cover
Contact Name
Fatmala Sari Okaviani
Contact Email
fatmala.oktaviani@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
gentabahterakepri@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bintan,
Kepulauan riau
INDONESIA
Genta Bahtera : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan
ISSN : 25032135     EISSN : 26561085     DOI : -
Core Subject : Education,
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan is a journal of language studies published by Language Agency of Kepulauan Riau (Kantor Bahasa Kepulauan Riau). It is a research journal which publishes various research reports, literature studies, and scientific writings on phonetics, phonology, morphology, syntax, discourse analysis, pragmatics, anthropolinguistics, language and culture, dialectology, language documentation, forensic linguistics, comparative historical linguistics, cognitive linguistics, computational linguistics, corpus linguistics, neurolinguistics, language education, translation, language planning, psycholinguistics, sociolinguistics, and other scientific fields related to language studies.
Arjuna Subject : -
Articles 81 Documents
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA MEDIA LUAR RUANG DI KALIMANTAN SELATAN Jahdiah Jahdiah
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 4, No 2 (2018): Desember
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.363 KB) | DOI: 10.47269/gb.v4i2.58

Abstract

Indonesian language is the main control instrument for communication among speakers within one bond that are Indonesian people. This paper aims to describe the use of Indonesian language in outdoor media in South Kalimantan. It uses descriptive method. This method attempts to describe data relating to the use of Indonesian language in outdoor media in South Kalimantan. The outdoor media discussed in this research are the name of shopping center, housing, business center, hotel, the name of government and private institution, sign board, banner, and billboard. Techniques of data collecting are direct observations in the field. The results show that there are language errors in the use of Indonesian language in the outdoor media. 1) Misspelling of letters and words. 2) Language errors relating to punctuation, 3) Error writing in formal words. AbstrakBahasa Indonesia merupakan alat kontrol utama manusia untuk berkomunikasi dengan sesama penutur yang mempunyai satu ikatan, yaitu bangsa Indonesia. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang di Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini berusaha untuk mendeskripsikan data yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang di Kalimantan Selatan. Berupa papan nama (tempat perbelanjaan, perumahan, tempat usaha, perhotelan, nama instansi pemerintah, dan swasta) papan petunjuk, kain rentang, serta iklan luar ruang. Teknik pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang masih terdapat kesalahan, yaitu 1) Kesalahan Pemakaian Huruf dan Penulisan Kata pada Media Luar Ruang di Kalimantan Selatan, 2) Kesalahan Penulisan Tanda Baca pada Media Luar Ruang di Kalimantan Selatan, Dan3) Kesalahan Penulisan Kata Baku Pada Media Luar Ruang di Kalimantan Selatan.Kata Kunci: bahasa Indonesia, media luar ruang, kesalahan
ANALISIS NILAI MORAL DALAM CERITA BERSAMBUNG “MBURU PUSAKA” KARYA AL ARIS PURNOMO Herlina Setyowati; Eko Santosa
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 3, No 1 (2017): Juni
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3594.105 KB) | DOI: 10.47269/gb.v3i1.2

