkait kandungan senyawa kimia dankhasiat pengunaan kulit kayu Massoi secara farmakologis. Penelitian ini dilakukan untukmengidentifikasi senyawa bioaktif ekstrak etil asetat kulit kayu Massoi serta mengujiaktivitasnya sebagai antibakteri, antioksidan dan mengetahui tingkat toksisitasnya.Kulit kayuMassoi diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol dan dipartisidengan pelarut air : etil asetat sebesar 12,12 ppm 5050sebesar 44,02 ppm. Hasil pemisahan senyawanya yangdilakukan dengan kromatografi kolom didapat 7 fraksi yang dikelompokkan berdasarkanprofil kromatogram KLT hasil kromatografi kolom yang meliputi bentuk noda, warna, danwaktu retensinya. Hasil analisis KCKT didapatkan fraksi dengan area terbesar terdapat padafraksi 4 sebesar 95042975 pada waktu retensi 10,050 menit. Fraksi 4 dianalisis denganmenggunakan GC-MS untuk mengetahui komponen senyawa yang terdapat di dalamnya,hasil analisisnya didapatkan 13 senyawa terbesar yang mempunyai persen kemiripan antara95-99 % dari data Library program GC-MS.
PENENTUAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL 70% KULITBAWANG MERAH (Allium cepa L.) DENGAN METODE MASERASI DAN MAE (Microwave Assisted Extraction) Lusi Agus Setiani; Bina Lohita Sari; Lusi Indriani; Jupersio Jupersio
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.983 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i2.772

Abstract

ABSTRAKKulit bawang merah mengandung senyawa flavonoid, polifenol, saponin, terpenoid dan alkaloid. Golongan flavonoid yang terdapat pada kulit bawang merah adalah flavonol yang berkhasiat sebagai antioksidan kuat serta diketahui dapat mengurangi risiko tumor, kanker, penyakit jantung, stroke, bronchitis, asma dan anti peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan membandingkan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah menggunakan metode maserasi dan MAE (Microwave Assited Extraction). Metode ekstraksi maserasi dilakukan pada suhu kamar dan MAE pada suhu 80C. Kadar flavonoid diukur menggunakan alat spektrofotometri UV-VIS dengan reagen AlCl3. Senyawa standar flavonoid yang digunakan adalah kuersetin. Kadar flavonoid yang didapatkan dengan metode maserasi adalah sebesar 14,92% dan kadar flavonoid yang didapatkan dengan metode MAE adalah sebesar 17,18%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa metode MAE (Microwave Assited Extraction) lebih efektif digunakan untuk mengekstrak flavonoid dari kulit bawang merah dibandingkan dengan metode maserasi.Kata Kunci: Kulit bawang merah, maserasi, MAE, flavonoid
ANALISIS FARMAKOEKONOMI SIMPLISIA UNTUK HIPERTENSI DALAM SAINTIFIKASI JAMU Imas Maesaroh; Supriyatna Supriyatna; Hadiyana Sukandar
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.099 KB) | DOI: 10.33751/jf.v3i2.178

Abstract

Penelitian ini dirancang untuk mengetahui efektivitas biaya pada pasien hipertensi yang menggunakan simplisia jamu hipertensi yang selanjutnya dinamakan jamu hipertensi SJ, dibandingkandenganobat konvensional (obat generik) antihipertensi dan kombinasi keduanya. Data diambil secara retrospektif dari bulan Januari-Desember 2013. Analisis efektivitas biaya dilakukan dengan perspektif ASKES. Komponen biaya yang diukur adalah biaya medik langsung, mencakup biaya obat antihipertensi, biaya pemeriksaan medis dan biaya pendaftaran. Efektivitas terapiyang diukur adalah penurunan tekanan darah. Average cost effectivenes ratio ACER)dihitung berdasarkan rasio biaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi.Incremental cost effectivenes ratio (ICER) dihitung berdasarkan rasio antara selisihbiaya dan efektivitas terapi pada kedua kelompok terapi. Kelompok terapi yangmempunyai nilai ACER dan ICER lebih rendah menunjukkan lebih costeffective.Berdasarkan parameter efektivitas terapi berupa % penurunan tekanan darah, nilaiACER pada kelompok jamu hipertensi SJ, captopril 25, kombinasi jamu hipertensi SJ+ amlodipin, dan amlodipinberurutan adalahRp 670,17; Rp 707,39; Rp 1.155,39danRp 1.163,27. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jamu hipertensiSJ lebih cost effectivedibandingkan obat generik captopril 25,amlodipin dankombinasi jamu antihipertensi + amlodipindalam menurunkan tekanan darah. NilaiICER menunjukkan bahwa terapi jamu hipertensi SJdan kombinasi jamu hipertensi SJ+ amlodipin perlu penambahan biaya sebesar Rp 554,35 dan Rp 1.121,32; untuksetiap 1% penurunan tekanan darah dibandingkan dengan captopril 25 dan amlodipin.
HUBUNGAN KESESUAIAN ANTIBIOTIK DEFINITIF DENGAN CLINICAL OUTCOME PADA PASIEN ULKUS DIABETIK DI RSUD KOTA YOGYAKARTA Sugiyono Sugiyono; Padmasari Padmasari
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.482 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1261

