cover
Contact Name
Dr. dr. Puspa Wardhani, SpPK
Contact Email
admin@indonesianjournalofclinicalpathology.org
Phone
+6285733220600
Journal Mail Official
majalah.jicp@yahoo.com
Editorial Address
Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Soetomo Jl. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML)
ISSN : 08544263     EISSN : 24774685     DOI : https://dx.doi.org/10.24293
Core Subject : Health, Science,
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML) is a journal published by “Association of Clinical Pathologist” professional association. This journal displays articles in the Clinical Pathology and Medical Laboratory scope. Clinical Pathology has a couple of subdivisions, namely: Clinical Chemistry, Hematology, Immunology and Serology, Microbiology and Infectious Disease, Hepatology, Cardiovascular, Endocrinology, Blood Transfusion, Nephrology, and Molecular Biology. Scientific articles of these topics, mainly emphasize on the laboratory examinations, pathophysiology, and pathogenesis in a disease.
Articles 21 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 3 (2017)" : 21 Documents clear
ANALYSIS OF RHESUS AND KELL GENOTYPE IN PATIENTS WITH TRANSFUSION REACTION Sukmawaty Sukmawaty; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1202

Abstract

Transfusi darah dapat memberikan reaksi imunologis. Yang paling sering adalah reaksi transfusi terkait pecahnya sel darah(hemolitik) akibat tidak terdapatnya antibodi. Anti serum (Ab) yang disarankan saat ini untuk mendeteksi keberadaan antigen sel darahmerah yaitu ABO, Rhesus dan Kell. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genotipe pasien Rhesus dan Kell dengan reaksi transfusi,menggunakan metode potong lintang di 35 subjek yang mengalami reaksi transfusi pada masa waktu antara bulan Juni–Agustus 2015di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Semua sampel diperiksakan antigen Rhesus dan Kell menggunakan sampel darah pasienyang ada di Bank Darah RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Subjek penelitian rerata berumur 49,91 tahun dan sebagian besar berjeniskelamin perempuan (71,43%). Golongan darah yang paling banyak mengalami reaksi transfusi adalah golongan darah O (54,29%).Semua sampel adalah Rhesus positif (100%). Antigen D (100%), C (62,86%), c (40%), E (57,14%) dan e (91,43%). Antigen Kell diperolehK (8,57%) dan k (91,43%). Dari semua sampel sebagian besar antigen yang didapatkan adalah antigen D dan e, serta k.
APO B/APO A-I RATIO IN PATIENTS WITH STENOSIS CORONARY HEART DISEASE GREATER OR LESS THAN 70% Dedi Ansyari; Tapisari Tambunan; Harris Hasan
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1198

Abstract

Penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyebab terbesar kematian di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satunya adalahpenyakit jantung koroner yang disebabkan adanya aterosklerosis. Perlu adanya petanda pengganti proses aterosklerosis sebagai faktorkebahayaan dan sebagai peramal aterosklerosis dan PJK. Apo B dan rasio Apo B/Apo A-I dianggap sebagai petanda yang terbaik. Tujuanpenelitian untuk mengetahui rasio Apo B/Apo A-I di pasien PJK dengan stenosis lebih besar atau sama dengan 70% dan lebih kecil 70%.Metode penelitian dengan potong lintang di 69 pasien PJK, yaitu 46 pasien PJK dengan stenosis lebih besar atau sama dengan 70% dan23 pasien PJK dengan stenosis lebih kecil 70% di Departemen Kardiologi FK. USU/RSUP H. Adam Malik Medan bekerja sama denganDepartemen Patologi Klinik FK. USU/RSUP. H Adam Malik Medan masa waktu Juli 2015 sampai dengan November 2015. Hasil telitiandidapatkan kadar Apo B di pasien PJK dengan stenosis lebih besar atau sama dengan 70% adalah 115,63±30,96 dan pasien PJK denganstenosis lebih kecil 70% adalah 96,43±25,62 dengan nilai p=0,013. Kadar Apo A-I di pasien PJK dengan stenosis lebih besar atau samadengan 70% adalah 148,30±26,80 dan pasien PJK dengan stenosis lebih kecil 70% adalah 173,74±32,33 dengan nilai p=0,001. RasioApo B/Apo A-I di pasien PJK dengan stenosis lebih besar atau sama dengan 70% adalah 0,79±0,20, rasio Apo B/Apo A-I di pasienPJK dengan stenosis lebih kecil 70% adalah 0,55±0,14 dengan nilai p=0,0001. Dari hasil telitian dapat disimpulkan, bahwa terdapatperbedaan bermakna kadar Apo B, Apo A-I serta rasio Apo B/Apo A-I di pasien PJK dengan stenosis lebih besar atau sama dengan 70%dan pasien PJK dengan stenosis lebih kecil 70%.
CORRELATION OF URINE N-ACETYL-BETA-D-GLUCOSAMINIDASE ACTIVITY WITH URINE ALBUMIN CREATININE RATIO IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS Melly Ariyanti; Lillah Lillah; Ellyza Nasrul; Husni Husni
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1207

