Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PERENCANAAN PENGELOLAAN REKAM MEDIS SESUAI DENGAN STANDAR PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PROSEDUR REKAM MEDIS DIKLINIK PRATAMA KOTA PEKANBARU Henny Maria Ulfa; Haryani Octaria; Tri Purnama Sari
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 1 No 2 (2017): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.307 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v1i2.239

Abstract

Rekam Medis (RM) mempunyai tujuan untuk melindungi pasien dan dokter yang berkaitan dengan hukum serta menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pimpinan bertanggung jawab menyediakan sarana unit rekam medis yang meliputi ruang, peralatan dan tenaga yang memadai sehingga pengelolaan rekam medis dapat bejalan dengan baik. Klinik Pratama Rumah Zakat dan Indo Sehat sudah melaksanakan rekam medis secara manual, namun untuk pengelolaanrekam medis belum tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis seperti formulir rawat jalan, map, dan rak penyimpanan. Oleh karena itu dengan dilakukanya Ipteks bagi masyarakat ini dapat memperbaiki pengelolaan rekan medis di dua klinik pratama tersebut.
PEMBERDAYAAN KESEHATAN MELALUI PENYULUHAN YANG BERTEMA PENYAKIT TUBERCULOSIS PADA ANAK USIA DINI Denai Wahyuni; Henny Maria Ulfa; Firman Edigan; Yeyen Gumayesty
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 3 No 1 (2019): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.396 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v3i1.1267

Abstract

Age of child is a very prone age to the transmission of the disease tubercolosis. The rate of transmission and danger of high transmission is in the age of 0-6 years and the age of 7-14 years. The age of children is very prone to contracting tubercolosis when infected they are easily affected by the disease tubercolosis. Consciousness, the participation of students is needed prevention efforts, eradication of Tubercolosis disease. There are still many early childhood children understanding of the disease Tubercolosis, the devotion of the knowledge of early childhood to better understand, applying that the importance of prevention of the disease tubercolosis. To the mother and father of teachers, to provide supervision and education to students in the school Keywords: Tuberculosis, disease, interception
Penerapan Rekam Medis Di Puskesmas Senapelan Kota Pekanbaru Henny Maria Ulfa; Denai Wahyuni; Risa Amalia; Firman Edigan
ARSY : Jurnal Aplikasi Riset kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021): ARSY : Jurnal Aplikasi Riset kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Al-Matani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55583/arsy.v1i2.45

Abstract

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya Puskesmas berwenang untuk melaksanakan penyelenggaraan rekam medisrekam medis, karena rekam medis merupakan  berkas atau dokumen yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Kegiatan rekam medis terdiri dari proses penyelenggaraan dan proses pengolahan. Maka Perlunya pemahaman tentang pengelolaan rekam medis sehingga petugas loket pendaftaran bisa menerapkan pengelolaan rekam medis di Puskesmas tersebut. Sebagian peserta masih belum mengetahui pengetahuan tentang teori pengelolaan rekam medis, dengan adanya pengabdian ini dapat bertambahnya pengetahuan dan pemahaman peserta sehingga penerapan rekam medis di Puskesmas Senapelan Kota Pekanbaru dapat berjalan dengan baik dan benar Kata Kunci : Penerapan, rekam medis, Puskesmas
Pelaksanaan Assembling Rekam Medis di Rumah Sakit henny maria ulfa
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.232 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i2.6708

Abstract

Assembling merupakan penataan rekam medis, pelaksanaan kegiatan asembling rekam medis di Rumah Sakit belum terlaksana dengan baik dikarenakan kekurangan petugas rekam medis yang bekerja di Rumah Sakit sehingga tidak bisa mengetahui apakah berkas rekam medis lengkap atau tidak. Penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan Assembling di Rumah Sakit. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian berjumlah 4 orang. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Pengolahan data dilakukan dengan teknik triagulasi, analisis data dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pelaksaaan assembling dilakukan pada saat ingin akreditasi rumah sakit, sehingga belum ada uraian tugas petugas assembling rekam medis, petugas mempunyai pengetahuan dalam pelaksanaan assembling rekam medis namun untuk melaksanakannya terkendala pada sumber daya yang kurang dan belum memiliki SPO assembling rekam medis di unit rekam medis Rumah Sakit. Sebaiknya dibuatkan uraian tugas petugas dan SPO assembling rekam medis, pengetahuan petugas assembling rekam medis ditingkatkan dengan mengikuti seminar dan pelatihan rekam medis dan menempatkan sumber daya manusia di bagian assembling supaya pelaksanaan assembling terlaksana dengan optimal di Rumah Sakit.Kata Kunci : Pelaksanaan Assembling, Rumah Sakit
HUBUNGAN PENDIDIKAN PELATIHAN, KETERAMPILAN DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT KELAS C TAHUN 2017 Henny Maria Ulfa
Menara Ilmu Vol 13, No 1 (2019): Vol. XIII No. 1 Januari 2019
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v13i1.1167

