cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Linguistik Indonesia
ISSN : 02154846     EISSN : 25802429     DOI : -
Core Subject :
Linguistik Indonesia is published by Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI). It is a research journal which publishes various research reports, literature studies and scientific writings on phonetics, phonology, morphology, syntax, discourse analysis, pragmatics, anthropolinguistics, language and culture, dialectology, language documentation, forensic linguistics, comparative historical linguistics, cognitive linguistics, computational linguistics, corpus linguistics, neurolinguistics, language education, translation, language planning, psycholinguistics, and sociolinguistics . I
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia" : 12 Documents clear
Ecological Metaphors in the Natoni Oral Tradition of the Atoin Meto Culture in West Timor, Indonesia Benu, Naniana Nimrod; Prasetyo, Lery; Denil, Mauli
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.651

Abstract

This research aims to reveal the richness of ecological metaphors in the natoni oral tradition as a local wisdom of the Atoin Meto culture in West Timor, understand the relationship between language and the environment in the Atoin Meto culture, form support for the preservation of Atoin Meto culture and language, namely the Dawan language, contribute to the field of language ecology, and increase awareness about the importance of environmental conservation.  This study uses a qualitative ecolinguistic approach to analyze ecological metaphors in the natoni oral tradition of the Atoin Meto culture. Data comes from ten YouTube videos of natoni performances, supplemented by interviews. The metaphors were identified, classified, and analyzed to reflect the community's ecological worldview. The study shows that the lexicons in natoni contain ecological lexicons, including flora, fauna, and natural landscape. These lexicons are metaphorical languages that appear in parallelism which depict the social life of the Atoin Meto. Additionally, these lexicons indicate a close relationship with the Atoin Meto community, nature, and God. This research remains open for further study on other aspects of the ecological lexicon in natoni.
Balancing Linguistic Goals and Community Relevance: Lessons from Documenting the Baduy dalam Sundanese Language Hernawan; Eri Kurniawan; Retty Isnendes; Rd. Dian Dia-an Muniroh; Haris Santosa Nugraha; Bradley McDonnel; Michael Ewing
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.657

Abstract

Language documentation plays a critical role in preserving linguistic diversity and cultural heritage. However, balancing the academic goals of linguists with the practical needs and interests of indigenous communities remains a challenge. This study reports on the first phase of documenting the relatively isolated indigenous language of Baduy Dalam in Banten, Indonesia. Using a linguist-centered approach, the fieldwork involved eliciting language data and recording daily narratives, culminating in the creation of a small Baduy dictionary. While the project succeeded in capturing targeted word forms and sentence structures, local informants expressed concerns about its relevance to their community. These findings highlight the limitations of linguist-driven documentation efforts, suggesting the need for approaches that prioritize community engagement and shared ownership of language preservation initiatives. A shift towards community-based and multidisciplinary methodologies may foster greater participation, ensuring that language documentation aligns with both academic and local community objectives.
Penerjemahan Metafora dalam Pidato Politik Presiden Joko Widodo Muttaqin, Nurul; Jaya, Doni
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.665

Abstract

Penerjemahan metafora di dalam pidato politik cukup menantang dilakukan karena selain pesan, efek metaforis juga harus dialihkan dengan baik agar terjemahan pidato itu menarik perhatian hadirin. Penelitian ini membahas penerjemahan metafora dalam dua pidato yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada sidang Tahunan MPR RI, yaitu pada 16 Agustus 2021 dan 16 Agustus 2023. Penelitian kualitatif ini menganalisis data dengan menggunakan teori prosedur penerjemahan metafora (Newmark, 1980; Larson, 1998; Baker, 2018) dan spektrum ideologi (Jaya, 2018; Jaya, 2020). Data berupa dua buah pidato beserta terjemahannya yang diambil dari situs Sekretariat Kabinet RI. Terdapat delapan bentuk metafora dan 95 kasus penerjemahan metafora. Berbagai metafora itu diterjemahkan dengan empat prosedur penerjemahan metafora. Prosedur yang paling banyak diterapkan adalah metafora bercitra sama (n=60, 63,15%). Temuan lainnya adalah bahwa sebagian besar kasus penerapan prosedur penerjemahan berada pada posisi ideologi medial (n=48, 50,52%). Akan tetapi, ada kecenderungan bahwa penerjemah menerapkan domestikasi meskipun jumlah kasusnya relatif lebih sedikit (n=35, 36,84%). Hasil analisis menunjukkan bahwa penerjemah cenderung menerjemahkan secara setia dan berhati-hati, terutama untuk citra yang mengandung unsur politis. Penerjemah juga terlihat tidak melakukan intervensi yang berlebihan untuk meningkatkan kealamiahan teks sasaran karena citra-citra itu pada dasarnya dianggap telah dapat dipahami.
Afiks Ng- pada Bahasa Gaul di Media Sosial Beserta Padanan Formalnya: Kajian Morfologi Nabila Sarra Nurliza; Nur Hidayah; Shifa Vika Azzahra; Bakdal Ginanjar
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.673