Abstract

Karya sastra sebagai salah satu hasil kebudayaan manusia tentunya sangat menarik untuk dikaji kandungan pesan moralnya. Nilai-nilai pesan moral yang terdapat dalam cerita bersambung tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Dalam penelitian ini, cerita bersambung yang diteliti berjudul “Mburu Pusaka” karya Al Aris Purnomo yang dimuat di Majalah Jaya Baya. Cerita bersambung “Mburu Pusaka” ini dimuat bagian demi bagian dari episode 1 sampai 23, yaitu sejak edisi nomor 06  Bulan Oktober 2014 sampai dengan edisi nomor 27 Bulan Maret 2015. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan kandungan nilai moral di dalam cerita bersambung “Mburu Pusaka” karya Al Aris Purnomo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka dan teknik catat. Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan metode content analysis (analisis isi). Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa cerbung “Mburu Pusaka” karya Al Aris Purnomo mengandung nilai moral baik meliputi sopan, ramah, percaya adanya Tuhan, menghormati perbedaan pendapat, peduli, rendah hati, akrab antara atasan dan bawahan, menghormati orang lain, mempunyai prinsip hidup, mengutamakan orang lain, bijaksana, jujur, dan cerdik; sedangkan nilai moral buruk meliputi mudah percaya pada orang lain, sakit hati pada orang lain, menukar barang milik orang lain, dan licik. Kata kunci: nilai moral, cerita bersambung Literary work is one people cultures which is very interesting to be analyzed in terms of its moral values. Moral values found inside this serial story can become life guidance and it can be applied in daily life. In this research, the serial story which is going to be analysed entitles Mburu Pusaka (hunting for heritage) written by al Aris Purnomo contained in Jaya Baya magazine. This story is contained part by part from episode 1 until episode23, since edition number 06 month of October 2014 until edition number 27 month of March 2015. The aim of this research is to describe the moral values found in serial story of Mburu Pusaka written by Al Aris Purnomo. Data collecting tecniques used are literary and documentary note-taking analysis. Data analysis technique used is content analysis method. Based on reserach result, it is found out that the Mburu Pusaka story contains good moral values such as polite, friendly, respecting different opinions, care, humble, being chummy between boss and staff, respecting others, accentuating others, wise, honest, and smart while bad moral values such as easily believing in others, resentful to othres, exchange other’s goods, and sly.
KAIDAH MORFOFONEMIK BAHASA SUMBAWA DIALEK SUMBAWA BESAR Rahmad Hidayat
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 4, No 1 (2018): Juni
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.764 KB) | DOI: 10.47269/gb.v4i1.42

Abstract

This study aimed to describe morphophonemic rules of Sumbawa language of Sumbawa Besar dialect. The description of the morphophonemic process in this study focuses on the morphophonemic rules based on the entire group of affixed morphemes found in the Sumbawa language of Sumbawa Besar dialect. The data was collected by using Introspektif method and Catat technique. Analyzing data using the Hubung-Banding Menyamakan and Hubung-Banding Membedakan techniques of the Padan Intralingual methods. The presentation of data analysis results using Formal and Informal methods. The affixed morpheme in BSDSB consists of prefixes {ba-}, {raN-}, {ka-}, {kaN-}, {pa-}, {paN-}, {sa-}, {saN-}, and {N-} and infix {-N-}. Each affixed morpheme has several concrete forms of morph as it joins the basic form by affixation. Morpheme {ba-} has four concrete forms, namely {ba-}, {bar-}, {bal-}, and {ra-}. Morpheme {raN-} has four concrete forms, they are {ran-}, {ram-}, {raŋ-}, and {rañ-}. Morpheme {ka-} has only a concrete form of {ka-}. Morpheme {kaN-} has seven concrete forms, namely {ka-}, {kaŋ-}, {kam-}, {kan-}, {kañ-}, {kaŋə-}, and {gan-}. Morpheme {saN-} has five concrete forms, they are {sa-}, {sam-}, {san-}, {saŋ-}, and {saŋə-}. Morpheme {sa-} has only a concrete form of {s-}. Morpheme {pa-} has only a concrete form of {pa-}. Morpheme {paN-} has eight concrete forms of morph {pa-}, {pam-}, {pan-}, {pañ-}, {paŋ-}, {paŋə-}, {par-}, and {pal-}. Morpheme {N-} has six concrete forms of morph {ŋ-}, {ñ-}, {m-}, {n-}, {ma}, and {mar-}. Infix morpheme {-N-} has two concrete forms of morph {-n-} and {-m-}. AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan kaidah morfofonemik bahasa Sumbawa dialek Sumbawa Besar. Uraian proses morfofonemik dalam penelitian ini berfokus pada kaidah morfofonemik berdasarkan seluruh kelompok morfem afiks yang terdapat dalam bahasa Sumbawa dialek Sumbawa Besar. Pengumpulan data dilakukan dengan metode instrospektif dan teknik catat. Penganalisisan data menggunakan teknik hubung-banding menyamakan dan hubung-banding membedakan dari metode padan intralingual. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Morfem afiks dalam BSDSB terdiri atas prefiks yakni {ba-}, {raN-}, {ka-}, {kaN-}, {pa-}, {paN-}, {sa-}, {saN-}, dan {N-} serta infiks {-N-}. Tiap-tiap morfem afiks memiliki beberapa wujud konkret berupa morf ketika bergabung dengan bentuk dasar melalui afiksasi. Morfem {ba-} memiliki empat wujud konkret, yaitu {ba-}, {bar-}, {bal-}, dan {ra-}. Morfem {raN-} memiliki empat wujud konkret berupa {ran-}, {ram-}, {raŋ-}, dan {rañ-}. Morfem {ka-} hanya memiliki satu wujud konket, yaitu {ka-}. Morfem {kaN-} memiliki tujuh wujud konkret, yaitu {ka-}, {kaŋ-}, {kam-}, {kan-}, {kañ-}, {kaŋə-}, dan {gan-}. Morfem {saN-} memiliki lima wujud konkret berupa {sa-}, {sam-}, {san-}, {saŋ-}, dan {saŋə-}. Morfem {sa-} hanya memiliki satu wujud konkret yakni {sa-}. Morfem {pa-} hanya memiliki wujud konkret berupa {pa-}. Morfem {paN-} memiliki delapan wujud konkret berupa {pa-}, {pam-}, {pan-}, {pañ-}, {paŋ-}, {paŋə-}, {par-}, dan {pal-}. Morfem {N-} memiliki enam wujud konkret berupa morf {ŋ-}, {ñ-}, {m-}, {n-}, {ma}, dan {mar-}. Morfem infiks {-N-} memiliki dua wujud konkret berupa {-n-} dan {-m-}.
TEMA DALAM KUMPULAN PUISI “CARA MENGHITUNG ANAK” KARYA ABU WAFA Dody Kristianto
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 3, No 2 (2017): Desember
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.268 KB) | DOI: 10.47269/gb.v3i2.16