Abstract

Productivity is how to produce or increase the results of goods and services as high aspossible with utilizing the resources in an efficient way.Several factors that affect productivitybut the education level of training, skill, and workplace. The purpose of this research is to findrelations education training, skill and workplace to productivity officers working medical recordin the hospital classC 2017.The population in this research is all medical recorder ofRSUDPetala Bumi Provinsi Riau dan RS Bina Kasih Pekanbarucity. There are24samplesof medicalrecorder in this reseach and taking by total sampling. Analysis the databy Fisher’s Exact.Theresults of the study there are the relationship between education training, skill and workplace toproductivity officers working medical record in the hospital class C.Keywords : Education and training , skill , working environment , productivity , the hospital
Peningkatan Pencapaian Nilai Akreditasi Pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru Tahun 201 Henny Maria Ulfa
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 2 No 1 (2012): Jurnal Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/keskom.Vol2.Iss1.35

Abstract

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, rumah sakit wajib melakukan akreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali. Standar pelayanan rumah sakit memenuhi lima kegiatan pelayanan pokok, yakni administrasi dan manajemen, pelayanan medik, pelayanan gawat darurat, pelayanan keperawatan, pelayanan rekam medis dan setiap rumah sakit mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis. Data awal penilaian parameter menunjukkan bahwa nilai kelulusan akreditasi pelayanan rekam medis masih kurang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara peningkatan nilai paramater pelayanan rekam medis Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru minimal sesuai standar nasional. Jenis penelitian ini kualitatif non standar dengan metode pengumpulan data secara observasi dan wawancara mendalam dengan empat orang informan. Pengolahan data dilakukan dengan teknik triangulasi dan menggunakan analisis kualitatif. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengukuran pelayanan rekam medis yang dilakukan sesuai standar satu sampai tujuh hanya 25,45%. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008 bahwa nilainya masih dibawah 75% sehingga dinilai belum memenuhi standar akreditasi, oleh karena itu diperlukan pedoman yang sesuai dengan standar pelayanan rekam medis satu sampai tujuh untuk meningkatkan hasil penilaian pelayanan rekam medis. Di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru setelah dilakukan implementasi pelayanan rekam medis hanya ada enam standar yang bisa diterapkan tapi masih belum mencapai nilai lulus akreditasi pelayanan rekam medis. Disebabkan karena tenaga unit kerja rekam medis tidak memenuhi kualifikasi jabatan, ruangan tidak sesuai dengan standar rekam medis yang disebabkan keterbatasan dana dari rumah sakit. Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk melengkapi standar pelayanan rekam medis sesuai standar akreditasi agar hasil penilaiannya mencapai nilai maksimal oleh karena itu rumah sakit perlu membuat program dan kegiatan, mentaati Undang-Undang Republik Indonesia rumah sakit, dan melakukan akreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali jika tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar maka izin rumah sakit dapat dicabut.
Tinjauan Pelaksanaan Evaluasi Pelaporan Program P2 Demam Berdarah Dengue (DBD) Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2019 Tasya Citra Mulia; Henny Maria Ulfa; Tona Doli Silitonga
Jurnal Kesehatan Komunitas Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Komunitas
Publisher : STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1370.774 KB) | DOI: 10.25311/keskom.Vol6.Iss1.408

Abstract

Pelaporan bulanan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas wajib di kirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu agar dapat di evaluasi untuk mengurangi angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah evaluasi pelaporan bulanan Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan menggambarkan dan menjelaskan tentang Pelaksanaan Evaluasi Pelaporan Program P2 Demam Berdarah Dengue (DBD) Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2019. Hasil penelitian mengenai pelaksanaan Evaluasi pelaporan P2 DBD yaitu, masih ada beberapa Puskesmas yang isi laporan P2 DBD masih belum lengkap, masih ada beberapa Puskesmas yang mengantar laporan lewat dari periode yang di tentukan, evaluasi pelaporan program P2 DBD di Puskesmas yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu dalam bentuk pertemuan dalam kurun waktu triwulan di Dinas Kesehatan membahas seluruh program, namun evaluasi khusus pada program P2 DBD belum berjalan dengan efisien, dan kebijakan tertulis belum ada untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu maupun Puskesmas. Kebijakan tersebut masih dalam rencana pembuatan. Kesimpulan pelaksanaan evaluasi pelaporan program P2 DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu sudah dilakukan, namun belum maksimal. Evaluasi yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah evaluasi seluruh program yang ada di Puskesmas, untuk evaluasi khusus pada pelaporan P2 DBD belum ada. Dikatakan belum maksimal karena evaluasi yang dilaksanakan belum konsisten, karena terkadang evaluasi dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan, atau dalam kurun waktu empat bulan, dan belum ada kebijakan untuk melaksanakan kegiatan evaluasi tersebut. Maka disarankan untuk membuat kebijakan dan melaksanakan sosialisasi tentang melaksanakan evaluasi laporan bulanan DBD Puskesmas.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL WAKTU TUNGGU DI PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD PETALA BUMI PROVINSI RIAU Henny Maria Ulfa
Sistem Informasi Vol 8 No 01 (2017): Jurnal Photon
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jp.v8i01.529

