Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Uji Aktivitas Antioksidan Kombinasi Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla Speciosa) dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Oficinalle) dengan Metode ABTS (2,2-Azinobis (3-Etilbenzotiazolin)-6-Asam Sulfonat) Vifta, Rissa; Rahayu, Restu Tutut; Luhurningtyas, Fania Putri
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah Parijoto (Medinilla Speciosa) dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Buah Parijoto memiliki kandungan senyawa flavonoid sedangkan Rimpang Jahe Merah memiiki kandungan metabolit sekunder seperti gingerol, shogaol, dan flavonoid yang bersifat antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis aktivitas antioksidan melalui nilai IC50 serta kategori antioksidan kombinasi ekstrak Buah Parijoto dan Rimpang Jahe dengan metode ABTS (2,2 Azinobis (3-Etilbenzotiazolin)-6-Asam Sulfonat). Aktivitas antioksidan diuji dengan metode ABTS pada seri konsentrasi 10,15,20,25, dan 30 ppm menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Prinsip dari metode ABTS (2,2 Azinobis (3-Etilbenzotiazolin)-6-Asam Sulfonat) yaitu penghilangan warna kation ABTS dengan mengukur kapasitas antioksidan yang bereaksi langsung dengan radikal ABTS. Perbandingan kombinasi ekstrak Buah Parijto dan Rimpang Jahe Merah yang digunakan adalah 1:0, 1:1, 2:1, 1:2, 0:1. Hasil uji aktivitas antioksidan dari setiap kombinasi ekstrak Buah Parijoto:Jahe Merah dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 19,73 ppm, 21,53 ppm, 16,48 ppm, 22,48 ppm, dan 25,27 ppm dengan kategori sangat kuat. Aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan oleh Buah Parijoto dan Rimpang Jahe Merah perbandingan 2:1, dengan nilai IC50 16,48 ppm. Kombinasi ekstrak memberikan efek sinergisme dalam meningkatkan aktivitas antioksidan dan menghasilkan nilai IC50 lebih baik dibandingkan penggunaan tunggal.
PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK DAUN ASHITABA (ANGELICA KEISKEI ITO.) DAN DAUN SUKUN (ARTOCARPUS COMMUNIS) TERHADAP KADAR GLUKOSA DAN KOLESTEROL SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN METODE FOTOMETRI Luhurningtyas, Fania Putri; Hasani, Nova; Aprilliana, Melati; Saputra, Deny; Prayasanti, Dewi
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.455 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1260

Abstract

Penggunaan bahan herbal dalam bentuk jamu-jamuan pada pasien penyakit degeneratif adalah hal yang umum dijumpai. Daun ashitaba dan daun sukun digunakan secara tradisional untuk alternatif pada penderita diabetes dan kolesterol. Diperlukan penelitian secara ilmiah untuk membuktikan efektifitas daun ashitaba dan daun sukun tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa serta kolesterol dari kombinasi ekstrak daun ashitaba dan daun sukun dengan perbandingan massa tertentu in vitro. Metode yang digunakan untuk menguji kadar glukosa adalah metode Nelson-somogyi dan metode Liebermann-Burchard untuk menguji kadar kolesterol. Ekstraksi metabolit sekunder dilakukan menggunakan metode maserasi, dengan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas dilakukan terhadap masing-masing ekstrak dan kombinasi kedua ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi ekstrak etanol daun ashitaba dan daun sukun perbandingan massa 2:1 memiliki aktivitas lebih tinggi untuk menurunkan kadar glukosa dan kolesterol dibandingkan dengan masing-masing ekstrak tunggal.
Uji Aktivitas Antioksidan Kombinasi Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla Speciosa) dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Oficinalle) dengan Metode ABTS (2,2-Azinobis (3-Etilbenzotiazolin)-6-Asam Sulfonat) Vifta, Rissa; Rahayu, Restu Tutut; Luhurningtyas, Fania Putri
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v8i3.34050

