cover
Contact Name
Andi Syaputra
Contact Email
-
Phone
+6282332189018
Journal Mail Official
jmd@sttkd.ac.id
Editorial Address
Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Jl. Parangtritis No.KM.4,5, Druwo, Bangunharjo, Kec. Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55143
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Manajemen Dirgantara
ISSN : 22527451     EISSN : 26220946     DOI : -
Jurnal Manajemen Dirgantara is a scientific journal published by Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Jurnal Manajemen Dirgantara was first published in 2008 with registered number ISSN 2252-7451 (Print) and ISSN 2622-0946 (Online), is a peer-reviewed journal published two times a year (July and December). Jurnal Manajemen Dirgantara is intended to be the journal for publishing articles reporting the results of management research on aviation.
Articles 295 Documents
ANALISIS PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP SERVICE QUALITY GARUDA INDONESIA AIRLINESTAHUN 2013 Linawati
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 6 No 2 (2013): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.726 KB)

Abstract

Kondisi persaingan di antara perusahaan penerbangan pada saat ini semakin ketat. Masingmasing perusahaan berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan (service quality)bagi penumpang, hal ini juga terjadi pada Maskapai Garuda Indonesia (Garuda Indonesia Airlines). PT. Garuda Indonesia selaku perusahaan penyedia jasa penerbangan Garuda Indonesia Airlines (GIA) harus mengetahuiberbagai hal yang dianggap penting oleh para pelanggan, mengetahui/ menemukan bagianmana dari pelayanannya yang membutuhkan peningkatan, mengevaluasi bagaimana posisiperusahaan pada saat ini (dibandingkan dengan perusahaan pesaing), danmengevaluasi serta mengkoreksi kinerja karyawan dan perusahaan sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan.Salah satu usaha yang dilakukan untuk mempertahankan pelanggan agar senantiasa memilikipersepsi positif terhadap maskapai ini, GIA secara berkesinambungan melakukanpenilaian dan monitor terhadap service qualityyang diberikan kepada pelanggan, sehingga pelanggan akanmemiliki loyalitas tinggi terhadap GIA dan tidak akan berpindah untuk menggunakan jasa maskapainasional maupun internasional lainnya. Penelitian ini melibatkan100 responden yaitu penumpang Garuda Indonesia Airlines.Metode pengumpulandata dilakukan dengan survey dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada responden. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel service quality (SERVQUAL) dan variabel kepuasan pelanggan. Data selanjutnya dianalisis dengan analisis kuantitatif, yaitu denganmemberikan skor penilaian dan perhitungan persentase dari kedua variabel tersebut untuk masing-masing dimensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor masing-masing atribut dalam variabel penelitian ini (service quality) secara keseluruhan menunjukkan nilai baik atau memuaskan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelangga merasa puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikanMaskapai Garuda Indonesia Airlines (GIA).Berdasarkan tingkat kesesuaian antara atribut-atribut variabel kualitaspelayanan(service quality)dengan kepuasan konsumen maka dapat disimpulkan bahwa variabel kualitaspelayanan yang terdiri dari 5 variabel, yaitu: tangibles, reliability, responsiveness,assurance, dan emphaty mempunyai kesesuaianterhadap kepuasanpelangganGaruda Indonesia Airlines dan dari kelima atribut kualitaspelayanan tersebut, atribut responsivenessmemiliki nilai tertinggiyaitu sebesar 17,13%.
IDE MEMASUKKAN KLAUSUL SOSIAL DALAM KESEPAKATAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN HAK-HAK BURUH Suprapti
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 6 No 2 (2013): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.226 KB)