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan variasi bentuk afiks ng- pada bahasa gaul di media sosial, padanan formalnya, serta pola penggunaannya. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan sumber data dari unggahan pengguna media sosial X berupa kalimat yang mengandung afiks ng-. Hasil penelitian menunjukkan adanya enam pola afiksasi ng- pada bahasa Indonesia informal, tujuh pola padanan ng- dalam bahasa Indonesia formal, dan pola afiksasi ng- tanpa padanan bahasa Indonesia formal. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua kata yang berafiks ng- dalam bahasa Indonesia informal memiliki padanan formalnya. Penelitian ini menyoroti bahwa afiksasi ng- yang informal cenderung sejajar dengan kata dasar yang sama dalam bahasa Indonesia formal yang berprefiks meN- dan ber-.
Subdialect Classification of Manggarai Language Using Dialectometry Calculation and Gabmap Salahuddin
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.704

Abstract

Verheijen (1967) noted that there are 43 sub-dialects of the Manggarai language, which are grouped into five dialect groups: West Manggarai, West-Central Manggarai, Central Manggarai, East Manggarai, and Far East Manggarai. However, the Language Development and Fostering Agency states that the Manggarai language has five dialects, including the Tangge dialect in West Manggarai Regency. Neither study was accompanied by scientific evidence underlying the sub-dialect grouping. Therefore, this research aims to provide quantitative evidence to re-evaluate the variations of the Manggarai language, especially those spoken in West Manggarai Regency. Data was obtained by asking 200 Swadesh vocabularies in ten sample observation areas. The results show that the Manggarai language in West Manggarai Regency is divided into three sub-dialect variations, namely the Kempo sub-dialect (MSdK), the Kolang sub-dialect (MSdS>H), and the Transition area sub-dialect (MSdT). Consistent grouping based on dialectometric calculations and cluster analysis proves that MSdK includes Mbuit, Watu Wangka, Sano Nggoang, Siru, and Benteng Dewa. On the other hand, MSdS>H only consists of Golo Lajang Barat because it shows high linguistic differences from other nearby areas. The MSdT includes Watu Waja, Poco Rutang, Lale, and Tentang. Still, the inclusion of Watu Waja in this group needs to be reconsidered because of the differences in results between dialectometric calculations and cluster analysis.
Tinjauan Komprehensif Social Actor Network oleh Van Leeuwen (1996): Analisis Eksklusi dan Inklusi Ernanda
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.714

Abstract

Makalah ini menjelaskan representasi linguistik aktor sosial dalam wacana seperti yang dipaparkan dalam Social Actor Network karya Van Leeuwen (1996), dengan menganalisis bagaimana individu dan kelompok dibentuk melalui bahasa. Tinjauan ini mengeksplorasi berbagai strategi—seperti nominasi, spesifikasi, dan generalisasi—serta perannya dalam merepresentasikan aktor sosial dalam bentuk spesifik maupun umum. Tinjauan ini menyoroti bagaimana aktor digambarkan baik sebagai individu yang unik maupun sebagai bagian dari kolektif yang lebih luas, dengan menekankan peran bahasa dalam membentuk identitas sosial. Selain itu, tinjauan ini membahas bagaimana aktor sosial digambarkan melalui proses abstraksi, impersonalisasi, dan objektivasi, yang dapat mengurangi atau menonjolkan kualitas kemanusiaan mereka. Dengan menganalisis strategi linguistik ini, Van Leeuwen menekankan cara-cara kompleks di mana bahasa memengaruhi persepsi sosial, memperkuat dinamika kekuasaan, dan membentuk peran sosial. Representasi aktor sosial tidak bersifat netral, melainkan dibentuk oleh interaksi antara pilihan linguistik dan konteks sosial. Agar tinjauan kritis ini dapat dipahami secara lebih luas oleh pembaca dan diaplikasikan dalam penelitian Analisis Wacana Kritis, maka contoh-contoh disajikan dalam bahasa Indonesia.
Languages of Power and Belongings: A Case Study of a Papuan Student’s Struggle for Identity in a Multilingual University Satriyo, Aria Maulana; Riza Ady Sampurna; Roosi Rusmawati
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.715

