cover
Contact Name
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students
Contact Email
jurnal.fkg@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.fkg@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students
ISSN : 26569868     EISSN : 2656985X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students adalah open access journal berbahasa Indonesia, yang menerbitkan artikel penelitian dari para peneliti pemula dan mahasiswa di semua bidang ilmu dan pengembangan dasar kesehatan gigi dan mulut melalui pendekatan interdisipliner dan multidisiplin. Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dua kali setahun, setiap bulan Februari dan Oktober. Bidang cakupan Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students adalah semua bidang ilmu kedokteran gigi, yaitu biologi oral; ilmu dan teknologi material gigi; bedah mulut dan maksilofasial; ilmu kedokteran gigi anak; ilmu kesehatan gigi masyarakat, epidemiologi, dan ilmu kedokteran gigi pencegahan; konservasi gigi, endodontik, dan kedokteran gigi operatif; periodonsia; prostodonsia; ortodonsia; ilmu penyakit mulut; radiologi kedokteran gigi dan maksilofasial; serta perkembangan dan ilmu kedokteran gigi dari pendekatan ilmu lainnya. Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students mengakomodasi seluruh karya peneliti pemula dan mahasiswa kedokteran gigi untuk menjadi acuan pembelajaran penulisan ilmiah akademisi kedokteran gigi.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2025): February 2025" : 15 Documents clear
Korelasi kebutuhan perawatan ortodonti interseptif dan Sleep-Related Breathing Disorder pada anak: studi cross-sectional Sasmita, Josephine; Yusra, Yohana; Marpaung, Carolina Damayanti
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 9, No 1 (2025): February 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v9i1.61696

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Maloklusi pada anak usia dini (early childhood malocclusion) adalah ketidaksejajaran gigi dalam periode gigi bercampur yang dapat memengaruhi pernapasan saat tidur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara kebutuhan perawatan ortodonti interseptif sebagai intervensi dini maloklusi, dan Sleep-Related Breathing Disorder (SRBD) pada anak usia 8-11 tahun. Metode: Jenis penelitian merupakan observasional analitik dengan desain potong lintang. Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua dan anaknya yang berumur 8 – 11 tahun (periode gigi bercampur) dan bersekolah di SD Bukit Sion, Jakarta Barat. Kriteria inklusi dalam penelitian ini mencakup orang tua dan anaknya yang berusia 8-11 tahun dalam periode gigi bercampur di SD Bukit Sion, dan sehat secara fisik. Kriteria eksklusi mencakup subjek yang sedang atau pernah menjalani perawatan ortodonti serta yang tidak melengkapi seluruh formulir yang diperlukan. Pemeriksaan intra oral pada anak dilakukan oleh dokter gigi menggunakan formulir Indeks Kebutuhan Perawatan Ortodonti Interseptif (IKPO-I) dan pengisian Pediatric Sleep Questionnaire (PSQ) dilakukan oleh orang tua. Hasil: Subjek penelitian diperoleh sebanyak 76 murid SD Bukit Sion. Hasil pemeriksaan menggunakan IKPO-I diperoleh sebanyak 47 anak (61,8%) membutuhkan perawatan ortodonti interseptif. Hasil kuesioner PSQ diperoleh 7 anak (9,2%) berisiko tinggi memiliki SRBD. Analisis statistik dengan uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kebutuhan perawatan ortodonti interseptif dan risiko SRBD (p = 0,087; rs = 0,198). Simpulan: Tidak terdapat korelasi antara kebutuhan perawatan ortodonti interseptif dan SRBD pada anak usia 8-11 tahun. Studi lanjut dengan metode dan alat pengukuran yang lebih akurat diperlukan untuk mengklarifikasi hubungan ini.KATA KUNCI: Maloklusi, ortodonti interseptif, IKPO-I, periode gigi bercampur, sleep-related breathing disorderAssociation of interceptive orthodontic treatment need and pediatric sleep-related breathing disorder: a cross-sectional studyABSTRACTIntroduction: Early childhood malocclusion refers to the misalignment of teeth during the mixed dentition phase in children, which can affect breathing during sleep. One intervention for early childhood malocclusion is interceptive orthodontic treatment. This study aims to determine the relationship between the need for interceptive orthodontic treatment and Sleep-Related Breathing Disorders (SRBD) in children aged 8-11 years. Methods: This research is an analytic observational study with a cross-sectional design. The sample includes parents and their children aged 8-11 years (mixed dentition phase) who are attending Bukit Sion Elementary School. Inclusion criteria include parents with children aged 8-11 years in the mixed dentition phase at Bukit Sion Elementary School who are physically healthy. Exclusion criteria include children currently undergoing or having previously undergone orthodontic treatment and those who did not complete all required forms. Intraoral examinations were conducted on the children by dentists using the Indeks Kebutuhan Perawatan Ortodonti Interseptif (IKPO-I) form, while parents completed the Pediatric Sleep Questionnaire (PSQ). Results: A total of 76 students from Bukit Sion Elementary School, West Jakarta, participated in the study. The results of the examination using IKPO-I indicated that 47 children (61.8%) required interceptive orthodontic treatment. The results of the PSQ questionnaire revealed that 7 children (9.2%) were at high risk for SRBD. Statistical analysis with the Spearman correlation test showed no significant relationship between interceptive orthodontic treatment need and SRBD risk (p = 0.087; rs = 0.198). Conclusions: There is no correlation between interceptive orthodontic treatment need and pediatric SRBD in children aged 8-11 years. Further research employing more reliable measurement methods and tools is necessary to provide a clearer understanding of the relationship.KEY WORDS: Malocclusion, interceptive orthodontics, IKPO-I, mixed dentition, sleep-related breathing disorder