Abstract

Urine Albumin Creatinine Ratio (UACR) merupakan metode untuk mengukur mikroalbuminuria, petanda awal dan paling banyakdigunakan untuk diagnosis nefropati diabetes. N-asetil-beta-d-glukosaminidase (NAG) air kemih adalah enzim lisosom dengan beratmolekul besar sehingga tidak difiltrasi oleh glomerulus. Ekskresi NAG di air kemih sangat mudah terganggu terutama oleh filtrasialbumin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kenasaban NAG air kemih dengan UACR di pasien DM tipe 2. Penelitian ini merupakanpenelitian analitik dengan rancangan potong lintang terhadap 25 pasien DM tipe 2 yang berobat ke Poliklinik Endokrin Penyakit DalamRSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2016–September 2016. Albumin air kemih diukur denganmetode imunoturbidimetri, kreatinin air kemih dengan metode Jaffe dan NAG dengan Enzyme-Linked Immune Sorbent Assay (ELISA).Kenasaban Spearman dilakukan untuk mengetahui hubungan aktivitas NAG air kemih dan UACR. Penelitian ini terdiri dari laki-laki68% dan perempuan 32%. Rerata umur 56,16±7,6 tahun dengan rentang 39–67 tahun. Kadar glukosa, ureum dan kreatinin serumberturut-turut, 148±49 mg/dL, 24±6,2 mg/dL dan 0,9±0,3 mg/dL. Normoalbuminuria sebanyak 80% dan mikroalbuminuria 20%.Median nilai UACR pasien DM tipe 2 adalah 6,02 (16,46) mg/g dengan rentang 1,53–119,41 mg/g dan rerata kadar NAG adalah51,01±31,88 ng/mL dengan rentang 9,45–144,38 ng/mL. Uji kenasaban Spearman menunjukkan kenasaban yang kuat antara aktivitasNAG air kemih dengan UACR dengan r=0,614 dan p<0,05. Terdapat kenasaban yang kuat antara aktivitas NAG air kemih denganUACR di pasien DM tipe 2.
CORRELATION BETWEEN MATRIX METALLOPROTEINASE 1 SERUM LEVELS AND MODEL OF END STAGE HEPATIC DISEASE SCORE IN PATIENTS WITH HEPATIC CIRRHOSIS Stephanus Yoanito; Siti Muchayat
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1195

