cover
Contact Name
G.A. Kristha Adelia Indraningsih
Contact Email
kristhaghea@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kristhaghea@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
ISSN : 23029102     EISSN : 26857189     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Widya Genitri adalah jurnal yang diterbitkan oleh STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah mengundang para peneliti, dosen dan praktisi untuk mengirimkan artikel hasil penelitian dan pengabdian yang berkaitan dengan Agama dan Kebudayaan. Jurnal ini pertama kali terbit pada tahun 2012 dengan terbitan setiap 6 bulan (dua kali setahun) dan telah memiliki nomor e-ISSN : 2685-7189 ISSN: 2302-9102.
Arjuna Subject : -
Articles 114 Documents
PROSES KONVERSI AGAMA DARI HINDU KE KRISTEN PROTESTAN DI DESA SUMBERSARI KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Agus Budi Wirawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sumbersari ditempati oleh transmigran Bali Kristen dari Desa Blimbingsari Jembrana Bali. Di desa ini terdapat banyak konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan. Kehadiran para transmigran Bali Kristen ini banyak mempengaruhi keberadaan transmigran-transmigran berikutnya. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimanakah proses terjadinya konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan di Desa Sumbersari Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong? Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan di Desa Sumbersari Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Rancangan penelitian ini adalah gabungan dari rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan rancangan grounded sehingga teori yang digunakan untuk membedah rumusan masalah adalah teori proses konversi. Lokasi penelitian di Kabupaten Parigi Moutong. Teknik pengumpulan data melalui observasi non partisipan dan wawancara mendalam kepada informan, penentuan informan dengan prosedur purposif. Selain itu juga menggunakan teknik dokumenter dan kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Miles dan Hubberman. Hasil penelitian: proses konversi agama melalui delapan tingkatan yaitu krisis, pencarian, konteks, pertemuan/perjumpaan, interaksi, komitmen, konsekuensi, dan krisis baru.
TRANSFORMASI NILAI RELIGIUSITAS DAN ESTETIKA DALAM PEMENTASAN BARONG DAN RANGDA DI DESA MOTI I Nyoman Suparman
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Bali merupakan salah satu pulau yang kecil di antara beribu-ribu pulau di Indonesia. Keindahan Pulau Bali di mata dunia ditunjang oleh keindahan alami dan berbagai kesenian yang bermutu tinggi. Berbicara mengenai seni budaya di Bali adalah meliputi unsur berbagai kesenian baik yang bersifat sakral maupun sekuler seperti seni tari, seni tabuh, seni suara, dan seni bangunan. Seni tari merupakan seni yang telah lama melekat pada kehidupan masyarakat baik kehidupan sosial maupun kehidupan keagamaan. Permasalahan itu kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah yaitu bagaimanakah transformasi nilai religiusitas dan estetika dalam pementasan barong dan rangda di Desa Moti? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi non partisipan dan wawancara tidak berstruktur yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teori yang digunakan adalah Teori Struktural Fungsional, Teori Simbol, Teori Estetika dan Teori Religi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: Fungsi barong dan rangda dalam kehidupan masyarakat yaitu: 1) Fungsi religius, 2) Fungsi sosial, dan 3) Fungsi estetika. Pementasan barong dan rangda ini juga mempunyai makna bagi masyarakat Desa Moti, di antaranya: 1) Sebagai seni tari sakral, dan 2) Sebagai simbolisme bagi masyarakat yang diyakini setiap sesuatu yang melekat pada badan barong dan rangda dianggap memiliki kekuatan ketuhanan. Transformasi nilai relegiusitas pada pementasan barong dan rangda dapat dilihat berdasarkan unsur-unsur religi, yaitu: 1) Emosi keagamaan, 2) Sistem keyakinan, 3) Sistem ritus dan upacara, 4) Peralatan ritus dan upacara, dan 5) Umat beragama semua masyarakat melakukan sujud ketika Ida Betara mesolah dengan media barong dan rangda, sedangkan transformasi nilai estetika pada tari barong dan rangda dapat diketahui melalui penglihatan/pengamatan secara langsung.
