cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Geologi Kelautan: Media Hasil Penelitian Geologi Kelautan
ISSN : 16934415     EISSN : 25278851     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geologi Kelautan (JGK), merupakan jurnal ilmiah di bidang Ilmu Kebumian yang berkaitan dengan geologi kelautan yang diterbitkan secara elektronik (e-ISSN: 2527-8851) dan cetak (ISSN: 1693-4415) serta berkala sebanyak 2 kali dalam setahun (Juni dan Nopember) oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 1 (2024)" : 6 Documents clear
ANALISIS DATA BATIMETRI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL-2 (STUDI KASUS: PULAU PUTRI, BATAM) Antares, Pandu Akhbar; Taofiqurohman, Ankiq; Gerhaneu, Nineu Yayu; Khan, Alexander M. A.; Subiyanto, Subiyanto
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.1.2024.852

Abstract

Data batimetri secara konvensional umumnya diperoleh dengan menggunakan teknik echo- sounding yakni dengan instrumen echosounder. Sejumlah masalah atau hambatan dari metode tersebut diantaranya biaya operasional yang mahal, perolehan data tidak multi temporal, kecuali dengan pengukuran ulang. Perkembangan teknologi memungkinkan metode pengukuran batimetri menjadi semakin beragam, salah satu metode alternatifnya adalah menggunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan citra satelit atau biasa disebut sattelite derived bathymetry (SDB). Lokasi penelitian ini berada di Pulau Putri, Batam yang dilakukan untuk mengkaji perbandingan data batimetri yang dihasilkan dari citra Sentinel-2 dengan beberapa citra yang diambil pada tanggal berbeda, dengan data pengukuran in situ. Nilai kedalaman dikaji menggunakan metode band ratio dengan memanfaatkan band biru dan hijau. Hasil kedalaman dari Sentinel-2 kemudian dibandingkan berdasarkan nilai Root Mean Square Error (RMSE), koefisien determinasi (R2), dan Total Vertical Uncertainty (TVU). Hasil penelitian ini menunjukkan citra bulan Januari merupakan citra terbaik dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,372. Hasil RMSE menunjukkan semakin tinggi tingkat kesalahan seiring bertambahnya kedalaman. Nilai RMSE pada kedalaman 0 - 30 meter berkisar antara 0,1 - 0,3 meter. Sedangkan pada kedalaman lebih dari 30 meter nilai RMSE bertambah dari 1 - 3 meter. Kualitas SDB dapat diidentifikasi berdasarkan nilai TVU. Berdasarkan analisis pada 8479 titik data insitu masing-masing hanya 645, 318, dan 179 titik data yang terklasifikasi dalam Ordo 2, Ordo 1, dan Ordo spesial.
KARAKTERISTIK ARUS LAUT JAWA PADA MUSIM BARAT DI BEBERAPA KEDALAMAN Pasaribu, Roberto Patar; Sagala, Herlina -; Rahman, Abdul -; Cahyani, Amelia -
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.1.2024.823

Abstract

Arus laut merupakan pergerakan massa air secara horizontal yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tiupan angin, perbedaan densitas maupun pasang surut laut. Arus laut merupakan parameter hidro-oseanografi yang dinamis dan mempunyai peran penting dalam transpor nutrien, larva, material, dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik arus Laut Jawa di beberapa kedalaman. Metode penelitian adalah metode kuantitatif berupa analisis data dan deskriptif. Data yang digunakan diperoleh dari pengukuran arus mengunakan alat Vessel Mounted ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler) yang dilakukan pada bulan Desember 2019 dengan menggunakan kapal riset Pusat Riset Oseanografi-Badan Riset dan Inovasi Nasional. Dari hasil pengolahan dan analisa data diperoleh di Laut Jawa kecepatan arus minimal rata-rata nya adalah 0,003 m/s sedangkan kecepatan arus maksimal rata-rata nya adalah 0,393 m/s. Kecepatan arus ter lambat adalah 0.001 m/s terjadi pada kedalaman 30 m sedangkan kecepatan arus tercepat adalah 0,410 m/s terjadi pada kedalaman 35 m. Secara umum arah arus yang terjadi di Laut Jawa pada monsun barat adalah menuju timur laut.
ANALISA PROFIL DASAR LAUT DAN KARAKTERISTIK SEDIMEN MENGGUNAKAN MULTIBEAM ECHOSOUNDER DI PERAIRAN JAKARTA asmoro, nuki widi; Manik, Henry Munandar; Umam, Choirul; azhari, Ferian; Pranowo, widodo setiyo; Kurniawan, Muhammad Azis; Setiyadi, Johar; Prihantoro, Andi Exyas
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.1.2024.843

