cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Seni Tari
ISSN : 22526714     EISSN : 25032585     DOI : -
Core Subject : Art,
Arjuna Subject : -
Articles 328 Documents
KOREOGRAFI TARI OREK-OREK DI SANGGAR ASRI BUDAYA LASEM KABUPATEN REMBANG Surati, Surati; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 6 No 2 (2017): Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.176 KB) | DOI: 10.15294/jst.v6i2.16006

Abstract

ABSTRAK Tari Orek-orek merupakan tarian khas Kabupaten Rembang yang ditarikan secara berpasangan putra dan putri. Tari Orek-orek menceritakan pergaulan antara sepasang suami istri yang sedang bekerja di sawah. Gerak yang ada pada tari Orek-orek didapatkan dari proses eksplorasi, improvisasi dan juga komposisi. Tari Orek-orek memiliki keunikan dalam balutan kostumnya. Digunakan untuk menggambarkan identitas Kabupaten Rembangyang diwujudkan dalam bentuk batik khas yang ada di Kabupaten Rembang yaitu batik tulis lasem. Tari Orek-orek menggunakan rias korektif pada penari putri dan rias kethoprak pada penari putra. Alasan tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk mendeskripsikan tari Orek-orek dari segi proses koreografi dan bentuk tari. Penelitian yang dipakai oleh peneliti yaitu penelitian kualitatif. Peneliti dalam melakukan penelitian dan mengumpulkan data dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi. Data yang sudah didapatkan peneliti di analisis dengan menggunakan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.   Kata kunci: bentuk tari, koreografi, tari orek-orek ABSTRACT Orek-orek dance is special dance from Rembang regency who danced couple by men and woman. Orek-orek dance tell about husband and wife that work in rice field. Movement in orek-orek dance arrange from exploration, improvisation, and composition. Orek-orek dance has an unique costume. This costume used to explain identity of Rembang regency that formed in batik tulis lasem, an spesial batik in rembang regency. Orek-orek dance used corrective make up for women dancer, and kethoprak make up for men dancer. This research describe orek-orek dance from choreography process and form of dance. Qualitative research method used in this research. Researcher use observation, interview, and documentation to get data. Analisys data use reduction data, display data, and conclusion.   Keywords: form of dance, choreography, orek-orek dance  
Tari Melinting Tari Melinting di Masa Lalu dan Masa Kini Bulan, Indra
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.737 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i1.24899

Abstract

Tumbuh kembang Tari Melinting yang notabane milik masyarakat Lampung menjadi menarik diperhatikan terutama merujuk pada tujuan dan fungsinya saat ini yang terus berubah.  Perubahan-perubahan tersebut dapat terlihat dan dibandingkan dengan bentuk awalan tarian tersebut hidup. Secara rinci terdapat  perbedaan dalam penyajian tari Melinting baik dari segi fungsi, bentuk, maupun maknanya. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan perkembangan dan perubahan bentuk tari melinting sebagai upaya pelestarian dan pengembangan budaya lokal. Metode yang digunakan untuk mengungkap perkembangan dan perubahan bentuk tari Melinting yakni metode deskriptif kualitatif. Perkembangan dan perubahan bentuk Tari Melinting dapat dilihat pada tiap elemen seni pertunjukan mulai dari aspek penari, gerak, pola lantai, tata rias, busana, iringan musik, penonton dan elemen pendukung lainnya. Perkembangan dan perubahan yang terjadi merupakan upaya pemerintah dan seniman Lampung dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya dan kearifan lokal.
Proses Penciptaan Tari Patholan di Kabupaten Rembang Restiana, Ida; Arsih, Utami
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.343 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i1.29167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penciptaan Tari Patholan di Kabupaten Rembang. Tari Patholan merupakan tari kreasi yang ide dasarnya dari pathol sarang atau biasa disebut gulat yang bertemakan hiroik (kepahlawanan). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskripstif, dengan pendekatan koreografis. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tari Patholan merupakan tari berpasangan yang ditarikan oleh penari laki-laki. Proses penciptaan Tari Patholan meliputi tahap eksplorasi yaitu penjajagan tentang gerak gulat, tahap improvisasi yaitu pencarian gerak bantingan, dan komposisi yaitu penggabungan gerak menjadi tari utuh. Bentuk pertunjukan Tari Patholan meliputi tema, gerak, penari, musik/iringan, tata rias, tata busana, pentas, tata lampu, dan properti. Faktor ? faktor yang mempengaruhi proses penciptaan Tari Patholan terdiri dari, lingkungan, sarana atau fasilitas, keterampilan, identitas, orisinalitas, dan apresiasi.
Suwitri : Inspirator dan Kreator Tari Topeng Panji Gaya Tegal Solikhun, Solikhun; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 2 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.375 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i2.29536

