cover
Contact Name
Irawan Wibisono
Contact Email
irawan@akfis-whs.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
irawan@akfis-whs.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
ISSN : 25488716     EISSN : 25992791     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Fisioterapi & Rehabilitasi, a publication from the Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang, is a peer-reviewed online journal with biannual print on demand compilation of issues published. Editors invite researchers and practitioners in the field of physiotherapy to pour the results of library research studies, theoretical ideas or applications as well as critical analysis studies in order to improve professional self and responsibility for the development and progress of nation education especially in the world of physiotherapy.
Arjuna Subject : -
Articles 125 Documents
KELEMAHAN OTOT GLUTEAL SEBAGAI FAKTOR RESIKO MUNCULNYA KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH Arif Pristianto
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.712 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.51

Abstract

Otot sebagai jaringan lunak kontraktilitas yang ada pada tubuh manusia tersusun oleh rangkaian yang saling berhubungan. Rangkaian ini menunjukkan bahwa kerja otot saling mempengaruhi dalam menjalankan fungsinya. Fungsi dari otot sebagai stabilisator maupun mobilitator dibedakan atas lapisan dan letak otot tersebut. Mobilitas yang ada di ektremitas baik atas maupun bawah tentunya akan lebih baik jika ditunjang stabilitas pada batang tubuh. Kondisi batang tubuh yang kurang baik dapat dilihat dari postur yang buruk serta adanya keluhan nyeri pada punggung bawah atau yang sering disebut low back pain. Nyeri punggung bawah sebenarnya merupakan simtomatif yang merujuk adanya masalah pada area punggung ke bawah. Masalah ini dapat muncul karena ketegangan otot akibat aktivitas yang berlebih pada otot punggung dan dapat disebabkan oleh kerja otot lain yang kurang aktif. Salah satu aktivasi otot yang turut menetukan beban kerja pada otot punggung adalah kelompok otot gluteal. Otot-otot gluteal merupakan komponen penting pada saat trunk berada pada posisi setengah ekstensi dari posisi fleksi penuh. Secara anatomi, kelompok otot ini memberikan stabilisasi lateral pada sendi panggul dan panggul karena tugasnya adalah mengontrol posisi panggul dalam menjaga stabilitas batang tubuh. Pada individu yang memiliki kecenderungan duduk dalam waktu yang lama, otot gluteal dapat mengalami atropi dan penurunan kekuatan/aktivasi. Hal ini merubah kestabilan kerja pada otot panggul dan batang tubuh pada bagian depan dan belakang serta atas dan bawah. Konsep muscle imbalance dimana bagian yang menurun aktivasinya akan memicu aktivasi berlebih pada bagian lain dan dari hal inilah muncul keluhan muskuloskeletal pada pinggang bawah yang ditandai dengan adanya nyeri pada area pinggang bawah.
PERBEDAAN PENGARUH EFEK AKUT INSTRUMENT ASSISSTED SOFT TISSUE MOBILIZATION (IASTM) DAN SELF MYOFASCIAL RELEASE (SMFR) UNTUK MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING wijianto .; Nizar Wazdi
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.801 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.67

Abstract

Latar Belakang: Instrumen Assisted Soft Tissue Mobilization (IASTM) merupakan prosedur terapi yang mana menggunakan instrumen untuk secara mekanik menstimulus struktur jaringan lunak untuk mengurangi nyeri otot, ketidaknyamanan, dan meningkatkan secara keseluruhan mobilitas dan fungsi Self Myofascial Release (SMFR) merupakan salah satu teknik manual terapi dengan cara memberikan tekanan pada otot dan fascia yang bertujuan untuk menambah Range of Motion (ROM), mengurangi nyeri, dan meningkatkan fungsi. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek akut perubahan fleksibilitas otot hamstring setelah diberikan IASTM dan SMFR, juga mengetahui adanya perbedaan efek akut antara pemberian IASTM dan SMFR pada perubahan fleksibilitas otot hamtring. Metode: Penelitian eksperimen dengan membandingan pre dan post tes dari dua kelompok yang berbeda perlakuan. Kelompok pertama diberikan perlakuan teknik IASTM, kelompok kedua diberikan perlakuan SMFR. Data yang dikumpulkan dianalisa menggunakan paired t-test dan mann-whitney test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan efek akut IASTM terhadap fleksibilitas otot hamstring (p = 0,001), efek akut SMFR terhadap fleksibilitas otot hamstring (p = 0,000), Perbedaan pengaruh antara passive dan active MFR terhadap ketegangan otot (p = 0,134). Kesimpulan: Terdapat peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada grup 1 dan grup 2. Tidak ada beda pengaruh yang signifikan antara pemberian IASTM atau SMFR terhadap fleksibilitas otot hamstring. Kata Kunci: Hamstring, instrumen assisted soft tissue mobilization, fleksibilitas, self myofascial release.
Hubungan Overweight Pada Mahasiswi Terhadap Kejadian Low Back Pain Myogenic Safun Rahmanto
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.445 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.71

