cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Seni Tari
ISSN : 22526714     EISSN : 25032585     DOI : -
Core Subject : Art,
Arjuna Subject : -
Articles 328 Documents
Perkembangan Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo Generasi Ke-6 Sampai Generasi Ke-7 Desa Solokuro Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Wulandari, Ayu; Jazuli, Muhammad
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 1 (2018): Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.996 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i1.22896

Abstract

Kesenian Jaran Jenggo merupakan kesenian arak-arakan pengantin khitanan dengan menggunakan kuda atau jaran yang diiringi musik jedor. Kesenian Jaran Jenggo mulai mengembangkan diri dari generasi ke-6 hingga kini memasuki generasi ke-7 akibat perubahan sosial yang terjadi karena tuntutan aspek pola pikir modern, pendidikan, dan ekonomi. Menjadikan Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo membuat inovasi bentuk kesenian agar tidak monoton. Perubahan inilah yang memotivasi Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo mengembangkan bentuknya. Tujuan penelitian untuk mengetahui perkembangan bentuk Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo dari generasi ke-6 sampai generasi ke-7. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan Sosiologi Seni untuk mengkaji pengaruh perkembangan masyarakat kepada seniman dalam menciptakan bentuk Kesenian Jaran Jenggo agar  terlihat lebih menarik. Perubahan sosial, membuat Kesenian Jaran Jenggo akhirnya mulai bangkit dengan inovasi bentuk seperti gerak, iringan, kostum dan rias, bahkan penambahan tahapan yaitu berupa tahap pamitan yang diawali pada Generasi ke-6 hingga menjadi bentuk baru dan dilanjutkan serta dikembangkan kembali hingga saat ini memasuki Generasi ke-7. Kesenian Jaran Jenggo Aswo Kaloko Joyo telah menemukan tingkat pemikiran yang cukup matang dalam menghadapi tantangan perubahan, dengan adanya perkembangan membuat Kesenian Jaran Jenggo tetap harus selalu meningkatkan mutu dan kualitas bentuk kesenian yang mereka miliki
NILAI MORAL PADA KESENIAN BUNCIS DI DESA TANGGERAN KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS Sabar, Sri Sabandiyah; Wiyoso, Joko
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.302 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i2.25540

Abstract

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui dan mendeskrisikan mengenai tiga aspek nilai moral pada Kesenian Buncis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan sosiologi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Teknik analisis data berdasarkan model Milles and Huberman. Hasil penelitian mengenai nilai religius pada Kesenian Buncis terdapat dalam sejarah, bentuk pertunjukan dan keadaan masyarakat seni. Bentuk pertunjuk meliputi: pola pertunjukan dan elemen-elemen pertunjukan. Nilai religius terdiri dari: sikap percaya kepada Tuhan, toleransi, kerukunan hidup, cinta damai, bersahabat. Nilai gotong royong tercermin dari rasa solidaritas sosial para pelaku seni, kerjasama, tanggung jawab, toleran, peduli lingkungan, peduli sosial, disiplin, kerja keras, dan kreatif baik dalam kehidupan bermasyarakat, latihan dan pertunjukan. Nilai cinta tanah air terlihat dari semangat kebangsaan, menghargai prestasi dan cinta damai, serta semangat dalam melestarikan warisan budaya dengan cara berkesenian dan berlatih. Kata Kunci: Nilai moral; Kesenian Buncis  
RESPON ESTETIS ANAK TERHADAP KESENIAN BARONGAN SINDHUNG RIWUT DI KABUPATEN BLORA Wulandari, Dewi; Hartono, Hartono
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.361 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i2.25846

Abstract

strak Penelitian ini mengkaji tentang Respon Estetis Anak Terhadap Pertunjukan Kesenian Barongan Sindhung Riwut Di Kabupaten Blora. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan bentuk pertunjukan dan bentuk respon estetis anak terhadap kesenian Barongan di Kabupaten Blora. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi/menarik kesimpulan. Hasil penelitian bentuk pertunjukan kesenian Barongan didukung oleh aspek pendukung, yaitu: pelaku, gerak, iringan, tata rias, tata busana, properti, tata suara, tata lampu dan tempat pentas. Bentuk respon estetis penonton anak dilihat dari karakteristik penonton atau latar belakang anak, proses berapresiasi penonton anak yang sangat antusias menonton pertunjukan dengan datang sebelum dimulai agar dapat tempat duduk, bentuk respon estetis yang diekspresikan, penonton anak memunculkan gerak dari pemain Singo Barong dan Bujang Ganong serta menggunakan iringan dan busana seadanya dengan halaman rumah sebagai tempat bermain. Simpulan respon yang dimunculkan anak-anak di Kabupaten Blora memiliki tanggapan yang positif, anak-anak lebih berekspresif dengan adanya Kesenian Barongan. Anak-anak memiliki bakat untuk menjadi pemain kesenian Barongan selanjutnya.
Tari Hadrah Sebuah Kajian Nilai Islami Pada Grup "Laskar Baabul Mustofa" Di Desa Bulusari Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Oktiana, Irna Tri; Indriryanto, Indriyanto
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.914 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i2.25993