Abstract

This research explores how the variation in language, including practices like code-switching and shifts in dialect, influences the formation of social identities within academic communities characterized by multilingualism. The study focuses on a student from Papua at Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), where language plays a critical role in expressing cultural connections, managing interpersonal dynamics, and navigating power structures. By conducting a qualitative research through interviews and participant observation, the study investigates how the student utilizes his diverse linguistic skills to negotiate his identities and either connect with or distance himself from different social groups. The findings highlight the dual role of language in both including and excluding individuals, which mirrors broader sociocultural power structures. Specifically, the Papuan student employs language strategically to assert his regional identity while also adapting to national and global standards. This research advances our understanding of language variation as a significant sociolinguistic phenomenon and underscores its intricate relationship with identity construction in academic environments. The results offer valuable insights for both the field of sociolinguistics and for understanding how marginalized linguistic communities navigate the challenges of social and academic integration.
Multilingual Education in Southwest Sumba: Current Practice, Teachers’ Attitudes and Beliefs Ekarina; Kristoforus Dowa Bili; Murniati Agustian; Tia Xenia; Yanti
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.718

Abstract

This study investigates the current multilingual practice situation at Southwest Sumba schools, as well as the beliefs and attitudes of the teachers on a multitude of issues related to multilingualism and multilingual education. The methodology used was a questionnaire on issues related to (i) the need of multilingual education, (ii) students’ mother tongues, and (iii) literacy. The data was collected from four primary schools in Southwest Sumba, two of which are located in Kodhi speaking areas, while the other two are located in Wewewa speaking areas. Results from the data analysis revealed that the Indonesian centered curriculum, lessons, materials and assessment system have a negative impact on students’ academic achievement. However, teachers and schools are currently not equipped to respond to the students’ needs of a multilingual education program. Despite that, the surveyed teachers have very positive attitudes and beliefs towards multilingual education not only as a way to improve students’ academic performance, but also as a means to preserve the students’ local language.
Polemik Pilpres 2024: Analisis Metafora Konseptual Mas Uliatul Hikmah; Hermina Sutami
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.721

Abstract

Situasi kontestasi politik tahun 2024 di Indonesia memiliki polemik yang kompleks karena bersinggungan dengan kecurangan, ketidakpatuhan pada konstitusi, era Orde Baru, era Reformasi, dan praktik-praktik perebutan kekuasaan. Polemik tersebut direfleksikan oleh media Tempo dengan penggunaan metafora. Metafora membantu menyederhanakan konsep abstrak dan memberikan pemahaman konkret kepada pembaca tentang polemik yang terjadi. Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan menganalisis metafora dan skema citra yang terbentuk dalam artikel majalah Tempo terkait Pilpres 2024 di Indonesia. Teori yang digunakan adalah teori metafora konseptual dan skema citra. Berdasarkan data, terdapat delapan metafora yang digunakan Tempo. Metafora tersebut dipetakan ke dalam ranah sumber dan ranah target, kemudian ditemukan skema citranya. Delapan metafora yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Tempo menggunakan metafora untuk menjelaskan polemik Pilpres 2024 menjadi sesuatu yang dapat dipahami oleh pembacanya.
Pengalaman dalam Bahasa Indonesia: Kategorisasi dan Metafora Konseptual Hanum Lintang Siwi Suwignyo; Anang Santoso; Martutik
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i1.754