Uji Fungsional, ergonomis, dan usabilitas dental hypnosis monitoring device dalam mengelola kecemasan pasien selama prosedur perawatan gigi: studi experimental Muttaqin, Akmal; Yubiliana, Gilang; Suryani, Mira
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 9, No 1 (2025): February 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v9i1.60596

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Dental Hypnosis Monitoring Device (DHMD) merupakan alat yang dirancang untuk memantau tingkat kesadaran pasien selama hipnosis gigi, bertujuan mengurangi kecemasan pasien pada prosedur perawatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fungsionalitas, ergonomis, dan usabilitas DHMD dalam kecemasan pasien selama prosedur perawatan gigi Metode: penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan uji fungsional berbasis Black Box Testing, uji ergonomi melalui kuesioner skala Likert, dan uji usabilitas menggunakan user Experience Questionnaire (UEQ). Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut LADOKGI R.E Martadinata pada Januari-Februari 2024, dengan melibatkan 11 pasien berusia 20-58 tahun sebagai responden. Hasil: Dental Hypnosis Monitoring Device berhasil menampilkan fungsi utama, seperti gelombang otak, visual, dan audio, sesuai harapan ketika digunakan oleh semua responden. Tingkat ergonomi mendapat persentase kelayakan 84,85%, tergolong sangat layak, meskipun masih ada potensi peningkatan pada aspek desain fisik. Sementara itu, uji usabilitas menunjukkan skor ”excellent” pada hampir semua skala, seperti daya tarik, efisiensi, dan kejelasan, dengan skor kebaruan relatif lebih rendah. Simpulan: Dental Hypnosis Monitoring Device terbukti dari aspek fungsional, ergonomis, dan kegunaan dapat membantu pengelolaan kecemasan pasien selama perawatan gigi. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan lebih lanjut pada aspek inovasi desain dan teknologi untuk meningkatkan pengalaman pengguna. KATA KUNCI: Dental hypnosis monitoring device (DHMD), hipnosis gigi, kecemasan pasien, uji fungsional, uji ergonomis, uji usabilitasFunctional, ergonomic, and usability testing of the dental hypnosis monitoring device: experimental studyABSTRACTIntroduction: The Dental Hypnosis Monitoring Device (DHMD) is a tool designed to monitor patients' consciousness levels during dental hypnosis, with the aim of reducing  anxiety during dental procedures. This study was conducted to evaluate the functionality, ergonomics, and usability of the DHMD through a series of structured tests. This study aims to evaluate the functionality, ergonomics, and usability of the DHMD in relation to patient anxiety during dental treatment procedures. Methods: The research employed a quantitative approach, with functional testing based on Black Box Testing, ergonomic evaluation utilized a Likert-scale questionnaire, and usability testing was performed using the User Experience Questionnaire (UEQ). The study took place at the LADOKGI R.E. Martadinata Dental and Oral Hospital from January to February 2024, involving 11 patients aged 20–58 years as respondents. Results: The Dental Hypnosis Monitoring Device successfully performed its primary functions, including the display of brainwaves, visual output, and audio features, meeting the expectations of all respondents. The ergonomic assessment yielded a feasibility percentage of 84.85%, classified as highly feasible, though some improvements in physical design are still required. The usability test produced excellent scores across most scales, such as attractiveness, efficiency, and clarity, with a comparatively lower score in novelty. Conclusion: The Dental Hypnosis Monitoring Device has demonstrated functionality, ergonomic suitability, and effectiveness in helping to manage patient anxiety during dental treatments. This study recommends further advancements in design and technology to enhance the user experience.KEYWORDS: Dental hypnosis monitoring device (DHMD), dental hypnosis patient anxiety, functional testing, ergonomic testing, usability testing
Efektivitas daya hambat gel kitosan kepiting hitam (Scylla serrata) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro : studi eksperimental Pradiva, Muhammad Naufal; Rusdy, Hendry; Agusnar, Harry
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 9, No 1 (2025): February 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v9i1.61691