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Perubahan gaya hidup santai pada mahasiswi berkaitan dengan penurunan aktivitas fisik yang mengakibatkan terjadinya overweight. Overweight yaitu penumpukan lemak tubuh karena pengeluaran energi berkurang. Overweight dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal dan salah satu jenis gangguan muskuloskeletal yang sering terjadi adalah low back pain myogenic. LBP myogenic adalah nyeri punggung bawah disebabkan faktor myogenic atau otot yang menjadi sumber nyeri. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan overweight pada mahasiswi terhadap kejadian low back pain myogenic. Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sebanyak 90 sampel diambil menggunakan metode purposive sampling. Indeks massa tubuh overweight didapat dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan sedangkan low back pain myogenic diukur dengan kuisioner Nordic Body Map (NBM). Hasil: Penelitian dengan uji spearmen didapatkan nilai p=0,02 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan overweight pada mahasiswi terhadap kejadian low back pain myogenic. Kata Kunci: Overweight, Low Back Pain Myogenic, Mahasiswi
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 8–10 TAHUN Diyono Diyono
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.048 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.73

Abstract

Latar Belakang : Dewasa ini masalah kegemukan semakin meningkat seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kemajuan teknologi yang membuat aktivitas masyarakat semakin rendah. Peningkatan masalah kegemukan bukan hanya mengancam orang dewasa, namun juga pada anak – anak. Peningkatan masalah kegemukan ini sangat erat kaitanya dengan kemauan anak – untuk melakukan aktivitas fisik. Salah satu yang harus diperhatikan adalah perkembangan kemampuan motorik yang berlangsung pada kehidupan anak. Tujuan : untuk mengetahui apakah ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan kemampuan motorik kasar pada anak usia 8-10 tahun di Desa Tanon Kidul Kelurahan Colomadu, Kecamatan Gedongan Kabupaten Karanganyar. Metode : penelitian menggunakan pendekatan korelasional. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih serta mendeteksi sejauh mana variabel-variabel pada satu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Hasil : Secara statistik, terdapat hubungan antara Indeks Massa tubuh dengan kemampuan motorik kasar pada anak usia 8 -10 tahun. Analisis korelasi menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Dan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0.699 yang berarti memiliki keeratan hubungan sedang. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah nilai IMT seorang anak maka kemampuan motorik kasarnya akan semakin baik.
PENGARUH TERAPI LATIHAN DAN PEMASANGAN BANDAGE PADA CONGENITAL TALIPES EQUINO VARUS BILATERAL DI YPAC SEMARANG : LAPORAN KASUS Didik Purnomo; Irawan Wibisono; Rahma Nurwidianti
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.991 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.74

Abstract

Background : Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) or commonly called Clubfoot is a general term used to describe a general deformity which is foot changes from its normal position. Problems that occur in the Congenital Talipes Equino Varus Bilateral case are the limited range of motion on both ankles, the presence of contractures in the posterior tibialis muscle. Physiotherapy role by providing modalities such as bandage usage, stretching, wall bars exercise, parallel bars exrcise and easy standing exercise.Case Presentation : Patients in this case were 9-year-old women using interventions in the form of bandage usage, wall bars exercise, parallel bars exrcise and easy standing exercise for 6 sessions.Method : This case report assesses the patient's joint motion range by measuring differences between pre-test and post-test.Results: Patients do not improved in the ankle range of motion.Conclusion : In this case, it was shown that exercise therapy given and bandage usage on 9-year-old patients with CTEV conditions could not change the patient's ankle range of motions.
TINJAUAN SOSIOLOGIS OLAHRAGA DAN ANAK-ANAK Maksimus Bisa
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.436 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.76