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menjelaskan tentang bentuk pertunjukan tari Hadrah dan nilai Islami pada pertunjukan tari Hadrah grup “Laskar Baabul Mustofa” di Desa Bulusari Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, struktur koreografi, dan etik dan emik, dengan fokus penelitian nilai Islami pada pertunjukan tari Hadrah grup “Laskar Baabul Mustofa” di Desa Bulusari Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Teknik  pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara mengenali dan mendeskripsikan komponen-komponen pertunjukan tari, memahami hubungan antara komponen pertunjukan, dan melakukan interpretasi berdasarkan konsep. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk pertunjukan tari Hadrah dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pembuka, bagian inti, dan bagian penutup. Nilai Islami  pada tari Hadrah dapat dilihat melalui aspek visual dan aspek auditif. Aspek visual meliputi gerak, pelaku, tata rias, tata busana, tempat pertunjukan, tata lampu, tata suara, properti, dan penonton. Sedangkan aspek auditif terdiri dari instrumen musik dan syair. Dari aspek-aspek tersebut terdapat bentuk pertunjukan dan mengandung nilai Islami bagi pelakunya dan bagi masyarakat pendukungnya. Kata kunci: Tari Hadrah, Bentuk Pertunjukan, Nilai Islami       Abstract The purposes of this study are to know, describe, and explain the form of  Hadrah dance performance and Islamic value on Hadrah group dance performance named “Laskar Baabul Mustofa” at Bulusari Village Bulakamba District Brebes Regency. The approaches used in this study are descriptive qualitative, choreography structure, and ethic and emik, focusing on Islamic value on Hadrah group dance performance named “Laskar Baabul Mustofa” at Bulusari Village Bulakamba District Brebes Regency. The techniques of data collection are observation, interviews, and documentation. The analysis of the data by recognizing and describing the components of dance performance, understanding the relationship of the components of dance performance, and interpretation based on the concept. The results of the study show that the forms of Hadrah dance performance are divided into three forms such as opening, main part, and closing. The Islamic value on Hadrah dance could be seen through visual aspects and auditive aspects. The visual aspects are motion, dancer, makeup, dressing, the place of performance, lighting, sound systems, property, and audience. While the auditive aspects are musical instruments and poetry. From those aspects contain performance form and Islamic value for the dancers and for the supporting community.             Keywords: Hadrah  Dance; Performance; Islamic value        
EKSISTENSI AGNES SEBAGAI PENARI LENGGER Marsiana, Deva; Arsih, Utami
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.651 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i2.26396

Abstract

Agus Widodo atau yang dikenal dengan Lengger Agnes merupakan salah satu Lengger lanang yang eksis di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil sebagai penari Lengger, kegiatan pelatihan Agnes, dan aktivitas pertunjukan Lengger Agnes. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangsulasi teknik, dan triangulasi waktu.Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah Eksistensi Lengger Agnes dapat dilihat dari Profil Agus Widodo Sebagai Penari Lengger, Pelatihan dan Aktivitas Pementasan. Profil Agnes sebagai penari Lengger meliputi Latar belakang keluarga, Riwayat pendidikan dan Laku yang dijalankan oleh Agus Widodo untuk menjadi seorang Lengger. Pelatihan yang dilakukan oleh Agnes terhadap peserta latihan dilakukan di Sanggar Mranggi Laras pimpinan Agus Widodo. Aktivitas pementasan yang dilakukan oleh Lengger Agnes dilakukan dalam acara ngunduh mantu, hajatan, wayangan, festival, orkes calung. Lengger Agnes tidak hanya bisa menari tetapi juga bisa nyindhen. Terdapat elemen pertunjukan yaitu pelaku, gerak, iringan, rias, busana, tempat pertunjukan dan penonton. Kesimpulan hasil penelitian adalah eksistensi Agnes sebagai penari Lengger masih terus berjalan dan Lengger Agnes selalu berusaha untuk menyesuaikan pertunjukan sesuai selera serta kebutuhan masyarakat. Kata kunci: Eksistensi, Lengger, Aktivitas Pertunjukan
PROSES PENCIPTAAN TARI TANI MELATI DESA KALIPRAU KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG KARYA BAYU KUSUMA LISTYANTO Hartanti, Devi; Iryanti, Veronica Eny; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.93 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i2.26633