Abstract

AbstrakArtikel hasil penelitian ini berisi pembahasan tentang tema dalam kumpulan puisi Cara Menghitung Anak (CMA) karya Abu Wafa. Tema merupakan hasil perenungan pengarang terhadap dunianya. Kekuatan puisi dalam kumpulan CMA adalah penggunaan diksi dan pengucapan khas dunia anak. Penulis berasumsi tema dalam kumpulan puisi CMA dekat dengan dunia anak. Metode yang digunakan adalah pendekatan struktural dengan mengkhususkan kajian pada tema dalam kumpulan puisi CMA. Teknik yang digunakan adalah kajian pustaka Hasilnya, ada empat tema yang diangkat dalam kumpulan CMR ada empat tema besar, yaitu (a) pola asuh orang tua, (b) kehidupan di sekitar anak, (c) perasaan cinta pada anak-anak, serta (d) kondisi dunia pendidikan. Saran yang penulis sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah orang tua agar selalu mendampingi anak dalam tahapan perkembangan mereka. Cara yang digunakan dalam mendidik anak hendaknya tidak membatasi kreativitas serta imajinasi anak. Kata kunci: tema, puisi, anak  AbstractThis research article contains a discussion of the theme in the collection of poetry Cara Menghitung Anak (CMA) by Abu Wafa. The theme is the author’s contemplation of his world. The strength of poetry in the collection of CMA is the use of diction and pronunciation typical of the child’s world. The author assumes the theme in a collection of CMA poems close to the child’s world. The method used was a structural approach by specializing the study on themes in a collection of CMA poems. Technique used was literature review. The result shows that there are four themes raised in the CMR collection which consist of (a) parenting patterns, (b) life around children, (c) feelings of love in children, and (d) the condition of education. The author’s suggestion in relation to the results of this study is that parents are always accompanying children in their developmental stages. Ways used in educating children should not restrict the creativity and imagination of children. Keywords: theme, poetry, children
SUFIKS BAHASA KOMERING Rahmat Muhidin
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 4, No 2 (2018): Desember
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.485 KB) | DOI: 10.47269/gb.v4i2.64