Abstract

Sirosis hati masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia, merupakan penyakit fibrosis hati yang berkebahayaan komplikasi.Pemeriksaan biopsi hati masih merupakan baku emas dalam penegakan diagnosis sirosis hati, tetapi pemeriksaan ini bersifatmenyakitkan. Banyak model prognostik telah dikembangkan dalam dua dekade terakhir untuk meramalkan kematian di pasien sirosishati dan variabel yang termasuk dalam model ini adalah Model End Stage Hepatic Disease (MELD). Penelitian ini mengukur kadarMatrix Metalloproteinase 1 (MMP-1) serum sebagai enzim dalam proses degradasi matrix extraselular pada sirosis hati, yang dapatdigunakan untuk menilai tingkat keparahan di pasien sirosis hati. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi kadar MMP-1 serumterhadap skor MELD di pasien sirosis hati. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional potong lintang. Ciri subjek ditampilkansecara deskriptif dalam perbandingan. Ciri hasil laboratorium dalam bentuk rerata, simpang baku, median (minimum-maksimum).Uji Spearman digunakan untuk mengetahui kenasaban kadar MMP-1 serum terhadap skor MELD di pasien sirosis hati. Sebanyak 30pasien sirosis hati, rerata umur 52,43 tahun, dominasi laki-laki sebesar 19 pasien (63,3%), penyebab terbanyak adalah HBV sebesar18 pasien (60,4%), dengan nilai median skor MELD adalah 15,5 dan kadar rerata MMP-1 adalah 106,91 pg/mL. Terdapat kenasabannegatif moderate antara kadar MMP-1 serum dengan skor MELD dan bermakna dengan nilai r=- 0,402 (p=0,028). Terdapat kenasabannegatif moderate dan bermakna antara kadar MMP-1 serum dengan skor MELD di pasien sirosis hati. Untuk aplikasi klinis pemeriksaanMMP-1 serum dapat digunakan untuk memantau hasil pengobatan dan perjalanan penyakit pasien sirosis hati.
ANALYSIS OF ERYTHROCYTE INDICES IN STORED PACKED RED CELLS AT THE BLOOD BANK OF DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL Fitrie Octavia; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1206

Abstract

Komponen darah Packed Red Cells (PRC) sering ditransfusikan kepada pasien dengan petunjuk untuk memperbaiki danmempertahankan sebaran oksigen ke jaringan. Eritrosit mengalami perubahan metabolik selama masa penyimpanan kantong darah PRCdi Bank Darah yaitu deplesi 2,3-diphosphoglycerate (DPG) dan Adenosine Triphosphat (ATP) yang juga disebut dengan jejas penyimpanandan disebabkan oleh penurunan pH darah, peningkatan kepekatan kalium dan laktat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruhpenyimpanan terhadap indeks eritrosit pada darah simpan PRC di Bank Darah. Penelitian deskriptif potong lintang dilakukan masawaktu Februari hingga April 2015 dengan menggunakan 35 sampel darah simpan PRC yang disimpan dan batal ditransfusikan laludiperiksa nilai indeks eritrositnya dengan menggunakan alat Hematology Analyzer Sysmex XT-2000i pada hari pertama (hari-1),keempat (hari-4) dan ketujuh (hari-7) penyimpanan di Bank Darah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Hasil uji statistikFriedman didapatkan perbedaan bermakna di semua tolok ukur indeks eritrosit pada hari pertama, keempat dan ketujuh penyimpanan.Lanjutan dengan Uji Post Hoc Wilcoxon didapatkan perbedaan bermakna tolok ukur MCV antara hari-4 dan hari-7 (p=0,000), hari-1dan hari-7 (p=0,001); MCH antara hari-1 dan hari-7 (p=0,018); MCHC antara hari-1 dan hari-4 (p=0,000), hari-4 dan hari-7(p=0,002), hari-1 dan hari-7 (p=0,000); RDW antara hari-1 dan hari-4 (p=0,011), hari-4 dan hari-7 penyimpanan (p=0,004). HasilPenelitian ini menunjukkan nilai indeks eritrosit darah simpan PRC mengalami perubahan bermakna dari hari pertama hingga ketujuhpenyimpanan di Bank Darah walaupun nilai indeks eritrosit semua tolok ukur masih dalam batas normal.
NEUTROPHIL/LYMPHOCYTE COUNT RATIO ON DENGUE HEMORRHAGIC FEVER Irmayanti Irmayanti; Asvin Nurulita; Nurhayana Sennang
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1200