KAJIAN ESSENSIALISME ATAS PENGGUNAAN BANTEN BURATWANGI LENGEWANGI PADA UPACARA PURNAMATILEM I N Suparman
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PurnamaTilem berganti tiap-tiap 15 hari sekali. Setelah Purnama disebut Pangelong. Dua hari sebelum Tilem disebut Tiga Welas dan sehari sebelum Tilem dinamai Prawani. Setelah Tilem disebut Pananggal, dua hari sebelum Purnama disebut Tiga Welas, dan sehari sebelum Purnama disebut Purwani. Pada hari Purnama mayoga Sang Hyang Wulan (Candra) dan pada hari Tilem mayoga Sang Hyang Surya, jadi pada hari PurnamaTilem adalah hari-hari pasucian Sang Hyang Rwa Bhineda yaitu Sang Hyang Wulan dan Sang Hyang Surya, sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Makna dari perayaan PurnamaTilem itu adalah memberikan tuntunan kepada umat akan kebesaran Tuhan yang dapat memberikan penerangan pada saat manusia dan dunia dalam keadaan kegelapan sebagaimana halnya matahari dan bulan menerangi bumi memberikan pengetahuan peraturan-peraturan yang baik untuk dapat ditaati, memberikan penerangan pada tiga jagat dengan sempurna dan bagi generasi muda untuk dapat menjadi putra yang baik dan soleh sehingga dapat membahagiakan keluarga dan semua orang.Bentuk banten/canangBuratwangiLengewangi menyerupai Canang Genten yang alasnya dipergunakan Taledan atau ceper yang di buat dari janur yang berbentuk segi empat yang masing-masing berisi Kojong/tangkih.Kojong 1 (satu) berisi Kojong beras dan kunir yang dihaluskan diisi air cendana. Kojong yang ke 2 (dua) berisi menyan malem/madu di campur minyak kelapa. Kojong yang ke 3 (tiga) minyak kelapa dicampur dengan kacang komak, ubi keladi yang digoreng dihaluskan dan dicampur dengan minyak kelapa.Banten Buratwangi Lengewangi memiliki fungsi sebagai berikut 1) berfungsi sebagai Korban suci (Yadnya), 2) berfungsi sebagai pengampunan, 3) berfungsi sebagai peleburan dosa, 4) berfungsi sebagai Penyucian. Dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Banten Buratwangi Lengewangi juga memiliki fungsi tersendiri yang merupakan perwujudan sembah bakti kepada Tuhan yang Maha Esa beserta manifestasi-Nya.Banten Buratwangi Lengewangi juga memiliki makna yang tertuang dalam nilai pendidikan Tatwa dan nilai pendidikan Etika Yadnya yang terdapat pada Banten Buratwangi Lengewangi
DINAMIKA HINDU DI JAWA TIMUR Sugiarti .
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agama Hindu masuk ke kepulauan Nusantara diterima dengan mudah, karena memiliki persamaan dengan unsur-unsur kepercayaan yang dimiliki oleh nenek moyang bangsa Indonesia, khususnya Jawa. Keberadaan agama Hindu justru menyuburkan kepercayaan dan budaya yang telah berkembang. Selain itu perpaduan antara budaya Hindu dan budaya asli telah melahirkan budaya baru. Sejak agama Hindu masuk ke wilayah kepulauan Nusantara, nenek moyang bangsa Indonesia mengenal huruf. Zaman Hindu telah mengakhiri zaman prasejarah dan memasuki zaman sejarah di Nusantara, khususnya Pulau Jawa. Bahkan, secara secara lebih luas, agama Hindu telah memberikan kontribusi pada budaya dunia, yang terbagi dalam semua bidang ilmu dan pengetahuan. Agama Hindu datang ke wilayah kepulauan Nusantara sejak permulaan abad pertama tarikh masehi. Pada masa kejayaan kerajaan Majapahit, Hindu menjadi agama kerajaan. Perkembangannya pesat, karya-karya besar telah disusun oleh pujangga-pujangga besar yang pada saat itu keberadaanya mendapat perhatian khusus dari kerajaan. Setelah kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa mengalami keruntuhan, maka agama Hindu pun mengalami kemunduran. Hal ini terjadi pada abad ke-15 adan 16.