Abstract

This research aims to describe Suffix Komering language spoken by Komering community in Ogan Komering Ulu District (OKU). The problem of this research is how the variant, function and meaning of Komering language suffix. To solve the problem and the purpose of the study was used a qualitative descriptive method with interpretative analysis. The results of the study prove that the type of suffix in the Komering language is as follows: (1) suffix - usually attached to the verb or verb. The suffix works as a noun, (2) suffix in other Komering languages is -wan, -jan, -ko, suffix -i, suffix -na. Function suix -i works to form imperative active verbs. Suffix -wan functions to form nouns, Sufiks -jan function form nouns, Sufiks -ko function as transitive active verb formers. Sui-ii works as a passive verb form. The suffix works as a adjective or adjective.AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan sufiks bahasa Komering yang dituturkan oleh masyarakat Komering di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Masalah penelitian ini adalah bagaimana bentuk varian, fungsi dan makna sufiks bahasa Komering. Untuk memecahkan masalah dan tujuan penelitian digunakan metode deskriptif kualitatif yang disertai analisis interpretatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa jenis sufiks dalam bahasa Komering adalah sebagai berikut: (1) sufiks –an lazimnya dilekatkan pada kata kerja atau verba. Sufiks –an berfungsi membentuk kata benda, (2) sufiks dalam bahasa Komering yang lain adalah –wan, -jan, -ko, sufiks –i, akhiran –na. Fungsi sufiks –i berfungsi membentuk kata kerja aktif imperatif. Sufiks –wan berfungsi membentuk kata benda, Sufiks –jan berfungsi membentuk kata benda, Sufiks –ko berfungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif transitif. Sufiks –i berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif. Sufiks –na berfungsi membentuk kata sifat atau adjektiva.Kata Kunci: sufiks, bahasa, Komering
PEMBERDAYAAN BAHASA INDONESIA DALAM USAHA PENGURANGAN BENTUK CAMPUR KODE BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA Mhd. Pujiono
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 3, No 1 (2017): Juni
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1767.916 KB) | DOI: 10.47269/gb.v3i1.7

Abstract

AbstrakPenelitian ini membahas tentang campur kode yang terjadi dalam masyarakat bilingual seperti di kalangan warga keturunan Jepang Indonesia di kota Medan. Campur kode bahasa Jepang di dalam bahasa Indonesia tersebut sangat sulit dihilangkan. Hal ini disebabkan karena warga keturunan memiliki dua bahasa ibu yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualiatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket dan catat. Untuk mengetahui seberapa besar campur kode yang terjadi di kalangan warga keturunan Indonesia-Jepang, diperlukan sebanyak 20 orang sebagai informan warga keturunan Indonesia-Jepang. Hasil yang diperoleh dari angket yang dibagikan, campur kode bentuk leksikal sebanyak 75%, campur kode bentuk frasa sebanyak 8,3% dan campur kode bentuk klausa sebanyak 16,7%. Untuk mengurangi terjadinya campur kode di kalangan warga keturunan Indonesia-Jepang tersebut, diperlukan suatu pemberdayaan bahasa Indonesia. Salah satu bentuk pemberdayaan tersebut adalah menanamkan rasa prestise (bangga) dan loyalitas terhadap penggunaan bahasa Indonesia di kalangan warga keturunan Jepang Indonesia. Dengan loyalitas itu, bahasa Indonesia akan diwariskan dari generasi ke generasi. Selain itu, menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar di lingkungan warga keturunan Indonesia-Jepang dan juga dalam upacara-upacara yang berhubungan dengan budaya. Kata kunci : campur kode, warga keturunan, pemberdayaan  AbstractThis research elaborates the code mixing occurs in bilingual society of Japanese Indonesian descendents in Medan city. Japanese code mixing in bahasa Indonesia is difficult to avoid. This is due to the situation where the Japanese Indonesian descendants have two mother tongues: Indonesian and Japanese. The method used in this research was descriptive qualitative. The technique of collecting data used was questionnaire and note taking. In order to reveal the sheer of code mixing occurs amongst Indonesian Japanese descendants, 20 informants were required. The result obtained from the distributed questionnaires reveals that lexical code mixing is 75%, phrase code mixing is 8, 3% and clause code mixing is 16, 7%. In order to reduce the code mixing amongst the Indonesian-Japanese descendants, the empowerment of bahasa Indonesia is urgently required. One of the empowerments is by instilling the prestige and allegiance toward the use of bahasa Indonesia amongst Indonesian Japanese descendants. With the allegiance, bahasa Indonesia will eventually bestowed upon generation to generation. Besides that, utilizing bahasa Indonesia to become the medium of instruction within the environment of Indonesian Japanese descendants and in cultural ceremonies will also assist to empower bahasa Indonesia within the Indonesian Japanese descendants society in Medan.  Key words: code mixing, Japanese descendants, empowerment
VOKAL BAHASA BUDONG-BUDONG Mardi Nugroho
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 4, No 1 (2018): Juni
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2084.075 KB) | DOI: 10.47269/gb.v4i1.49