Abstract

Permasalahan tentang klausul sosial dan lebih umum lagi mengenai integrasi standarstandar sosial dalam hubungan kerja, telah mengambil topik-topik baru dengan adanya kesimpulan persetujuan putaran Uruguay dalam rangka negosiasi GATT Multilateral. Liberalisasi dunia perdagangan dan melonjaknya persaingan internasional yang diakibatkan oleh persetujuan ini pada kenyataannya telah mengundang berbagai pendapat tentang perlunya tindakan-tindakan sosial. Pendapat tersebut mengatakan bahwa pada era deregulasi dari ekonomi globalisasi ini adalah satu keharusan untuk memberikan peraturan perdagangan internasional yang bisa menjamin dihormatinya (diindahkannya) hak-hak fundamental bagi manusia di lapangan kerja. Adanya peraturan-peraturan yang tidak mengindahkan hak-hak dasar buruh dan adanya tuntutan liberalisasi perdagangan telah mendorong negara-negara maju khususnya Amerika Serikat (AS) untuk mengkaitkan keduanya. Atas dasar pemikiran tersebut muncul ide memasukkan klausul sosial kedalam kesepakatan perdagangan multilateral (WTO) yang di ajukan oleh Internasional Confederation of Free Trade Organization disingkat ICFTU yaitu suatu organisasi internasional yang mengangkat isu perburuhan. Ide ini mendapat dukungan dari negara-negara maju terutama AS dan Perancis. ICFTU berpendapat bahwa klausul sosial merupakan standar-standar dasar internasional yang menunjukkan hak-hak dasar para pekerja. Pemasukan klausul sosial tersebut tidak merupakan penyamaan secara global mengenai upah minimum dan syarat-syarat kerja, melainkan hanya merupakan ikhtiar untuk melindungi hak-hak dasar buruh dalam era perdagangan bebas dimana pemerintah suatu negara dalam persaingan dagang memperoleh keuntungan melalui cara-cra yang menindas, mendiskriminasi dan mengeksploitasi hak-hak buruh. Ide memasukkan klausul sosial ke dalam persetujuan dagang tidak berjalan mulus karena mendapat penolakan Asia, bahkan oleh negara-negara Asia yang industri dan perdagangannya telah maju. Bagi negara-negara yang tidak sependapat dengan ide pemasukan klausul sosial ke dalam kesepakatan internasional berpendapat bahwa ide memasukkan kalusul sosial dilatar belakangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu dibalik klausul sosial tersebut yakni sebagai upaya untuk menetralisir keunggulan komparatif mereka dalam bentuk upah buruh yang relatif rendah. Mereka menentangnya sebagai bentuk proteksi terselubung sehingga meniadakan hasil perluasan akses pasar yang telah dicapai dengan susah payah melalui putaran Uruguay. Memasukkan kalusul sosial dalam kesepakatan perdagangan internasional (WTO) sebagai upaya perbaikan hak-hak buruh tidak akan efektif memperbaiki hak-hak buruh. Antara perdagangan bebas dengan hak-hak buruh merupakan dua kepentingan yang berbeda. Keduanya tidak dapat berjalan berdampingan. Dalam perdagangan, perinsip yang dianut adalah bagaimana mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan biaya produksi yang serendah-rendahnya . Buruh sebagai salah satu faktor produksi, termasuk yang menjadi penekanan biaya. Sedang dalam perinsip hak-hak buruh, bagaimana buruh mendapatkan hak-haknya secara layak sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan atas hak azasinya. Karena itu memasukkan klausul sosial kedalam kesepakatan perdagangan internasional hanya akan menguntungkan negara-negara pengusul (AS dan Uni Eropa) untuk memproteksi kepentingan ekonominya ketimbang untuk memperjuangkan hak-hak buruh
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN Vidyana Mandrawaty
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.324 KB)

Abstract

Karyawan di dalam organisasi perguruan tinggi merupakan kunci keberhasilan perguruan tinggi. Arah penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan di STTKD, sehingga dapat memberikan masukan bagi perguruan tinggi dalam merumuskan strategi sumber daya manusia. Variabel Independen dalam penelitian ini mencakup kepemimpinan (X1), Budaya organisasi (X2), dan variabel moderat, yaitu interaksi antara variable kepemimpinan dan budaya organisasi (X1*X2). Sedang variabel Dependen adalah kinerja (Y). Nilai korelasi berganda (R) sebesar 76,9% yang berarti bahwa hubungan antara Variabel Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi dengan Variabel Kinerja Karyawan adalah mempunyai hubungan yang erat.
KAJIAN PEMBENTUKAN HOLDING COMPANY PADA PT BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK Prasetyowati
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.294 KB)