Abstract

Buah Parijoto (Medinilla Speciosa) dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Buah Parijoto memiliki kandungan senyawa flavonoid sedangkan Rimpang Jahe Merah memiiki kandungan metabolit sekunder seperti gingerol, shogaol, dan flavonoid yang bersifat antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis aktivitas antioksidan melalui nilai IC50 serta kategori antioksidan kombinasi ekstrak Buah Parijoto dan Rimpang Jahe dengan metode ABTS (2,2 Azinobis (3-Etilbenzotiazolin)-6-Asam Sulfonat). Aktivitas antioksidan diuji dengan metode ABTS pada seri konsentrasi 10,15,20,25, dan 30 ppm menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Prinsip dari metode ABTS (2,2 Azinobis (3-Etilbenzotiazolin)-6-Asam Sulfonat) yaitu penghilangan warna kation ABTS dengan mengukur kapasitas antioksidan yang bereaksi langsung dengan radikal ABTS. Perbandingan kombinasi ekstrak Buah Parijto dan Rimpang Jahe Merah yang digunakan adalah 1:0, 1:1, 2:1, 1:2, 0:1. Hasil uji aktivitas antioksidan dari setiap kombinasi ekstrak Buah Parijoto:Jahe Merah dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 19,73 ppm, 21,53 ppm, 16,48 ppm, 22,48 ppm, dan 25,27 ppm dengan kategori sangat kuat. Aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan oleh Buah Parijoto dan Rimpang Jahe Merah perbandingan 2:1, dengan nilai IC50 16,48 ppm. Kombinasi ekstrak memberikan efek sinergisme dalam meningkatkan aktivitas antioksidan dan menghasilkan nilai IC50 lebih baik dibandingkan penggunaan tunggal.
CHOLESTEROL LOWERING EFFECT OF CHITOSAN NANOPARTICLES USING PARIJOTO FRUITS EXTRACT Fania Putri Luhurningtyas; Rissa Laila Vifta; Nur Syarohmawati; Mahardika Adhi Candra
Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal of Pharmaceutical Sciences and Community) Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.072 KB) | DOI: 10.24071/jpsc.002017

Abstract

Parijoto (Medinilla speciosa Reinw. ex Blum) fruit is known to have pharmacological activity as cholesterol lowering levels. Its activity needs to be increased with nanoparticle system so that the active substance can bind 100% to the action target. This study aims to determine the formation of nanoparticles from parijoto fruit (NEBP) and activity test as a decrease in cholesterol levels. The formation of nanoparticles used variations of concentration and volume of chitosan and NaTPP. Anti-cholesterol testing is based on the amount of free cholesterol in the sample that reacted with Lieberman-Burchard into complex green compounds. The best formation of NEBP was 0.2% chitosan, 0.1% NaTPP and volume ratio 5:1. The particle size showed an average size of 269.3 nm (10-1000 nm). The result of the percent transmittance and polydispersity index were 99,379 (close to 100%) and 0.378 (PDI 0.5). The functional group-specific of NEBP was OH, N-H, PO3. The morphology was round and non-uniform particles. NEBP can decrease 50% cholesterol levels with a smaller EC50 value was 89.08 compared to the extract (EC50 259.98 ppm). Nanoparticles of parijoto fruit is a potential candidate for anti-cholesterol drug.
Parijoto Fruit Extract Nanoparticles As Glucose-Lowering Agent In Vitro Fania Putri Luhurningtyas
Jurnal Kesehatan Prima Vol 14, No 2 (2020): AUGUST
Publisher : poltekkes kemenkes mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jkp.v14i2.276

Abstract

Parijoto fruit is an herbal that is the potential to be used for the treatment of lowering blood glucose. The active compound in parijoto fruit can decrease glucose levels is flavonoids. The use of natural materials is limit because of their low solubility. It often failed in the clinical phase. The solution to this problem is that the parijoto fruit extract is formulated in the form of nanoparticles using chitosan and STPP as encapsulate materials. This study aims to determine the activity of nano chitosan parijoto fruit extract (NPFE) as a glucose-lowering agent by applying nanoparticle technology. PFE was made by ionic gelation reaction by mixing extract chitosan solution of 0.2% concentration, and NaTPP concentration of 0.1%. The characteristic of NPFE was particle size, PdI, and % transmittance. The effect of a glucose-lowering agent of NPFE tested by the Nelson Somogyi method. The particle size of the NPFE result is 269.3 nm, PdI value is 0.372, and the percentage of transmittance is 99.397%. The glucose-lowering effect of NPFE was more significant (EC50 <2 ppm ) than parijoto fruit extract (EC50 48,750 ppm) and quercetin (EC50 6,831 ppm). Nano chitosan parijoto fruit extract affects a glucose-lowering agent.
Evaluation of Oral Antidiabetic Dosing and Drug Interactions in Type 2 Diabetic Patients Nova Hasani Furdiyanti; Fania Putri Luhurningtyas; Ratna Sari; Yulianti Yulianti
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 7, No 4
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.33263