Abstract

Profil dan karakteristik sedimen dasar laut menjadi informasi penting dalam kegiatan pengerukan alur Pelabuhan. Dasar sedimen yang bervariasi dan area pengerukan yang luas harus dapat dipetakan, serta dianalisa secara tepat agar memudahkan kegiatan pengerukan. Teknologi multibeam echosounder(MBES) dapat digunakan untuk mendeteksi kedalaman dan merekam data pantulan dasar laut, yang kemudian diproses menjadi mozaik pantulan sehingga membantu mengidentifikasi jenis dan morfologi dasar laut. Penelitian ini dilaksanakan di alur Pelabuhan Rukindo perairan Jakarta yang merupakan ordo khusus dengan kedalaman bervariasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan data in situ MBES dengan menganalisis nilai hamburan balik (backscatter) metode Angular Range Analysis dan Sediment Analysis Tools (ARA&SAT) dimana hubungan hamburan balik sangat erat dengan ukuran butiran sedimen. Validasi dilaksanakan dengan pengambilan sedimen, menggunakan grab sample sebanyak 12 titik di area penelitian, kemudian melaksanakan pengujian contoh sedimen di laboratorium untuk menghasilkan klasifikasi sedimen skala wenthworth. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran hasil pengujian sedimen dengan nilai backscatter MBES dan hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar pengklasifikasian sedimen halus berdasarkan nilai backscatter di laut Jakarta. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai intensitas sedimen dari backscatter MBES antara -15 db s.d -30 db dengan 3 klasifikasi sedimen yang didominasi oleh sedimen pasir halus. Berdasarkan nilai backscatter MBES diharapkan diketahui klasifikasi jenis sedimen sehingga berkontribusi untuk perencanaan pengerukan alur pelabuhan terkait dengan jenis substrat bawah laut sehingga kegiatan pengerukan dapat dilakukan dengan aman dan efektif.
RESPON SINGKAT KONSENTRASI KLOROFIL-A TERHADAP PERUBAHAN ARUS EDDY PERMUKAAN DI WILAYAH PERAIRAN TELUK TOLO DAN SEKITARNYA Napitupulu, Gandhi; Lukman, Annisa Aulia; Hatmaja, Rahaden Bagas; Kartadikaria, Aditya Rakhmat; Radjawane, Ivonne Milichrisiti; Millina, Ananda Vista; Akbar, M Apdillah; Napitupulu, Moses
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.1.2024.877

Abstract

Upwelling, sebuah proses oseanografi yang sangat penting, memperkaya air permukaan dengan massa air yang kaya nutrisi dari lapisan yang lebih dalam. Upwelling dapat terjadi sebagai respon dari dinamika arus eddy, dan ini kami temukan salah satunya di perairan Teluk Tolo dan sekitarnya. Penelitian ini menganalisis pengaruh arus eddy terhadap upwelling di wilayah tersebut dengan menggunakan data citra satelit dari Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS),  Copernicus Climate Change Service (C3S) dan model klimat dari ECMWF Reanalysis v5 (ERA 5). Data suhu permukaan laut (SST), klorofil-a permukaan laut (SSC), tinggi permukaan laut (SSH), dan angin permukaan laut (SSW) digunakan untuk memahami bagaimana arus eddy memengaruhi upwelling di wilayah kajian selama periode 15 tahun pengamatan (tahun 2006 hingga 2020). Hasil penelitian menunjukkan jumlah arus eddy yang terbentuk adalah 341 buah (195 buah untuk eddy siklonik (CE) dan 146 buah untuk eddy antisiklonik (AE)). Jumlah maksimum CE (AE) ditemukan pada bulan Januari dan Juni (bulan Juli dan Oktober) serta minimum pada bulan September (bulan Mei). CE menyebabkan anomali negatif SST serta anomali positif SSC dengan perubahan signifikan setelah dua hari CE terbentuk. Karakteristik anomali SST dan SSC pada CE didukung melalui nilai EPV (Ekman pumping velocity) positif (maksimum 3,5x10-6 m/s) yang mengindikasikan adanya upwelling. Sedangkan AE menyebabkan anomali positif SST serta anomali negatif SSC, dan mulai berubah tiga hari setelah AE terbentuk dengan nilai EPV negatif (minimum -1,1x10-6 m/s) yang menandakan adanya downwelling. Pengaruh eddy pada perairan Teluk Tolo dan sekitarnya terhadap upwelling lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh angin pada bulan Juni, Juli, dan Agustus.
PENGARUH INTRUSI AIR LAUT DAN HUBUNGANNYA TERHADAP TUTUPAN LAHAN TERBANGUN DI KECAMATAN PASAR MANNA DAN SEKITARNYA, KOTA MANNA, PROVINSI BENGKULU Landia, Karmila Putri; Setiawan, Budhi
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.1.2024.878