Abstract

PT BMI, Tbk memiliki beberapa kegiatan sosial yaitu, Baitulmaal Muamalat (BMM), Muamalat Institut (MI), dan unit Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Pada dasarnya, PT BMI, Tbk ingin fokus dalam menjalani kegiatan perbankan sehingga kegiatan-kegiatan sosial ini dapat berjalan secara mandiri menjadi suatu perusahaan di luar kegiatan perbankan. Untuk tetap bertahan di pasar perbankan syariah, PT BMI, Tbk ingin mengembangkan bisnisnya dengan membuka institusi-institusi keuangan syariah yang dapat mendukung kegiatan operasional perbankan. Namun, keinginan tersebut terhambat oleh ijin Bank Indonesia (BI) yang melarang perbankan syariah untuk membuka bisnis keuangan syariah di luar kegiatan perbankan. Untuk itu, perlu ditinjau kembali adanya rencana pembentukan holdingcompany yang dapat menaungi PT BMI, Tbk beserta institusi syariah lainnya yang mendukung pengembangan perekonomian syariah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan obeservasi untuk mendapatkan data primer. Kemudian data sekunder diperoleh dari data internal obyek penelitian, literatur internet, hasil-hasil yang terkait, buku-buku, koran dan majalah. Berdasarkan hasil penelitian, PT BMI, Tbk beserta unit usahanya dapa t membentuk investment holding company dimana bentuk holding tersebut tidak melakukan kegiatan operasional dan hanya bertindak sebagai pemegang saham untuk melakukan investasi serta pengaturan portofolio investasi kepada SBU-SBU. Setelah holding company terbentuk, PT BMI, Tbk perlu melakukan spin off terhadap BMM, MI, dan DPLK sebagai unit usahanya agar menjadi entitas yang terpisah dan memiliki badan hukum sendiri.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM RUMAH TANGGA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MUDA Suprapti
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.915 KB)

Abstract

Pancasila dilihat dari sejarah kelahirannya merupakan nilai nilai luhur yang digali dari kehidupan bangsa Indonesia pada waktu itu yang penuh dengan kedamaian karena kekuatan nilainya. Karena itu dikatakan bahwa Pancasila merupakan cerminan dari jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai nilai yang kemudian terkristal menjadi sila sila Pancasila tersebut adalah percaya kepada Tuhan YME, menyayangi dan mencintai sesama, bersatu dalam perbedaan, kekeluargaan dan adil untuk semua. Begitu kuatnya Pancasila (baca nilai nilai Pancasila) memberi warna kehidupan yang penuh dengan kedamaian bagi seseorang, sehingga Pancasila lalu dijadikan sebagai sumber nilai bagi semua aspek kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Dalam menjalani hidup dan kehidupan disemua aspek kehidupan ekonomi politik hukum (perundang udangan) sosial budaya dan pertahanan keamanan senantiasa harus berdasarkan kepada Pancasila. Banyak pendapat menganggap bahwa “keluarga” (terdiri dari suami istri dan anak) adalah unit terpenting karena merupakan sumber pembentukan nilai, tempat utama dan pertama seoranganak memperoleh pendidikan dan kekuatan sosial penting di dalam masyarakat. Dalam keluargalah masyarakat memimpikan adanya kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan yang menjadi dasar bagi pembentukan sendi-sendi bermasyarakat dan bernegara. Karena menganggap keluarga sebagai unit sosial yang penting, maka berbagai konsep keluargapun diperkenalkan seperti “keluarga sejahtera”, “keluarga sakinah”, “keluarga bahagia” dan sebagainya. Bahkan kemudian Tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional. Konsep-konsep keluarga tersebut kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat terhadap pembentukan hukum keluargayaitu Undang Undang (UU) No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan maupun Instruksi Presiden No.1 tahun 1991tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang salah satu bagiannya mengatur tentang perkawinan. Tujuannya untuk mewujudkan keluarga atau rumah tangga yang sejahtera, bahagia atau sakinah. Akan tetapi jika dikaji lebih jauh bahwa sumber pembentukan nilai dan pendidikan sebenarnya sudah dimulai sejak terbentuknya rumah tangga dengan terjadinya perkawinan antara seorang pria dan wanita yang lalu menjadi keluarga. Perkawinan yang dilandaskan kepada prinsip prinsip dan tujuan perkawinan yang nilai nilainya diadopsi dari nilai nilai pancasila akan menghasilkan nilai nilai luhur dalam rumah tangga (keluarga) yang pada gilirannya nilai nilai itu akan membentuk karakter anak keturunannya ( baca : generasi muda) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi nilai nilai Pancasila dalam rumah tangga dan pengaruhnya terhadap pembentukan karakter generasi muda. Penelitian ini di latar belakangi oleh kenyataan yang didapatkan Penulis selama menjadi advokat dan dosen Pancasila, PKN yaitu tingginya tingkat perceraian dan terjadinya pergeseran nilai nilai dikalangan generasi muda.
HUBUNGAN TINGKAT PERTUMBUHAN EXCESS BAGGAGE CHARGE DENGAN PENDAPATAN PERUSAHAAN PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA RUTE DENPASAR-SINGAPURA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI DENPASAR BALI PERIODE BULAN JANUARI SAMPAI DENGAN BULAN MARET 2012 Septiyani Putri Astutik
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.184 KB)