Abstract

Indonesia is listed as the country with the highest type 2 diabetes mellitus patients number 4 in the world. Accuracy of treatment is necessary in the success of therapy for type 2 diabetes mellitus patients. Inaccurate dosage or drug interaction events can lead to treatment failure or even cause adverse effects in patients. Patients with type 2 diabetes mellitus usually have comorbidities that tend to get therapy with many drugs, thus increasing the risk of drug interactions. Drug interactions with oral antidiabetes are known to exist that can be life-threatening. The aim of this research is to know the accuracy of dose of oral antidiabetika drug and drug interaction event in type 2 diabetes mellitus patient. This research is a descriptive retrospective observational study. Data collection is done retrospectively, and sampling method is purposive sampling. Research subjects were all inpatients of type 2 diabetes mellitus 26 - 65 years old, who received oral antidiabetes therapy period 2016 at RS Sultan Agung Semarang, and meet the criteria of inclusion and exclusion. The data analyzed the incidence of drug interaction and dosage accuracy (based on dose parameter and frequency of administration). The results of the study in 86 subjects showed that the most widely used single therapy was metformin (50,98%) while the most used combination therapy was metformin and glimepiride (57,14%) .The incidence of drug interaction was 5%, between glimepiride and aspirin with a pharmacokinetic mechanism occurring in 4 patients. The percentage of inaccurate doses of oral antidiabetic drugs was 3.5%, which occurred in patients taking metformin and acarbose.
Uji Efek Imunomodulator Ekstrak Biji Karika (Carica pubescens Lenne K. Koch) terhadap Peningkatan Aktivitas Fagositosis pada Mencit Putih Swiss Webster Fania Putri Luhurningtyas; Niken Dyahariesti; Septi Fitri Eka M
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.151 KB) | DOI: 10.15408/pbsj.v2i1.14436

Abstract

Tumbuhan dari keluarga Caricae telah diketahui mempunyai aktivitas sebagai antelmintik, antihiperkolesterol, antibakteri, antioksidan, dan aktivitas farmakologis lain yang berhubungan dengan sistem imun. Tumbuhan karika merupakan salah satu keluarga Caricaceae dan  belum banyak diteliti. Kandungan flavonoidnya diketahui lebih tinggi dibandingkan buah pepaya. Penelitian ini bertujuan untuk menskrining aktivitas imunomodulator ekstrak biji karika berdasarkan konstanta fagositosisnya menggunakan metode bersihan karbon. Maserasi dengan pelarut etanol 96% digunakan untuk menarik metabolit sekunder biji karika. Penelitian dilakukan dengan membagi 5 kelompok perlakuan pada hewan uji yaitu kelompok positif Pyllanthus niruri, kelompok negative, serta kelompok perlakuan ekstrak biji karika (EBK) dosis 125, 250, dan 500 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian variasi dosis EBK terhadap kecepatan eliminasi tinta karbon. Biji karika dosis 500 mg/kgBB mempunyai aktivitas sebanding dengan kontrol positif Pyllanthus niruri (p<0,05) sebagai imunostimulan. 
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70% dan 96% Buah Parijoto Asal Bandungan dan Profil Kromatografinya Fania Putri Luhurningtyas; Ranu Putra Adi Surya
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.938 KB) | DOI: 10.15408/pbsj.v3i1.22752

Abstract

Abstrak: Buah Parijoto (Medinilla speciosa B.) mengandung senyawa aktif flavonoid yang memiliki aktivitas biologis sebagai antioksidan. Senyawa tersebut dapat diperoleh dengan mengoptimalkan kandungannya pada ekstraksi dengan konsentrasi pelarut yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antioksidan pada ekstrak buah parijoto dengan perbedaan konsentrasi pelarut etanol.  Penelitian dimulai dari tahapan ekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut pelarut etanol 70% dan 96%. Uji fitokimia menggunakan fase gerak n-heksana:etil asetat (8:2). Uji aktivitas antioksidan dengan metode FRAP ( Ferric Reducing Antioxidant Power) dan parameter uji berdasarkan nilai IC50. Hasil penelitian identifikasi metabolit sekunder, menunjukkan positif mengandung flavonoid (bercak biru muda) dan antosianin (bercak merah). Nilai IC50 ekstrak buah Parijoto denga pelarut etanol 70% dan 96% berturut-turut yaitu sebesar 35,46 ppm dan 40,17 ppm. Simpulan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah parijoto dengan pelarut etanol 70% mempunyai aktivitas antioksidan lebih bagus dibandingkan ekstrak etanol 96%. 
UJI AKTIVITAS NANOPARTIKEL BIJI TIMUN SURI SEBAGAI ANTIMIKROBA TERHADAP CANDIDA ALBICANS DAN STREPTOCOCCUS MUTANS Fania Putri Luhurningtyas; Rissa Laila Vifta; Andi Pradana; Yurike Tatengkeng
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jfb.v12i2.1195