Abstract

Riset ini bertujuan untuk menelusuri konsep pengalaman sebagai dasar pemikiran linguistik kognitif secara umum dalam bahasa Indonesia. Data bebas konteks dalam penelitian ini adalah 300 kata pengalaman yang berasal dari korpus menu kolokasi di laman KOIN (Korpus Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) dan 42 data terikat konteks dari kata pengalaman yang berasal dari cuitan di Twitter. Kategorisasi dianalisis dengan menyusun seluruh data lalu dinalarkan berdasarkan kesamaan dan keterkaitan hal yang melingkupinya. Reduksi data dilakukan untuk data yang tidak memiliki kesamaan  dengan yang lain. Setelah itu data disimpulkan dengan menggunakan teori kategorisasi Rosch (1978). Metafora konseptual dianalisis dengan mendaftar ekspresi bahasa yang masuk dalam kategori yang sama. Kemudian unsur dasar pengalaman dipilah sebagai unsur utamanya, dan unsur penjelasnya digunakan sebagai backgrounding. Setelah itu, makna ekspresi kebahasaannya dipetakan satu persatu dan  ditarik kesimpulannya. Data dianalisis secara lebih dalam dengan menggunakan teori metafora konseptual oleh Lakoff (1990). Hasilnya ditemukan kategori pengalaman inderawi dan kategori emosi sebagai kategori sentral. Kategori pengalaman inderawi memiliki kategori periferal berupa kategori personal dan kuantitatif, sedangkan kategori pengalaman emosi berupa kategori emosional, spiritual, dan material. Ada enam metafora konseptual pengalaman dalam bahasa Indonesia yang ditemukan, yakni PENGALAMAN ADALAH GURU, PENGALAMAN ADALAH INTERAKSI, PENGALAMAN ADALAH WARISAN, PENGALAMAN ADALAH RUANG, PENGALAMAN ADALAH TAHAPAN, dan PENGALAMAN ADALAH VARIABEL MATEMATIS.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2025 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 43 No. 2 (2025): Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 1 (2025): Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 2 (2024): Linguistik Indonesia Vol. 42 No. 1 (2024): Linguistik Indonesia Vol. 41 No. 2 (2023): Linguistik Indonesia Vol. 41 No. 1 (2023): Linguistik Indonesia Vol. 40 No. 2 (2022): Linguistik Indonesia Vol. 40 No. 1 (2022): Linguistik Indonesia Vol 39, No 2 (2021): Linguistik Indonesia Vol 39, No 1 (2021): Linguistik Indonesia Vol 38, No 2 (2020): Linguistik Indonesia Vol 38, No 1 (2020): Linguistik Indonesia Vol. 37 No. 2 (2019): Linguistik Indonesia Vol 37, No 2 (2019): Linguistik Indonesia Vol 37, No 1 (2019): Linguistik Indonesia Vol 37, No 1 (2019): Linguistik Indonesia Vol 36, No 2 (2018): Linguistik Indonesia Vol 36, No 2 (2018): Linguistik Indonesia Vol 36, No 1 (2018): Linguistik Indonesia Vol. 36 No. 1 (2018): Linguistik Indonesia Vol 35, No 2 (2017): Linguistik Indonesia Vol 35, No 2 (2017): Linguistik Indonesia Vol 35, No 1 (2017): Linguistik Indonesia Vol 35, No 1 (2017): Linguistik Indonesia Vol 34, No 2 (2016): Linguistik Indonesia Vol 34, No 2 (2016): Linguistik Indonesia Vol 34, No 1 (2016): Linguistik Indonesia Vol 34, No 1 (2016): Linguistik Indonesia Vol 33, No 2 (2015): Linguistik Indonesia Vol 33, No 2 (2015): Linguistik Indonesia Vol 33, No 1 (2015): Linguistik Indonesia Vol 32, No 2 (2014): Linguistik Indonesia Vol 32, No 2 (2014): Linguistik Indonesia Vol 32, No 1 (2014): Linguistik Indonesia Vol 32, No 1 (2014): Linguistik Indonesia Vol 31, No 2 (2013): Linguistik Indonesia Vol 31, No 2 (2013): Linguistik Indonesia Vol 31, No 1 (2013): Linguistik Indonesia Vol 31, No 1 (2013): Linguistik Indonesia More Issue