Abstract

Infeksi virus dengue adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan dampak sosial dan ekonomi. Pemeriksaanrasio netrofil/limfosit sangat mudah dan cepat dilakukan. Rasio netrofil/limfosit dihubungkan dengan perembesan plasma di pasienDBD. Untuk mengetahui rasio netrofil/limfosit pasien DBD berdasarkan derajat DBD. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektifdengan mengambil data rekam medis RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masa waktu Juni 2013–Juni 2015. Uji statistikdilakukan dengan uji Mann-Whitney, uji t dan uji kenasaban Spearman. Didapatkan 96 subjek penelitian yang memenuhi patokankesertaan. Rerata umur subjek penelitian 53,5 tahun (18–89), sebagian besar laki-laki 56,25% dan perempuan 43,75%. Uji Mann-Whitney menunjukkan median leukosit grade I 4,45 (1,10–28,80), grade II 3,25 (1,60–9,20) dengan p=0,03. Median netrofil gradeI 2,41 (0,47–24,65), grade II 1,16 (0,29–6,50) dengan p=<0,01. Median trombosit grade I 113,50 (5,00–342,000), grade II 76,50(3,00–274,00) dengan p=0,009. Rasio netrofil/limfosit grade I 2,19 (0,61–17,25), grade II 0,80 (0,18–5,91) dengan p=<0,01. Ujikenasaban Spearman didapatkan nilai p<0,001 menunjukkan kenasaban antara rasio netrofil/limfosit dan derajat DBD bermakna.Nilai kenasaban Spearman sebesar -0,68 menunjukkan hubungan terbalik, semakin rendah rasio netrofil/limfosit, semakin berat derajatDBD. Uji t menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna nilai limfosit dan hematokrit pasien DBD grade I dan II. Rasio netrofil/limfositpada DBD grade I lebih tinggi daripada grade II, semakin rendah rasio netrofil/limfosit semakin berat derajat DBD.
QUALITY OF STORED RED BLOOD Anak Agung Wiradewi Lestari; Teguh Triyono; Usi Sukorini
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1209

Abstract

Telah diketahui bahwa selama penyimpanan, sel darah merah mengalami sejumlah perubahan yang mempengaruhi viabilitas dankemampuannya untuk membawa oksigen ke jaringan. Perubahan tersebut digolongkan menjadi perubahan biomekanik dan biokimia.Perubahan biomekanik yang terjadi adalah perubahan membran sel. Selama penyimpanan, sel darah merah mengalami perubahanmorfologi secara pesat, dari bikonkaf menjadi echinocytes dengan tonjolan dan akhirnya menjadi spheroechinocytes. Hilangnya kesatuansel darah merah tersebut menyebabkan pelepasan hemoglobin (hemolisis) dan pembentukan mikropartikel yang dapat menyebabkankomplikasi transfusi. Pelepasan hemoglobin (Hb) dan mikropartikel bebas menyebabkan peningkatan penggunaan Nitric Oxide (NO),sebuah molekul sinyal penting yang berperan dalam aliran darah dan dapat merangsang terjadinya inflamasi. Perubahan kimia lainnyayang dapat terjadi adalah penurunan glukosa dan penumpukan asam laktat, penurunan kalium, kepekatan adenosine triphosphate (ATP)dan 2,3-diphosphoglycerate (DPG). Tidak semua kerusakan sel akibat penyimpanan ini bersifat eryptotic. Penurunan kalium bersifatpasif (suhu yang dingin menyebabkan pompa pertukaran natrium/kalium menjadi tidak aktif). Penurunan DPG juga bersifat pasif,terkait dengan perubahan kekhasan enzim diphosphoglycerate mutase/diphosphoglyceratephosphatase dan penurunan pH. PenurunanNO terjadi karena larutnya NO bersama dengan Hb yang dilepaskan saat hemolisis. Hb plasma lebih cepat bereaksi dengan NO,dibandingkan dengan Hb dalam sel darah merah. Berkurangnya NO ini berperan dalam keadaan patologis yang terjadi sehubungandengan pemberian darah simpan termasuk dalam hal pengangkutan oksigen oleh Hb. Perubahan akibat penyimpanan ini reversibel bilasel darah merah tersebut ditransfusikan kembali ke dalam peredaran. Tolok ukur utama yang dikontrol secara rutin untuk penyimpananRBC adalah 0,8–1% hemolisis, 75% in-vivo survival dalam waktu 24 jam setelah transfusi, volume dan kadar hemoglobin sel darahmerah. Tolok ukur tersebut memang sangat berguna, namun, perubahan biokimia yang berhubungan dengan fungsi vaskular jugaharus dipertimbangkan. Perubahan yang terjadi selama penyimpanan tersebut akan reversibel melalui upaya peningkatan kualitaspenyimpanan, atau menambahkan larutan additive.
Author Guideline and Subcribes Form Dian Wahyu Utami
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1801