Abstract

Biji timun suri mengandung alkaloid, flavonoid, dan tanin yang berperan sebagai antibakteri dan antifungi. Peningkatan aktivitas metabolit sekunder biji timun suri sebagai anti mikroba dilakukan dengan melakukan pembentukan nanopartikel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antimikroba dari nanopartikel yang didapatkan dari biosintesa menggunakan ekstrak biji timun suri. Sampel biji timun suri diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol. Pembentukan nanopartikel melalui metode gelasi ionik dengan menggunakan polimer kitosan dan natrium tripolifosfat (NaTPP). Pengujian aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans dan Staphylococcus mutans diuji secara in vitro menggunakan metode mikrodilusi. Perbandingan kitosan dengan NaTPP yang optimal adalah perbandingan 1:5. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) nano ekstrak kitosan-biji timun suri terhadap jamur Candida albicans adalah 15,63 mg/mL dan 62,50 mg/mL. Nilai KHM dan KBM nano ekstrak kitosan-biji timun suri terhadap bakteri Streptococcus mutans adalah 3,90 mg/mL dan 125 mg/mL. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nanopartikel biji timun suri menghasilkan aktivitas yang lebih baik dibandingkan bentuk sediaan ekstraknya. Nanopartikel mampu memperbaiki bioavaibilitas dan meningkatkan sistem penghantaran bioaktif timun suri sehingga aktivitas antimikrobanya lebih efektif.Kata kunci:  antimikroba, biji timun suri, Candida albicans, nanopartikel, Streptococcus mutan
Aktivitas Imunomodulator dan Kandungan Fenol Ekstrak Terpurifikasi Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. Var.Rubrum) Fania Putri Luhurningtyas; Jatmiko Susilo; Richa Yuswantina; Erma Widhihastuti; Firman Wahyu Ardiyansah
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1190.757 KB) | DOI: 10.35473/ijpnp.v4i1.974

Abstract

Rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc. Var.Rubrum) terbukti mempengaruhi sel imun dengan menurunkan level TNF-α dan IFN-Ɣ pada kelompok perlakuan. Adanya senyawa pengotor pada ekstrak seperti lemak, resin, gula, serat, pati dapat menyebabkan penurunan aktivitas pada uji farmakologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh purifikasi ekstrak rimpang jahe merah terhadap aktivitas imunomodulator dan kandungan fenolnya. Penarikan metabolit sekunder pada rimpang jahe merah menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 96%. Purifikasi ekstrak dilakukan dengan cara partisi, dimurnikan dengan pelarut n-heksana. Penentuan kandungan fenol diuji menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Metode bersihan karbon pada hewan coba bertujuan untuk mengetahui aktivitas imunomodulator berdasarkan nilai konstanta fagositosis. Hasil pengujian kadar fenol total ekstrak kasar jahe merah sebesar 338,567 mg GAE/g sampel dan ekstrak purifikasi n-heksana sebesar 862,883 mg GAE/g sampel. Aktivitas imunomodulator ekstrak purifikasi jahe merah tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol positif Phyllanthus niruri (p>0,05). Hasil pengujian diketahui bahwa ekstrak terpurifikasi rimpang jahe merah memberikan hasil yang signifikan baik kadar fenol maupun aktivitas imumodulator dibandingkan sediaan ekstrak kasarnya.Red ginger rhizome (Zingiber officinale Rosc. Var.Rubrum) was shown to affect immune cells by reducing TNF-α and IFN-Ɣ levels in the treatment group. The presence of impurities in extracts such as fat, resin, sugar, fiber, starch can cause a decrease in activity in pharmacological tests. This study was conducted to determine the effect of purification of red ginger rhizome extract on immunomodulatory activity and phenol content. Withdrawal of secondary metabolites from red ginger rhizome used maceration with 96% ethanol solvent. Extract purification was carried out by partitioning, purified with n-hexane solvent. Determination of phenol content was tested using the Folin-Ciocalteu method. The method of carbon clearance in animals aims to determine the immunomodulatory activity based on the value of the phagocytosis constant. The total phenol content of the crude extract of red ginger was 338.567 mg GAE / g sample and purified extract of n-hexane was 862.883 mg GAE / g sample. The immunomodulatory activity of the purified red ginger extract was no meaningful difference between with the positive control group of Phyllanthus niruri (p>0,05). The test results showed that the purified extract of red ginger rhizome gave significant results in both phenol content and immunomodulatory activity compared to the crude extract preparation