Abstract

Abstrak Tari Tani Melati merupakan tarian khas Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang yang ditarikan berpasangan.Tari Tani Melati menggambarkan aktivitas masyarakat petani pesisir pantai utara jawa (pantura) terutama di desa Kaliprau yang beranjak, bergegas, dan berangkat ke ladang setiap pagi untuk memetik, menyortir dan meronce bunga melati. Tari tani melati mempunyai keunikan dibagian tata busana. Digunakan untuk menggambarkan identitas desa Kaliprau kecamatan Ulujami kabupaten Pemalang yaitu motif batik tulis dengan corak dan warna kuncup bunga melati. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tari tani melati dari segi proses penciptaan, bentuk penyajian dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses penciptaan Tari Tani Melati. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan koreografis. Teknik pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi serta teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data dilakukan deskriptif kualitatif dengan langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses penciptaan didapatkan dari penemuan ide, proses garap yang meliputi tahap eksplorasi, tahap improvisasi, tahap komposisi. Bentuk tari terdiri dari struktur tari dan beberapa elemen yaitu tema, iringan, tata busana, tata rias, properti. faktor-faktor yang mempengaruhi proses penciptaan tari tani melati terdiri dari faktor lingkungan, keterampilan, identitas, orisinalitas dan apresiasi.   Kata Kunci: proses penciptaan, bentuk tari, tari tani melati     Abstract                                         Tani Melati dance is a typical dance of Kaliprau village in Ulujami sub-district, Pemalang regency which is danced in pairs, but can be dance singly, in groups, or in mass. Tani Melati dance shows the activities of Java north coast farmers, especially in Kaliprau village, who get up, hurry, and go to the fields every morning to pick, sort and string jasmine flowers. Tani melati dance has a unique part of fashion. It is used to describe the identity of Kaliprau village in Ulujami sub-district, Pemalang district, which is a batik motif with shades and colors of jasmine flower buds. This research to describe Tani Melati dance in terms of the creation process, presentation form and the factors that affect the process of creating Tani Melati dance. This research used descriptive qualitatif method with a choreographic approach. Data collection techniques were obtained from observation, interview, documentation, and data validation technique using source triangulation technique. Data analysis was carried out by qualitative descriptive with the steps of data reduction, data presentation, and conclusions. The results of the research show that the creation process is derived from the discovery of ideas, the work process which includes  exploration stage, improvisation stage, and composition stage. The form of dance consists of dance structure and several elements, including accompaniment, costume, makeup, property. The factors that affect the process of creating Tani Melati dance consist of environmental factors, skills, identity, originality and appreciation.   Keywords: creation process, form of dance, tani melati dance
PROSES GARAP KOREOGRAFI TARI RUMEKSA DI SANGGAR TARI DHARMO YUWONO KABUPATEN BANYUMAS Atikoh, Alisahatun; Cahyono, Agus
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.988 KB)

Abstract

Tari Rumeksa merupakan tari kreasi yang diciptakan oleh Ibu Kustiah dan tim. Proses penciptaan tari Rumeksa terinspirasi dari kesenian Lengger Banyumasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan bentuk koreografi tari Rumeksa. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian koreografis dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknis analisis data melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa koreografi tari Rumeksa meliputi proses koreografi dan bentuk koreografi. Proses koreografi terdiri dari proses penemuan ide, eksplorasi, improvisasi dan komposisi. Bentuk koreografi meliputi judul, pola garap, gerak, iringan, tata rias, tata busana dan properti. Tari Rumeksa memiliki keunikan yaitu gerakan tari Rumeksa terdiri dari gerakan tari lenggeran, baladewan dan ebeg/jaranan. Dilengkapi dengan pemakaian busana jeblosan guna mempermudah dalam melakukan gerakan, tanpa menghilangkan kesan feminim dan menggunakan iringan calung Banyumas membuat tari Rumeksa terkesan lincah, meriah, dan memiliki daya tarik tersendiri.
PEMBARONG WANITA DALAM KELOMPOK BARONGAN SAMIN EDAN Dewi, Elza Monica Uswantari; Kusumastuti, Eny; Lanjari, Restu
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.374 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i2.27171