TINJAUAN HUKUM TENTANG KEDUDUKAN HARTA BERSAMA SETELAH PERCERAIAN MENURUT HUKUM ADAT (STUDI KASUS TERHADAP ORANG BALI BERAGAMA HINDU DI KOTA PALU) N K Ratini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji Tinjauan Hukum Tentang Pembagian Harta Bersama Setelah Terjadinya Perceraian Menurut Hukum Adat. Dampak dari sebuah perceraian sebagai seorang pria dan wanita akan dapat menimbulkan gangguan psikologis seperti depresi, marah dan pada akhirnya dapat menerima peristiwa perceraian tersebut. Sedangkan dampak pada anak dapat mengakibatkan anak suka mengamuk, menjadi pendiam, tidak ceria dan tidak suka bergaul, sulit berkonsentrasi, tidak berminat pada tugas sekolah, dan suka melamun. Menurut ketentuan Hukum yang berlaku bahwa putusnya perkawinan karena perceraian mempunyai akibat hukum terhadap kedudukan harta bersama. Tata cara peralihan yang berkaitan dengan keberadaan suatu harta, baik harta berwujud maupun harta tidak berwujud hal ini dimaksudkan agar setelah terjadinya perceraian dapat diberikan kepada yang berhak menerima atas harta. Sistem pembagian harta bagi umat Hindu menganut sistem patrilineal atau sistem keturunan yang ditarik menurut garis bapak (laki-laki), wanita juga berhak atas harta kecuali statusnya dapat diubah menjadi status laki-laki (Putrika) dilingkungan keluarganya. Dalam penelitian ini mengangkat dua masalah pokok yaitu : 1) kedudukan harta bersama, 2) proses pembagian harta bersama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan maupun proses pembagian dari harta bersama dalam perkawinan setelah terjadinya perceraian menurut Hukum Adat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris, yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan menggunakan metode berpikir induktif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui : observasi, wawancara dan kepustakaan. Hasil penelitian yang dilakukan yakni : Kedudukan Hartabersama setelah terjadi perceraian tersebut berdasarkan hasil wawancara bahwa kedudukan harta bersama ada yang dibagi dan ada yang tidak, karena salah satu pasangan meninggalkan keluarga tanpa sebab dan usia perkawinannya masih muda dan singkat. Proses pembagian harta bersama ini dilaksanakan secara kekeluargaan dimana kedua belah pihak secara bersama-sama menentukan dan membagi harta bersama
PERANAN PHDI DALAM MENGANTISIPASI PERNIKAHAN DINI PEMUDA HINDU DI DESA KOSPA DUWATA KARYA KECAMATAN MASAMA KABUPATEN BANGGAI K Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemuda adalah generasi penerus bangsa yang mestinya sadar akan peranannya sebagai pembangun bangsa dan penentu masa depan bangsa. Pemuda juga merupakan orang yang mempunyai kontribusi positif terhadap masa depan bangsa yang lebih baik. Desa Kospa Duwata Karya yang mempunyai penduduk 100 % beragama Hindu. Dengan berbagai pengaruh globalisasi yang bersifat negatif maka sangat mempengaruhi moral generasi muda Hindu. Banyak pemuda-pemudanya melakukan pernikahan dini. Sudah sepantasnya lembaga Agama Hindu seperti Parisada dapat menjalankan peranannya sebagai pengayom masyarakat Hindu dan tidak menjadi teladan yang kurang baik bagi umat Hindu terkhusus generasi muda Hindu. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana peranan PHDI dalam mengantisipasi pernikahan dini pemuda Hindu di Desa Kospa Duwata Karya, Kecamatan Masama Kabupaten Banggai? (2) Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam mengantisipasi pernikahan dini pemuda Hindu di Desa Kospa Duwata Karya, Kecamatan Masama Kabupaten Banggai? (3) Apakah upaya yang dilakukan PHDI dalam mengantisipasi pernikahan dini pemuda Hindu di Desa Kospa Duwata Karya, Kecamatan Masama Kabupaten Banggai? Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Peranan PHDI, kendala-kendala yang dihadapi serta mengetahui upaya yang dilakukan oleh PHDI dalam mengantisipasi pernikahan dini pemuda Hindu di Desa Kospa Duwata Karya, Kecamatan Masama, Kabupaten Banggai. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori peran dari Biddle dan Thomas, teori fungsional struktural dari Talcott Parsons dan teori Tindakan dari Jones yaitu teori Tindakan menekankan bahwa setiap orang memutuskan apa yang akan dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini bahwa Parisada Desa Kospa Duwata Karya telah berupaya menjalankan perannya untuk meningkatkan stabilisasi dan mengatasi pergeseran moral dan budi pekerti pemuda Hindu di Desa Kospa Duwata Karya. Kendala-kendala yang dihadapi Parisada dalam mengantisipasi pernikahan dini pemuda Hindu di Desa Kospa Duwata Karya yaitu : Kurangnya respon pemuda terhadap pembinaan yang dilakukan parisada dalam mengantisipasi pergeseran moral dan budi pekerti. Upaya-upaya yang dilakukan Parisada yaitu dengan memberikan teguran dan sanksi yang telah disepakati. Dan juga Melakukan koordinasi atau kerja sama dengan para orang tua pemuda
PERANAN WANITA HINDU DHARMA INDONESIA (WHDI) DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI KOTA PALU G. Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Palu merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bernaung dibawah majelis tertinggi umat Hindu yaitu Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Palu.Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) diharapkan dapat berperan aktif dalam mengayomi, melayani dan membimbing umatnya khususnya wanita Hindu Kota Palu untuk meningkatkan sradha dan bhakti kepada Sang Hyang Widhi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menanamkan, mengarahkan, dan membimbing anak-anak untuk memahami makna-makna yang terkandung dalam ajaran Tri Kaya parisudha sehingga dapat membentuk karakter anak kearah yang lebih baik.Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah didalam Menanamkan pendidikan agama Hindu untuk membentuk karakter anak di Kota Palu yaitu dengan melaksanakan kegitan-kegiatan dalam bidang pendidikan keagamaan yaitu: (a) Kegiatan dharmatula; (b) Kegiatan dharma wacana; (c) Kegiatan dharmagita; (d) kegiatan Dharma santi; (e) kegiatan lomba-lomba keagamaan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh WHDI Kota Palu dalam menanamkan pendidikan agama Hindu untuk membentuk karakter ank di Kota palu yakni: (a) Kendala internal seperti kesulitan dalam mencari pengurus dan anggota WHDI, kendala sarana dan prasarana; (b) Kendala eksternal seperti kurangnya dukungan dari orang tua, dimana karena waktu dan kesibukan yang menyebabkan orang tua mempunyai sedikit waktu untuk anaknya, dan kendala arus globalisasi dan teknologi yang dapat memberikan dampak positif dan negatif. Adapun upaya-upaya yang dilakukan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Palu dalam menanamkan pendidikan agama Hindu untuk embnetuk karakter anak adalah : (a) melakukan upaya pembinaan kepada orang tua dan (b) melakukan upaya pembinaan kepada anak.
