cover
Contact Name
Asri Hidayat
Contact Email
asri.hidayat@kemdikbud.go.id
Phone
+628114118474
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan Jl. Sultan Alauddin Km. 7 Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya
ISSN : 19073038     EISSN : 25022229     DOI : https://doi.org/10.36869/wjsb
Core Subject : Social,
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya is an open access, a peer-reviewed journal published by Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan. We publish original research papers, review articles and case studies on the latest research and developments in the field of : oral tradition; manuscript; customs; rite; traditional knowledge; traditional technology; art; language; folk games; traditional sports; and history. Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya is published twice a year and uses double-blind peer review. All submitted articles should report original, previously unpublished research results, experimental or theoretical that are not published and under consideration for publication elsewhere. The publication of submitted manuscripts is subject to peer review, and both general and technical aspects of the submitted paper are reviewed before publication. Manuscripts should follow the style of the journal and are subject to both review and editing. Submissions should be made online via Pangadereng journal submission site. Accepted papers will be available on line and will not be charged a publication fee. This journal is published by Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan Direktorat jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan Dan Pendidikan.
Articles 170 Documents
SEMANA SANTA, TRADISI PASKAH UMAT KATOLIK DI LARANTUKA, FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR Mulyati, Mulyati
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.461 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v10i2.6

Abstract

Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka. Artikel ini akan membahas beberapa hal penting terkait dengan Semana Santa, yaitu sejarah perayaan Semana Santa di Larantuka, garis besar pekan Semana Santa dan ritus- ritusnya, serta tempat-tempat kerohanian di Larantuka yang berkaitan dengan Semana Santa, dengan terlebih dahulu menyinggung sedikit tentang Kabupaten Flores Timur. Selanjutnya, artikel ini akan berusaha untuk memberikan penafsiran mengenai proses inkulturasi budaya dalam peristiwa tersebut. Adapun penelitian ini menggunakan teknik analisa kualitatif, yaitu analisa yang didasarkan pada hubungan sebab-akibat dari fenomena historis pada cakupan waktu dan tempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semana Santa merupakan kebanggaan bagi umat Katolik secara keseluruhan di Larantuka. Prosesi Semana Santa di Larantuka telah mengalami inkulturasi antara kepercayaan masyarakat lokal, ajaran gereja, dan tradisi yang dibawa oleh Portugis. Meskipun demikian, perubahan yang muncul tidak dipermasalahkan, tetapi justru dianggap sebagai hal yang memperkaya tradisi Semana Santa itu sendiri.
KECANDUAN ONLINE ANAK USIA DINI Junida, Dwi Surti
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.247 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v10i1.39

Abstract

Dalam tulisan ini, peneliti menggali lebih mendalam tentang tata cara mendidik anak usia dini di era digital. Bagaimana agen pendidik, seperti keluarga, mampu meyaring budaya online dalam membentuk nilai-nilai positif saat mengakses internet? Kenapa harus di usia dini? Di usia dini secara alami akan terbentuk karakter manusia untuk menghadapi tantangan hidup ke depan, sehingga seorang anak sudah siap menghadapi berbagai tantangan dunia ketika mulai dewasa. Peneliti menggunakan metode observasi partisipan dengan ikut terlibat dalam aktifitas bermain dengan informan, yaitu anak-anak usia dini; dan menggunakan wawancara mendalam kepada seorang ibu yang anaknya dekat dengan gadget. Berdasarkan hasil penelitian, telah ditemukan beberapa kasus yang berbeda dari tiap kecanduan internet di kalangan anak usia dini dalam membentuk budaya online. Kasus pertama menimbulkan masalah psikologi seorang anak yang temperamental ke orang lain/teman-teman bermainnya, sedangkan kasus anak kedua justru sebaliknya. Sikap anak pada kasus kedua lebih menutup diri dari orang di sekitarnya dan kurang percaya diri karena tidak terbiasa bersosialisasi dengan orang lain/lingkungannya. Di kasus terakhir, anak mengalami gangguan kesehatan mata karena keseringan mengakses smartphone. Selain itu, peneliti memaparkan pula upaya orang tua mereka dalam menyaring dampak negatif penggunaan internet bagi anaknya.
PELABUHAN LEPPE’E (1990-2001) Rusli, Rismawidiawati
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.429 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v9i1.30