Abstract

DIAGNOSTIC VALUE OF FASTSURE TB DNA RAPID TEST FOR DIAGNOSIS OF PULMONARY TUBERCULOSIS Diyan Wahyu Kurniasari; Jusak Nugraha; Aryati Aryati
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1203

Abstract

Diagnosis tuberkulosis (TB) di Indonesia menurut Kemenkes RI 2014 masih mengandalkan pemeriksaan mikroskopis Basil TahanAsam (BTA) dari hapusan dahak namun memiliki kepekaan dan kekhasan diagnostik yang rendah. Kepekaan diagnostik kulturMycobacterium tuberculosis (M.tuberculosis) pada media Lowenstein Jensen (LJ) lebih tinggi daripada mikroskopis BTA namun hasilnyamemerlukan waktu 6-8 minggu. Uji cepat Fastsure TB DNA menggunakan metode Cross Priming Amplification (CPA) merupakanuji deteksi kualitatif DNA M.tuberculosis yang diamplifikasi pada satu suhu tetap dan menggunakan nucleic acid lateral flow stripdalam perangkat plastik tertutup. Penelitian ini dilakukan untuk menilai nilai diagnostik uji cepat Fastsure TB DNA untuk diagnosistuberkulosis paru. Metode penelitian secara observasional potong lintang selama Juni sampai November 2015. Total 58 spesimen dahakdari 33 orang terduga tuberkulosis paru dan 25 orang non-tuberkulosis dari RS Paru Karang Tembok Surabaya. Setiap spesimendilakukan pemeriksaan mikroskopis BTA, kultur M.tuberculosis pada media LJ sebagai standar baku emas dan ekstraksi DNA danamplifikasi pada uji cepat Fastsure TB DNA. DNA terekstraksi dimasukkan ke dalam tabung kemudian ke cartridge yang tersedia dalamperangkat. Hasil diamati dalam waktu 30 menit berupa munculnya garis uji dan pembanding pada pita. Berdasarkan penelitian ini,diperoleh kepekaan dan kekhasan diagnostik uji cepat Fastsure TB DNA masing-masing sebesar 84,8% dan 92% dengan koefisien kappaadalah 0,757 menunjukkan kesesuaian yang cukup baik. Uji cepat Fastsure TB DNA merupakan pemeriksaan yang cepat, praktis, relatiftidak mahal untuk diagnosis M.tuberculosis dari spesimen klinis khususnya pada BTA negatif.
THE ANALYSIS OF CALCIUM LEVEL IN STORED PACKED RED CELLS Suryani Jamal; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1194