PERSEPSI TENTANG YOGA ASANA PADA UMAT HINDU DESA MEKO KECAMATAN PAMONA BARAT I K. Mertayasa
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada zaman modern dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, maka yoga merupakan salah satu alternatif yang bisa dilakukan dalam usaha untuk menghindari terjadinya stres (mental tension) dan ketegangan perasaan (emotional tension) yang banyak menyerang manusia modern. Yoga dilakukan untuk dapat menyeimbangkan antara pikiran, perasaan dan jiwa, sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Namun Desa Meko, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, yoga dipersepsikan dengan beragam sehingga tidak terdapat pemahaman yang komprehensif tentang yoga. Persepsi tersebut berdampak pada pelaksanaan ajaran yoga yang mulai di tinggalkan. Padahal yoga dewasa ini sudah mulai banyak dikembangkan, bahkan yang mengembangkan bukan hanya berskala nasional, namun sudah sampai pada skala internasional. Oleh karena itu dianggap penting untuk mengkaji bagaimanakah Persepsi Yoga Asana pada masyarakat Hindu di Desa Meko Kecamatan Pamona Barat Kabupaten Poso ? Dari pembahasan diperoleh bahwa persepsi masyarakat hindu di desa meko tentang yoga yaitu 1). Yoga Sebagai Ajaran Magis; 2). Ajaran Mendekatkan Diri Kepada Tuhan; 3). Ajaran yang dilakukan oleh para Rsi; 4). Ajaran Kesehatan Kuno; 5). Ajaran Untuk Mencapai Moksa
FAKTOR PENYEBAB KONVERSI AGAMA DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG (STUDI KASUS KOMPARATIF KONVERSI AGAMA DARI HINDU KE KRISTEN PROTESTAN DI DESA SUMBERSARI DAN DESA BALINGGI JATI) A. B. Wirawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transmigrasi orang Bali ke Sulawesi Tengah bertujuan untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Tetapi kenyataannya justru terjadi banyak sekali konversi agama terhadap orang Bali yang beragama Hindu ke agama Kristen Protestan. Desa Sumbersari merupakan Desa pertama yang mulai ditempati oleh transmigran Bali yang beragama Kristen Protestan. Para transmigran Bali Kristen ini kemudian banyak mempengaruhi para tansmigran asal Bali tetapi beragama Hindu untuk dikonversi ke agama Kristen Protestan. Salah satu daerah yang cukup banyak terjadi konversi yaitu Desa Balinggi Jati khususnya di Dusun Sekar Sari.
PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU TERHADAP ANAK DI DESA TOLAI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG N. L. Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peranan orang tua sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan anaknya ke hal-hal yang positif. Orang tua menjadi pemimpin lembaga ini, dan orang tua merupakan pendidik pertama dan utama. Khususnya di Desa Tolai karena penduduk di Desa ini sebagian besar sebagai petani sehingga perhatian dan waktu dirumah untuk mendidik anak sangat sedikit. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? 2 ) Apakah kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? 3) Apakah upaya – upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? Penelitian ini bertujuan : 1). Untuk mengetahui peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, 2 ). Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, 3). Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penentuan sumber data menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui, observasi, wawancara,dokumentasi dan kepustakaan, sedangkan teknik analisis data mencakup tiga langkah : 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) menarik kesimpulan. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, 1) peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak, melalui : a) mengajarkan anak tentang etika, b) mengajarkan anak tentang sopan santun. 2) kendala-kendala dalam menanamkan pendidikan agama terhadap anak seperti, dampak negative dari teknologi, minimnya pendidikan orang tua, kesibukan orang tua,dan pengaruh negatif dari lingkungan dan pergaulan. 3) upaya-upaya yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala –kendala adalah: a) mengarahkan penggunaan teknologi, b) belajar dari pengalaman orang tua, c) meluangkan waktu dimalam hari, d) memantau dan membatasi pergaulan anak.

Page 7 of 12 | Total Record : 114