Abstract

Pelabuhan Leppe’E Bulukumba terus dibenahi dan dimodernisasi dalam upaya mendukung kelancaran arus barang dan kapal, serta menjadi pintu gerbang bagi Kabupaten Bulukumba. Keberadaan pelabuhan ini sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, mobilitas sosial, dan perdagangan. Pelabuhan ini mendukung pula visi Presiden RI, Joko Widodo, sebagai Poros Maritim Dunia. Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengurai perkembangan Pelabuhan Leppe’E Bulukumba sebagai satu di antara dua pelabuhan yang ada di Bulukumba. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (Field Research) dengan teknik sejarah lisan (Oral History). Data dikumpul dengan cara observasi ke lokasi penelitian, wawancara kepada penduduk sekitar pelabuhan atau tokoh-tokoh masyarakat yang mengetahui sejarah pelabuhan Leppe’E. Studi pustaka (Library Research) juga dilakukan untuk mendukung data lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Krisis Ekonomi 1998 menjadi penyebab menurunnya aktivitas di Pelabuhan Leppe’E ketika masyarakat dikejutkan dengan melambungnya harga-harga dan menurunnya daya beli. Letak geografis Pelabuhan Leppe’E awalnya sangat strategis sebagai tempat transit, lalu beralih menjadi titik lemah sebagai jalur alternatif yang ditinggalkan. Adanya Pelabuhan Tanjung Bira yang lebih maju, baik fisik maupun fungsi, menjadi salah satu faktor beralihnya jalur-jalur kapal yang sering singgah di Pelabuhan Leppe’E sejak tahun 2001. Faktor lain adalah mahalnya biaya perawatan kapal mengakibatkan daya investasi pengusaha dalam perdagangan bongkar muat antarpulau menurun dan adanya praktik perdagangan illegal yang menyelundupkan barang dagangan melalui penyeberangan mobil-mobil yang diisi penuh dengan gas dan bahan bakar minyak. Faktor-faktor tersebut secara otomatis membuat aktifitas Pelabuhan Leppe’E semakin berkurang.
SISTEM PENGETAHUAN PELAYARAN DAN PENANGKAPAN IKAN PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN RANGAS, KABUPATEN MAJENE Ansaar, Ansaar
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.624 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v10i2.2

Abstract

Materi tulisan ini diambil dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan di Kelurahan Rangas, Kabupaten Majene. Tulisan ini selain bertujuan mendeskripsikan secara utuh mengenai sistem pengetahuan pelayaran pada masyarakat nelayan di Kelurahan Rangas, Kabupaten Majene, juga untuk mengetahui bagaimana sistem pengetahuan penangkapan ikan yang selama ini diterapkan oleh masyarakat nelayan di kelurahan tersebut. Penelitian ini bersifat deskriktif kualitatif. Informasi yang tersaji dalam tulisan ini terjaring melalui metode wawancara, pengamatan dan studi pustaka. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa para nelayan setempat dalam menjalankan aktifitas di laut, berpedoman pada sistem pengetahuan pelayaran yang dimilikinya, seperti pengetahuan tentang ombak, pengetahuan tentang keberadaan karang, pengetahuan yang terkait dengan perbintangan, pengetahuan tentang awan, pengetahuan tentang perhitungan bulan dan pengetahuan yang terkait dengan ilmu gaib. Demikian pula dalam hal proses penangkapan ikan, mereka pun memiliki berbagai sistem pengetahuan lokal, seperti pengetahuan  mengemudikan perahu, pengetahuan tentang cara menurunkan alat tangkap dari perahu, pengetahuan tentang arah angin, pengetahuan tentang lokasi banyaknya ikan dan pengetahuan tentang resiko atau hambatan yang kemungkinan bisa dialami selama melaut dan cara menanggulanginya. Pengetahuan-pengetahuan lokal nelayan seperti yang telah diuraikan tersebut, merupakan suatu gambaran adanya kesinambungan di antara anggota masyarakat nelayan yang ada di Kelurahan Rangas.  
RITUAL PROSES KONSTRUKSI RUMAH TRADISIONAL BUGIS DI SULAWESI SELATAN Syarif, Syarif; Yudono, Ananto; Harisah, Afifah; Sir, Moh Muhsen
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2147.043 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v9i1.21