Abstract

Perubahan penggunaan lahan pada daerah pesisir akibat adanya peningkatan aktivitas manusia yang  meningkat dalam beberapa dekade terakhir menyebabkan pencemaran air tanah. Intrusi air laut merupakan salah satu bentuk pencemaran air tanah yang diakibatkan oleh masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui akuifer. Peningkatan jumlah bangunan berupa rumah masyarakat akan menyebabkan over-pumping sehingga muka air tanah menurun dan menyebabkan air laut masuk kedalam air tanah. Penelitian dilakukan di daerah pesisir Pantai Pasar Bawah, Kecamatan Pasar Bawah, Kota Manna. Tujuan dari penelitian mengidentifikasi pengaruh aktivitas antropogenik khususnya tutupan lahan terbangun terhadap intrusi air laut. Data yang digunakan adalah data primer berupa sampel air sumur yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan nilai salinitas, DHL (daya hantar listrik), dan TDS (Total dissolved solids) serta data sekunder berupa data citra satelit yaitu Landsat 8 OLI/TIRS yang diekstraksi untuk mengetahui nilai tutupan lahan terbangun dengan menggunakan indeks Normalized Difference Built-Up Index (NDBI). Hasil penelitian menunjukkan pada daerah dengan indeks tutupan lahan terbangun tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai salinitas, DHL (daya hantar listrik), dan TDS (Total dissolved solids). Berdasarkan hasil analisis titik pengamatan 9 yang berada di area indeks tutupan lahan terbangun tinggi memiliki tingkat salinitas tertinggi yaitu 42.6 ppm, begitupun dengan nilai DHL yaitu 281μS/cm dan nilai TDS dengan nilai 100,1 mg/l. Sebaliknya pada daerah penelitian 5 yang berada di indeks tutupan lahan terbangun rendah memiliki nilai salinitas terendah yaitu 17.3 ppm, begitupun dengan nilai DHL yaitu 115 μS/cm dan nilai TDS dengan nilai 45 mg/l.
Keberadaan sebaran sedimn pasir dasar laut berdasarkqn data seismik Di Daerah Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Riau Setyanto, Agus; Zulfikar, Muhammad; Zulivandama, Shaska R.; Setiady, Deny; Suherman, Irwan Hidayat
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.1.2024.889

Abstract

Penelitian keberadaan sebaran sedimen pasir laut dilakukan di daerah Perairan timur Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan pasir laut dengan mempertimbangkan karakter, volume dan kandungan pasir silika pada endapan dasar laut berdasarkan pola seismik refleksi. Metode penelitian yang digunakan adalah seismik pantul dangkal saluran tunggal (single channel) dengan menggunakan sumber gelombang suara Boomer, dengan energi sebesar 600 Joule. Berdasarkan pola reflektornya unit fasies seismik dibagi menjadi 3 unit yaitu: unit 1, unit 2 dan unit 3. Unit 1 diduga merupakan sedimen paling muda (sedimen resen) dengan fraksi pasir hingga fraksi halus (lumpur) dan bersifat relatif melampar karena tingkat sedimentasinya yang relatif seragam. Ketebalan unit 1 ini secara umum memperlihatkan ketebalan antara 0-48 meter dengan dominasi ketebalan berkisar 30–36 meter dan menunjukkan adanya perubahan ketebalan yang signifikan pada beberapa lokasi. Unit 2 merupakan unit yang diendapkan di bawah unit 1 dengan pola reflektor yang memperlihatkan subparalel- chaotic dan sebagian menunjukkan fitur acoustic blank, dominan kontinyuitas reflektornya sedang- rendah. Tetapi, pada sebagian tempat yang ditemukan fitur acoustic blank terjadi diskontinyuiti. Amplitudo reflektor pada unit ini bersifat sedang-rendah. Pola ketebalan sedimen unit 2 secara umum memperlihatkan ketebalan antara 2–58 meter dengan dominasi ketebalan berkisar 28–32 meter.

Page 1 of 1 | Total Record : 6