Abstract

Pelayanan jasa transportasi udara meliputi tiga fase, yaitu pre flight, in flight, dan post flight service, termasuk di dalamnya adalah excess baggage yang merupakan salah satu pelayanan sebelum terbang (Pre flight service). Excess Baggage Charge adalah charge atau sejumlah uang yang harus dibayarkan penumpang kepada pihakpengangkut (carrier) untuk bagasi yang terkena excess. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pertumbuhan excess baggagee charge dengan pendapatan perusahaan pada Maskapai Garuda Indonesia rute Denpasar-Singapore di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Denpasar Bali periode Bulan Januari sampai dengan Bulan Maret 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pendapatan excess baggage charge dan data pendapatan perusahaan rute Denpasar-Singapore periode Bulan Januari sampai dengan Bulan Maret 2012. Analisis data dan pengujian hipotesis dilkukan dengan menggunakan analisis korelasi melalui program SPSS for windows releas 15,0.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara tingkat pertumbuhan excess baggage charge dengan pendapatan perusahaan pada Maskapai Garuda Indonesia rute Denpasar-Singapore di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Denpasar Bali, hal ini ditunjjukkan dengan hasil korelasi sebesar 0,581 dengan nilai signifikansi 0,004
PERBEDAAN JUMLAH PENUMPANG ANTARA MASKAPAI GARUDA INDONESIA DENGAN MASKAPAI CHINA SOUTHERN RUTE CGK-TPE DI BANDARA INTERNASIONALSOEKARNO-HATTACENGKARENG PERIODE BULAN APRIL 2014 SAMPAI DENGAN JUNI 2014 Linawati
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.225 KB)

Abstract

Persaingan antara perusahaan penerbangan pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan masing–masing perusahaan berusaha untuk menarik minat penumpang antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan yang prima agar Maskapai tersebut memiliki kepadatan penumpang yang maksimum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat jumlah penumpang antara Maskapai Garuda Indonesia dengan Maskapai China Southern rute CGK-TPE di Bandara Internasional Soekarno-Hatta cengkareng, selama 3 bulan yaitu dari Bulan April 2014 sampai dengan Bulan Juni 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat melalui pihak lain) . Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan persamaan uji t dua rata-rata untuk mengetahui perbedaan tingkat jumlah penumpang dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Triwulan II yaitu Bulan April 2014 sampai dengan Juni 2014 dengan total tingkat jumlah penumpang Maskapai Garuda Indonesia adalah sebesar 7.238 sedangkan Maskapai China Southern adalah 7.968 penumpang dengan tingkat perbandingan 1: 1,101. Secara keseluruhaan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yaitu bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat jumlah penumpang rute Internasional CGK-TPE antara Maskapai Garuda Indonesia dan China Southern.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PEMBUATAN PAS BANDARA DI PT ANGKASA PURA I (PERSERO) BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG PERIODE BULAN FEBRUARI SAMPAI DENGAN APRIL 2014 Soetomo Wisjnoe
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.19 KB)