Abstract

Anak-anak dan olahraga adalah sesuatu yang selalu berjalan beriringan dan merupakan tanggung jawab orangtua anak untuk menangani hal ini dengan cara yang benar. Sangat diperlukan Keterlibatan aktif orangtua dalam memberikan bantuan secara emosional, kritik yang baik dan membangun, membantu mengatasi kekecewaan dan kehilangan. Manfaat yang didapat dari olahraga secara fisik adalah menciptakan gaya hidup sehat yang diteruskan hingga dewasa melalui kesadaran tentang makanan bergizi, berolahraga, dan pengembangkan keterampilan motorik. Manfaat dari aspek sosial meliputi rasa memiliki akan kelompok sehingga dapat terbangun persahabatan, pengembangan keterampilan kepemimpinan dan kerja tim serta belajar sportif. Demikian juga dari aspek emosional berupa pencitraan, harga diri, meredakan stres, dan mengurangi depresi. Disamping itu, manfaat yang diperoleh dari aspek pendidikan adalah mengembangkan disiplin untuk menetapkan tujuan dan bekerja sehingga mencapai tujuan tersebut melalui pemikiran strategis, keterampilan menghitung, dan komunikasi. Perubahan sosial dan tren olahraga pemuda dalam organisasi olahraga saat ini adalah program yang terorganisir dan menjadi semakin diprivatisasi. Olahraga lebih banyak saat ini disponsori oleh organisasi swasta dan komersial dibanding publik/pemerintah. Program yang diselenggarakan semakin cenderung menekankan etika dalam berkinerja (nilai olahraga) dan terjadi peningkatan jumlah fasilitas pelatihan olahraga elit. Orang tua menjadi lebih terlibat dan perhatian akan keberhasilan anak-anak mereka dalam olahraga pemuda yang terorganisir. Demikian juga partisipasi dalam olahraga alternatif dan ekstrim telah meningkat sebagai target dari para sponsor.
Pengaruh Senam Otak terhadap Kesehatan Mental Lanjut Usia Farahdina Bachtiar
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.483 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.77

Abstract

Introduction: An increase in the elderly population is something that cannot be avoided as an effect of improving people's quality of life. However, this is a challenge because many elderly not only experience physical disorders but also mental disorders. Various studies have found that physical activity can improve mental health in the elderly. Therefore, this study aims to examine the effect of brain gym exercise on mental health of the elderly. Methods: This study used an experimental research design. The sample used was elderly women who visited Puskesmas Tamalanrea Jaya Makassar. The number of samples in this study was 20 elderly people divided into the treatment group and control group. The treatment group received the elderly gym and brain gym while the control group was only given elderly gym. Mental status for all elderly people was measured using the Beck Depression Inventory (BDI) II questionnaire. The data obtained were analyzed using the SPSS 22.0 for Windows package. Results: The results showed that there were significant changes in mental status after brain gym exercise in the treatment group (p<0.05), whereas there were no significant changes in mental status after elderly gym exercise in the control group (p>0.05). In addition, it was found that there were no significant differences in the value of mental status between the treatment group and the control group (p> 0.05). However, the mean value of mental status in the treatment group was greater than the mean value in the control group. Conclusion: Therefore, it can be concluded that there is an effect of brain gym exercise to changes in mental status in the elderly. Mental status in the treatment group after administration of brain gym was better compared to the control group.
Pengaruh Post Isometric Relaxation pada Kasus Myofascial Pain Syndrome Upper Trapezius terhadap Penurunan Nyeri di Ar – Rohmah Islamic Boarding School Malang Safun Rahmanto; Kurnia Putri Utami; Eka Yanti Sri Utami
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.906 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v4i1.78