Abstract

Pembarong wanita adalah penari wanita yang menarikan tokoh Barongan dengan menggunakan properti topeng Barongan dalam kesenian Barongan Kabupaten Blora. Pembarong wanita dalam kelompok Barongan Samin Edan di Semarang merupakan fenomena unik dimana belum dijumpai pada kelompok Barongan umumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk pertunjukan Barongan Samin Edan dan penampilan pembarong wanita. Metode yang digunakan ialah deskriptif kualitatif dan pendekatan etnokoreologi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik keabsahan data dengan metode triangulasi teknik, triangulasi waktu dan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian berupa bentuk pertunjukan Kelompok Barongan Samin Edan serta aspek-aspek penampilan pembarong wanita yakni bakat, ketrampilan, dan sarana/media. Bentuk perunjukan Kelompok Barongan Samin Edan di dalamnya memiliki elemen-elemen pertunjukan seperti; tema, alur dramatik, gerak, penari, pola lantai, ekspresi wajah / polatan, tata rias, tata busana, tata iringan / musik, tempat pertunjukan, properti, dan tata cahaya.
Nilai Moral Pertunjukan Barongan Risang Guntur Seto Blora Ciptiningsih, Cardinalia; Indriyanto, Indriyanto
Jurnal Seni Tari Vol 6 No 1 (2017): Jurnal Seni Tari
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.507 KB) | DOI: 10.15294/jst.v6i1.14757

Abstract

Barongan Risang Guntur Seto in his show contains certain moral values. This study examines the moral values ??that are showed in Barongan Risang Guntur Seto perfomance. The method used a qualitative approach with normative ethics. Collecting data through observation, interviews and documentation. Data analysis uses dance analysis based on Adshead Theory. The research results of  the moral value Barongan Risang Guntur Seto is focussed on the theme, storyline, and accompaniment. Pattern sequence or structure of the performance is the opening, content/core and closing. The permance tell the responsibilities of soldiers on the king on the theme. Dramatic Geger Kediri storyline is about two knights who hold trust, namely Gembong Amijoyo and Jaka Lodra. Gembong Amijoyo has responsible to look after Alas Jati Wengker While Jaka Lodra gain the responsible of Panji Asmara Bangun to propose Dewi Sekartaji. Accompanying used in Barongan Risang Guntur Seto is Barongan Blora accompaniment depicting two knights of the character Gembong Amijoyo and Jaka Lodra in implementing Responsible. The moral values ??of the  Barongan Risang Guntur Seto performance is the kindness that is formed from religious, honest,  tolerant, friendly, and responsibility while the disadvantage is the dispute between the brothers, which resulted in a fierce battle.    
BENTUK PERTUNJUKAN JARAN KEPANG PAPAT DI DUSUN MANTRAN WETAN DESA GIRIREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG Istiqomah, Anis; Lanjari, Restu
Jurnal Seni Tari Vol 6 No 1 (2017): Jurnal Seni Tari
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.758 KB) | DOI: 10.15294/jst.v6i1.15510

Abstract

Abstrak ___________________________________________________________________Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk pertunjukan yang terkandung di dalam  pertunjukan Jaran Kepang Papat di Dusun Mantran Wetan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan triangulasi yaitu gabungan antara observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data bersifat induktif, serta teknik keabsahan data, ketekunan pengamatan, reduksi data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertunjukan pada kesenian Jaran Kepang Papat dapat dilihat melalui elemen-elemen pertunjukan yaitu lakon, pemain atau pelaku, gerak, musik, tata rias, tata busana, tempat pementasan, properti, sesaji, dan penonton. Pemain atau pelaku Jaran Kepang Papat merupakan seluruh anggota yang berjumlah 16 orang yang semua pemain merupakan laki-laki dan satu garis keturunan, sedangkan penari Jaran Kepang Papat yang berjumlah empat orang menjadi ciri khas tersendiri pada setiap pertunjukannya. Gerak perangan merupakan gerak puncak pada pementasan, karena biasanya salah satu penari ada yang mengalami kerasukan.   Kata Kunci : Bentuk Pertunjukan, Jaran Kepang Papat, Penari Hanya Empat, Satu Garis Keturunan.   Abstract ___________________________________________________________________This study aims to investigate the form of a show which was contained in Jaran Kepang Papat performance in Mantran Wetan Village. Qualitative method wasemployed in this study. Data collection techniques used triangulation which combines observation, interview, and documentation, data analysis was inductive/qualitative and data validity technique, perseverance observation, data reduction, data verification, and conclusion. Qualitative research results further emphasized the significance of the generalization. The findings showed that the form of the show of Jaran Kepang Papat performance could be seen through the elements of the show, they were the act, players or actors, motion, music, make-up, fashion, stage, properties, offerings, and the audience. The total player of Jaran Kepang Papat which concicted of 16 men and in one lineage with, although four Jaran Kepang Papat dancers became its own characteristics on Jaran Kepang Papat performance. Perangan motion was a peak motion in the performance , because there was one of the dancers who usually have possessed. Jaran Kepang Papat performance was held at saparan or bersih desa celebration, nadzar or a promise which was said when recovering  from illness, graduating school, and repaing windfall, and performed at the Festival of the five mountains.   Keyword : Performance?s form, Jaran Kepang Papat,Only Four Dancer, One Lineage

Page 4 of 33 | Total Record : 328