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Kitosan merupakan biomaterial polimer yang diperoleh dengan deasetilasi kitin yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam produk olahan. Kitosan dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu salah satu jamur yang berperan dalam proses terjadinya karies gigi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas gel kitosan kepiting hitam (Scylla serrata) dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan desain kelompok kontrol post-test only. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sediaan Candida albicans ATCC 10231. Penelitian dilakukan menggunakan metode disc diffusion method untuk menguji daya hambat gel kitosan kepiting hitam 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5% terhadap Candida albicans. Teknik analisis data yang digunakan yaitu One-way ANOVA. Hasil: Daya hambat gel kitosan Scylla serrata dengan konsentrasi 0,5% tidak memiliki daya hambat terhadap Candida albicans. Namun berbeda dengan gel kitosan Scylla serrata dengan konsentrasi 1%, 1,5 %, 2 %, 2,5 % memiliki daya hambat terhadap Candida albicans. Daya hambat kelompok kontrol positif (ketoconazole) lebih efektif dalam menghambat Candida albicans dibandingkan dengan gel kitosan pada konsentrasi 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5%. Simpulan: Gel kitosan yang berasal dari Scylla serrata memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans. Temuan ini mengindikasikan potensi gel kitosan sebagai agen antijamur yang efektif, yang dapat digunakan dalam pengembangan terapi untuk mengatasi infeksi jamur.KATA KUNCI: Antijamur, Candida albicans, kitosan kepiting hitam (scylla serrata), kitin, karies Effectiveness of black crab (Scylla serrata) chitosan gel in inhibiting the growth of Candida albicans in vitro: experimental study ABSTRACTIntroduction: Chitosan is a polymer biomaterial obtained by deacetylation of chitin which is widely used for various processed products. Chitosan can inhibit the growth of Candida albicans, which is one of the fungi that play a role in the process of dental caries. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of black crab (Scylla serrata) chitosan gel in inhibiting the growth of Candida albicans. Methods: This study used a laboratory experimental method with a posttest only control group design. The sample used in this study was Candida albicans ATCC 10231 preparation. The study was conducted using a disc diffusion method to test the inhibition of black crab chitosan gel 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5% against Candida albicans. The data analysis technique used was One-way ANOVA. Results: The inhibition of Scylla serrata chitosan gel with a concentration of 0.5% has no inhibition against Candida albicans. However, it is different with Scylla serrata chitosan gel with a concentration of 1%, 1.5%, 2%, 2.5% has inhibition against Candida albicans. The inhibition of the positive control group (ketoconazole) was more effective in inhibiting Candida albicans than the chitosan gel at concentrations of 1%, 1.5%, 2%, and 2.5%. Conclusion: Chitosan gel derived from Scylla serrata has the ability to inhibit the growth of Candida albicans. This finding indicates the potential of chitosan gel as an effective antifungal agent, which can be used in the development of therapies to treat fungal infections.KEY WORDS: Antifungal, Candida albicans, black crab chitosan (scylla serrata), chitin, caries
Status kesehatan gigi dan mulut pada penyalahguna narkoba : studi cross sectional Luthfiyah, Ananda Meidy; Theresia, Tiarma Talenta; Astoeti, Tri Erri; Louisa, Marie; Putri, Anzany Tania Dwi
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 9, No 1 (2025): February 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v9i1.61248

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan ketergantungan dan menimbulkan masalah kesehatan tubuh, terutama kesehatan gigi dan mulut seperti karies dan penyakit periodontal. Masalah kesehatan gigi dan mulut tersebut dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut terhadap pengguna narkoba. Tujuan penelitian mengetahui status kesehatan gigi dan mulut pada penyalahguna narkoba di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido. Metode: Penelitian observasional deskriptif dengan rancangan cross-sectional dan metode purposive sampling (non - probability sampling). Pengambilan data dengan pemeriksaan klinis berupa indeks WHO yang diubah menjadi DMF-T, OHI-S, Gingival Index, kedalaman poket periodontal, dan kegoyangan gigi pada 101 responden. Hasil: Sebanyak 101 responden, 98 (97%) responden yang mengalami karies dan 3 (3%) responden tidak mengalami karies atau sehat dengan nilai rerata DMF-T 9,43. Sebagian besar responden memiliki kebersihan gigi dan mulut dalam kategori baik (53%) dan tingkat keparahan gingivitis kategori peradangan ringan (53%). Selain itu, hampir tidak ditemukan kegoyangan gigi pada seluruh responden dan sebagian besar gigi memiliki kedalaman poket periodontal normal. Kedalaman poket periodontal adalah normal pada 61 responden dari total 101 responden. Simpulan: Penyalahguna narkoba di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido memiliki prevalensi karies yang tinggi walaupun tingkat kebersihan gigi dan mulut dalam kategori baik, tidak ada peradangan gingiva, tidak ada kedalaman poket periodontal, dan tidak ada kegoyangan gigi pada sebagian besar responden.KATA KUNCI: penyalahguna narkoba, kebersihan gigi dan mulut, karies, penyakit periodontal. Oral health status among individuals with substance use disorder: cross sectional studyABSTRACTIntroduction: Drug abuse can lead to dependence and result in various health problems, particularly