Abstract

Negara Indonesia sebagai negara agraris melahirkan keberagaman dan keseragaman budaya yang bersumber dari peradaban masyarakatnya. Fenomena ini menarik karena setiap etnik memiliki karakteristik tersendiri, termasuk perumahan dan pemukimannya yang dibangun secara gotong-royong dengan menggunakan bahanbahan lokal setempat. Peneliti akan mengamati proses konstruksi rumah tradisional Bugis berbasis ritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan mengenali proses rekonstruksi dan tata ritual sewaktu membangun atau mendirikan rumah tradisional Bugis. Penelitian ini dilaksanakan secara eksploratif dan bersifat deskriptif, yaitu menarasikan prosesi mendirikan bangunan yang syarat ritual dengan tahapan-tahapan konstruksi yang konvensional dan nalar cerdas yang dijiwai oleh nilai-nilai kearifan lokal. Sampel dipilih secara insidental, panrita bola dan panre bola adalah narasumber. Eksplorasi ini menggambarkan bahwa setiap tahapan konstruksi disertai tata ritual, yang bermakna sebagai pengharapan hidup yang berkecukupan, bahagia dan sehat bersama keluarga, dan terhindar dari bencana atau malapetaka yang mungkin terjadi.
EKSISTENSI RITUAL NELAYAN BAJO PADA ACARA PENURUNAN PERAHU BARU DI PETOAHA, KENDARI Saleh, Nur Alam
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.698 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v9i2.52

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan upacara ritual dalam menurunkan perahu baru pada masyarakat nelayan Bajo yang berdiam di Kelurahan Petoaha, Kecamatan Abeli, Kota Kendari. Bagi orang Bajo, laut dan perahu merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan karena keduanya telah menjadi satu pada saat orang Bajo mencari nafkah di laut. Oleh karena itu, upacara ritual tersebut dilakukan dalam upaya menjaga keselamatan perahu dengan baik dalam mengakses sumber daya laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan (observasi), wawancara, dan studi pustaka (data sekunder). Hasil penilitian menunjukkan bahwa sampai saat ini, orang Bajo masih melakukan aktivitas ritual upacara selamatan dalam rangka penurunan perahu baru sebagai bentuk penghormatan kepada penguasa di laut (Mbombongana Lao) agar mereka mendapatkan rezeki yang banyak, ketenangan, kedamaian, dan perlindungannya. Bahan-bahan yang disajikan dalam upacara tersebut mempunyai makna tersendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, upacara ritual menurunkan perahu sudah mengalami pergeseran dalam tata cara pelaksanaannya, sejumlah perlengkapan upacara yang harus disiapkan sebelumnya telah mengalami perubahan sekarang ini.
PELAYARAN NIAGA MANDAR PADA ABAD XX Amir, Muhammad
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.991 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v10i2.1

Abstract

Kajian ini bertujuan mengungkapkan dan menjelaskan berbagai hal menyangkut latar kesejarahan dan dinamika pelayaran niaga Mandar pada paruh pertama abad ke-20. Kajian ini menggunakan metode sejarah, yang menjelaskan suatu persoalan berdasakan perspektif sejarah. Tahapanya terdiri atas heuristik, kritikm sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil kajian menunjukkan bahwa pelayaran dan perdagangan maritim orang Mandar meliputi seluruh wilayah Nusantara dan dikenal sebagai pelaut ulung. Mereka bukan hanya berperan penting dalam membangun jaringan maritim Nusantara, melainkan juga menghidupkan aktivitas pelabuhan dan penduduk yang terkait dengan perdagangan maritim. Juga menjadi penghubung atau mendekatkan pulau-pulau dan masyarakat yang terpisah-pisah di seluruh Nusantara. Oleh karena itu, orang Mandar berkontribusi penting dalam merajut integrasi Indonesia melalui tradisi bahari. Sebab untuk menjadi negara maritim diperlukan budaya bahari, dan para pelaut Mandar telah  memperkuat pondasi dalam membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia.
DRUMBLEK, KESENIAN BARANG BEKAS DARI SALATIGA UNTUK DUNIA Rohman, Fandy Aprianto
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.761 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v10i1.35