Abstract

The Budong-Budong language is an almost extinct language. Number of speakers of Budong-Budong language are 70 people. Therefore, this language should be prioritized for conservation. The efforts included in the conservation programe are the preparation of phonological, morphological, syntactic, and literary or orthographic systems. The problem of the research is to know any vowels are available in Budong-Budong language. The purpose of this research is to find vowels contained in Budong-Budong language and their allophones that are expected to be useful for any preparation of its phonology system. The method used in this research is descriptive. Data collection is done by interview and recording. Data processing is done by the method of matching (referent and opponent referral tool) and the method of distribution (with the technique of minimal pair opposition). This study refers to the theory of Verhar on the concept of phonemes, vowel types, and the identity of phonemes as distinct identities. The result of data analysis is vowels in Budong-Budong as much as five, that are / i /, / e /, / a /, / o /, and / u /. There is a special vowel in Budong-Budong language, i.e. /a/. The /a/ vowel of Budong-Budong has two allophones, i.e. [a] and [_]. The examples of allophone [a] are such as in the following words:  /ako/ [ako] ‘what’, /babuah/ [babu:ah] ‘chest’, and /bulampa/ [bulampa] ‘thigh’. The examples of allophone [_] are such as in the following words: /aso?/ [_So?] ‘rib’, /kanding/ [k_ndiG] ‘forehead’, dan /lima/ [lim_] ‘five’. AbstrakBahasa Budong-Budong merupakan bahasa yang hampir punah. Bahasa Budong-Budong jumlah penuturnya 70 orang. Oleh karena itu, bahasa ini selayaknya diprioritaskan untuk dikonservasi. Contoh upaya yang termasuk dalam program konservasi ialah penyusunan sistem fonologi, morfologi, sintaksis, dan sistem aksara atau ortografi. Masalah dalam penelitian ini ialah vokal apa saja yang terdapat dalam bahasa Budong-Budong. Tujuan penelitian ini ialah menemukan vokal-vokal yang terdapat dalam bahasa Budong-Budong dan alofon-alofonnya yang diharapkan berguna dalam upaya penyusunan sistem fonologinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan perekaman. Pengolahan data dilakukan dengan metode padan (alat penentunya referen dan lawan bicara) dan metode distribusional (dengan teknik oposisi pasangan minimal). Penelitian ini mengacu pada teori Verhar mengenai konsep fonem, jenis-jenis vokal, identitas fonem sebagai identitas pembeda. Hasil analisis data ialah vokal dalam bahasa Budong-Budong sebanyak lima, yaitu /i/, /e/, /a/, /o/, dan /u/. Ada vokal yang khas dalam bahasa Budong-Budong, yaitu /a/. Vokal /a/ memiliki dua alofon, yaitu [a] dan [_]. Contoh alofon [a] ialah pada kata-kata /ako/ [ako] ‘apa’, /babuah/ [babu:ah] ‘dada’, dan /bulampa/ [bulampa] ‘paha’. Contoh alofon [_] ialah pada kata-kata /aso?/ [_So?] ‘rusuk’, /kanding/ [k_ndiG] ‘dahi’, dan /lima/ [lim_] ‘lima’.
POLA BAHASA GENERASI MILENIAL DALAM NOVEL CATATAN HATI SEORANG ISTRI KARYA ASMA NADIA Siti Maryam
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 5, No 1 (2019): Juni
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.265 KB) | DOI: 10.47269/gb.v5i1.80