Abstract

Penelitian ini mengacu pada bagaimana Suwitri sebagai inspirator dan kreator dalam mengimplementasikan karakter tokoh panji, dan bagaimana Suwitri mengimplementasikan karakter tokoh panji. Tari Topeng Panji Gaya Tegal selalu ditarikan oleh seorang perempuan, hal tersebut bertolak belakang dengan karakter tokoh panji, sehingga pusat penelitian utama adalah peran Suwitri dalam membentuk karakter tokoh panji. Tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan bagaimana upaya Suwitri mendalami karakter tokoh panji dalam Tari Topeng Panji Gaya Tegal, dan mendeskripsikan peran Suwitri sebagai inspirator dan kreator terhadap pembentukan karakter tokoh dalam Tari Topeng panji Gaya Tegal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Perolehan data lapangan kemudian diolah dan dituliskan dalam metode deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menyebutkan Suwitri dapat mengimplementasikan karakter panji dengan baik meskipun Suwitri seorang perempuan, bakat sebagai pewaris Tari Topeng Tegalan dari keluarga, kepribadian yang kelaki-lakian, serta kegemarannya menarikan karakter putra merupakan faktor keberhasilan Suwitri dalam mengimplementasikan karakter panji. Faktor sumber daya manusia (laki-laki) yang tidak mau menekuni dunia seni tari dengan pola pikir bahwa tari merupakan dunia perempuan dan laki laki hanya sebagai fasilitas pendukung pertunjukannya menjadi faktor utama mengapa Tari Topeng Panji Gaya Tegal selalu ditarikan oleh penari perempuan
Fenomena Erotis Tari Gondorio dalam Kesenian Reog Gondorio Grup Indah Priyagung Laras Kabupaten Grobogan Cahyani, Candra Nur; Putra, Bintang Hanggoro
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.756 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30260

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Tari Gondorio dari segi bentuk pertunjukan, dan fenomena erotis Tari Gondorio. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan emik-etik. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data diperiksa dengan triangulasi Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penyimpulan. Hasil dari penelitian mengemukakan bentuk tari Gondorio meliputi komponen verbal (berupa sastra tembang dan parikan) dan komponen non verbal (berupa tema, gerak, penari, ekspresi wajah, rias, busana, iringan, panggung, properti, dan pencahayaan). Fenomena Erotis Tari Gondorio dapat dianalisis dari bentuk gerak, mimik wajah, sikap tubuh, sentuhan, suara, dan kalimat.
Kesenian Kuda Lumping di Paguyuban Genjring Kuda Lumping Sokoaji: Kajian Enkulturasi Budaya Rachmawati, Sofia; Hartono, Hartono
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.622 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30418

Abstract

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan enkulturasi budaya dengan kajian pokok bentuk pertunjukan kesenian Kuda Lumping Sokoaji dan proses enkulturasi budaya di Paguyuban Genjring Sokoaji. Metode penelitian kualitatif digunakan peneliti untuk mengkaji enkulturasi budaya dengan menggunakan pendekatan antropologi prehistori dan pendekatan etik emik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi/kesimpulan. Penelitian ini menjelaskan bahwa proses enkulturasi di Paguyuban Genjring Sokoaji terjadi secara turun-temurun melalui keluarga, lingkungan, dan pembelajaran. Anggota Paguyuban Genjring Sokoaji mengenkulturasi kesenian Kuda Lumping secara tradisional dan melalui proses pembelajaran informal.
Tari Angguk Rodat sebagai Identitas Budaya Masyarakat Desa Seboto Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Utami, Sri; Utina, Usrek Tani
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.158 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30599

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bentuk pertunjukan tari Angguk Rodat sebagai identitas budaya masyarakat Desa Seboto. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian mengemukakan bahwa identitas budaya Desa Seboto melalui Tari Angguk Rodat dapat dilihat dari faktor biologis, sosial, kultural, religius, dan faktor ekonomi masyarakat Seboto. Pertunjukan Tari Angguk Rodat terdiri dari tema, pelaku, gerak, iringan, tata busana dan tata rias, tata pentas, pola lantai dan properti. Tari Angguk Rodat kini dapat dikenal masyarakat Seboto sebagai salah satu identitas kesenian Desa Seboto.
Estetika Beksan Srimpi Mandrarini di Pura Mangkunegaran Wijaya Mulya Catur Tunggal, Harist Harjanti; Kusumastuti, Eny
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.742 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30632