Abstract

Ulkus diabetik yang mengalami infeksi memerlukan terapi antibiotik yang tepat. Pemberian terapi antibiotik sebaiknya berdasarkan hasil uji kultur bakteri dan sensitivitas antibiotik. Fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa pola bakteri penyebab ulkus diabetik dan sensitivitas antibiotiknya berbeda-beda di setiap rumah sakit. Hal ini menjadi perhatian penting karena pemilihan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan outcome yang buruk pada pasien dan mempengaruhi resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antibiotik definitif yang digunakan dalam pengobatan ulkus diabetik terhadap hasil uji kultur bakteri dan sensitivitas antibiotik serta mengetahui hubungan kesesuaian penggunaan antibiotik definitif dengan clinical outcome. Penelitian menggunakan rancangan observasional deskriptif-analitik dengan desain kohort retrospektif pada pasien ulkus diabetik di RSUD Kota Yogyakarta periode 1 Januari 2017 - 31 Desember 2017. Data diambil dari rekam medik pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis bivariat dengan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian antibiotik definitif terhadap uji kultur bakteri dan sensitivitas antibiotik yaitu sebesar 61,54% (16 pasien) sesuai dan 38,46% (10 pasien) tidak sesuai. Berdasarkan analisis Chi-square hubungan antara kesesuaian antibiotik definitif dengan clinical outcome didapatkan nilai p= 0,014 dan nilai RR= 1,667. Penggunaan antibiotik definitif yang sesuai dengan hasil uji kultur bakteri dan sensitivitas antibiotik lebih besar dari pada yang tidak sesuai. Terdapat adanya hubungan yang bermakna antara kesesuaian antibiotik definitif dengan clinical outcome.
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI-FRAKSI n-HEKSANA, ETIL ASETAT, BUTANOL, DAN AIR KULIT BATANG SINTOK (Cinnamomun sintoc BL.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Sri Adi Sumiwi; Clara Sunardi; Winny Kusuma
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.034 KB) | DOI: 10.33751/jf.v6i1.752

Abstract

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi fraksi-fraksi n- heksana, etil asetat, butanol dan air dari kulit batang sintok (Cinnamomum sintoc BL.) pada telapak kaki tikus putih jantan yang telah induksi edema dengan karagenan. Fraksinasi dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair. Penapisan fitokimia dilakukan terhadap serbuk simplisia kulit batang sintok. Pada uji aktivitas antiinflamasi, bahan uji diberikan pada tikus secara oral dengan dosis 1000 mg/kg berat badan (BB), indometasin10 mg/kgBB digunakan sebagai kontrol positif. Hasil penapisan fitokimia menunjukkanbahwa serbuk simplisia kulit batang sintok mengandung golongan senyawa polifenol, mono-seskuiterpen dan steroid. Hasil uji aktifitas antiinflamasi menunjukan bahwa fraksi air, fraksi butanol dan fraksi n-heksana memiliki aktifitas antiinflamasi dengan persentase inhibisi radang berturut-turut sebesar 64,36%, 53,67% dan 35,74% pada tingkat kepercayaan 95% dan 99% sementara indometasin sebagai kontrol positif memiliki persentase inhibisi radang sebesar 67,75%. Hasil ini menunjukkan bahwa fraksi air ekstrak kulit batang sintok memiliki potensi sebagai agen antiinflamasi alami.Kata kunci : Aktivitas antiinflamasi, Sintok, tikus putih jantan
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata Prain) TERHADAP KHAMIR Candida albicans Oom Komala; Ike Yulia; Rita Pebrianti
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.399 KB) | DOI: 10.33751/jf.v2i2.169

Abstract

Lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain) merupakan tanaman yang berasal dariAfrika dan dikenal sebagai antimikroba, serta berkhasiat obat. Tujuan dari penelitian iniialah mengetahui kandungan antimikroba ekstrak daun lidah mertua dengan menentukanlebar daerah hambat (LDH) terhadap khamir Candida albicans menggunakan metode difusikertas cakram. Pengujian LDH dilakukan terhadap konsentrasi ekstrak daun lidah mertua60%, 70% , 80%, 90%, serta ketokonazol 14 ppm sebagai kontrol positif dan karboksi metilselulosa (CMC) 0,5% sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrakdaun lidah mertua pada konsentrasi 90% membentuk zona hambat terhadap C. albicansyang paling luas tetapi tidak jernih. Hasil analisis mutu ekstrak diketahui bahwa kadar abu ekstrak daun lidah mertua yang tidak larut dalam asam ialah 0,23% dan yang larut dalamair ialah 5,04%. Sedangkan hasil penetapan kadar sari ekstrak daun lidah mertua yang larutdalam air ialah 38,76% dan yang larut dalam etanol ialah 12,53%. Hasil fitokimia diketahui ekstrak daun lidah mertua mengandung saponin, flavonoid, steroid, dan triterpenoid, yangberfungsi dapat menghambat C. albicans.Kata kunci : daun lidah mertua (Sansevieria trifasciata Prain), Candida albicans, efektivitas,antikhamir

Filter by Year

2011 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 1 (2024): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 2 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 1 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 1 (2021): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018 Vol 8, No 1 (2018): Fitofarmaka, Vol.8, No.1, Juni 2018 Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017 Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017 Vol 7, No 2 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016 Vol 6, No 1 (2016): Vol.6, No.1, Juni 2016 Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 2 (2015): Vol 5 No 2 Desember 2015 Vol 5, No 2 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 2 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 3, No 1 (2013): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 2 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA More Issue