Abstract

Abstrak: Penelitian ini mengkaji pola atau karakteristik bahasa generasi milenial dalam novel Catatan Hati Seorang Istri (CHSI) karya Asma Nadia dan hal-hal yang memengaruhinya. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan pola bahasa generasi milenial pada novel tersebut dan beberapa faktor yang memengaruhi kemunculannya. Landasan teori yang digunakan meliputi alih kode, campur kode, dan interferensi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel CHSI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat alih kode, campur kode, dan interferensi. Alih kode terdiri atas alih kode ke dalam dan alih kode ke luar. Alih kode ke dalam yang ditemukan berupa alih kode bahasa Indonesia ke bahasa Ambon atau bahasa Jawa. Alih kode luar berupa alih kode bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau bahasa Arab. Campur kode terdiri atas tiga jenis yaitu campur kode ke dalam (bahasa Jawa dan Betawi), campur kode luar (bahasa Inggris dan Arab), dan campur kode campuran  (bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Jawa). Hasil penelitian juga menunjukkan adanya interferensi pada tataran morfologi. Dilihat dari faktor yang memengaruhinya, alih kode dan campur kode terjadi karena adanya peralihan pokok pembicaraan, penggunaan ragam nonformal, tutur bahasa rendah, keterbatasan padanan kata, dan penggunaan istilah yang lebih populer. Sementara itu, faktor yang memengaruhi adanya interferensi adalah kebiasaan penggunaan bahasa ibu.Kata Kunci: pola, milenial, alih kode, campur kode, interferensiAbstract: This research examines about patterns or characteristics of the millennial generation language in the novel Catatan Hati Seorang Istri (CHSI) by Asma Nadia and things took. Therefore, the purpose of the study is to describe the millennial generation pattern language in the novel and some of the factors that affect its appearance. The cornerstone of the theory being used i.e. instead of code, mixed code, and interference. As for the methods used in this research was the qualitative descriptive method. The data obtained through the novel CHSI. The results of the research there are over code, mixed code, and interference. Instead the code is composed of over code in a language such as existence of Ambon and the Java language. Instead the code outside the English when it shows up and the Arabic language. So also in the mix of code consists of three types of mixed code in IE there are Javanese and Betawi, mix the code out there is the language of the United Kingdom and Arabs and mix the mixture contained code English, Arabic language, and the Java language. Research results also show the presence of interference on the morphological level. Then, the factors that affect the occurrence over the code and the mix of code among them; the transition of the staples of the talk, the use of colloquial language, said spectrum is low, the limitations of the matching word, and the more popular use of the term. Meanwhile, the factors that influence the presence of interference that is due to the terbawanya habits in the use of the mother tongue.
NARASI REALISME MAGIS DALAM PUISI “GONG” KARYA NIRWAN DEWANTO Maharani Intan Andalas
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 3, No 2 (2017): Desember
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.291 KB) | DOI: 10.47269/gb.v3i2.12