Abstract

The waiting time is the time it takes from the patient to register until the medical record file is sent to the polyclinic. RSUD Petala Bumi Provinsi Riau for service still not good because it still uses manual system. Minimum standards of service time wait patients in outpatient registrationin RSUD PetalaBumiProvinsi Riau.Research methodology used in this research is descriptive approach with a combination of quantitative and qualitative, samples to this research a total of 97 patients. Produce research waiting time in registration outpatients included in a category slow(≥ 10 minute) as much as 66 patients (68,0 %)While in the category of fast(≤ 10 minute) 31 patients (31,9 %). From 97 outpatients at the hospital Petala Bumi,riau.Seen from workload by officers additional resources is needed, especifically at distribution so that the medical officerno longer working concurrently again, education and training record medical officer has already been done, SPO in TPPRJ already exists but not run optimally, and facilities in unit medical record hospital in Petala Bumi Riau has been sufficient. Advice on this research is should be increased again the quality and quantity of the of officer so that patient do not wait longer in registration of outpatient. For medical officers are expected to perform their duties in accordance with SOPs that have been established so as to increase the value of productivity so that patient services faster and can improve the quality of service in TPPRJ.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAYANAN PETUGAS PENDAFTARAN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN PRIMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PETALA BUMI PROVINSI RIAUTAHUN 2016 Henny Maria Ulfa; Azli na
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/.v4i2.140

Abstract

AbstractThis research is the related factors with outpatients registration officers service toward service excellence at general hospital Petala Bumi Riau Province. This Research methods using quantitative observational with cross sectional design, Population this research is outpatients patient at RSUD Petala Bumi Riau Province with sample 130 respondents with non-probability sampling technique, Processing data using test chi square with univariat analysis and bivariat. The results of the study obtained that there was a correlation between factors the ability , attitude , attention , the act of and responsibilities with service excellence and factors that there was no contact with service excellence that is factors appearance. Keywords: outpatients registration officers service toward service excellenceAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan petugas pendaftaran  rawat jalan terhadap pelayanan prima di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif observasional desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini pasien rawat jalan di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau, jumlah sampel 130 responden dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling. Analisis data menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara faktor kemampuan, sikap, perhatian, tindakan dan tanggung jawab dengan pelayanan prima dan faktor yang tidak ada hubungan dengan pelayanan prima yaitu faktor penampilan.Kata Kunci: Pelayanan Petugas Pendaftaran Rawat Jalan, Pelayanan Prima
Analisa Kelengkapan Informed Consent Tindakan Operasi di Rumah Sakit Sansani Pekanbaru Henny Maria Ulfa
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 6, No 1 (2018): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.614 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v6i1.145

Abstract

AbstractInformed consent is the consent given patients told a doctor after being received an explanation. Researchers find there are still many incomplete Informed consent form. The purpose of this research is to know the analysis of the completeness of informed consent of surgery at Sansani Hospital Pekanbaru. Research methods Mixed Methods, design research Sequential Explanatory, The population all medical record of patient of surgery in 2017 were 2892, sample 97 medical record. The technique of Sampling Quota sampling, informants amounted 3 people observation, interview techniques are quantitative, qualitative analysis. The results of accuracy completeness of the informed consent has not reached 100%. Completeness of the Informed Consent Policy there has been no while the SOP and already, there's been a human resources analysis completeness with the DIII record medical degrees, the cause factor is still less awareness of the responsible officer in charge, no patient's family as witnesses, medical record officer effort is made by restoring the medical record to the room treatments. Recommends that there should be a policy and need to have monitoring, evaluation for completeness of charging medical record overall including Informed Consent so that reaches 100%.Keywords: Completeness informed consent the act of operation, medical record, the hospitalAbstrakInformed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah diberi penjelasan. Peneliti menemukan masih banyak formulir informed consent yang tidak lengkap. Tujuan penelitian mengetahui Analisa Kelengkapan Informed Consent Tindakan Operasi di Rumah Sakit Sansani Pekanbaru. Metode penelitian kombinasi (Mixed Methods), desain penelitian Sequential Explanatory. Populasi seluruh rekam medis pasien tindakan operasi tahun 2017 berjumlah 2892 dan jumlah sampel 97 rekam medis. Teknik pengambilan sampel Quota Sampling, informan berjumlah 3 orang dengan observasi dan wawancara. Tehnik analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian kelengkapan ketepatan pengisian informed consent belum mencapai 100%, Kebijakan kelengkapan Informed Consent belum ada, SOP sudah ada, sudah ada Sumber daya manusia melakukan analisa kelengkapan berlatar belakang DIII rekam medis, faktor penyebabnya kurang kesadaran petugas bertanggung jawab dalam pengisian, tidak ada keluarga pasien menjadi saksi, upaya dilakukan petugas rekam medis mengembalikan rekam medis ke ruang rawatan. Saran harus ada kebijakan, monitoring dan evaluasi untuk kelengkapan pengisian rekam medis secara keseluruhan termasuk Informed Consent sehingga mencapai 100%.Kata Kunci: Kelengkapan Informed Consent Tindakan Operasi, rekam medis, Rumah Sakit