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui; pengaruh penyimpanan terhadap kadar kalsium pada darah simpan Packed Red Cells (PRC);menentukan kadar kalsium pada hari ke-7, hari ke-21 dan hari ke-35 dan membandingkan kadar kalsium hari ke-7 dan hari ke-21,hari ke-7 dan hari ke-35, hari ke-21 dan hari ke-35. Penelitian ini dilaksanakan di Bank Darah dan Laboratorium Patologi Klinik RSUPDr. Wahidin Sudirohusodo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan potong lintang.Pengambilan sampel dilakukan di semua darah simpan Packed Red Cells (PRC) yang disalurkan di Bank Darah RSUP Dr. WahidinSudirohusodo. Data dianalisis dengan uji statistik Repeated Anova Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaanbermakna kadar kalsium darah simpan PRC akibat pengaruh penyimpanan pada hari ke-7 dan hari ke-21, pada hari ke-7 dan harike-35 serta hari ke-21 dan hari ke-35. Penurunan kadar kalsium terjadi karena eritrosit sudah mulai terjadi lisis.

Page 2 of 3 | Total Record : 21


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol. 32 No. 1 (2025) Vol. 31 No. 3 (2025) Vol. 31 No. 2 (2025) Vol. 31 No. 1 (2024) Vol. 30 No. 3 (2024) Vol. 30 No. 2 (2024) Vol. 30 No. 1 (2023) Vol. 29 No. 3 (2023) Vol. 29 No. 2 (2023) Vol 29, No 1 (2022) Vol. 29 No. 1 (2022) Vol 28, No 3 (2022) Vol. 28 No. 3 (2022) Vol. 28 No. 2 (2022) Vol 28, No 2 (2022) Vol. 28 No. 1 (2021) Vol 28, No 1 (2021) Vol. 27 No. 3 (2021) Vol 27, No 3 (2021) Vol. 27 No. 2 (2021) Vol 27, No 2 (2021) Vol 27, No 1 (2020) Vol. 27 No. 1 (2020) Vol 26, No 3 (2020) Vol. 26 No. 3 (2020) Vol 26, No 2 (2020) Vol. 26 No. 2 (2020) Vol 26, No 1 (2019) Vol. 26 No. 1 (2019) Vol 25, No 3 (2019) Vol. 25 No. 3 (2019) Vol. 25 No. 2 (2019) Vol 25, No 2 (2019) Vol. 25 No. 1 (2018) Vol 25, No 1 (2018) Vol 24, No 3 (2018) Vol. 24 No. 3 (2018) Vol. 24 No. 2 (2018) Vol 24, No 2 (2018) Vol 24, No 1 (2017) Vol. 24 No. 1 (2017) Vol. 23 No. 3 (2017) Vol 23, No 3 (2017) Vol 23, No 2 (2017) Vol. 23 No. 2 (2017) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22, No 3 (2016) Vol 22, No 2 (2016) Vol 22, No 1 (2015) Vol 21, No 3 (2015) Vol 21, No 2 (2015) Vol 21, No 1 (2014) Vol 20, No 3 (2014) Vol 20, No 2 (2014) Vol 20, No 1 (2013) Vol 19, No 3 (2013) Vol 19, No 2 (2013) Vol 19, No 1 (2012) Vol. 19 No. 1 (2012) Vol. 18 No. 3 (2012) Vol 18, No 3 (2012) Vol 18, No 2 (2012) Vol 18, No 1 (2011) Vol. 18 No. 1 (2011) Vol 17, No 3 (2011) Vol 17, No 2 (2011) Vol 17, No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2010) Vol 16, No 2 (2010) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2009) Vol 15, No 2 (2009) Vol 15, No 1 (2008) Vol 14, No 3 (2008) Vol 14, No 2 (2008) Vol 14, No 1 (2007) Vol 13, No 3 (2007) Vol 13, No 2 (2007) Vol 13, No 1 (2006) Vol 12, No 3 (2006) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12, No 1 (2005) More Issue