Abstract

AbstrakPengaruh kesusastraan global berupa realisme magis ditemukan dalam sastra Indonesia, baik dalam prosa maupun puisi. Salah satu indikasi karya realisme magis adalah dihadirkannya mitos dalam konteks masa kini. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana yang magis dan yang nyata dinarasikan berdasarkan elemen-elemen yang menjadi karakteristik realisme magis dalam puisi “Gong” serta hubungan antarelemen dan kadar realisme magis di dalamnya. Penelitian ini menggunakan teori naratif realisme magis Wendy B. Faris. Metode penelitian didasarkan pada teori berupa penentuan data dan pengumpulan data yang meliputi klasifikasi data menjadi dua kategori utama, yaitu data magis dan data riil. Dalam hasil dan pembahasan, dibuktikan bahwa puisi “Gong” mengandung narasi realisme magis atas mitos Calon Arang melalui lima karakteristik realisme magis yang terdapat di dalamnya. Selain itu, terdapat hubungan relasional di antara elemen yang menjadi karakteristik tersebut. Kadar realisme magis dilihat dari tokoh dan peristiwa dapat dikatakan cukup kuat. Puisi ini menggarisbawahi isu perempuan dan akhir patriaki. Isu tersebut berkait dengan konteks posmodernisme. Penggunaan mitos dalam puisi memperlihatkan cara pandang posmodernisme yang tidak terlepas dari Jakarta sebagai konteks sosial penyair. Kata kunci: mitos, narasi, realisme, magis, karakteristik  AbstractThe impact of global literature of magical realism is found in Indonesia literature in both prose and poetry. One indication of the work of magical realism is the representation of myth in the contemporary context. The problem discussed in this research are the narration of the magic and the real in Gong poem and the connection between elements, also the level of magical realism in it. This research used narrative theory of magical realism by Wendy B Faris. This research method was based on magical realism theory in the form of data determination and data collection which included the classification into two categories namely magical data and real data. In result and discussion proved that Gong poem contained a narrative of magical realism upon Calon Arang myth through five characteristic of magical realism in it beside the relation among the elements. Magical realism level seen from character and events was strong enough. This poem underlines the issues of women and the end of patriarchy. The issues are related with postmodernism context. The myths in poem shows postmodernism point of view that can’t be separate from Jakarta as social context. Keywords: myth, narrative, magical, realism, characteristic
TEKNIK PENERJEMAHAN TRANSPOSISI DAN KEAKURATAN HASIL TERJEMAHAN: STUDI KASUS MENU RESTORAN Raja Rachmawati
GENTA BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 4, No 2 (2018): Desember
Publisher : Kantor Bahasa Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.735 KB) | DOI: 10.47269/gb.v4i2.59

Abstract

This study aims at finding the forms of transposition used in the translation of the food and drinks menu of Taman Indie Restaurant, Surabaya, from Indonesian into English and to know the effect of using transposition on the meaning and results of the translation of the food menu. This type of research is a basic study with a qualitative and descriptive approach. The data in this study include words, phrases and sentences contained in the description of the names of food and drinks at Taman Indie Restaurant, Surabaya. The data analysis technique used is that the transposition form used in the translation of menu names in Indonesian cuisine is associated with the accuracy aspects of the analysis, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The result of the study shows that 1) the form of transposition used in the translation of the restaurant menu is the shift class (nouns to adjectives, verbs to adjectives, and there is no verbs to nouns shift) and shift units (words to phrases), 2) the level of accuracy of translationsincluded in the category medium. They are accurate translation 54 data (52.94%), less accurate, 26 data (25.49%) and inaccurate 22 data (21.56%). AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bentuk-bentuk transposisi yang digunakan dalam penerjemahan menu makanan dan minuman Restoran Taman Indie, Surabaya, dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dan mengetahui pengaruh penggunaan transposisi terhadap makna dan hasil penerjemahan menu makanan tersebut. Penelitian ini adalah kajian dasar dengan pendekatan kualitatif dan deskriptif. Data dalam kajian ini mencakup kata, frasa dan kalimat yang terdapat dalam deskripsi nama makanan dan minuman Restoran Taman Indie, Surabaya. Teknik analisis data yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan bentuk transposisi yang digunakan pada terjemahan nama menu masakan Indonesia dikaitkan dengan aspek keakuratan analisisnya, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil pengolahan data ditemukan bahwa 1) bentuk transposisi yang digunakan dalam penerjemahan menu restoran adalah class shift (nomina ke adjektiva, verba ke adjektiva, dan tidak ditemukan dari verba ke nomina) dan unit shif (kata ke frasa), 2) tingkat keakuratan terjemahan termasuk dalam kategori sedang, yaitu terjemahan yang akurat yaitu 54 data (52,94%), kurang akurat, 26 data (25,49%) dan 22 data (21,56%) tidak akurat.