Abstract

Beksan Srimpi Mandrarini merupakan salah satu beksan klasik yang berkembang di Pura Mangkunegaran tercipta pada masa Mangkunegaran V. Beksan Srimpi Mandrarini berasal dari kata ?Mandra? yang artinya kelebihan dan ?Rini? artinya perempuan jika digabungkan mengandung arti perempuan yang mempunyai kelebihan. Kelebihan yang dimaksud digambarkan dengan prajurit wanita yang sedang berlatih perang tanpa berganti pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan dan menginterpretasi Estetika Beksan Srimpi Mandrarini yang meliputi wujud/bentuk, bobot/isi dan penampilan. Metode yang digunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan estetika serta menggunakan pendekatan etik dan emik. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Estetika Beksan Srimpi Mandrarini dapat dilihat dari bentuk yang terbagi menjadi dua yaitu pola dan elemen. Pola terdri atas maju beksan, beksan, mundur beksan dan elemen terdiri atas gerak, pelaku, tema, tata iringan, tata rias dan busana, tata lampu, tata panggung dan properti. Bobot meliputi suasana, ide dan pesan. Penampilan meliputi bakat,ketrmpilan dan sarana. Saran bagi pelaku seni di Pura Mangkunegaran agar dapat meneruskan khususnya dalam mengembangkan Tari Gaya Mangkunegaran dengan cara memperhatikan nilai-nilai estetis pada Beksan Srimpi Mandrarini
Fenomena Cross Gender Pertunjukan Lengger pada Paguyuban Rumah Lengger Mahfuri, Rindik; Bisri, Moh. Hasan
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.48 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i1.30636

Abstract

Cross gender merupakan suatu istilah peran atau sifat yang menyeberang dari kepribadian seseorang. Fenomena cross gender yang terjadi adalah munculnya kembali penari lengger laki-laki pada kesenian Lengger yang sudah hampir hilang karena perkembangan zaman tepatnya di Paguyuban Rumah Lengger di Desa Pandak Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena bentuk pertunjukan kesenian Lengger Paguyuban Rumah Lengger yang ditarikan oleh penari cross gender dan fenomena penari cross gender dalam pertunjukan kesenian Lengger di Paguyuban Rumah Lengger. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil analisis data, hasil temuan dari fenomena cross gender pada kesenian Lengger paguyuban Rumah Lengger meliputi fenomena bentuk pertunjukan yang terdiri dari struktur pertunjukan (yang meliputi pola awal, pola tengah, dan pola akhir pertunjukan), gerak, properti, tata rias dan tata busana, musik iringan, dan tempat pertunjukan, serta fenomena penari cross gender dalam pertunjukan Lengger yang dapat ditunjukkan dari segi gerak dan tata rias busana.
Makna Simbolik Pertunjukan Tari Topeng Klana Cirebon Gaya Palimanan Martino, Tio; Jazuli, Muhammad
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 2 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.061 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i2.30688

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna simbolik pertunjukan Tari Topeng Klana Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang diabsahkan dengan triangulasi, kemudian dianalisis menggunakan tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukan makna Tari Topeng Klana terdapat pada elemen penari, gerak representatif, gendhing gonjing, busana, properti (ules, kedok, gantungan), sesaji dan lakon. Pemaknaan berasal dari masyarakat atau penonton dan seniman setempat. Penonton menginterpretasi Tari Topeng Klana Cirebon sebagai konotasi angkara murka dan wujud amarah. Seniman memaknai Tari Topeng Klana menjadi tiga interpretasi, yaitu 1) Manusia yang berada pada puncak kematangan fisik, psikis, dan pola pikir. 2) Semangat mencapai tujuan hidup dengan memegang teguh pedoman agar jauh dari ketersesatan. 3) Manusia dalam mencapai dan menetapkan suatu tujuan manusia selalu bertindak dengan penuh pertimbangan. Interpretasi masyarakat yang bertentangan dengan seniman setidaknya dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu 1) ketidaktahuan masyarakat, 2) penghayatan yang kurang mendalam, 3) feferensi masyarakat dalam menginterpretasi berdasarkan pengetahuan yang populer di lingkungannya, serta 4) faktor seniman.

Page 5 of 33 | Total Record : 328