Abstract

Dinas pelayanan bandara PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang adalah perusahaaan yang memberikan jasa pelayanan kebandarudaraan kepada pengguna jasa bandara. Dinas pelayanan bandara mempunyai fungsi memberikan pelayanan terhadap proses pembuatan PAS (tanda ijin masuk) bandara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingk at kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan proses pembuatan PAS (Tanda Izin Masuk) Bandara di Bandar Udara Internasional Ahmad YaniSemarang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakanpenyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner diberikan kepada 100 responden penelitian yang terdiri dari pegawai airlines, para pegawai On The Job Training (OJT), mahasiswa PKL, mahasiswa magang yang ada di PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang. Dari 100 redsponden yang telah diperiksa hanya 60 responden yang menjawab lengkap. Analisis data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan program Microsoft Excel2007 yaitu menggunakan rumus perhitungan uji t rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna jasa merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh Pegawai Angkasa Pura I. Jumlah perhitungan rata-rata dari 12 pertanyaan pada kuesioner mendapatkan nilai rata-rata 2,907 dan variansnya 1,945. Hasil uji t tabel menunjukkan bahwa t0 diperoleh hasil sebesar 2,589. Karena 2,589> 1,80(t tabel), yang artinya bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya bahwa kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan proses pembuatan pas bandara (tanda izin masuk) memuaskan.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERLAMBATAN AKIBAT AIRPORT FACILITIESTERHADAP TOTAL FLIGHT DEPART PESAWAT GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA PERIODE BULAN FEBRUARI SAMPAI DENGAN APRIL TAHUN 2014 Rahimudin
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 7 No 2 (2014): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.44 KB)

Abstract

Ketepatan waktu penerbangan baik itu saat keberangkatan maupun kedatangan pesawat, merupak an aspek yang sangat penting dari suatu perusahaan penerbangan di dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna jasa angkutan udara. Terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi keterlambatan penerbangan pada PT. Garuda Indonesia. Pertama adalah faktor internal yang berasal dari kondisi di dalam perusahaan, adalah faktor eksternal yang berasal dari kondisi diluar perusahaan, meliputi faktor ground handling yang terbagi 2 yaitu penyebab dapat diatasi (avoidaable factor) dan penyebab yang sulit diatasi (unavoidable factor) dan salah satunya adalah airport facilities. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari seberapa kuat hubungan antara keterlambatan akibat airport facilities terhadap total flight depart pesawat Garuda Indonesia di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta periode Bulan Februari sampai dengan April Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data rekap bulanan atau summary OTP (on time performance) report mountly PT. Garuda Indonesia stasion Cengkareng dari divisi Departure Control. Data ini selanjutnya diolah menggunakan program SPSS 15.0 dengan menggunakan analisis Korelasi. Hasil penelitian menjunjukan bahwa ada hubungan yang sangat lemah antara keterlambatan akibat airport facilities terhadap total flight depart pesawat Garuda Indonesia di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta periode Bulan Februari sampai dengan April Tahun 2014 dengan nilai korelasi sebesar 0,171.
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ANGKUTAN UDARA MENGENAI BAGASI HILANG PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUMARMO SOLO Sri Sutarwati; Surhanudin
Jurnal Manajemen Dirgantara Vol 8 No 2 (2015): Jurnal Manajemen Dirgantara, Desember 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.865 KB)

Abstract

Pelayanan dalam penerbangan pada umumnya meliputi pelayanan penumpang dan bagasi. Penanganan bagasi merupakan salah satu wujud dari pelayanan yang dilakukan perusahaan penerbangan yang harus ditangani secara baik dengan memperhatikan keamanan, ketepatan, ketelitian, kecepatan dan penanganan keluhan serta pemberian kompensasi apabila ada penumpang yang kehilangan atau mengalami kerusakan bagasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengajukan klaim jika terjadi kehilangan bagasi penumpang dan implementasi pemberian ganti rugi bagasi hilang sesuai PM No 77 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara Pada Maskapai Garuda Indonesia di Bandara Adisumarmo Solo.Responden dalam penelitian ini adalah Petugas Unit Lost and Found Maskapai Garuda Indonesia di Bandar Udara Adisumarmo Solo dan penumpang yang pernah mengalami kehilangan dan kerusakan bagasi pada Maskapai Garuda Indonesia.Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Wawancara dilakukan secara terstruktur kepada Petugas Unit Lost and Found Maskapai Garuda Indonesia di Bandara Adisumarmo Solo dan responden yang pernah mengalami kehilangan bagasi. Disamping itu juga melihat dokumen untuk mencatat data penumpang yang pernah mendapatkan ganti rugi serta besarnya ganti rugi karena kehilangan atau kerusakan bagasi.Untuk menganalisis data digunakan metode deskriptif kualitatif dengan metode berpikir deduktif.

Page 6 of 30 | Total Record : 295