Abstract

ABSTRACT Background: Myofascial pain syndrome is the situation of taut pain and tenderness pain, this syndrome is often found in trapezius muscle. The result of Preliminary study shows that the tahfidz program students in Ar – Rohmah Islamic Boarding School Malang spent time to learn Al – Qur’an for 6-8hour/day with static situation and complained about the pain in the neck. Purpose: To find out the effect of Post Isometric Relaxation on decrease pain of myofascial pain syndrome of the upper trapezius in Ar – Rohmah Islamic Boarding School Malang. Method: This study uses Pre-experimental one group pretest and posttest design. The respondents in this study are 26 students of thafidz program in Ar – Rohmah Islamic Boarding School Malang with technique of purposive sampling and were given intervention 3 times in a week for 2 weeks. Instrument of this research is Numerical Rating Scale (NRS) and the data analysis is using Wilcoxon test. Result: It shows 0,000 (α < 0,05) and show there is decrease pain from 0,742 to 0,633. Conclusion: There is an effect of post isometric relaxation on decrease the pain of myofascial pain syndrome of upper the trapezius in Ar – Rohmah Islamic Boarding School Malang.
PENGARUH TRAKSI TELUNGKUP PADA MCKENZI DAN MASSAGE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH AKIBAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS DI KLINIK FISIOTERAPI KARYASUCI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2017 Marolop Parlindungan Napitu
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.815 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.79

Abstract

Nyeri punggung bawah menimbulkan rasa kurang nyaman dan berkepanjangan membuat kejenuhan akibat permasalahan yang kurang kunjung ada perubahan seperti yang diharapkan. Menurut ilmuan banyak yang kontroversial tentang metode terapinya juga masih menimbulkan kontroversi dan hasilnyapun sering kurang memuaskan.Metode penelitian ini adalah Quasi exsperimen dengan pendekatan kontrol grup pre-test& post-test. Desain paralel digunakan untuk membandingkan antar dua kelompok (grup compersion) independent yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi penelitian ini Penelitian rancangan pre-test-post-test dengan besar sampel 20 responden untuk masing-masing kelompok. Teknik penarikan sampel yang digunakam adalah probability sampling dengan pendekatan teknih purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan metode independent t-test. Data statistik menunjukkan penurunan nyeri untuk kelompok pertama dan kelompok kedua setelah intervensi p= 0,00 (< 0,05). Hal ini menjelaskan bahwa ada Pengaruh Traksi telungkup pada Mc kenzie dan massage terhadap nyeri punggung bawah akibat Hernia Nucleus Pulposus (HNP) di klinik Physioterapy Karya Suci Pematang Siantar.Traksi Telungkup pada Mc Kenzie dan Massage baik untuk penurunan rasa nyeri disebabkan oleh karena adanya penguluran dari pada otot pinggang sehingga terjadi relaksasi otot dan terjadi speregangan dari interdiscus vertebralis lumbal. Penderita nyeri punggung bawah pada HNP diharapkan dapat selalu menjaga posisi duduk dan mencegah gerakan membungkuk secara tiba-tiba agar mencegah kekambuhan.
Pengaruh Dual-Task Training (Motor-Cognitive) terhadap Keseimbangan Dinamis pada Anak Usia Sekolah Yulinar Anwar
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.24 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.86

Abstract

Background : School-age Children are characterized by agile movements and motor activity coupled with the need to begin exploring the environment so that motor skills are needed. One aspect of motor skills is dynamic balance. Dual-task training (motor-cognitive) is a method of training that combines motor and cognitive tasks. The purpose of this exercise is to activation pattern of circuits in brain to achieve an adaptive system so that automation can be generated which can affect dynamic balance. Methods : this research is experimental quasi with time series design. The sampling technique used purposive sampling with a sample size of 30 students in 10- and 11- years-old who were not flat foot, not obese, and did not experience balance disorders. Primary data collection is obtained through dynamic balance instruments with balance beam walking test. The collected data used Shapiro Wilk for the normality test and obtained a value of p <0.05, which means that the distribution of data is abnormally distributed then a difference test of the of the pre-test and post-test using Friedman post hoc Wilcoxon Test. Results : the study was conducted for four weeks with 12 training sessions. The result of the analysis were started from pre-test, post-test 1, post-test 2, post-test 3, and post-test 4. The results overall showed a changed in dynamic balance between before and after 12 times of exercise with a significant value p=0,0001 (p <0,05). Conclusion : Therefore, it can be conclused that there is an effect of dual-task training (motor-cognitive) to dynamic balance of school-age children. Keywords : Dual-Task Training (Motor Cognitive), Dynamic Balance, School-age Children

Page 6 of 13 | Total Record : 125