Abstract

Kesenian drumblek merupakan marching band tradisional yang berasal dari Kota Salatiga. Kesenian ini dipelopori oleh seorang seniman bernama Didik Subiantoro Masruri akibat keterbatasan biaya untuk membeli alat musik marching band dalam rangka memeriahkan acara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1986. Saat ini, drumblek diterima dengan baik oleh masyarakat Salatiga, bahkan semakin populer dan rutin ditampilkan dalam berbagai acara festival kesenian di Kota Salatiga. Dalam artikel ini dipaparkan mengenai perkembangan kesenian drumblek di Kota Salatiga hingga bentuk penyajiannya. Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian mengenai kesenian tradisional bagi masyarakat, khususnya di Salatiga.
EKSISTENSI DAN DINAMIKA PERTUNJUKAN MUSIK TRADISIONAL MANDAR DI KABUPATEN POLMAN SULAWESI BARAT Raodah, Raodah
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 2 (2019)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.64 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v10i2.8

Abstract

 Artikel ini mendeskripsikan tentang eksistensi musik tradisional Mandar, yang menguraikan tiga hal yaitu makna musik tradisional pada masa lalu, pertunjukan musik tradisional masa kini dan model pertunjukan musik tradisional Mandar. Penelitian ini menggunakan  metode kualitatif dan dianalisis dengan model interaktif. Teknik penggumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dipilih secara purposive meliputi: seniman legendaris, seniman muda dan tokoh masyarakat pemerhati musik tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Mandar telah mengenal musik tradisional sejak dahulu, musik tradisional  ada bersamaan dengan lahirnya petani Mandar. Alat musik tradisional Mandar yang masih eksis sampai sekarang dan hadir dalam berbagai pertunjukan di festival musik tradisional, seperti calong, gongga lima, keke, ganrang, dan kecapi Mandar. Model pertunjukan musik tradisional Mandar dilakukan dalam bentuk pertunjukan satu jenis alat musik (ansamble), pertunjukan berkolaborasi dengan alat musik tradisional Mandar atau dengan alat musik modern, dan  model pertunjukan musik tradisional sebagai pengiring tarian (tu’duq). Dalam perkembangannya pertunjukan musik tradisional Mandar mengalami kemajuan, diberbagai ajang festival. Pertunjukan musik tradisional Mandar berhasil meraih juara pada ditingkat lokal, nasional maupun internasional. Saat ini seniman muda Mandar mulai bangkit dengan mengeksplor permainan musik tradisional melalui media sosial dalam bentuk video youtube.
BERAS SEBAGAI KOMODITI UTAMA DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI MAKASSAR Sritimuryati, Sritimuryati
Walasuji : Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.24 KB) | DOI: 10.36869/wjsb.v9i1.26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterlibatan Kerajaan Gowa-Tallo dalam lintas perdagangan maritim sebagai pelabuhan transito. Runtuhnya Selat Malaka mengantarkan Kerajaan Gowa-Tallo sebagai kerajaan terbesar di wilayah timur Indonesia. Penelitian ini mengunakan metode penelitian sejarah, yaitu menelusuri dokumen-dokumen dan studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa komoditas utama kerajaan Gowa- Tallo adalah beras yang disuplai dari Maros dan Sumbawa untuk kemudian ditukarkan dengan rempah-rempah di Maluku. Sebelum mengenal sistem pembayaran dengan menggunakan uang, diterapkan sistem barter. Beras dan barang lainnya yang dibeli di pelabuhan bagian barat oleh pedagang Bugis-Makassar dijual secara barter dengan rempah-rempah. Penukaran secara barter ini didasarkan pada perbandingan kesatuan yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak.

Page 3 of 17 | Total Record : 170