affecting oral health, including dental caries and periodontal disease. These oral health issues may further compromise the overall oral condition of individuals with Substance Use Disorder (SUD). This study aimed to determine the oral and dental health status of individuals with SUD at the Lido Rehabilitation Center of the National Narcotics Agency. Methods: This study was an observational descriptive study with a cross-sectional design, using a purposive (non-probability) sampling method. Data were collected through clinical examination using WHO caries index, converted into DMF-T, OHI-S, Gingival Index, Periodontal Pocket Depth, and tooth mobility among 101 respondents. Results: Of the 101 respondents, 98 (97%) presented with dental caries, while 3 (3%) were caries-free, with an average DMF-T score of 9.43. The majority of respondents demonstrated good oral hygiene (53%) and mild gingival inflammation (53%). Additionally, tooth mobility was rarely observed, and most respondents exhibited normal periodontal pocket depth. Specifically, 61 out of 101 respondents had normal periodontal pocket measurements. Conclusions: Individuals with SUD at the National Narcotics Agency Rehabilitation Center in Lido exhibit a high prevalence of dental caries, despite presenting with generally good oral hygiene, mild gingival inflammation, normal periodontal pocket depth, and minimal tooth mobility.KEY WORDS: individual with substance use disorder, caries, oral hygiene, periodontal disease.
Korelasi perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi pada penyalahguna narkoba: studi cross-sectional Fadhila, Putri Khansa; Lestari, Sri; Asia, Rr Asyurati
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 9, No 1 (2025): February 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v9i1.61487

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi. Salah satu faktor penyebabnya adalah perilaku mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kejadian karies gigi pada penyalahguna narkoba dapat disebabkan karena kurangnya perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi pada penyalahguna narkoba. Metode: Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross-sectional.  Besar sampel minimum pada penelitian ini menggunakan rumus lemeshow dan didapatkan sebesar 80 sampel. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 100 responden. Pengumpulan data perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut menggunakan kuesioner (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dan pengumpulan data karies gigi dengan pemeriksaan gigi dan mulut menggunakan indeks karies gigi WHO. Analisis data dilakukan menggunakan analisis bivariate dan uji statistic menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Sebagian besar responden memiliki perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kategori cukup sebesar 48%. Didapatkan DMF-T rerata dan prevalensi karies gigi responden adalah 9,4 dan 97%. Hasil uji korelasi Spearman, didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,822 dan nilai signifikansi p<0,001 yang menunjukkan kedua variabel memiliki hubungan yang kuat dan signifikan. Tanda negatif menunjukkan jika semakin baik perilaku responden, maka semakin rendah nilai indeks karies giginya begitupun sebaliknya. Simpulan: Terdapat korelasi negatif antara perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi pada para penyalahguna narkoba.KATA KUNCI: Penyalahguna narkoba, perilaku kesehatan gigi dan mulut, karies gigiCorrelation between oral health behaviors and dental caries on substance use disorder : a cross-sectional studyABSTRACTIntroduction: Drug abuse can cause dental and oral health problems such as dental caries. One of the contributing factors is the behavior of ignoring dental and oral hygiene. Several studies state that the incidence of dental caries in substance use disorder can be caused by a lack of dental and oral health maintenance behavior. This study aims to determine the association between oral health behaviors and dental caries in substance use disorder at the Rehabilitation Center of the National Narcotics Board Lido Bogor. Methods: This research method is analytic observational with cross-sectional design.  The minimum sample size in this study used the lemeshow formula and obtained 80 samples. The number of samples used in this study were 100 respondents. Data collection on oral health behaviors using questionnaires (knowledge, attitudes, and practices) and dental caries data using the WHO dental caries index. Data were analyzed using bivariate analysis and statistical tests using the Spearman correlation test. Results: The results showed that most respondents had oral health behaviors in the moderate category at 48%. The average DMF-T and dental caries prevalence of respondents were 9.4 and 97%. The results of the Spearman correlation test, obtained a correlation coefficient (r) of - 0.822 and a significance value p < 0.001 which shows that the two variables have a strong and significant relationship. The negative sign indicates that the better the respondent's behavior, the lower the dental caries index value and vice versa. Conclusions: There is a negative correlation between oral health behavior and dental caries on substance use disorder.KEY WORDS: Substance use disorder, oral health behavior, dental caries

Page 2 of 2 | Total Record : 15